22
2.1.4.1 Hakikat IPA
Ilmu  Pengetahuan  Alam  atau  sering  disebut  IPA  merupakan  terjemahan kata-kata  dalam  bahasa  Inggris  yaitu
“natural  science”.  Natural  yang  berarti berhubungan  atau  bersangkut  paut  dengan  alam,  sedangkan  science  artinya  ilmu
pengetahuan.  Jadi,  pengertian  dari  Ilmu  Pengetahuan  Alam  IPA  atau  science adalah  ilmu  tentang  alam  atau  ilmu  yang  mempelajari  peristiwa-peristiwa  yang
terjadi  di  alam  ini.  IPA  juga  membahas  tentang  gejala-gejala  alam  yang  disusun secara  sistematis  yang  didasarkan  pada  hasil  percobaan  dan  pengamatan  yang
dilakukan oleh manusia Somatowa, 2011: 3. Senada dengan pengertian tersebut, menurut Wahyana dalam Trianto, 2012: 136 mengatakan bahwa IPA merupakan
suatu  kumpulan  pengetahuan  tersusun  secara  sistematik,  dan  dalam penggunaannya  secara  umum  terbatas  pada  gejala-gejala  alam,  namun
perkembangannya  tidak  hanya  ditandai  oleh  adanya  kumpulan  fakta,  tetapi  oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah. Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli
tersebut,  dapat  disimpulkan  bahwa  IPA  merupakan  pengetahuan  yang  tersusun secara  sistematis  yang  ada  hubungannya  dengan  gejala-gejala  alam  dan
didasarkan  pada  hasil  percobaan,  pengamatan,  serta  ditandai  dengan  adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah yang dilakukan oleh manusia.
Secara umum IPA dipahami sebagai ilmu yang lahir dan berkembang lewat langkah-langkah observasi, perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian
hipotesis  melalui  eksperimen,  penarikan  kesimpulan,  serta  penemuan  teori  dan konsep.  Dapat  pula  dikatakan bahwa hakikat  IPA adalah  ilmu  pengetahuan  yang
mempelajari gejala-gejala melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah  yang  dibangun  atas  dasar  sikap  ilmiah  dan  hasilnya  terwujud  sebagai
23 produk  ilmiah  yang  tersusun  atas  tiga  komponen  terpenting  berupa  konsep,
prinsip, dan teori yang berlaku secara universal Trianto, 2012: 141. Berdasarkan uraian hakikat IPA di atas, maka menurut Susanto 2013: 170-171 pembelajaran
IPA  di  Sekolah  Dasar  hendaknya  dilakukan  dengan  penyelidikan  sederhana  dan bukan  hafalan  terhadap  kumpulan  konsep  IPA.  Pembelajaran  IPA  harus