12
lingkungan fisik dimana terjadi interaksi manusia dengan objek tempatnya bekerja seperti manusia dengan mesin maupun sarana yang
menunjang lainnya. Kedua lingkungan sosial, merupakan hubungan interaksi antar individu baik dalam perusahaan atau organisasi tersebut
maupun masyarakat tempat dimana perusahaan atau organisasi itu berada. Ketiga, budaya organisasi yang merupakan sistem yang dianut
oleh suatu organisasi atau perusahaan yang membedakan suatu organisasi dengan organisasi lainnya Noyes, 2003.
Ketika seseorang menjalani pekerjaannya, mereka dihadapkan pada tantangan bekerja. Tantangan bekerja merupakan suatu hal atau
objek yang menggugahkan tekad untuk meningkatkan kemampuan mengatasi masalah dalam menjalankan pekerjaan Schultz, 2010.
Terdapat berbagai macam reaksi terhadap tantangan bekerja. Reaksi tersebut dibagi menjadi dua, yaitu reaksi positif dan reaksi negatif
Wattimena, 1995.
a. Reaksi positif
Reaksi positif merupakan suatu bentuk respon positif terhadap situasi yang dialami, respon tersebut berupa:
1 Mengerahkan tenaga yang lebih besar
Pekerja yang sedang menghadapi masalah atau gagal di lapangan pekerjaanya akan mengerahkan tenaga yang lebih
besar untuk mengatasinya. Ia mungkin akan dapat mengatasi
13
kesukarannya dengan cara sehingga bekerja lebih keras dan giat.
2 Berpikir
Bagaimana suatu tantangan yang ditemui memaksa pekerja untuk berpikir mencari cara menghadapi persoalan
tersebut. Seseorang akan melihat persoalan dari berbagai sisi dan kemudian membahasnya dari sisi tersebut.
3 Kompensasi
Tidak hanya dapat mengatasi tantangan dengan mengerahkan tenaga yang lebih besar, akan tetapi pekerja
juga mengalami keberhasilan di lapangan pekerjaannya berkat kegigihannya. Seorang pekerja akan sangat mungkin
mendapatkan promosi atau dinilai baik di tempatnya bekerja.
b. Reaksi negatif
Reaksi negatif, merupakan respon negatif terhadap tantangan yang muncul ketika bekerja. Respon tersebut yaitu:
1 Kecewa dan tidak berusaha lagi
Berawal dari
rasa kecewa,
seorang pekerja
menunjukkan sikap dan respon yang pasif, merasa tidak mampu menghadapi tantangannya dan menerima nasibnya.
14
2 Regresi
Regresi merupakan perilaku yang kembali ke pola reaksi atau tingkat perkembangan yang sebelumnya atau
primitif. Dalam hal ini apa bila seseorang memperlihatkan tingkah laku yang lebih rendah tarafnya akibat suatu ketidak
mampuan menghadapi kejadian, peristiwa yang dialami atau mengalami kegagalan. Misalnya seperti kekanak-kanakan,
ingin dikasihani, infantil dan perilaku yang tidak sesuai dengan tingkat usianya.
3 Verdrangung
Istilah ini dirintis oleh Freud. Verdrangung adalah suatu proses, dimana kebutuhan ditekan oleh kebutuhan yang
lain. Secara tidak sadar, kebutuhan yang ditekan akan mempengaruhi pribadi yang bersangkutan. Pengaruh tersebut
akan tampak dalam berbagai tingkah laku yang menyimpang. Dalam situasi bekerja, verdrangung ini mungkin
tampak bila menghadapi suatu kondisi yang sangat sulit. Pada awalnya pekerja menunjukkan kebutuhan untuk
menyelesaikan pekerjaannya, tetapi kebutuhan ini tidak dapat terpenuhi karena keterbatasannya. Pada akhirnya akan
memunculkan kebutuhan baru seperti ingin melarikan diri dari tugasnya, seperti: tidak datang ke kantor, sakit dan lain-
lain.
15
4 Autisme
Pekerja yang mengalami frustasi dapat mengundurkan diri dari dunia ciptaannya sendiri, yang tidak sesuai dengan
dunia riil. Dalam dunia tersebut, ia dapat mengadakan berbagai angan-angan, mengemukakan pendapat-pendapat
yang tidak sesuai dengan realita. Akibatnya, dapat mengembangkan suatu pandangan yang salah terhadap
sekelilingnya. 5
Agresi Agresi merupakan suatu sikap yang menyerang, yang
dapat diperlihatkan seseorang ketika mengalami tekanan. Sikap ini dapat diperlihatkan pada benda, situasi atau
manusia atau apapun yang menjadi sumber tekanannya. Pada hakekatnya kebutuhan ini butuh disalurkan, terkadang tidak
disalurkan dengan tepat. Misalnya, pegawai yang gagal akan melampiaskannya pada istri atau anaknya. Manajer yang
gagal dapat bersikap agresif terhadap bawahannya. 6
Rasionalisasi dan Proyeksi Rasionalisasi adalah suatu cara untuk mengemukakan
sebab untuk kegagalan yang dialami, yang tidak berpegang pada
kenyataan. Bagaimana
sebab semacam
ini dikemukakan, dapat berdasarkan suatu proyeksi.
16
Seorang pekerja yang tidak berhasil di lapangan kerjanya dapat mengadakan berbagai rasionalisasi untuk
memberi semacam pertanggungjawaban untuk kegagalannya. Rasionalisasi
dapat merupakan
suatu cara
untuk membenarkan suatu tingkah laku. Misalnya, seorang pegawai
yang mengatakan bahwa ia tidak giat bekerja karena pekerjaannya
terlampau rendah
bagi dirinya
yang berpendidikan tinggi.
7 Berpindah kerja
Berpindah kerja merupakan suatu reaksi yang terjadi ketika pekerja tersebut telah lelah berusaha, merasa usahanya
sia-sia, merasa tidak nyaman sehingga memutuskan untuk mencari pekerjaan lain dimana ia dapat lebih berhasil.
c. Inferioritas dan Superioritas