21
kecelakaan kerja, sehingga penting seorang pekerja memiliki kualitas fisik yang baik Schultz, 2010.
f. Semangat kerja
Semangat kerja dianggap sebagai keadaan psikologis yang baik bila semangat kerja tersebut menimbulkan kesenangan yang
mendorong seseorang untuk bekerja dengan giat dan konsekuen dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Apabila merasa bergairah,
bahagia, optimis maka kondisi tersebut menggambarkan seseorang dengan semangat kerja yang tinggi Schultz, 2010.
g. Kedisiplinan kerja
Disiplin kerja merupakan sikap dan prilaku yang didorong dengan adanya kontrol diri yang kuat. Dalam hal ini, merujuk pada
sikap dan perilaku yang menunjukkan ketaatan karyawan terhadap peraturan organisasi. Sikap dan prilaku kerja ditandai dengan
berbagai inisiatif, kemauan dan kehendak untuk mentaati peraturan Schultz, 2010.
C. Kondisi Penyandang Disabilitas Tubuh
1. Keterbatasan Aktivitas
Disabilitas tubuh adalah seseorang yang mengalami kesulitan mengoptimalkan fungsi anggota tubuh sebagai akibat dari luka,
penyakit dan pertumbuhan yang tidak sempurna, baik terjadi saat didalam kandungan maupun setelah kelahiran karena peristiwa-
22
peristiwa tertentu seperti kecelakaan. Penyakit dan pertumbuhan yang tidak sempurna, seperti kelainan, kelumpuhan pada tulang danatau
sendi anggota gerak, tidak lengkapnya anggota atas atau bawah, sehingga mengakibatkan penurunan kemampuan untuk melakukan
gerakan-gerakan tubuh tertentu Efendi, 2006; Hikmawati Rusmiyati, 2011;Widjopranoto, 2004. WHO dalam Wirawan, 2007
menjelaskan bahwa definisi kecacatan tidak hanya terbatas pada bagian fisik, melainkan ketidak berfungsiannya penyandang disabilitas
tubuh layaknya orang normal. Wirawan 2007, menjelaskan konsep penyandang disabilitas
tubuh yaitu, impairment, disability dan handicap. Impairment merupakan kondisi sementara atau permanen dari abnormalitas
struktur tubuh atau fungsi, baik fungsi fisiologis maupun psikologis. Disability, merupakan keterbatasan atau kondisi berkurangnya
suatu kemampuan untuk melakukan aktivitas secara layak sebagai akibat dari kondisi impairment. Akibat dari abnormalitas pada
sebagian atau semua anggota tubuh tertentu, menyebabkan seseorang mengalami kesulitan untuk melakukan aktifitas manusia normal,
seperti : kesulitan bergerak, naik tangga, mandi, aktivitas kerja dan sebagainya.
Handicap merupakan hasil dari penurunan yang dialami individu akibat kedisabilitasannya karena mengalami impairment
ataupun disability, sehigga dapat membatasi atau mencegah
23
pemenuhan suatu atau beberapa peran tergantung pada usia, jenis kelamin, faktor sosial dan budaya. Selain itu, handicap merupakan
kondisi dimana seseorang kehilangan atau keterbatasan kesempatan yang dimiliki untuk berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat.
ICF The International Classification of Fuctioning, disability and health menjelaskan terdapat tiga level fungsi pada manusia untuk
dapat beraktivitas secara layak yaitu : a. fungsi tubuh body functions dan struktur structures, b. aktivitas activities, dan c. partisipasi
participation. Pada level fungsi tubuh body functions dan struktur structures penyandang disabilitas tubuh memiliki hambatan karena
tubuh mereka baik secara struktural memiliki kekurangan, sehingga secara fungsional mengalami keterbatasan. Pada level aktivitas
activities para penyandang disabilitas tubuh memiliki keterbatasan dalam mengeksekusi suatu aktivitas misalnya seperti berjalan.
Sedangkan pada level partisipasi participation, para penyandang disabilitas tubuh tidak leluasa saat berpartisipasi dalam berbagai situasi
kehidupan dalam Campen, 2007. Konsep dari disabilitas tubuh tersebut saling berkaitan. Dimulai
dari seseorang mengalami kondisi disabilitas tubuh baik sejak bawaan atau pasca kelahiran karena kecelakaan menyebabkan seseorang
mengalami abnormalitas pada bentuk tubuh dan penurunan fungsi anggota tubuh. Penurunan fungsi anggota tubuh tersebut menyebabkan
seseorang mengalami kesulitan atau keterbatasan dalam melakukan
24
aktivitas tertentu. Ketika seseorang mengalami kesulitan atau keterbatasan melakukan suatu aktivitas karena abnormalitas pada
bentuk tubuh dan penurunan fungsinya, membuat seseorang mengalami keterbatasan kesempatan untuk berpartisipasi secara
langsung dalam kegiatan peran dimasyarakat.
2. Kondisi Psikososial