68 lingkungan  sekitar.  Peneliti  juga  akan  mengumpulkan  beberapa  data
menggunakan  kuesioner  analisis  kebutuhan  yang  diberikan  kepada  guru  dan siswa.  Kuesioner  analisis  kebutuhan  digunakan  untuk  bahan  pertimbangan  bagi
peneliti  dalam  pembuatan  desain  media  pembelajaran  agar  dapat  membantu mengatasi  permasalahan  yang  ada.  Berikut  ini  adalah  penjelasan  mengenai
identifikasi masalah dan analisis kebutuhan.
4.1.1.1 Identifikasi Masalah
Pada  tahap  ini  peneliti  melakukan  identifikasi  masalah  terkait  dengan kesulitan belajar  yang dialami  oleh siswa dengan menggunakan teknik observasi
dan  wawancara.  Hasil  dari  observasi  dan  wawancara  kemudian  dianalisis menggunakan triangulasi data.
1 Observasi
Peneliti melakukan observasi pada pembelajaran IPA di kelas III. Observasi dilakukan untuk  mengetahui kesulitan belajar  yang dialami siswa,  cara  mengajar
guru,  ketersediaan  dan  penggunaan  media  pembelajaran  di  kelas.  Kisi-kisi pedoman observasi dapat dilihat melalui tabel 3.2 halaman 48. Pedoman observasi
harus  divalidasi  terlebih  dahulu  oleh  dua  validator,  validator  satu  yaitu  ahli pembelajaran IPA dan validator dua yaitu ahli pembelajaran Montessori. Validasi
yang  dilakukan  merupakan  validasi  konstruk  yang  berarti  melihat  kesesuaian instrumen  yang  digunakan  dengan  teori-teori  yang  ada.  Berikut  ini  adalah  hasil
validasi terhadap pedoman observasi yang dapat dilihat melalui tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Validasi Pedoman Observasi oleh Ahli
Validator No. Item
Total Rerata
1 2
3 4
5 6
7 8
1
4 4
3 4
4 4
4 4
31 3,88
2
4 4
4 3
4 4
4 4
31 3,88
Rerata 31
3,88
69 Berdasarkan  hasil  validasi  pedoman  observasi  oleh  ahli  pada  tabel  4.1
tersebut,  didapatkan  rerata  skor  sebesar  4.  Jika  dibandingkan  dengan  tabel  3.18 halaman  64,  rerata  itu  memiliki  skor  lebih  dari  2,50  yang  berarti  termasuk  ke
dalam kategori sangat baik sehingga instrumen dinyatakan valid dan layak untuk digunakan.  Lembar  hasil  validasi  pedoman  observasi  dapat  dilihat  melalui
lampiran  1.1  halaman  134.  Para  ahli  sama  sekali  tidak  memberikan  komentar terhadap  pedoman  observasi  sehingga  peneliti  tidak  akan  melakukan  revisi.
Selanjutnya, peneliti melakukan observasi pada pembelajaran IPA kelas III di SD 1  Padokan  menggunakan  pedoman  observasi  yang  sudah  divalidasi  oleh  ahli.
Observasi  dilakukan  oleh  peneliti  pada  tanggal  26  Agustus  2016.  Lembar  hasil observasi dapat dilihat melalui lampiran 1.2 halaman 138 atau melalui tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil Observasi Pembelajaran IPA
Objek yang diamati Jawaban
Catatan
Ada media pembelajaran yang diletakkandi kelas untuk
pembelajaran IPA. Tidak
Tidak terdapat media pembelajaran. Media pembelajaran layak
untuk digunakan dalam pembelajaran.
Tidak Tidak terdapat media pembelajaran.
Guru menggunakan media pembelajaran untuk
menjelaskan materi pembelajaran IPA.
Tidak Guru  tidak  menggunakan  media  pembelajaran.
Guru  menggunakan  metode  ceramah  dan  tanya jawab.
Guru menjelaskan
materi dengan
menggunakan  pedoman  berupa  buku  cetak  dan meminta  siswa  untuk  membaca.  Setelah  selesai,
selanjutnya  guru  mendiktekan  materi  dan  siswa mencatatnya di buku tulis.
Guru menguasai cara menggunakan media
pembelajaran. Tidak
Guru tidak menggunakan media pembelajaran. Guru menjelaskan cara
penggunaan media pembelajaran IPA kepada
siswa. Tidak
Guru tidak menggunakan media pembelajaran.
Siswa dapat menggunakan media pembelajaran secara
mandiri. Tidak
Siswa  tidak  menggunakan  media  pembelajaran. Siswa  hanya  mendengarkan  penjelasan  guru  dan
kemudian mencatatnya di buku tulis. Siswa mengalami kesulitan
ketika mengikuti pembelajaran IPA di kelas.
Ya Banyak  siswa  yang  mengalami  kesulitan  karena
pada  saat  diberi  pertanyaan  oleh  guru,  siswa hanya terdiam dan menundukkan kepala.
Siswa mengalami kesulitan ketika mengerjakan soal IPA.
Ya Masih  ada  beberapa  siswa  yang  mengalami
kesulitan ketika mengerjakan soal yang diberikan
70
oleh  guru  karena  siswa  tersebut  belum  selesai mengerjakan  ketika  waktu  yang  diberikan  guru
sudah selesai
Berdasarkan  hasil  observasi  dapat  disimpulkan  bahwa  ketersediaan  media pembelajaran  IPA  masih  terbatas.  Peneliti  juga  tidak  melihat  adanya  media
pembelajaran di kelas, bahkan guru pun tidak menggunakan media pembelajaran ketika menjelaskan materi kepada siswa. Guru menggunakan metode ceramah dan
tanya  jawab  sampai  jam  pelajaran  berakhir.  Guru  juga  hanya  menggunakan pedoman yang berupa buku cetak dan meminta siswa untuk membacanya. Setelah
itu, guru menjelaskan dan mendiktekan materi yang kemudian dicatat oleh siswa di  buku  tulis.  Peneliti  juga  melakukan  observasi  tentang  kesulitan  yang  dialami
siswa  ketika  mengikuti  pembelajaran  IPA.  Masih  terdapat  beberapa  siswa  yang tidak  bisa  menjawab  dan  hanya  menundukkan  kepala  ketika  guru  memberikan
pertanyaan.  Kemudian  juga  terdapat  siswa  yang  mengalami  kesulitan  ketika mengerjakan  soal  yang  diberikan  oleh  guru  karena  pada  saat  jam  pembelajaran
telah berakhir, pekerjaannya masih  belum terselesaikan sepenuhnya. Maka dapat disimpulkan  bahwa  siswa  masih  mengalami  kesulitan  ketika  mengikuti
pembelajaran dan mengerjakan soal IPA.
2 Wawancara
Peneliti  melakukan  wawancara  kepada  kepala  sekolah,  guru  kelas  III,  dan dua siswa kelas III. Sebelum digunakan, pedoman wawancara divalidasi oleh tiga
validator,  validator  satu  yaitu  ahli  pembelajaran  IPA,  validator  dua  yaitu  ahli pembelajaran  Montessori,  dan  validator  tiga  yaitu  guru.  Uji  validitas  pada
pedoman wawancara menggunakan validitas konstruk. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71 Wawancara  yang  pertama  dilakukan  kepada  kepala  sekolah.  Rencana
wawancara  dengan  kepala  sekolah  dapat  dilihat  melalui  tabel  3.3  halaman  49 .
Pedoman  wawancara  kepada  kepala  sekolah  sudah  divalidasi  oleh  dua  validator, validator  satu  yaitu  ahli  pembelajaran  IPA  dan  validator  dua  yaitu  ahli
pembelajaran  Montessori.  Hasil  validasi  pedoman  wawancara  kepada  kepala sekolah dapat dilihat melalui tabel 4.3.
Tabel 4.3 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah
Validator No. Item
Total Rerata
1  2  3  4  5  6  7  8  9  10 11  12  13  14  15  16
1
4  4  4  4  4  3  4  4  4  4 4
4 4
4 4
4 63
3,94
2
4  4  4  4  4  3  4  4  4  4 4
4 4
4 4
4 63
3,94 Rerata
63 3,94
Berdasarkan  hasil  validasi  pedoman  wawancara  kepala  sekolah  oleh  ahli pada  tabel  4.3  tersebut,  didapatkan  rerata  skor  sebesar  3,94.  Jika  dibandingkan
dengan  tabel  3.18  halaman  64,  rerata  tersebut  memiliki  skor  lebih  dari  2,50 sehingga  termasuk  ke  dalam  kategori  sangat  baik.  Hal  itu  menunjukkan  bahwa
pedoman  wawancara  valid  dan  sudah  layak  untuk  digunakan.  Lembar  hasil validasi  pedoman  wawancara  kepala  sekolah  oleh  ahli  dapat  dilihat  melalui
lampiran  1.3  halaman  139.  Para  ahli  juga  memberikan  komentar  terhadap pedoman wawancara kepala sekolah yang dapat dilihat melalui tabel 4.4.
Tabel 4.4 Rekapitulasi Komentar Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah
No. Item Komentar Ahli
5 -
Tambahkan pertanyaan “bagaimana penyimpanan dan perawatannnya?”
Komentar  dari  para  ahli  tersebut  akan  menjadi  bahan  pertimbangan  bagi peneliti untuk melakukan revisi sebelum digunakan. Setelah pedoman wawancara
selesai  direvisi,  peneliti  melakukan  wawancara  kepada  Kepala  SD  1  Padokan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72 Wawancara  dilakukan  pada  tanggal  3  September  2016.  Transkrip  wawancara
dengan kepala sekolah dapat dilihat melalui lampiran 1.4 halaman 145. Berikut ini adalah  hasil  wawancara  dengan  kepala  sekolah  yang  dapat  dilihat  melalui  tabel
4.5. Tabel 4.5 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah
Topik Pertanyaan
No. Item
Hasil Wawancara
Informasi berkaitan dengan
sekolah 1, 2, 3
dan 4 Prestasi yang diraih siswa dalam bidang akademik yaitu juara
II  lomba  olimpiade  IPA  tingkat  UPT  dan  juara  harapan  I lomba  cerdas  cermat,  sedangkan  prestasi  yang  diraih  oleh
siswa dalam bidang non akademik yaitu juara II lomba pencak silat  tingkat  provinsi  dan  juara  II  lomba  drum  band  yang
diselenggarakan oleh UMY. Selanjutnya, hasil nilai UN dalam mata  pelajaran  IPA  masih  kurang  maksimal  karena  reratanya
cukup, yaitu 7. Hasil nilai UN yang paling baik adalah Bahasa Indonesia, selanjutnya IPA, dan yang terakhir Matematika.
Ketersediaan media
pembelajaran di sekolah
5, 6, 7, 8, dan 9
Media pembelajaran yang sudah tersedia di sekolah yaitu KIT IPA,  rangka  manusia,  dan  gambar-gambar  alat  indra.  Media
pembelajaran  disimpan  di  ruang  laboratorium  IPA,  namun perawatannya  masih  kurang  maksimal.  Sekolah  memperoleh
media  pembelajaran  melalui  hibah  Dana  Alokasi  Khusus DAK  dan  Dewan  Sekolah.  Selanjutnya,  guru  pernah
membuat dan menggunakan media pembelajaran berupa kartu bermain yang fungsinya untuk tanya jawab. Kemudian, faktor
yang
harus diperhatikan
dalam pengadaan
media pembelajaran  yaitu  kebutuhan  guru  dalam  menyampaikan
materi dan dana untuk melengkapi media pembelajaran. Penggunaan
media dalam pembelajaran IPA
10, 11, 12, 13,
dan 14 Dalam  pelaksanaan  pembelajaran  IPA  untuk  kelas  III  masih
kurang  maksimal  karena  guru  jarang  menggunakan  media pembelajaran
dalam menyampaikan
materi. Pada
kenyataannya,  siswa  lebih  merasa  senang,  mudah  memahami materi,  dan  antusias  mengikuti  pembelajaran  apabila  guru
menjelaskan materi menggunakan  media pembelajaran. Penelitian yang
pernah dilakukan di sekolah
berkaitan dengan media
pembelajaran 15 dan
16 Penelitian  terkait  dengan  media  pembelajaran  belum  pernah
dilakukan  di  SD  1  Padokan,  ini  merupakan  penelitian mengenai media pembelajaran yang pertama kalinya.
Wawancara  yang  kedua  dilakukan  kepada  guru  kelas  III.  Rencana wawancara  dengan  guru  dapat  dilihat  melalui  tabel  3.4  halaman  50.  Pedoman
wawancara  kepada  guru  juga  divalidasi  oleh  dua  validator,  validator  satu  yaitu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73 ahli  pembelajaran  IPA  dan  validator  dua  yaitu  ahli  pembelajaran  Montessori.
Hasil validasi pedoman wawancara kepada guru dapat dilihat melalui tabel 4.6. Tabel 4.6 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Guru
Valid ator
No. Item Total
Rerata 1  2  3  4  5  6  7  8  9  10  11  12  13  14  15  16  17  18
1 4  4  4  4  3  4  4  4  4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 71
3,94
2 4  4  4  4  3  4  4  3  3
4 4
4 4
4 4
4 4
4 69
3,83 Rerata
70 3,89
Berdasarkan hasil validasi pedoman wawancara kepala guru oleh ahli pada tabel 4.6 tersebut, didapatkan rerata skor sebesar 3,89. Jika dibandingkan dengan
tabel  3.18  halaman  64,  rerata  tersebut  memiliki  skor  lebih  dari  2,50  sehingga termasuk  ke  dalam  kategori  sangat  baik.  Hal  itu  menunjukkan  bahwa  pedoman
wawancara  valid  dan  sudah  layak  untuk  digunakan.  Lembar  hasil  validasi pedoman  wawancara  guru  oleh  ahli  dapat  dilihat  melalui  lampiran  1.5  halaman
147.  Para  ahli  juga  memberikan  komentar  terhadap  pedoman  wawancara  guru yang dapat dilihat melalui tabel 4.7.
Tabel 4.7 Rekapitulasi Komentar Validasi Pedoman Wawancara Guru
No. Item Komentar Ahli
5 -
Kata “apakah” lebih baik diganti menjadi “seberapa seringintensitasn
ya?”
Komentar  dari  para  ahli  tersebut  akan  menjadi  bahan  pertimbangan  bagi peneliti untuk melakukan revisi sebelum digunakan. Setelah pedoman wawancara
selesai  direvisi,  peneliti  melakukan  wawancara  kepada  guru  kelas  III  SD  1 Padokan.  Wawancara  dilakukan  pada  tanggal  3  September  2016.  Transkrip
wawancara dengan guru dapat dilihat melalui lampiran 1.6 halaman 151. Berikut ini adalah hasil wawancara dengan guru yang dapat dilihat melalui tabel 4.8.
74 Tabel 4.8 Hasil Wawancara dengan Guru
Topik Pertanyaan
No. Item
Hasil Wawancara
Ketersediaan media
pembelajaran di kelas
1, 2, dan 3
Media  pembelajaran  belum  tersedia  di  dalam  kelas  III. Terdapat media pembelajaran IPA tetapi seluruhnya disimpan
di  ruang  laboratorium  IPA.  Penggunaan  media  pembelajaran tergantung  jenis  media  pembelajaran  yang  digunakan,  tetapi
biasanya  dalam  satu  media  pembelajaran  digunakan  paling banyak oleh lima siswa.
Penggunaan media dalam
pembelajaran IPA 4, 5, 6, 7,
8, dan 9 Guru  sudah  pernah  menggunakan  media  dalam  pembelajaran
IPA.  Contoh  media  pembelajaran  yang  pernah  digunakan yaitu  mengamati  pertumbuhan  biji  kecambah  dan  kacang
panjang  secara  langsung.  Guru  sangat  jarang  menggunakan media  dalam  pembelajaran  IPA  karena  ada  beberapa  materi
yang  tidak  harus  menggunakan  media  pembelajaran. Sebenarnya penggunaan media dalam pembelajaran sangatlah
berpengaruh bagi  siswa dalam  memahami  materi.  Siswa juga akan lebih aktif karena rasa ingin tahunya yang besar terhadap
media  pembelajaran.  Melalui  salah  satu  contoh  media pembelajaran tersebut, siswa dapat mengetahui kesalahan dan
jawaban yang benar dari pengamatan pertumbuhan kecambah dan kacang tanah secara langsung.
Kesulitan yang dialami guru
dalam menyampaikan
materi pembelajaran IPA
10, 11, dan 12
Guru  mengalami  kesulitan  dalam  menyampaikan  materi pembelajaran  IPA  karena  materi  IPA  terlalu  banyak  dan
terdapat  istilah-istilah  yang  sulit  untuk  dipahami.  Salah  satu contoh  materi  yang  sulit  disampaikan  ke  siswa  adalah  materi
penggolongan  hewan  berdasarkan  penutup  tubuhnya,  karena ada  beberapa  siswa  yang  belum  pernah  melihat  dan  meraba
penutup  tubuh  pada  hewan.  Salah  satu  faktor  yang menyebabkan  siswa  mengalami  kesulitan  adalah  terlalu
banyak sumber yang harus dipahami.
Kesulitan belajar yang dialami
siswa dalam pembelajaran IPA
13, 14, 15 dan
16 Siswa  mengalami  kesulitan  dalam  materi  penggolongan
hewan  berdasarkan  penutup  tubuhnya  karena  siswa  belum pernah melihat dan meraba penutup tubuh pada hewan secara
langsung. Siswa dapat aktif apabila cara mengajar guru dinilai menarik.  Hasil  belajar  yang  dicapai  siswa  berbeda-beda
karena  sudah  ada  yang  mencapai  KKM  dan  juga  ada  yang belum.  Nilai  KKM  untuk  pembeajaran  IPA  adalah  75.  Siswa
yang mencapai KKM hanya sembilan dari 30 siswa.
Usaha yang dilakukan guru
untuk mengatasi kesulitan-
kesulitan tersebut 17 dan
18 Usaha yang dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan belajar
siswa  adalah  dengan  menggunakan  media  pembelajaran,  jika ada  siswa  yang  belum  jelas  maka  materinya  akan  diulang
kembali.  Tingkat  keberhasilannya  dapat  dilihat  dengan bertambahnya siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM.
Wawancara  yang  ketiga  dilakukan  kepada  dua  siswa  kelas  III.  Rencana wawancara  dengan  siswa  dapat  dilihat  melalui  tabel  3.5  halaman  51.  Pedoman
wawancara  kepada  siswa  juga  divalidasi  oleh  tiga  validator,  validator  satu  yaitu ahli  pembelajaran  IPA,validator  dua  yaitu  ahli  pembelajaran  Montessori,  dan
75 validator tiga  yaitu  guru. Hasil validasi pedoman wawancara kepada siswa dapat
dilihat melalui tabel 4.9. Tabel 4.9 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Siswa
Validator No. Item
Total Rerata
1  2  3  4  5  6  7  8  9  10 11
1 4  4  3  4  4  4  4  4  4
4 4
43 3,91
2 4  4  3  4  4  4  4  4  4
4 4
43 3,91
3 4  4  3  4  4  3  4  4  4
4 4
42 3,82
Rerata 42,66
3,88
Berdasarkan hasil validasi pedoman wawancara kepada siswa oleh ahli pada tabel 4.9 tersebut, didapatkan rerata skor sebesar 3,88. Jika dibandingkan dengan
tabel  3.18  halaman  64,  rerata  tersebut  memiliki  skor  lebih  dari  2,50  sehingga termasuk  ke  dalam  kategori  sangat  baik.  Hal  itu  menunjukkan  bahwa  pedoman
wawancara  valid  dan  sudah  layak  untuk  digunakan.  Lembar  hasil  validasi pedoman  wawancara  siswa  oleh  ahli  dapat  dilihat  melalui  lampiran  1.7  halaman
155.  Para  ahli  juga  memberikan  komentar  terhadap  pedoman  wawancara  siswa yang dapat dilihat melalui tabel 4.10.
Tabel 4.10 Rekapitulasi Komentar Validasi Pedoman Wawancara Siswa
No. Item Komentar Ahli
3 -
Tambahkan pertanyaan “seberapa seringintensitasnya?”
Komentar  dari  para  ahli  tersebut  akan  menjadi  bahan  pertimbangan  bagi peneliti untuk melakukan revisi sebelum digunakan. Setelah pedoman wawancara
selesai  direvisi,  peneliti  melakukan  wawancara  kepada  siswa  kelas  III  SD  1 Padokan.  Wawancara  dilakukan  pada  tanggal  3  September  2016.  Transkrip
wawancara dengan siswa dapat dilihat melalui lampiran 1.8 halaman 161. Berikut ini adalah hasil wawancara dengan siswa yang dapat dilihat melalui tabel 4.11.
76 Tabel 4.11 Hasil Wawancara dengan Siswa
Topik Pertanyaan
No. Item
Hasil Wawancara
Tanggapan terhadap
pembelajaran IPA yang selama ini
terjadi 1 dan 2
Pembelajaran  IPA  yang  dilakukan  selama  ini  sedikit menyenangkan dan menarik. Siswa juga merasa senang dalam
mengikuti  pembelajaran  IPA,  namun  ada  beberapa  materi yang  dianggap  sulit,  salah  satunya  materi  penggolongan
hewan.
Penggunaan media dalam
pembelajaran IPA 3, 4, 5, 6,
7, dan 8 Guru  sangat  jarang  menggunakan  media  pembelajaran  dalam
menjelaskan  materi  IPA.  Dalam  menjelaskan  materi penggolongan  hewan  sama  sekali  tidak  menggunakan  media
pembelajaran.  Salah  satu  contoh  media  pembelajaran  yang pernah  digunakan  guru  adalah  mengamati  pertumbuhan
kecambah  dan  kacang  tanah  secara  langsung.  Siswa  merasa senang  dan  tertarik  dengan  pembelajaran  IPA  jika
menggunakan  sebuah  media.  Dengan  demikian,  siswa  akan merasa  lebih  cepat  memahami  materi  yang  disampaikan  oleh
guru.
Kesulitan belajar yang dialami
siswa dalam pembelajaran IPA
9, 10, 11, dan 12
Siswa  mengalami  kesulitan  dalam  belajar  materi  IPA.  Materi yang  dirasa  sulit  oleh  siswa  salah  satunya  adalah
penggolongan  hewan.  Menurut  siswa,  materi  tersebut  sulit karena pada materi penggolongan hewan berdasarkan penutup
tubuhnya,  siswa  belum  pernah  melihat  dan  meraba  penutup tubuh hewan secara langsung. Cara guru membantu mengatasi
kesulitan siswa yaitu dengan menjelaskan ulang materi secara terperinci dan mendalam.
Berdasarkan  hasil  wawancara  dengan  ketiga  narasumber  tersebut,  peneliti menyimpulkan  bahwa  ketersediaan  dan  penggunaan  media  pembelajaran  IPA
masih  terbatas.  Hal  itu  dapat  dilihat  dari  jawaban  ketiga  narasumber  yang ditampilkan melalui bagan 4.1.
77 Berdasarkan  bagan  4.1  tersebut,  terlihat  bahwa  guru  dan  siswa  mengalami
kesulitan pada materi penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya. Materi tersebut  dirasa  sulit  karena  guru  tidak  meggunakan  media  dan  siswa  juga  belum
pernah melihat ataupun meraba penutup tubuh secara langsung. Sekolah memang sudah mempunyai media dalam pembelajaran IPA, namun dalam penggunaannya
masih  terbatas  dan  belum  dimaksimalkan.  Hal  tersebut  menjadi  permasalahan karena  pada  materi  penggolongan  hewan  berdasarkan  penutup  tubuhnya  dirasa
sulit,  sedangkan  dalam  ketersediaan  media  pembelajaran  dan  penggunaannya masih terbatas dan kurang dimaksimalkan.
Kepala Sekolah
Sekolah sudah memiliki media pembelajaran untuk
mata pelajaran IPA. Namun, dalam
penggunaan media pembelajaran masih dirasa
kurang maksimal karena guru sangat jarang
menggunakannya. Pembelajaran akan lebih
menarik dan menyenangkan apabila
guru menyampaikan materi dengan
menggunakan bantuan media pembelajaran.
Guru
Guru belum pernah menggunakan media
pembelajaran untuk materi penggolongan hewan.
Menurut guru, materi penggolongan hewan
terlalu banyak dan sulit sehingga dalam
penyampaiannya masih kurang maksimal. Hasil
belajar siswa untuk materi penggolongan hewan juga
kurang baik karena ada siswa mendapatkan nilai
di bawah KKM. Tetapi guru sudah melakukan hal
untuk mengatasinya.
Siswa
Guru tidak menggunakan media pembelajaran untuk
materi penggolongan hewan. Materi tersebut
dirasa sulit oleh siswa karena siswa belum
pernah melihat dan meraba penutup tubuh
pada hewan secara langsung. Penggunaan
media pembelajaran membuat siswa lebih
tertarik dan cepat memahami suatu materi.
Sekolah sudah memiliki media pembelajaran, tetapi untuk materi
penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya belum ada.
Bagan 4.1 Triangulasi Sumber Data Wawancara PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78 Berdasarkan  hasil  identifikasi  masalah  melalui  observasi  dan  wawancara
yang  sudah  dilakukan  oleh  peneliti,  dapat  diketahui  bahwa  siswa  mengalami kesulitan  dalam  pembelajaran  IPA  materi  penggolongan  hewan  berdasarkan
penutup tubuhnya. Pada saat observasi dapat dilihat bahwa ada banyak siswa yang hanya menundukkan kepala dan tidak bisa menjawab pertanyaan dari guru. Siswa
tersebut  juga  tidak  bisa  menyelesaikan  pekerjaannya  dengan  tepat  waktu.  Hal tersebut  didukung  dengan  hasil  wawancara  siswa,  karena  siswa  mengatakan
bahwa  mengalami  kesulitan  pada  materi  penggolongan  hewan  berdasarkan penutup  tubuhnya.  Siswa  mengalami  kesulitan  pada  materi  tersebut  dikarenakan
belum  pernah  melihat  dan  meraba  penutup  tubuh  pada  hewan  secara  langsung. Pernyataan-pernyataan  tersebut  diperkuat  dengan  hasil  wawancara  guru.  Guru
mengatakan  bahwa  siswa  mengalami  kesulitan  pada  pembelajaran  IPA  materi penggolongan  hewan  berdasarkan  penutup  tubuhnya.  Hal  tersebut  dapat  dilihat
melalui  hasil  belajar  siswa.  Nilai  KKM  untuk  mata  pelajaran  IPA  adalah  75, sedangkan  siswa  yang  sudah  mencapai  KKM  hanya  terdapat  sembilan  dari  30
siswa. Permasalahan  lain  yang  ditemukan  adalah  kurangnya  ketersediaan  dan
penggunaan  media  dalam  pembelajaran  IPA.  Berdasarkan  hasil  observasi  yang sudah dilakukan oleh peneliti, dapat dilihat bahwa belum ada media pembelajaran
IPA di dalam kelas. Pada saat pembelajaran, guru juga tidak menggunakan media pembelajaran.  Guru  lebih  menekankan  metode  ceramah  dan  tanya  jawab  sampai
jam  pelajaran  berakhir.  Pada  saat  wawancara,  guru  mengatakan  bahwa  jarang menggunakan media dalam menjelaskan materi pembelajaran IPA, bahkan belum
pernah  menggunakan  media  pembelajaran  untuk  materi  penggolongan  hewan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79 berdasarkan  penutup  tubuhnya.  Hal  tersebut  diperkuat  dengan  pendapat  siswa
yang  menyatakan  bahwa  guru  belum  pernah  menggunakan  media  pembelajaran untuk  materi  penggolongan  hewan  berdasarkan  penutup  tubuhnya.  Di  sisi  lain,
siswa  lebih  tertarik  mengikuti  pembelajaran  apabila  guru  menjelaskan  materi dengan menggunakan media pembelajaran karena dapat membantu mempercepat
memahami suatu materi.
4.1.1.2 Analisis Kebutuhan