8
pengusaha usaha kecil untuk bersaing dengan pengusaha kecil lainnya dalam memanfaatkan peluang.
Pasal 24
1 Menciptakan lapangan kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat 2 huruf d dilakukan dengan pengembangan usaha kecil yang bergerak di sektor
ekonomi. 2 Menciptakan lapangan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat 1 agar dapat
memberikan kontribusi terhadap peningkatan penyerapan tenaga kerja dan dapat menciptakan usaha-usaha kecil yang baru.
Pasal 25
1 Mendorong adanya industri kreatif yang berorientasi pada kualitas ekspor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat 2 huruf g yaitu mendorong usaha
kecil dengan mengandalkan kreativitas manusia dan budaya yang dapat mensejahterakan masyarakat.
2 Mendorong adanya industri kreatif sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan dengan:
a. menempatkan pelaku usaha kecil sebagai titik sentral; b. mendorong terciptanya sumber daya manusia yang mampu bersaing dengan
kualitas yang dapat diandalkan. 3 Industri kreativitas sebagaimana dimaksud pada ayat 1 terdiri dari:
a. penyediaan produk kreatif langsung kepada pelanggan; b. pendukung penciptaan nilai kreatif pada sektor lain yang secara tidak
langsung berhubungan dengan pelanggan. 4 Produk kreatif sebagaimana dimaksud pada ayat 3 huruf a mempunyai ciri-ciri
usahanya: a. siklus hidup yang singkat;
b. risiko tinggi;
c. margin yang tinggi, keanekaragaman tinggi; d. persaingan tinggi; dan
e. mudah ditiru.
BAB VIII KEMITRAAN
Pasal 26
Kemitraan adalah kerjasama usaha antara usbaha kecil dengan usaha menengah danatau usaha Besar disertai pembinaan dan pengembangan oleh Usaha
Menengah atau Usaha Besar dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan.
Pasal 27
Kemitraan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 dilakukan dengan: a. mewujudkan kemitraan antara usaha kecil dengan usaha menengah dan usaha
besar; b. mencegah terjadinya ha-hal yang merugikan usaha kecil dalam pelaksanaan
transaksi usaha dengan usaha menengah dan usaha besar; c. mengembangkan kerjasama untuk meningkatkan posisi tawar bargaining
position yang seimbang; d. mencegah pembentukan struktur pasar yang mengarah terjadinya persaingan
tidak sehat dalam bentuk monopoli, oligopoli dan monopsoni; e. mencegah terjadinya penguasaan pasar dan pemusatan usaha oleh orang
perseorangan atau kelompok tertentu yang merugikan usaha kecil.
9
BAB IX HAK DAN KEWAJIBAN MASYARAKAT
Pasal 28
1 Setiap orang berhak untuk: a. melakukan
kegiatan usaha;
b. memperoleh perlakukan yang sama dalam berusaha; c. memperoleh kenyamanan dan keamanan dalam berusaha;
d. memperoleh fasilitasi dari pemerintah, pemerintah daerah danatau pihak swasta;
e. memperoleh advokasi dan perlindungan dalam menjalankan kegiatan usahanya.
2 Masyarakat dalam kegiatan usaha berkewajiban untuk: a. menjual barang atau jasa yang tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan dan norma susila; b. memperlakukan atau melayani konsumen dengan secara benar, jujur dan
tidak diskriminatif; c.
menjelaskan informasi yang benar dan jujur mengenai konsidi barang atau jasa yang dijualnya;
d. berperan aktif dalam mengembangkan usaha kecil.
BAB X PERAN DUNIA USAHA
Pasal 29
1 Setiap usaha menengah dan besar wajib memberikan kontribusi dalam pengembangan usaha kecil.
2 Kontribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan melalui program kemitraan yang dilandaskan pada prinsip saling menguntungkan.
3 Ketentuan lebih lanjut mengenai peran dunia usaha diatur dalam Peraturan
Walikota. BAB X
INSENTIF Pasal 30
1 Insentif diberikan bagi usaha menengah danatau usaha besar yang telah memberikan kontribusi dalam pengembangan usaha kecil selain kewajiban-
kewajiban lainnya yang diatur dalam peraturan perundang-undangan. 2
Insentif sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat berupa: a. keringanan
pajak; b. pemberian kemudahan akses pada pasar dan pendanaan;
c. kemudahan perizinan;
d. hal-hal lain yang dapat memberikan keuntungan ekonomi bagi pelaku usaha.
3 Ketentuan lebih lanjut mengenai insentif diatur dalam Peraturan Walikota.
BAB XI LARANGAN