Kriteria Usaha Kecil Perlindungan

85 h. mengadakan dan menyebarluaskan informasi mengenai pasar, sumber pembiayaan, penjaminan, teknologi, desain, dan mutu. i. membangun kemitraan yang saling menguntungkan antara usaha kecil, usaha menengah dan usaha besar.

2. Tugas dan wewenang pemerintahan

Tugas dan wewenang Pemerintah Daerah dalam pengelolaan usaha kecil adalah: a. merumuskan kebijakan operasional dalam merencanakan pengelolaan usaha kecil b. melakukan upaya perlindungan, pembinaan, pemberdayaan, dan pengembangan usaha kecil agar mampu menjadi pelaku usaha yang handal dan terpercaya; c. memajukan usaha kecil agar dapat bersaing dalam mekanisme pasar; d. melaksanakan pembinaan dan pengembangan kelembagaan dan ketatalaksanaan usaha kecil; e. melaksanakan fasilitasi dan kemudahan pendanaan bagi usaha kecil; f. membantu dan membuka akses pemasaran hasil produk usaha kecil; g. menyelenggarakan peningkatan dan pengembangan kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia usaha kecil; h. mendorong dan memperkuat potensi usaha kecil dalam upaya menumbuhkan perekonomian daerah; i. mendorong terciptanya usaha-usaha kecil yang baru yang dilandasi oleh profesionalitas dan berwatak wirausahawan yang handal; j. melaksanakan evaluasi program dan pelaporan hasil-hasil pembinaan dan pengembangan usaha Kecil.

3. Kriteria Usaha Kecil

Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut: a. memiliki modal paling besar Rp. 200.000.000,- dua ratus juta rupiah; b. memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- satu miliar rupiah; c. milik Warga Negara Indonesia; 86 d. berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar; dan e. berbentuk usaha orang perorangan danatau badan usaha.

4. Perlindungan

Perlindungan terhadap usaha kecil dilakukan melalui kebijakan: a. menciptakan iklim usaha yang kondusif b. mengembangkan semangat kewirausahaan bagi masyarakat; c. menentukan peruntukan tempat kegiatan usaha sesuai dengan tata ruang; d. membuka dan mempermudah pada akses pendanaan; e. menjamin ketersediaan bahan baku yang terjangkau; f. meningkatkan kualitas dan daya saing produk usaha kecil terhadap barang impor; g. mengembangkan dan memperluas akses pasar danatau pengguna jasa melalui promosi dan pengembangan jejaring; h. mempertahankan dan mencadangkan bidang dan jenis kegiatan yang memiliki kekhususan proses, bersifat padat karya, serta mempunyai nilai seni budaya yang bersifat khusus dan turun temurun. Kebijakan menciptakan iklim usaha yang kondusif dilakukan dengan: a. menciptakan ketentraman dan keamanan dalam berusaha; b. penyederhanaan dan kepastian proses perizinan;dan c. keringanan pajak. Kebijakan mengembangkan semangat kewirausahaan bagi masyarakat dilakukan dengan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan mengenai modal, pasar, manajemen usaha, teknologi dan informasi kepada masyarakat. Kebijakan menentukan peruntukan tempat kegiatan usaha sesuai dengan tata ruang dilakukan dengan: a. menentukan lokasi usaha sesuai rencana tata ruang wilayah; b. memudahkan terjadinya transaksi antara pembeli dan penjual; c. melakukan dan mendorong kemitraan dengan penyedia lokasi. 87 Kebijakan membuka dan mempermudah pada akses pendanaan dilakukan melalui: a. kemitraan dan pendampingan dengan pihak penyedia dana; b. mengembangkan pola bapak asuh antara usaha kecil dengan usaha menengah dan besar; c. mengembangkan sistem pinjaman tanpa jaminan. Kebijakan menjamin ketersediaan bahan baku yang terjangkau dilakukan dengan: a. mengatur tata niaga agar pengusaha kecil dapat memperoleh bahan baku dengan mudah; b. upaya menghubungkan penyedia bahan baku dengan produsen; c. memperkuat posisi tawar terhadap penyedia bahan baku melalui pembentukan asosiasi pengusaha kecil yang sejenis. Kebijakan meningkatkan kualitas dan daya saing produk dilakukan melalui pendampingan, pelatihan, pengembangan teknologi produksi, pembinaan terhadap aspek manajerial, pembaharuan teknologi yang dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas. Kebijakan mengembangkan dan memperluas akses pasar danatau pengguna jasa melalui promosi dan pengembangan jejaring dilakukan dengan: a. membantu promosi, membuka pameran, menghubungkan dengan pihak penyalur atau pembeli; b. membangun kemitraan dengan usaha menengah dan usaha besar. Instansi yang bertugas di bidang perlindungan adalah satuan kerja perangkat daerah Kota Bandung yang tugas dan fungsinya terkait dengan pengelolaan usaha kecil dan menengah, tata ruang, dan perekonomian.

5. Pembinaan