19
2. Tenaga Kerja
Menutut Helmi, 1996 dalam dunia kerja, seorang pekerja dituntut untuk memiliki:
a. Memiliki tingkat kecerdasan
Tingkat kecerdasan seseorang dapat dilihat dari kecerdasan kognitif dan emosi. Kognitif seorang pekerja akan diukur melalui
tes intelegensia. Tingkat kecerdasan kognitif dianggap penting, karena memungkinkan untuk semakin tingginya kemungkinan
sukses seorang pekerja. Sementara tingkat kecerdasan emosi seseorang dinilai juga
sangat penting dimiliki seorang pekerja. Dalam bekerja kemampuan seseorang menangani beban kerja, stres, interaksi
sosial, pegendalian diri menjadi kunci sukses dalam bekerja Schultz, 2010.
b. Bakat
Bakat merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang tanpa perlu melakukan banyak latihan sebelumnya. Bakat juga
merupakan suatu kemampuan spesifik yang belum tentu dimiliki oleh orang lain. Dalam bekerja, seorang pekerja diharapkan untuk
dapat mengetahui dan dapat menempatkan bakatnya sesuai dengan pekerjaannya Schultz, 2010.
20
c. Sifat kepribadian
Berbagai aspek kepribadian dinilai memiliki hubungan pada performansi kerja dan kepuasan kerja. Misalnya, pekerja yang
memiliki sifat terbuka terhadap pengalaman baru lebih disukai untuk menempati posisi tinggi daripada mereka yang tertutup. Sifat
empaty dan nurturance merupakan sifat penting untuk seorang konselor Schultz, 2010.
d. Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan dapat membantu seorang pekerja untuk lebih cepat mendapatkan promosi atau peningkatan karir. Pekerja
yang memiliki latar belakang pendidikan yang baik, lebih berhasil dan lebih cepat berkembang dari pada mereka yang tidak memiliki
latar belakang pendidikan yang baik Schultz, 2010. e.
Kualitas fisik Kondisi fisik yang sehat merupakan salah satu hal penting
yang harus dimiliki oleh seorang tenaga kerja. Beberapa penelitian menyebutkan terdapat korelasi antara kesehatan fisik dengan
kecelakaan kerja. Pekerja dengan kualitas kesehatan yang kurang baik sangat beresiko untuk mengalami kecelakaan kerja sehingga
dapat mengganggu produktivitas. Dalam bekerja seorang pekerja akan mengalami berbagai
aktivitas yang melelahkan sehingga dapat memunculkan kelelahan. Kelelahan
tersebut merupakan
faktor pencetus
tingginya
21
kecelakaan kerja, sehingga penting seorang pekerja memiliki kualitas fisik yang baik Schultz, 2010.
f. Semangat kerja
Semangat kerja dianggap sebagai keadaan psikologis yang baik bila semangat kerja tersebut menimbulkan kesenangan yang
mendorong seseorang untuk bekerja dengan giat dan konsekuen dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Apabila merasa bergairah,
bahagia, optimis maka kondisi tersebut menggambarkan seseorang dengan semangat kerja yang tinggi Schultz, 2010.
g. Kedisiplinan kerja
Disiplin kerja merupakan sikap dan prilaku yang didorong dengan adanya kontrol diri yang kuat. Dalam hal ini, merujuk pada
sikap dan perilaku yang menunjukkan ketaatan karyawan terhadap peraturan organisasi. Sikap dan prilaku kerja ditandai dengan
berbagai inisiatif, kemauan dan kehendak untuk mentaati peraturan Schultz, 2010.
C. Kondisi Penyandang Disabilitas Tubuh
1. Keterbatasan Aktivitas
Disabilitas tubuh adalah seseorang yang mengalami kesulitan mengoptimalkan fungsi anggota tubuh sebagai akibat dari luka,
penyakit dan pertumbuhan yang tidak sempurna, baik terjadi saat didalam kandungan maupun setelah kelahiran karena peristiwa-