Pengembangan media pembelajaran IPA SD materi penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya berbasis metode Montessori

(1)

i

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD

MATERI PENGGOLONGAN HEWAN BERDASARKAN

PENUTUP TUBUHNYA BERBASIS METODE MONTESSORI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Fransiscus Caraccioli Joni Tri Wibowo NIM: 131134060

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017


(2)

ii

SKRIPSI

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD

MATERI PENGGOLONGAN HEWAN BERDASARKAN

PENUTUP TUBUHNYA BERBASIS METODE MONTESSORI

Oleh:

Fransiscus Caraccioli Joni Tri Wibowo NIM: 131134060

Telah disetujui oleh:

Pembimbing I

Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc. Tanggal 5 April 2017

Pembimbing II


(3)

iii

KRIPSI

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD

MATERI PENGGOLONGAN HEWAN BERDASARKAN

PENUTUP TUBUHNYA BERBASIS METODE MONTESSORI

Dipersiapkan dan ditulis oleh:

Fransiscus Caraccioli Joni Tri Wibowo NIM: 131134060

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 18 April 2017

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. ………

Sekretaris : Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. ……… Anggota : Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc. ………

Anggota : Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. ………

Anggota : Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. ………

Yogyakarta, 18 April 2017

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma


(4)

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu memberikan rahmat

kesehatan, keselamatan, dan kelancaran selama proses penelitian dan penyusunan skripsi ini.

2. Kedua orang tuaku, Bapak Yakobus Warsidi dan Ibu Florentina Nur Endah Wahyuni yang senantiasa memberikan semangat, dukungan, dan mendoakanku.

3. Kakak-kakakku, Asteria Arni Endarwati dan Fransiscus Xaverius

Wahyu Septiantoro yang selalu memberikan semangat serta dukungan untukku.

4. Teman istimewaku, Fransisca Any Tri Astuti yang selalu mengingatkan,

membantu, dan memberikan dukungan untukku disaat mengalami kesulitan selama proses ini.

5. Para sahabatku atas segala tawa canda, kebahagiaan, kesedihan, dan kebersamaan selama ini.

6. Teman-teman payung R&D Montessori IPA dan PGSD yang selalu memberikan semangat dan hiburan.

7. Para dosen di PGSD Sanata Dharma.

8. Segala pihak yang membantu dan mendukung dalam proses penelitian dan


(5)

v

MOTTO


(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 18 April 2017 Penulis


(7)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Fransiscus Caraccioli Joni Tri Wibowo

Nomor Mahasiswa : 131134060

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:

“PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI PENGGOLONGAN HEWAN BERDASARKAN PENUTUP TUBUHNYA BERBASIS METODE MONTESSORI”

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 18 April 2017 Yang menyatakan


(8)

viii

ABSTRAK

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI PENGGOLONGAN HEWAN BERDASARKAN PENUTUP

TUBUHNYA BERBASIS METODE MONTESSORI

Fransiscus Caraccioli Joni Tri Wibowo Universitas Sanata Dharma

2017

Latar belakang penelitian ini adalah kurangnya pemahaman siswa terhadap materi penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya, akan tetapi ketersedian dan penggunaan media pembelajaran masih sangat terbatas. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan prosedur pengembangan media pembelajaran penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya berbasis metode Montessori, (2) mengetahui kualitas media pembelajaran penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya berbasis metode Montessori.

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Penelitian dilaksakan pada sampel yaitu SD 1 Padokan dengan menggunakan subjek sebanyak 10 siswa kelas III tahun ajaran 2016/2017. Objek penelitian ini adalah media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori. Instrumen yang digunakan pada penelitian adalah pedoman observasi, pedoman wawancara, kuesioner, dan soal tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah kuantitatif dan kualitatif.

Hasil penelitian pertama menunjukkan bahwa prosedur penelitian dan pengembangan media pembelajaran penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya berbasis metode Montessori untuk siswa kelas III dimodifikasi menjadi lima tahap, yaitu potensi dan masalah, perencanaan, pengembangan bentuk awal produk, validasi produk, uji coba lapangan terbatas. Kedua, kualitas media pembelajaran penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya berbasis metode Montessori untuk siswa kelas III yaitu sangat baik. Rerata yang diperoleh melalui validasi produk sebesar 3,97. Nilai yang diperoleh siswa saat posttest juga lebih tinggi dari pada nilai pretest dengan selisih rerata skor sebesar 57. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya berkualitas sangat baik dan dapat membantu siswa dalam memahami materi penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya.

Kata kunci: penelitian dan pengembangan, media pembelajaran, IPA,


(9)

ix

ABSTRACT

DEVELOPMENT OF ELEMENTARY SCHOOL’S SCIENCE LEARNING

MEDIA ON ANIMALS’ CLASSIFICATION BY THE BODY COVERING

BASED ON MONTESSORI METHOD

Fransiscus Caraccioli Joni Tri Wibowo Universitas Sanata Dharma

2017

The background of research was the lack of students’ understanding of the animals’ classification by the body covering but, the availability and the use of learning media still very limited. The aim of this research was (1) to describe the

development procedure of animals’ classification by the body covering learning

media based on Montessori Method, (2) to know the quality of animals’ classification by the body covering learning media based on Montessori Method.

The method used in this research is research and development (R&D). Research held on sample which was SD 1 Padokan using subject as much as 10 students of 3rd grade students of academic year of 2016/2017. The object of this research was Science learning media based on Montessori Method. The instrument that used in this research were observation guidelines, interview guidelines, questionnaire and test question. Data analysis technique that used were quantitative and qualitative.

The first result of the research showed that research procedure and

development of the animals’ classification by the body covering learning media

based on Montessori Method for 3rd grade students modified into 5 steps which

were potential and problems, planning, development of product’s early form,

product validation and limited field trial. The second result, the quality of the

animals’ classification by the body covering learning media based on Montessori Method for 3rd grade students was very good. The average score that obtained from the product validation was 3,97. The score that students obtained on posttest also higher than pretest score with the score average difference of 57. Thus, can

be concluded that the animals’ classification by the body covering learning media had a very good quality and could help students to understand the the animals’

classification by the body covering material.

Keywords: research and development, learning media, animals’ classification by the body covering, Montessori Method.


(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran IPA SD Materi Penggolongan Hewan Berdasarkan Penutup Tubuhnya Berbasis Metode Montessori” dengan lancar dan tepat pada waktunya. Skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana pendidikan program studi S-1 PGSD Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat bimbingan, bantuan, serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu memberikan rahmat kesehatan, keselamatan, dan kelancaran selama proses penelitian dan penyusunan skripsi ini.

2. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Kaprodi PGSD.

4. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakaprodi PGSD.

5. Agnes Herlina Dwi Hadiyanti., S.Si., M.T., M.Sc. dan Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. selaku dosen pembimbing skripsi yang mendampingi dan memotivasi saya selama proses penelitian dan penulisan skripsi.

6. Mulyadi, S.Pd. selaku Kepala SD 1 Padokan yang telah memberkan ijin dan kesempatan untuk melaksanakan penelitian.

7. Rudiatun, S.Pd. selaku Kepala SD negeri Jeblog yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan uji coba instrumen penelitian.

8. Mujiyono S.Pd. selaku guru kelas III yang telah membantu selama proses penelitian.

9. Sueli Asih, S.Pd. selaku guru kelas III yang telah membantu untuk melakukan validasi instrumen dan telah memberikan ijin untuk melakukan uji keterbacaan instrumen kepada siswanya.

10. Siswa-siswi SD 1 Padokan yang telah membantu dalam uji coba lapangan terbatas.

11. Siswa-siswi SD Negeri Jeblog yang telah membantu dalam uji empiris dan uji keterbacaan instrumen.


(11)

xi 12. Kedua orang tuaku, Bapak Yakobus Warsidi dan Ibu Florentina Nur Endah Wahyuni yang senantiasa memberikan semangat, dukungan, dan mendoakanku.

13. Kakak-kakakku, Asteria Arni Endarwati dan Fransiscus Xaverius Wahyu Septiantoro yang selalu memberikan semangat.

14. Teman istimewaku, Fransisca Any Tri Astuti yang menjadi penyemangat dan selalu mengingatkanku.

15. Teman-teman penelitian payung R&D Montessori IPA, Sigit, Dita, Agnes, Nunik, Lia, Agus, Tika, Julius atas kerja sama dari awal sampai akhir dalam penyusunan skripsi ini.

16. Para sahabat dan teman terkasih yang telah memberikan semangat, dukungan, dan doa bagi kelancaran penyusunan skripsi ini.

17. Teman-teman PGSD angkatan 2013 kelas B yang telah memberikan dukungan bagi peneliti.

18. Teman-teman PPL SD Jetis Bantul yang telah memberikan semangat dan dukungan kepada peneliti.

19. Bapak Muhibat beserta karyawannya yang telah bersedia membantu dalam pembuatan media pembelajaran.

20. Segenap pihak, sahabat, dan teman yang telah membantu dan tidak dapat peneliti sebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangannya. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang sekiranya dapat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.


(12)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... viiix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR BAGAN ... xix

DAFTAR GRAFIK ... xx

DAFTAR RUMUS ... xxi

DAFTAR LAMPIRAN ... xxii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Definisi Operasional ... 8

1.6 Spesifikasi Produk ... 9

1.6.1 Media Hewan 3 Dimensi ... 9

1.6.2 Papan Penggolongan Hewan ... 10

1.6.3 Kartu Gambar Hewan dan Kartu Control of Error ... 10


(13)

xiii

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka ... 12

2.1.1 Perkembangan Anak ... 12

2.1.2 Media Pembelajaran ... 14

2.1.3 Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori ... 19

2.1.4 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ... 21

2.2 Penelitian yang Relevan ... 26

2.2.1 Penelitian mengenai Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori ... 26

2.3 Kerangka Berpikir ... 28

2.4 Pertanyaan Penelitian ... 30

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 31

3.2 Setting Penelitian ... 32

3.2.1 Subjek Penelitian ... 32

3.2.2 Objek Penelitian ... 33

3.2.3 Lokasi Penelitian ... 33

3.2.4 Waktu Penelitian ... 33

3.3 Rancangan Penelitian ... 34

3.4 Prosedur Penelitian ... 39

3.4.1 Potensi dan Masalah ... 41

3.4.2 Perencanaan... 42

3.4.3 Pengembangan Bentuk Awal Produk... 43

3.4.4 Validasi Produk ... 43

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 44

3.5.1 Observasi ... 45

3.5.2 Wawancara ... 45

3.5.3 Kuesioner ... 46

3.5.4 Tes ... 47

3.6 Instrumen Penelitian ... 48

3.6.1 Pedoman Observasi ... 48

3.6.2 Pedoman Wawancara ... 49


(14)

xiv

3.6.4 Soal Tes ... 55

3.7 Triangulasi ... 58

3.8 Teknik Analisis Data ... 60

3.8.1 Analisis Data Kuantitatif ... 61

3.8.2 Analisis Data Kualitatif ... 65

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 67

4.1.1 Potensi dan Masalah ... 67

4.1.2 Perencanaan... 98

4.1.3 Pengembangan Bentuk Awal Produk... 109

4.1.4 Validasi Produk ... 115

4.1.5 Uji Coba Lapangan Terbatas ... 118

4.2 Pembahasan ... 122

4.2.1 Prosedur Pengembangan Media Pembelajaran Penggolongan Hewan Berdasarkan Penutup Tubuhnya Berbasis Metode Montessori ... 122

4.2.2 Kualitas Media Pembelajaran Penggolongan Hewan Berdasarkan Penutup Tubuhnya Berbasis Metode Montessori ... 125

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 128

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 129

5.3 Saran………...130


(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 34

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Observasi Pembelajaran IPA Kelas III ... 48

Tabel 3.3 Garis-garis Besar untuk Wawancara dengan Kepala Sekolah ... 49

Tabel 3.4 Garis-garis Besar untuk Wawancara dengan Guru Kelas III ... 50

Tabel 3.5 Garis-garis Besar untuk Wawancara dengan Siswa Kelas III ... 51

Tabel 3.6 Kisi-kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru dan Siswa ... 52

Tabel 3.7 Kisi-kisi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli dan Tanggapan Produk oleh Siswa ... 53

Tabel 3.8 Aspek Penilaian Album Media Pembelajaran ... 54

Tabel 3.9 Kisi-kisi Soal Tes ... 56

Tabel 3.10 Aspek Penilaian Validitas Isi Instrumen Tes ... 56

Tabel 3.11 Skala dan Kriteria untuk Pedoman Penilaian pada Instrumen Nontes... 61

Tabel 3.12 Skala dan Kriteria untuk Pedoman Penilaian pada Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan, Kuesioner Validasi Produk, dan Soal Tes ... 62

Tabel 3.13 Skala dan Kriteria untuk Pedoman Penilaian pada Uji Validitas Isi Instrumen Soal Tes ... 62

Tabel 3.14 Skala dan Kriteria untuk Pedoman Penilaian pada Uji Validitas Konstruk Instrumen Soal Tes ... 62

Tabel 3.15 Skala dan Kriteria untuk Pedoman Penilaian Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli ... 63

Tabel 3.16 Skala dan Kriteria untuk Pedoman Penilaian Kuesioner Tanggapan mengenai Media Pembelajaran oleh Siswa ... 63

Tabel 3.17 Tabel Konversi Data Kuantitatif Kualitatif (Widoyoko, 2014: 144) ... 64

Tabel 3.18 Kategorisasi Skor Rerata Hasil Penilaian Instrumen ... 64

Tabel 4.1 Hasil Validasi Pedoman Observasi oleh Ahli ... 68

Tabel 4.2 Hasil Observasi Pembelajaran IPA ... 69


(16)

xvi Tabel 4.4 Rekapitulasi Komentar Validasi Pedoman Wawancara Kepala

Sekolah ... 71

Tabel 4.5 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah ... 72

Tabel 4.6 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Guru ... 73

Tabel 4.7 Rekapitulasi Komentar Validasi Pedoman Wawancara Guru... 73

Tabel 4.8 Hasil Wawancara dengan Guru ... 74

Tabel 4.9 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Siswa ... 75

Tabel 4.10 Rekapitulasi Komentar Validasi Pedoman Wawancara Siswa ... 75

Tabel 4.11 Hasil Wawancara dengan Siswa ... 76

Tabel 4.12 Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru oleh Ahli ... 81

Tabel 4.13 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru ... 82

Tabel 4.14 Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa oleh Ahli ... 82

Tabel 4.15 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa.. 83

Tabel 4.16 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru ... 84

Tabel 4.17 Rekapitulasi Deskripsi Jawaban Guru dalam Kuesioner Analisis Kebutuhan ... 86

Tabel 4.18 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa ... 89

Tabel 4.19 Rekapitulasi Deskripsi Jawaban Siswa dalam Kuesioner Analisis Kebutuhan ... 91

Tabel 4.20 Hasil Uji Validitas Isi ... 101

Tabel 4.21 Hasil Uji Validitas Konstruk ... 102

Tabel 4.22 Rekapitulasi Hasil Validitas Instrumen Tes dengan SPSS... 104

Tabel 4.23 Hasil Reliabilitas Instrumen Tes dengan SPSS ... 104

Tabel 4.24 Kisi-kisi Instrumen Pretest dan Posttest ... 105

Tabel 4.25 Hasil Uji Keterbacaan Instrumen Tes ... 105

Tabel 4.26 Hasil Validasi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli ... 107

Tabel 4.27 Hasil Validasi Kuesioner Tanggapan mengenai Produk oleh Siswa ... 107

Tabel 4.28 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Tanggapan mengenai Produk oleh Siswa ... 108


(17)

xvii

Tabel 4.29 Hasil Validasi Produk Media Pembelajaran oleh Ahli... 115

Tabel 4.30 Rekapitulasi Komentar Validasi Produk Media Pembelajaran ... 116

Tabel 4.31 Hasil Validasi Produk Album Media Pembelajaran oleh Ahli ... 116

Tabel 4.32 Rekapitulasi Komentar Validasi Produk Album Media Pembelajaran ... 117

Tabel 4.33 Revisi Album Media Pembelajaran... 117

Tabel 4.34 Rekapitulasi Hasil Pretest dan Pottest Siswa ... 119

Tabel 4.35 Tanggapan mengenai Produk Media Pembelajaran oleh Siswa... 121

Tabel 4.36 Hasil Penilaian Media Pembelajaran Penggolongan Hewan Berdasarkan Penutup Tubuhnya... 126


(18)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Media Hewan 3 Dimensi ... 9

Gambar 1.2 Papan Penggolongan Hewan ... 10

Gambar 1.3 Kartu Gambar Hewan dan Kartu Control of Error ... 11

Gambar 1.4 Tempat Penyimpanan Kartu beserta Penutupnya. ... 11

Gambar 2.1 Buaya ... 25

Gambar 2.2 Ikan Arwana ... 25

Gambar 2.3 Katak ... 25

Gambar 2.4 Ayam ... 25

Gambar 2.5 Singa ... 25

Gambar 2.6 Kalajengking ... 26

Gambar 2.7 Kerang ... 26

Gambar 4.1 Papan Penggolongan Hewan ... 111

Gambar 4.2 Kotak Penyimpanan Kartu ... 111

Gambar 4.3 Tutup Kotak Penyimpanan ... 112

Gambar 4.4 Lapisan Kartu ... 113

Gambar 4.5 Kartu Gambar Hewan ... 113


(19)

xix

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Literature Map dari Penelitian-penelitian yang Relevan ... 28

Bagan 3.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan menurut Sugiyono (2015: 409) ... 37

Bagan 3.2 Modifikasi Model Penelitian dan Pengembangan ... 39

Bagan 3.3 Prosedur Penelitian ... 40

Bagan 3.4 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Analaisis Kebutuhan ... 59

Bagan 3.5 Triangulasi Sumber Data Wawancara ... 59

Bagan 4.1 Triangulasi Sumber Data Wawancara ... 77


(20)

xx

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Perbedaan Nilai Pretest dan Posttest pada Masing-Masing Siswa .. 120 Grafik 4.2 Perbedaan Rerata Nilai Pretest dan Posttest ... 120


(21)

xxi

DAFTAR RUMUS

Rumus 3.1 Rumus Perhitungan Rerata Hasil Penilaian dengan Skala Likert ... 63 Rumus 3.2 Rumus Perhitungan Persentase Jawaban pada Kuesioner ... 65 Rumus 3.3 Perhitungan Nilai Pretest dan Posttest ... 65


(22)

xxii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen Identifikasi Masalah

Lampiran 1.1 Lembar Hasil Validasi Pedoman Observasi ... 134 Lampiran 1.2 Lembar Hasil Observasi Pembelajaran IPA ... 138 Lampiran 1.3 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah

oleh Ahli ... 139 Lampiran 1.4 Transkrip Wawancara dengan Kepala Sekolah ... 145 Lampiran 1.5 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Guru oleh Ahli ... 147 Lampiran 1.6 Transkrip Wawancara dengan Guru ... 151 Lampiran 1.7 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Siswa oleh Ahli.... 155 Lampiran 1.8 Transkrip Wawancara dengan Siswa ... 161

Lampiran 2 Instrumen Analisis Kebutuhan

Lampiran 2.1 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru... 164 Lampiran 2.2 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa ... 172 Lampiran 2.3 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis

Kebutuhan Guru ... 184 Lampiran 2.4 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis

Kebutuhan Siswa ... 188 Lampiran 2.5 Lembar Hasil Pengisian Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru .... 192 Lampiran 2.6 Lembar Hasil Pengisian Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa ... 195

Lampiran 3 Instrumen Tes

Lampiran 3.1 Lembar Hasil Validasi Isi Instrumen Tes oleh Ahli ... 198 Lampiran 3.2 Lembar Hasil Validasi Konstruk Instrumen Tes oleh Ahli ... 200 Lampiran 3.3 Lembar Hasil Pengerjaan Soal Tes oleh Siswa dalam

Uji Empiris ... 202 Lampiran 3.4 Output SPSS untuk Perhitungan Validitas dan Reliabilitas

Instrumen Tes ... 203 Lampiran 3.5 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Instrumen Tes ... 204 Lampiran 3.6 Lembar Hasil Pengerjaan Pretest ... 206 Lampiran 3.7 Lembar Hasil Pengerjaan Posttest ... 207


(23)

xxiii

Lampiran 4 Validasi Produk

Lampiran 4.1 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli... 208 Lampiran 4.2 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Tanggapan mengenai Media

Pembelajaran oleh Siswa ... 212 Lampiran 4.3 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Tanggapan mengenai

Media Pembelajaran oleh Siswa ... 218 Lampiran 4.4 Lembar Hasil Validasi Produk Media Pembelajaran oleh Ahli ... 221 Lampiran 4.5 Lembar Hasil Validasi Produk Album Penggunaan Media

Pembelajaran oleh Ahli ... 227 Lampiran 4.6 Lembar Hasil Tanggapan mengenai Media Pembelajaran

oleh Siswa ... 231

Lampiran 5 Surat Penelitian

Lampiran 5.1 Surat Ijin Penelitian ... 233 Lampiran 5.2 Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian ... 234 Lampiran 6 Dokumentasi ... 235 Lampiran 7 Album Media Pembelajaran Penggolongan Hewan Berdasarkan

Penutup Tubuhnya ... 236 Lampiran 8 Gambar Produk Media Pembelajaran Penggolongan

Hewan Berdasarkan Penutup Tubuhnya ... 249 Lampiran 9 Curriculum Vitae ... 252


(24)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Uraian dalam bab ini terdiri dari latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan spesifikasi produk.

1.1 Latar Belakang Penelitian

Ilmu Pengetahuan Alam, yang sering disingkat menjadi IPA adalah terjemahan kata dalam bahasa Inggris yaitu natural science. Natural yang artinya berhubungan dengan alam, sedangkan science yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi, IPA dapat disebut sebagai ilmu tentang alam atau ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam (Samatowa, 2011: 3). IPA juga menjadi salah satu mata pelajaran wajib yang diajarkan di Indonesia sejak jenjang Sekolah Dasar. IPA menurut Darmojo (dalam Samatowa, 2011: 2) adalah pengetahuan yang rasional dan obyektif tentang alam semesta dengan segala isinya. Kedua pendapat tersebut menjelaskan bahwa IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan alam. Pembelajaran IPA yang diajarkan pada jenjang Sekolah Dasar terdiri dari aspek-aspek berikut ini: 1) makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan, dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan, 2) benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas, 3) energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana, 4) bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya (BSNP, 2006: 162). Menggolongkan makhluk hidup secara sederhana merupakan salah satu Kompetensi Dasar yang


(25)

2 harus dipahami oleh siswa (BSNP, 2006: 490). Kemudian, salah satu materi yang sesuai dengan Kompetensi Dasar tersebut adalah penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya.

Pada salah satu materi IPA yaitu penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya, siswa mengalami kesulitan untuk memahami materi tersebut karena belum pernah melihat dan meraba penutup tubuh hewan secara langsung sehingga menurutnya terlihat abstrak. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan tanggal 3 September 2016 pada kelas III di SD 1 Padokan, didapatkan hasil bahwa tidak ada media pembelajaran IPA yang tersimpan di kelas. Guru juga tidak menggunakan media dalam menyampaikan materi pembelajaran, tetapi hanya menggunakan panduan yang berupa buku cetak. Guru hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab sampai jam pembelajaran berakhir. Setelah itu guru mendiktekan materi dan menyuruh siswa untuk mencatat di buku tulisnya masing-masing.

Peneliti juga melakukan wawancara kepada guru kelas III. Berdasarkan hasil wawancara, guru mengatakan bahwa belum pernah membuat media pembelajaran IPA untuk materi penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya. Salah satu contoh media pembelajaran yang pernah digunakan adalah mananam biji kecambah yang diamati pertumbuhannya bersama dengan siswa. Guru juga mengatakan bahwa pembelajaran menggunakan media berdampak sangat besar bagi siswa karena materi yang diberikan terkesan menarik. Akan tetapi, guru mengalami kesulitan dalam menyampaikan materi IPA karena materinya terlalu abstrak. Hal tersebut menyebabkan dari 30 siswa masih terdapat 21 siswa atau 70% mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75 pada materi penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya.


(26)

3 Selanjutnya, peneliti melakukan wawancara kepada dua siswa di kelas III. Berdasarkan hasil wawancara, mereka mengatakan bahwa lebih tertarik mengikuti pembelajaran jika guru menggunakan bantuan media pembelajaran saat menjelaskan materi. Namun pada kenyataannya, guru masih jarang menggunakan bantuan media dalam menjelaskan materi pembelajaran. Mereka merasa kesulitan dalam memahami materi penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya karena guru hanya menjelaskan materi dengan model ceramah sehingga siswa tidak mengetahui bagaimana tekstur penutup tubuh pada setiap hewan. Sesuai dengan pernyataan tersebut, media pembelajaran memang sangat dibutuhkan siswa dalam memahami suatu materi dan juga akan membuat siswa lebih aktif karena rasa ketertarikannya selama proses pembelajaran berlangsung. Pernyataan tersebut juga didukung dari hasil kuesioner analisis kebutuhan guru dan siswa yang dilakukan pada tanggal 17 September 2016. Sebanyak 100% guru menyetujui bahwa penggunaan media dapat membantu siswa dalam memahami konsep-konsep pembelajaran IPA. Kemudian, sebanyak 86,67% siswa juga menyetujui bahwa penggunaan media dapat membantu dalam memahami materi pembelajaran IPA.

Teori perkembangan kognitif Piaget menyatakan anak usia Sekolah Dasar berada pada tahapan operasional konkret yaitu usia 7-11 tahun (Susanto, 2013: 78). Penggunaan media pembelajaran yang konkret sangatlah penting untuk digunakan karena akan membantu siswa dalam memahami materi-materi yang bersifat abstrak. Siswa Sekolah Dasar sudah mulai berfikir secara logis dan dapat diterapkan dalam memecahkan berbagai permasalahan yang konkret. Namun, cara berpikir anak masih terbatas karena masih berdasarkan sesuatu yang terlihat


(27)

4 konkret bukan yang bersifat abstrak (Suparno, 2011: 69-70). Oleh sebab itu, media pembelajaran yang konkret sangat diperlukan karena dapat membantu siswa memahami materi yang sedang dipelajari.

Media pembelajaran adalah hal paling penting dalam pendidikan Montessori. Maria Montessori (1870-1952) merupakan pencipta pendidikan Montessori dan menekankan bahwa penggunaan benda-benda secara konkret sangatlah penting untuk membantu siswa dalam proses belajar. Media pembelajaan berdasarkan metode Montessori juga memiliki ciri-ciri yaitu: 1) menarik, 2) bergradasi, 3) auto-correction, dan 4) auto-education (Montessori, 2002: 170-174). Peneliti juga menambahkan unsur kontekstual sebagai ciri tambahan agar media pembelajaran yang digunakan sesuai dengan kondisi lingkungan belajar siswa secara nyata. Gutek (2013: 240) juga mengemukakan bahwa terdapat keunggulan media pembelajaran berbasis metode Montessori yaitu: 1) bahan pembelajaran Montessori memungkinkan terjadinya pembelajaran secara mandiri, 2) material yang digunakan dalam pembelajaran Montessori dapat menghasilkan sebuah pendidikan yang berupa pengalaman indra, 3) menyajikan benda-benda yang dapat menarik perhatian spontan dari anak, dan 4) mengandung gradasi rangsangan-rangsangan yang rasional.

Media pembelajaran berbasis metode Montessori sudah terbukti dapat membantu siswa dalam memahami suatu materi pembelajaran. Penelitian pertama dilakukan oleh Agustin (2011) mengembangkan alat peraga sandpaper letters

materi menulis kalimat tegak bersambung berbasis metode Montessori untuk kelas I. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa alat peraga yang dikembangkan dapat membantu siswa kelas I untuk latihan menulis huruf tegak


(28)

5 bersambung dengan peningkatan nilai rata-rata 2,09 menjadi 3,98. Penelitian kedua dilakukan oleh Noi (2015) mengembangkan alat peraga matematika materi perkalian berbasis metode Montessori untuk kelas III. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa alat peraga yang dikembangkan dapat mengatasi kesulitan belajar bagi siswa dalam materi perkalian dengan perbedaan rerata awal yaitu 58,21 menjadi rerata 97,82. Penelitian ketiga dilakukan oleh Hardiyanti (2016) mengembangkan alat peraga pembelajaran IPS materi keragaman budaya Indonesia berbasis metode Montessori untuk kelas IV. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa alat peraga yang dikembangkan dapat mengatasi kesulitan belajar bagi siswa dalam materi keragaman budaya Indonesia dengan peningkatan nilai posttest sebesar 37,2.

Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa tingkat pemahaman siswa masih rendah karena materi pembelajaran IPA dirasa terlalu abstrak. Pada perkembangan anak tahap operasi konkret (usia 7-12 tahun), anak sudah bisa berpikir dalam usaha memecahkan masalah secara nyata, akan tetapi anak masih belum bisa berpikir dalam memecahkan masalah secara tidak nyata/abstrak. Oleh karena itu, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dan pengembangan (Research and Development) mengenai media pembelajaran IPA SD materi penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya pada siswa kelas III SD 1 Padokan tahun ajaran 2016/2017. Media yang akan dikembangkan adalah media pembelajaran berbasis metode Montessori yang memperhatikan lima ciri-ciri utama yaitu menarik, bergradasi, auto-correction, auto-education, dan kontekstual. Penelitian ini hanya dibatasi pada tahapan menghasilkan prototipe


(29)

6 atau bentuk dasar dari produk media pembelajaran IPA yang sudah diuji secara ilmiah oleh beberapa ahli melalui uji coba lapangan terbatas.

1.2 Rumusan Masalah

Pada penelitian ini, peneliti merumuskan dua masalah, yaitu sebagai berikut: 1.2.1 Bagaimana prosedur pengembangan media pembelajaran IPA SD materi penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya berbasis metode Montessori yang dikembangkan untuk siswa kelas III?

1.2.2 Bagaimana kualitas media pembelajaran IPA SD materi penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya berbasis metode Montessori yang dikembangkan untuk siswa kelas III?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini mempunyai dua tujuan, yaitu sebagai berikut:

1.3.1 Mendeskripsikan prosedur pengembangan media pembelajaran IPA SD materi penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya berbasis metode Montessori yang dikembangkan untuk siswa kelas III.

1.3.2 Mengetahui kualitas media pembelajaran IPA SD materi penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya berbasis metode Montessori yang dikembangkan untuk siswa kelas III.

1.4 Manfaat Penelitian


(30)

7 1.4.1 Untuk Mahasiswa

Mahasiswa memperoleh pengalaman baru dalam mengembangkan media pembelajaran IPA SD materi penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya berbasis metode Montessori. Media pembelajaran yang dikembangkan dapat memunculkan pemikiran baru akan pentingnya pembelajaran IPA di SD yang lebih kreatif sehingga dapat membantu siswa dalam memahami materi tersebut.

1.4.2 Untuk Guru

Guru lebih menyadari jika dalam pembelajaran harus menggunakan media pembelajaran agar lebih memudahkan siswa dalam memahami materi. Guru juga mendapatkan pengalaman dalam pembuatan media pembelajaran, sehingga bisa mengembangkan media lain yang lebih kreatif untuk berbagai mata pelajaran.

1.4.3 Untuk Siswa

Siswa mendapatkan pengalaman belajar yang baru dengan menggunakan media pembelajaran penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya, sehingga siswa dapat terbantu dalam memahami materi tersebut. Pembelajaran juga akan terasa menarik dan menyenangkan.

1.4.4 Untuk Sekolah

Sekolah mendapatkan pengalaman baru tentang media pembelajaran IPA yang berbasis Montessori, sehingga sekolah dapat melakukan pertimbangan untuk melakukan pengembangan media pembelajaran lain yang membantu dalam proses pembelajaran.


(31)

8 1.4.5 Untuk Prodi PGSD

Prodi PGSD memiliki pengalaman dalam penelitian kolaboratif dengan metode Research and Development yang melibatkan berbagai pihak, yaitu dosen, mahasiswa, guru, dan siswa di SD mitra. Prodi PGSD juga memiliki media pembelajaran IPA berbasis Montessori yang telah teruji, terukur, dan tervalidasi.

1.5 Definisi Operasional

1.5.1 Teori perkembangan kognitif anak menurut Piaget, anak SD usia 8 tahun masuk pada tahap operasi konkret yaitu cara berpikir anak masih terbatas karena hanya dapat memahami masalah yang konkret/nyata, belum bisa digunakan untuk memecahkan masalah yang bersifat abstrak.

1.5.2 Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan guru untuk menyampaikan informasi ke siswa sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, minat, dan perhatian siswa untuk belajar secara efektif.

1.5.3 Media pembelajaran berbasis metode Montessori adalah media pembelajaran yang mempunyai lima ciri yaitu menarik, bergradasi, auto-correction, auto-education, dan kontekstual.

1.5.4 Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan yang tersusun secara sistematis yang ada hubungannya dengan gejala-gejala alam dan didasarkan pada hasil percobaan, pengamatan, serta ditandai dengan adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah yang dilakukan oleh manusia.

1.5.5 Penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya adalah pengelompokan hewan sesuai dengan jenis-jenis penutup tubuhnya.


(32)

9

1.6 Spesifikasi Produk

Produk yang dikembangkan adalah media pembelajaran penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya beserta album penggunaan media pembelajaran. Media pembelajaran berikut ini berfungsi untuk membantu siswa dalam menggolongkan hewan berdasarkan penutup tubuhnya. Media pembelajaran penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya ini terdiri dari media hewan 3 dimensi, kartu gambar hewan, kartu control of error, papan penggolongan hewan, dan tempat penyimpanan kartu beserta penutupnya. Berikut ini adalah penjelasan mengenai bagian-bagian media pembelajaran.

1.6.1 Media Hewan 3 Dimensi

Media hewan 3 dimensi terdiri dari ayam, buaya, katak, ikan mas, anjing, kerang, dan laba-laba. Semua media hewan 3 dimensi tersebut kebanyakan terbuat dari bahan plastik atau karet, tetapi penutup tubuhnya sangat mirip dengan hewan secara aslinya supaya dapat diraba dan kemudian bisa digolongkan sesuai dengan jenis-jenis penutup tubuhnya. Berikut ini adalah salah satu media hewan 3 dimensi.


(33)

10 1.6.2 Papan Penggolongan Hewan

Papan ini dibuat dengan menggunakan bahan kayu damar berbentuk balok dengan ukuran 66 cm x 47 cm x 2 cm. Bagian atas papan terdapat tempat berukuran 2 cm x 9 cm untuk nama-nama jenis penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya. Kemudian, kolom untuk tempat kartu bergambar berukuran 45 cm x 9 cm. Berikut ini adalah gambar papan penggolongan hewan.

Gambar 1.2 Papan Penggolongan Hewan

1.6.3 Kartu Gambar Hewan dan Kartu Control of Error

Kartu gambar hewan dan kartu control of error masing-masing terdiri dari 26 kartu dan dibuat dengan menggunakan bahan kertas jenis Ivory 230. Kemudian, kartu ditempelkan pada triplek yang memiliki ketebalan 0,05 cm dan sama-sama berukuran 7 cm x 9 cm. Pada bagian pojok kiri atas diberi ruang dengan ukuran 2 cm x 2 cm yang berfungsi untuk menempelkan contoh penutup tubuh hewan. Kartu control of error mempunyai pembeda pada bagian atas serta bawah dengan ukuran 1 cm x 9 cm. Berikut ini adalah kartu gambar hewan dan kartu control of error.

2 cm

66 cm

47 cm 45 cm


(34)

11 Gambar 1.3 Kartu Gambar Hewan dan Kartu Control of Error

1.6.4 Tempat Penyimpanan Kartu dan Penutupnya

Tempat penyimpanan kartu dibuat dengan menggunakan bahan triplek yang mempunyai ketebalan 0,4 cm dan berukuran 24 cm x 10 cm x 8 cm. Pada tempat penyimpanan terdapat tujuh kolom penyimpanan yang setiap kolomnya mempunyai ukuran 3,5 cm x 9 cm. Penutupnya terbuat dari bahan triplek yang memiliki ketebalan 1 cm dengan ukuran 24 cm x 10 cm. Berikut ini adalah tempat penyimpanan kartu beserta penutupnya.

Gambar 1.4 Tempat Penyimpanan Kartu beserta Penutupnya.

7 cm 9 cm

1 cm 1 cm

2 cm

8 cm

24 cm 24 cm

3,5 cm 2 cm

7 cm

9 cm

10 cm


(35)

12 BAB II

LANDASAN TEORI

Uraian dalam bab ini terdiri dari kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian.

2.1 Kajian Pustaka

Uraian dalam subbab ini terdiri dari beberapa teori pendukung penelitian. Peneliti akan membahas beberapa hal di antaranya adalah perkembangan anak, media pembelajaran, media pembelajaran berbasis metode Montessori, dan pembelajaran IPA.

2.1.1 Perkembangan Anak

Perkembangan pada anak akan mengalami perubahan yang sistematis mengenai fungsi fisik dan juga psikisnya. Pernyataan tersebut didukung oleh pendapat ahli yaitu Yusuf dan Sugandhi (2011: 1-2) yang menyatakan bahwa perkembangan adalah suatu proses perubahan diri manusia yang meliputi perubahan fisik (jasmaniah) dan psikis (rohaniah) menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan. Tahap perkembangan tersebut saling berkaitan dan urutannya tidak dapat dibalik, akan tetapi tahun terbentuknya tersebut dapat berubah-ubah menurut situasi ataupun kondisi diri seseorang (Suparno, 2011: 25). Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa perkembangan anak adalah proses perubahan diri anak baik fisik maupun psikis yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan. Piaget mengelompokkan


(36)

13 tahapan perkembangan kognitif anak menjadi empat tahapan, yaitu: tahap sensorimotor, tahap praoperasi, tahap operasi konkret, dan tahap operasi formal (Suparno, 2011: 24).

1) Tahap Sensorimotor (usia 0-2 tahun)

Umumnya tahapan tersebut dialami anak selama dua tahun. Pada tahap ini pemikiran anak masih berdasarkan indranya terhadap lingkungan, seperti melihat, meraba, mendengar, dan membau. Namun, anak juga belum bisa berbicara ataupun mempunyai bahasa simbol dalam mengungkapkan sesuatu yang tidak berada didekatnya (Suparno, 2011: 26).

2) Tahap Praoperasi (usia 2-7 tahun)

Pada tahap ini biasanya anak sudah mulai menggunakan simbol untuk menjelaskan suatu benda atau objek di sekitarnya. Melalui berbagai simbol yang sudah digunakannya, anak tersebut dapat berbicara tentang sesuatu hal tanpa terikat ruang ataupun waktu dan juga mempunyai ciri-ciri pemikiran yang intuitif secara tidak logis (Suparno, 2011: 49).

3) Tahap Operasi Konkret (usia 7-11 tahun)

Pada tahap ini anak sudah mempunyai pemikiran untuk suatu aturan tertentu yang bersifat reversibilitas dan kekekalan. Pemikiran tersebut sudah bisa digunakan anak dalam memecahkan masalah yang nyata, mengurutkan suatu objek, dan juga mengklasifikasikan objek. Tetapi cara berpikir anak masihlah terbatas karena hanya bisa memahami tentang masalah yang nyata. Dengan demikian anak masih belum bisa berpikir dalam memecahkan suatu persoalan yang sifatnya tidak nyata/abstrak (Suparno, 2011: 69-70).


(37)

14 4) Tahap Operasi Formal (usia 11 tahun ke atas)

Menurut Piaget (dalam Suparno, 2011: 88) tahap operasi formal adalah tahap terakhir dalam perkembangan kognitif. Pada tahap ini seseorang sudah terbiasa berpikir secara logis dan teoritis, bahkan bisa memecahkan masalah yang tergolong abstrak.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa teori perkembangan kognitif anak menurut Piaget, anak SD usia 8 tahun masuk pada tahap operasi konkret yaitu cara berpikir anak masih terbatas karena hanya dapat memahami masalah yang konkret/nyata, belum bisa digunakan untuk memecahkan masalah yang bersifat abstrak. Intinya adalah anak dapat cepat berkembang jika berada di lingkungan yang terdapat objek-objek baru, karena masa ini adalah masa anak bisa belajar secara mendalam. Maka, peneliti terdorong untuk membuat media pembelajaran yang bertujuan untuk membantu anak berkembang, terutama dapat menuntun siswa berpikir secara logis dalam usaha memahami materi yang menurutnya abstrak.

2.1.2 Media Pembelajaran

Uraian media pembelajaran membahas mengenai pengertian, manfaat, dan klasifikasi media pembelajaran.

2.1.2.1 Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari medium dan mempunyai arti sebagai perantara. Media merupakan suatu perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima (Sadiman, 2008: 6). Pengertian dari media pembelajaran dikemukakan oleh beberapa ahli. Gagne (dalam


(38)

15 Sadiman, 2008: 6) mengemukakan bahwa media adalah suatu komponen yang dapat merangsang siswa melalui lingkungan belajarnya. Pengertian media pembelajaran juga dikemukakan oleh Sadiman. Sadiman (2008: 7) mengatakan bahwa media pembelajaran merupakan sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan ke penerima pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat agar terjadi proses belajar yang optimal pada siswa. Adapun pengertian lain mengenai media pembelajaran, yaitu segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari guru ke peserta didik (ataupun sebaliknya) sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, minat, serta perhatian peserta didik agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif (Karwati, 2014: 224). Berdasarkan pengertian mengenai media pembelajaran dari para ahli, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan guru untuk menyampaikan informasi ke siswa sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, minat, dan perhatiaan siswa untuk belajar secara efektif.

2.1.2.2 Manfaat Media Pembelajaran

Terdapat banyak ahli yang mengemukakan mengenai manfaat media pembelajaran. Manfaat media pembelajaran adalah (1) pengajaran akan menarik perhatian siswa sehingga dapat memotivasi untuk lebih giat belajar, (2) materi ajar akan lebih jelas maknanya sehingga akan memudahkan siswa dalam memahami pembelajaran, (3) metode pembelajaran bervariasi tidak hanya komunikasi verbal sehingga siswa tidak merasa bosan, (4) siswa akan lebih banyak melakukan kegiatan belajar (Sanaky, 2013: 5). Encyclopedia of Educational Research (dalam Arsyad, 2014: 28) juga merincikan manfaat media pembelajaran sebagai berikut:


(39)

16 (1) meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir sehingga mengurangi verbalisme, (2) memperbesar perhatian siswa, (3) meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, (4) memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri pada siswa, (5) menumbuhkan pemikiran yang teratur, (6) membantu perkembangan kemampuan berbahasa, dan (7) memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain serta membantu efisiensi dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar.

2.1.2.3 Klasifikasi Media Pembelajaran

Media pembelajaran mempunyai banyak jenis, maka dibuatlah klasifikasi pengelompokan media pembelajaran untuk memudahkannya. Berikut ini adalah klasifikasi media pembelajaran menurut Karwati (2014, 235-242):

1) Media Visual

Media visual adalah media yang penyampaian pesannya terfokus melalui indra penglihatan. Media visual tersebut di bagi menjadi dua jenis yaitu media yang dapat diproyeksikan dan media yang tidak dapat diproyeksikan. Contoh dari media visual yang dapat diproyeksikan yaitu Overhead Projection (OHP). Kemudian contoh dari media visual tidak diproyeksikan yaitu gambar, grafik, bagan, poster, dan peta datar.

2) Media Audio

Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan peserta didik untuk mempelajari isi tema. Contoh media audio adalah program kaset suara dan program radio.


(40)

17 3) Media Audio-Visual

Media audio-visual merupakan kombinasi dari media audio dan media visual atau biasa disebut media pandang-dengar. Contoh dari media audiovisual ini diantaranya progam televisi/video pendidikan, program slide suara, dan sebagainya.

4) Media Cetak

Jenis-jenis dari media cetak antara lain buku pelajaran, surat kabar dan majalah, ensiklopedia, dan pengajaran berprogram.

5) Media Model

Media model adalah media tiga dimensi yang merupakan tiruan dari beberapa objek nyata, seperti objek yang terlalu besar, objek yang terlalu kecil, objek yang jarang ditemukan, atau objek yang terlalu rumit untuk dibawa ke dalam kelas dan sulit dipelajari wujud aslinya.

6) Media Realita

Media realita merupakan alat bantu visual dalam pembelajaran yang berfungsi memberikan pengalaman langsung (direct experience) kepada peserta didik. Realita ini merupakan benda yang sesungguhnya seperti mata uang, tumbuhan, binatang yang tidak berbahaya, dan sebagainya.

7) Belajar Benda Sebenarnya melalui Specimen

Specimen adalah benda-benda asli atau sebagian benda asli yang digunakan sebagai contoh. Contoh specimen benda yang masih hidup adalah akuarium, kebun binatang, kebun percobaan, dan insektarium. Selanjutnya contoh specimen


(41)

18

8) Komputer

Komputer merupakan produk yang dihasilkan perkembangan jaman modern. Beberapa kegiatan pembelajaran yang terkait dengan pembelajaran berbasis computer antara lain CAI (Computer Assisted Instruction) dan CMI (Computer Managed Instruction). CAI memanfaatkan komputer bagi peserta didik untuk menyampaikan isi pelajaran, memberikan pelatihan dan mengetes kemajuan belajar peserta didik yang berbentuk permainan, mengajarkan konsep abstrak yang dikonkritkan melalui bentuk visual dan audio yang dianimasikan. Sedangkan CMI digunakan sebagai pembantu pengajar menjalankan fungsi administratif yang meningkat, seperti rekapitulasi data prestasi peserta didik, kegiatan administratif sekolah seperti pencatatan pembayaran, kuitansi, dan lain-lain.

9) Multimedia

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka penggunaan media, baik yang bersifat visual, audio, dan audio-visual bisa dilakukan secara bersama-sama atau serempak melalui satu alat yang disebut dengan multimedia.

10) Internet

Konsep pembelajaran dengan memanfaatkan internet disebut dengan pembelajaran berbasis ICT atau lebih dikenal dengan istilah e-learning. E-learning merupakan jenis keiatan belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya materi pembelajaran ke peserta didik dengan memanfaatkan media internet, intanet, atau media jaringan komputer lainnya.


(42)

19 2.1.3 Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori

Uraian media pembelajaran berbasis metode Montessori membahas mengenai syarat dan keunggulannya. Berikut ini adalah penjelasan mengenai syarat dan keunggulan dari media pembelajaran berbasis metode Montessori. 2.1.3.1 Syarat Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori

Media pembelajaran berbasis metode Montessori mempunyai ciri-ciri penting yaitu menarik, bergradasi, auto-correction danauto-education. Peneliti juga memberikan ciri tambahan yaitu kontekstual.

1) Menarik

Media pembelajaran dibuat menarik dengan mempehatikan warna, kontur permukaan, dan beratnya sehingga anak akan lebih tertarik untuk menyentuh, meraba, dan kemudian memegangnya. Setiap anak pasti akan melakukan hal tersebut secara berulang-ulang karena rasa ketertarikannya. Biasanya anak akan melakukan modifikasi menggunakan media pembelajaran untuk mewujudkan ide barunya (Montessori, 2002: 170-174).

2) Bergradasi

Media pembelajaran berbasis Montessori ini memperhatikan warna, bentuk, dan usia anak. Mempunyai ciri bergradasi bertujuan untuk melibatkan panca indra anak dan dapat digunakan untuk berbagai usia dalam hal pembentukan suatu konsep belajar (Montessori, 2002: 174)

3) Auto-correction

Media pembelajaran ini memiliki pengendali kesalahan yang berfungsi untuk mengoreksi pekerjaan anak tanpa bantuan orang lain, sehingga anak bisa berlatih untuk mandiri (Montessori, 2002: 171).


(43)

20 4) Auto-education

Media pembelajaran Montessori dirancang untuk menumbuhkan kemandirian anak dan pengembangan kemampuan secara mandiri tanpa bantuan dari orang lain. Lingkungan belajar dirancang sedemikian rupa agar tidak ada campur tangan dari orang lain karena pada setiap media pembelajaran sudah terdapat pengendali kesalahan (Montessori, 2002: 172-173).

5) Kontekstual

Peneliti juga menambahkan ciri kontekstual karena sesuai dengan prinsip pendidikan Montessori bahwa belajar harus disesuaikan dengan konteks. Kontekstual yang dimaksud adalah sesuai dengan lingkungan sekitar anak dan dibuat menggunakan bahan-bahan yang terdapat di alam sekitar. (Lillard, 2005: 32).

Berdasarkan uraian di atas, peneliti mengembangkan media pembelajaran dengan memperhatikan lima ciri media pembelajaran Montessori. Media pembelajaran yang dikembangkan haruslah menarik yang dapat dilihat dari pemberian warnanya. Media pembelajaran yang dikembangkan juga bergradasi karena terdapat bermacam-macam warna dan tekstur. Selain itu, media pembelajaran mempunyai ciri auto-correction yang berfungsi untuk mengetahui kesalahannya sendiri saat belajar dan auto-education yang dapat membuat siswa belajar secara mandiri tanpa ada campur tangan dari orang lain. Peneliti juga menambahkan satu ciri yaitu kontekstual. Media pembelajaran ini dibuat dengan memanfaatkan bahan-bahan di alam sekitar. Peneliti mengembangkan media pembelajaran berbasis Montessori untuk mata pelajaran IPA SD materi penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya.


(44)

21 2.1.3.2 Keunggulan Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori

Media pembelajaran berbasis metode Montessori mempunyai lima ciri khusus yaitu menarik, bergradasi, auto-education, auto-correction dan kontekstual. Media pembelajaran berbasis metode Montessori juga mempunyai beberapa keunggulan yang dikemukakan oleh Gutek (2013: 236-240) yaitu: 1) memungkinkan terjadinya pembelajaran secara mandiri, 2) menghasilkan sebuah pendidikan melalui pengalaman indra-indra, 3) menyajikan benda-benda yang dapat menarik perhatian anak secara spontan, 4) mengandung gradasi rangsangan-rangsangan yang rasional, dan 5) dapat mengontrol setiap kesalahan yang akan membuat anak berproses dan fokus untuk memperbaiki kesalahannya dan melakukan perbaikan dengan berbagai cara.

Pendidikan indra merupakan salah satu hal penting dalam pembelajaran Montessori. Hal tersebut juga dikemukakan oleh Arsyad (2014: 11) yang menyatakan bahwa agar proses belajar mengajar dapat berhasil dengan baik, siswa sebaiknya diajak untuk memanfaatkan semua alat indranya karena semakin banyak alat indra yang digunakan untuk menerima dan mengolah informasi, semakin besar kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan dapat dipertahankan dalam ingatan.

2.1.4 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Uraian dalam pembelajaran IPA membahas mengenai hakikat IPA, pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, dan penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya.


(45)

22 2.1.4.1 Hakikat IPA

Ilmu Pengetahuan Alam atau sering disebut IPA merupakan terjemahan kata-kata dalam bahasa Inggris yaitu “natural science”. Natural yang berarti berhubungan atau bersangkut paut dengan alam, sedangkan science artinya ilmu pengetahuan. Jadi, pengertian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau science

adalah ilmu tentang alam atau ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini. IPA juga membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia (Somatowa, 2011: 3). Senada dengan pengertian tersebut, menurut Wahyana (dalam Trianto, 2012: 136) mengatakan bahwa IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, namun perkembangannya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah. Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis yang ada hubungannya dengan gejala-gejala alam dan didasarkan pada hasil percobaan, pengamatan, serta ditandai dengan adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah yang dilakukan oleh manusia.

Secara umum IPA dipahami sebagai ilmu yang lahir dan berkembang lewat langkah-langkah observasi, perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis melalui eksperimen, penarikan kesimpulan, serta penemuan teori dan konsep. Dapat pula dikatakan bahwa hakikat IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai


(46)

23 produk ilmiah yang tersusun atas tiga komponen terpenting berupa konsep, prinsip, dan teori yang berlaku secara universal (Trianto, 2012: 141). Berdasarkan uraian hakikat IPA di atas, maka menurut Susanto (2013: 170-171) pembelajaran IPA di Sekolah Dasar hendaknya dilakukan dengan penyelidikan sederhana dan bukan hafalan terhadap kumpulan konsep IPA. Pembelajaran IPA harus memberikan pengalaman langsung melalui pengamatan, diskusi, dan penyelidikan sederhana.

2.1.4.2 Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

IPA merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang Sekolah Dasar (Susanto, 2013: 165. Menurut Susanto (2013: 171) mengemukakan bahwa konsep IPA di Sekolah Dasar merupakan konsep yang masih terpadu, karena belum dipisahkan secara tersendiri, seperti mata pelajaran kimia, biologi, dan fisika. Berikut ini adalah tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar menurut BSNP (2006: 162):

1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya. 2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat, kemudian dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.

4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.


(47)

24 5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga,

dan melestarikan lingkungan alam.

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/Mts.

Samatowa (2011: 4) juga berpendapat bahwa ada empat alasan IPA perlu diajarkan di sekolah dasar yaitu: (a) IPA sangat bermanfaat bagi suatu bangsa. Seorang dokter atau insinyur tidak mungkin menjadi dokter atau insinyur yang baik tanpa dasar yang cukup luas tentang gejala alam, (b) IPA melatih siswa untuk berpikir kritis, apabila IPA diajarkan dengan metode yang tepat misalnya “menemukan sendiri” saat siswa dihadapkan pada suatu masalah maka siswa akan berusaha menyelidiki untuk memecahkan masalah tersebut, (c) apabila IPA diajarkan dengan percobaan maka siswa tidak sekedar menghafal akan tetapi memahami, dan (d) mata pelajaran ini berpotensi membentuk kepribadian anak secara keseluruhan.

2.1.4.3 Materi Penggolongan Hewan Berdasarkan Penutup Tubuhnya

Berdasarkan Kompetensi Dasar menggolongkan makhluk hidup secara sederhana, materi hanya membahas mengenai penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya. Penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya adalah pengelompokan hewan sesuai dengan jenis-jenis penutup tubuhnya. Semua makhluk hidup mempunyai cara dalam melindungi tubuhnya. Salah satunya adalah menggunakan kulitnya karena setiap hewan mempunyai fungsi kulit yang berbeda-beda tetapi sama-sama berfungsi untuk melindungi tubuhnya dari


(48)

25 predator lain, dari gesekan benda tumpul atau tajam, dan mengatur suhu tubuh. Adapun cara melindungi tubuh pada hewan yang dapat digolongkan berdasarkan penutup tubuhnya, yaitu kulit kering bersisik, kulit bersisik, kulit tipis berlendir, kulit berbulu, kulit berambut, zat kitin, dan bercangkang. Berikut ini adalah tabel penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya.

Tabel 2.1 Penggolongan Hewan Bedasarkan Penutup Tubuhnya

No Penutup Tubuh Hewan

1. Kulit Kering Bersisik

Hewan yang tergolong ke dalam kulit kering bersisik adalah bangsa hewan melata, yaitu kadal, bunglon, buaya, kura-kura, cicak, ular, biawak, dan trenggiling.

Gambar 2.1 Buaya (Sumber: Priyono, 2008: 14) 2. Kulit Bersisik

Hewan yang tergolong ke dalam kulit bersisik adalah bangsa ikan, karena kebanyakan ikan mempunyai sisik. Ikan yang tergolong ke dalam kulit bersisik antara lain ikan mas, mujair, bandeng, kerapu, kakap, nila, gurameh, arwana, dan masih banyak lagi.

Gambar 2.2 Ikan Arwana (Sumber: Priyono, 2008: 14) 3. Kulit Tipis Berlendir

Hewan yang tergolong ke dalam kulit tipis berlendir adalah bangsa amfibi, antara lain katak dan salamander.

Gambar 2.3 Katak (Sumber: Priyono, 2008: 14) 4. Kulit Berbulu

Hewan yang tergolong ke dalam kulit berbulu adalah bangsa unggas dan burung, antara lain ayam, elang, bebek, kenari, merpati, belibis, burung hantu, rajawali, burung dara, dan lain-lain.

Gambar 2.4 Ayam (Sumber: Priyono, 2008: 14) 5. Kulit Berambut

Hewan yang tergolong ke dalam kulit berambut adalah bangsa hewan buas dan hewan rumah atau peliharaan, antara lain harimau, singa, serigala, anjing, kucing, kelinci, kambing, kuda, monyet, dan lain-lain.

Gambar 2.5 Singa (Sumber: Priyono, 2008: 14)


(49)

26

6. Kerangka Luar dari Zat Kitin (Zat Kitin)

Hewan yang tergolong ke dalam kerangka luar dari zat kitin adalah bangsa serangga, bangsa udang, dan bangsa laba-laba, antara lain capung, belalang, lalat, lebah, udang, kepiting, kalajengking, laba-laba, dan lain-lain.

Gambar 2.6 Kalajengking (Sumber: Priyono, 2008: 15) 7. Kerangka Luar dari Zat Kapur (Bercangkang)

Hewan yang tergolong ke dalam kerangka luar dari zat kapur (cangkang) adalah bangsa kerang, antara lain siput atau keong dan kerang.

Gambar 2.7 Kerang (Sumber: Priyono, 2008: 15)

2.2 Penelitian yang Relevan

Uraian dalam penelitian yang relevan akan membahas mengenai pengembangan media pembelajaran berbasis metode Montessori pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPS.

2.2.1 Penelitian mengenai Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori Penelitian mengenai pengembangan media pembelajaran berbasis metode Montessori dilakukan oleh Agustin (2011), Noi (2015), dan Hardiyanti (2016). Agustin (2015) mengembangkan alat peraga sandpaper letters materi menulis kalimat tegak bersambung berbasis metode Montessori untuk kelas I. Penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and development). Penelitian ini menggunakan tujuh tahap yaitu: 1) penelitian dan pengumpulan data, 2) perencanaan, 3) pengembangan format produk awal, 4) uji coba awal, 5) revisi produk, 6) uji coba lapangan, dan 7) revisi produk akhir. Kualitas dari alat peraga ini ditunjukkan dari hasil validasi oleh ahli Bahasa Indonesia dan ahli Montessori dengan mendapatkan skor 3,20 yang termasuk ke dalam kategori “sangat baik”. Hasil dari penelitian ini juga menunjukkan bahwa alat peraga yang dikembangkan


(50)

27 dapat membantu siswa kelas I untuk latihan menulis huruf tegak bersambung dengan peningkatan nilai rata-rata 2,09 menjadi 3,98. Dengan demikian, alat peraga Sandpaper Letters layak digunakan dan dapat diuji coba pada ruang lingkup yang lebih luas.

Noi (2015) mengembangkan alat peraga matematika materi perkalian berbasis metode Montessori untuk kelas III. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian dan pengembangan (R&D). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa alat peraga papan perkalian memiliki lima ciri, antara lain menarik bagi siswa, bergradasi, memiliki pengendali kesalahan, dan dapat digunakan secara mandiri oleh siswa. Kualitas alat peraga papan perkalian ditunjukkan dengan perolehan skor validasi 3,73 dalam kategori “sangat baik”. Alat peraga matematika perkalian berbasis metode Montessori ini berperan penting dalam meningkatkan nilai siswa karena sudah terbukti dari nilai rerata awal yaitu 58,21 menjadi rerata 97,82. Maka dapat disimpulkan bahwa alat peraga papan perkalian sudah layak digunakan dan dapat melalui tahap uji coba yang lebih luas.

Hardiyanti (2016) mengembangkan alat peraga pembelajaran IPS materi keragaman budaya Indonesia berbasis metode Montessori untuk kelas IV. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian dan pengembangan (R&D). Alat peraga yang dikembangkan mempunyai kualitas yang “sangat baik” karena sudah terbukti bisa mengatasi kesulitan belajar siswa dalam materi keragaman budaya Indonesia dengan peningkatan nilai post-test sebesar 37,2.

Berdasarkan penelitian-penelitian yang relevan tersebut, yang diteliti merupakan pengembangan media pembelajaran berbasis metode Montessori untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPS. Selanjutnya, peneliti


(51)

28 mencoba untuk melakukan penelitian yang belum pernah dilakukan, yaitu mengembangkan media pembelajaran untuk mata pelajaran IPA materi penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya berbasis metode Montessori. Berikut ini literature map mengenai kerangka kesesuaian atau relevansi penelitian yang dijabarkan melalui bagan 2.1.

Bagan 2.1

2.3 Kerangka Berpikir

Penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya merupakan salah satu materi pembelajaran IPA kelas III. Materi tersebut memuat tentang pengelompokan hewan sesuai dengan jenis penutup tubuhnya yaitu kulit kering bersisik, kulit bersisik, kulit tipis berlendir, kulit berbulu, kulit berambut, kerangka luar dari zat kitin (zat kitin), dan kerangka luar dari zat kapur (bercangkang). Jika materi ini disampaikan guru ke siswa hanya menggunakan

Agustin (2011)

Pengembangan alat peraga sandpaper letters materi

menulis kalimat tegak bersambung berbasis metode

Montessori

Hardiyanti (2016)

Pengembangan alat peraga IPS untuk materi keragaman

budaya Indonesia berbasis metodeMontessori

Noi (2015)

Pengembangan alat peraga matematika materi perkalian

berbasis metode Montessori

Yang diteliti: Wibowo (2017)

Pengembangan media pembelajaran IPA SD materi

penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya

berbasis metode Montessori Penelitian tentang Media

Pembelajaran Berbasis Metode Montessori


(52)

29 metode ceramah, siswa akan mengalami kesulitan dalam mengelompokkan berdasarkan dengan jenis-jenis penutup tubuhnya karena tidak bisa membedakan tekstur penutup tubuh hewan secara nyata.

Penggunaan media pembelajaran untuk anak usia Sekolah Dasar sangatlah diperlukan untuk membantu siswa memahami suatu materi pembelajaran yang bersifat abstrak. Pernyataan tersebut juga sesuai dengan teori perkembangan kognitif Piaget yang menyatakan bahwa anak usia 7-11 tahun berada pada tahapan operasional konkret sehingga cara berpikir anak masih berdasarkan sesuatu yang konkret, bukan bersifat abstrak karena pemikiran anak masih terbatas.

Metode Montessori sangat membantu siswa dalam mempelajari dan memahami materi penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya. Metode Montessori ini lebih menekankan pada kemandirian siswa dalam belajar dan didukung dengan lingkungan yang sudah diatur sedemikian rupa untuk mengoptimalkan kemampuan berpikirnya. Media pembelajaran yang digunakan sudah disesuaikan dengan kondisi siswa, dilihat dari segi ukuran, warna, dan tekstur permukaannya. Media pembelajaran berbasis Montessori ini juga terdapat lima ciri-ciri penting, yaitu menarik, bergradasi, auto-correction, auto-education, dan kontekstual. Oleh sebab itu, peneliti akan mengembangkan media pembelajaran berbasis Montessori dengan memperhatikan ciri-ciri tersebut sehingga dapat membantu siswa dalam mempelajari materi penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya.

Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini dilakukan untuk menjawab kebutuhan siswa terhadap media pembelajaran dalam pembelajaran di sekolah. Penelitian ini hanya difokuskan pada Kompetensi Dasar “Menggolongkan


(53)

30 makhluk hidup secara sederhana” menggunakan media pembelajaran IPA SD materi penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya berbasis metode Montessori. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas III tahun ajaran 2016/2017 di SD 1 Padokan. Oleh karena itu, sebaiknya media pembelajaran berbasis metode Montessori diterapkan dalam pembelajaran IPA SD pada materi penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya agar siswa terbantu dalam memahami materi tersebut.

2.4Pertanyaan Penelitian

2.4.1 Bagaimana prosedur pengembangan media pembelajaran IPA SD materi penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya berbasis metode Montessori yang dikembangkan untuk siswa kelas III?

2.4.2 Bagaimana kualitas pengembangan media pembelajaran IPA SD materi penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya berbasis metode Montessori menurut ahli pembelajaran IPA dan ahli pembelajaran Montessori?

2.4.3 Bagaimana kualitas pengembangan media pembelajaran IPA SD materi penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya berbasis metode Montessori menurut guru?

2.4.4 Bagaimana kualitas pengembangan media pembelajaran IPA SD materi penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya berbasis metode Montessori menurut siswa?


(54)

31 BAB III

METODE PENELITIAN

Uraian dalam bab ini berisi jenis penelitian, setting penelitian, rancangan penelitian, prosedur penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian dan pengembangan atau sering disebut dengan research and development. Sugiyono (2015: 407) mengartikan research and development sebagai metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Sukmadinata (2008: 164) juga mengartikan bahwa penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada. Senada dengan pernyataan-pernyataan tersebut, Arifin (2011: 51) mengemukakan bahwa penelitian dan pengembangan adalah rangkaian proses atau langkah-langkah dalam rangka mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada agar dapat dipertanggungjawabkan. Pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian dan pengembangan adalah jenis penelitian yang mempunyai beberapa langkah untuk menghasilkan dan mengembangkan suatu produk baru ataupun menyempurnakan produk yang sudah ada dengan menguji keefektifan produk tersebut sehingga dapat dipertanggungjawabkan.


(55)

32 Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengembangkan media pembelajaran IPA SD materi penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya berbasis metode Montessori. Penelitian ini hanya dibatasi sampai pada uji coba lapangan tebatas untuk mengetahui penggunaan media pembelajaran oleh siswa kelas III dalam memahami materi penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya. Selanjutnya, penelitian ini juga menghasilkan sebuah prototipe media pembelajaran penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya berbasis metode Montessori.

3.2 Setting Penelitian

Setting penelitian membahas mengenai objek penelitian, subjek penelitian, lokasi penelitian, dan waktu penelitian.

3.2.1 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III pada tahun ajaran 2016/2017 di SD 1 Padokan. Peneliti melakukan penelitian pada siswa kelas III berjumlah 10 anak yang terdiri dari lima laki-laki dan lima perempuan. Peneliti memilih 10 siswa tersebut berdasarkan hasil diskusi dan rekomendasi dari wali kelas III. Pemilihan 10 siswa tersebut berdasarkan tingkat kognitifnya, yaitu ada yang rendah, cukup, dan tinggi. Pemilihan tingkat kognitif yang berbeda-beda tersebut bertujuan agar diperoleh siswa yang heterogen. Peneliti juga memberikan beberapa pertimbangan terkait subjek berdasarkan hasil pengamatan yang sudah dilakukan pada saat pembelajaran sedang berlangsung.


(56)

33 3.2.2 Objek Penelitian

Objek dari penelitian ini adalah media pembelajaran IPA SD materi penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya berbasis metode Montessori yang berupa kartu soal dan papan penggolongan hewan. Peneliti membuat media pembelajaran ini untuk membantu siswa dalam menggolongkan hewan sesuai dengan jenis penutup tubuhnya karena penggolongan hewan masuk ke dalam materi pelajaran IPA kelas III semester I. Media pembelajaran tersebut terdiri dari media hewan 3 dimensi, kartu gambar hewan, kartu control of error sebagai pengendali kesalahan, papan penggolongan hewan, dan kotak penyimpanan kartu. 3.2.3 Lokasi Penelitian

Penelitian dan pengembangan ini dilaksanakan di SD 1 Padokan. SD 1 Padokan terletak di Jl. Bibis, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul. Peneliti memilih SD 1 Padokan sebagai tempat uji coba lapangan terbatas karena SD 1 Padokan memiliki prestasi yang kurang menonjol dalam bidang IPA. SD 1 Padokan juga kurang maksimal dalam menggunakan media pembelajaran di kelas. Akan tetapi, SD 1 Padokan memiliki letak yang cukup strategis sehingga sangat menunjang dalam mencari bahan-bahan untuk pembuatan media pembelajaran.

3.2.4 Waktu Penelitian

Penelitian dan pengembangan ini dilakukan pada bulan Juni 2016 sampai April 2017. Secara keseluruhan, penelitian ini berlangsung kurang lebih selama delapan sembilan. Beikut ini adalah tabel jadwal penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti.


(57)

34 Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

No. Kegiatan Bulan

Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar April

1. Pemilihan materi dan menentukan judul 2. Perancangan

desain produk 3. Pembuatan

instrumen dan penyusunan bab I 4. Penyusunan

bab II 5. Analisis

kebutuhan dan

pengumpulan data

6. Penyusunan bab III 7. Validasi

produk 8. Uji coba

lapangan terbatas 9. Penyusunan

bab IV 10. Penyusunan

bab V 11. Validasi

album 12. Revisi bab I –

V

13. Sidang skripsi 14. Pembuatan

artikel

3.3 Rancangan Penelitian

Penelitian dan pengembangan ini mengadopsi model yang dipaparkan oleh Borg dan Gall (1983: 775) dan Sugiyono (2015: 408-427). Menurut Borg dan Gall (1983: 775) terdapat sepuluh langkah dalam melakukan penelitian dan pengembangan. Sepuluh langkah tersebut yaitu:

1. Penelitian dan pengumpulan data merupakan teknik pengumpulan data yang dapat dilakukan melalui studi literatur (bersumber dari buku), observasi


(58)

35 kelas, penelitian dalam skala kecil, dan sebagainya. Hal ini bertujuan untuk mencari suatu informasi yang terkait dengan kondisi nyata lapangan dan produk yang akan dikembangkan.

2. Perencanaan terdiri dari suatu keterampilan yang akan dikembangkan melalui perangkat yang dihasilkan dan tujuan penelitian yang hendak dicapai dari perangkat yang dihasilkan.

3. Pengembangan bentuk awal dari produk adalah pengembangan bentuk awal produk secara lengkap yang kemudian dilakukan serangkaian pengujian dan diperbaiki sesuai saran dari beberapa ahli. Jika yang dikembangkan adalah perangkat pembelajaran, maka pada langkah ini harus mengembangkan bahan-bahan pelajaran, buku pegangan, dan perangkat evaluasi.

4. Uji coba lapangan awal adalah pengujian yang dilakukan pada tahap awal untuk mengumpulkan data terhadap hasil pengembangan suatu produk. Langkah yang dilakukan antara lain dengan teknik wawancara, observasi, dan pengedaran angket. Hal ini dapat membantu peneliti dalam melakukan analisis dan perbaikan berdasarkan pengamatan, komentar, ataupun masukan tentang kekurangan yang terdapat pada produk yang dikembangkan.

5. Revisi produk berdasarkan hasil uji coba lapangan merupakan proses dalam memperbaiki produk yang dikembangkan sesuai dengan saran atau masukan berdasarkan hasil uji coba lapangan awal. Revisi tersebut mengubah produk menjadi lebih baik sehingga siap diujikan lebih lanjut.

6. Uji coba lapangan dilakukan dengan cara memperluas jumlah sekolah antara 5-10 unit dan melibatkan siswa sebanyak 30-100 anak. Hal ini dilakukan


(59)

36 bertujuan untuk mengetahui peningkatan penggunaan perangkat yang dikembangkan.

7. Revisi produk berdasarkan hasil uji coba lapangan merupakan bahan untuk melakukan revisi. Revisi ini bertujuan untuk menyempurnakan produk yang dikembangkan, selanjutnya diujicobakan pada tahap selanjutnya.

8. Uji pelaksanaan lapangan melibatkan lebih banyak sekolah yaitu antara 10-30 unit serta melibatkan siswa antara 40-200 anak. Uji coba dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik pengumpulan data antara lain tes, wawancara, observasi, dan kuesioner. Kemudian keseluruhan data tersebut diolah dan dianalisis sebagai saran untuk penyempurnaan tahap akhir. 9. Penyempurnaan produk akhir dilakukan sesuai dengan hasil uji coba pada

langkah sebelumnya. Setelah disempurnakan, produk ini dapat diproduksi secara masal yang menjadi prototipe produk akhir.

10. Diseminasi dan implementasi bertujuan untuk membuat laporan hasil penelitian dari produk yang dikembangkan berdasarkan tahapan-tahapan pengembangan. Peneliti juga membuat artikel yang kemudian dipublikasikan menjadi suatu jurnal ilmiah. Selain itu, peneliti dapat bekejasama dengan penerbit untuk memproduksi serta memasarkannya secara luas.

Berdasarkan kesepuluh langkah penelitian dan pengembangan di atas, peneliti membandingkan model penelitian yang dikemukakan oleh Borg dan Gall dengan model penelitian Sugiyono. Menurut Sugiyono (2015: 408-409) terdapat sepuluh langkah penelitian dan pengembangan antara lain: 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi desain, 5) revisi


(60)

37 desain, 6) uji coba produk, 7) revisi produk, 8) uji coba pemakaian, 9) revisi produk, dan 10) produksi masal. Bagan 3.1 adalah bagan langkah-langkah penelitian dan pengembangan menurut Sugiyono (2015: 409).

Bagan 3.1

Langkah research and development menurut bagan di atas dimulai dengan adanya potensi dan masalah yang dikumpulkan melalui tes, observasi, maupun wawancara. Potensi dan masalah tersebut diperoleh dan digunakan sebagai data empirik. Selanjutnya, data tersebut digunakan sebagai bahan untuk perencanaan dan pengembangan produk yang akan dibuat. Pengembangan produk ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan yang sudah ditemukan. Hasil akhir dari kegiatan penelitian dan pengembangan adalah berupa desain produk baru yang spesifikasinya lebih lengkap. Desain harus dibuat dalam bentuk gambar atau bagan agar dapat digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan membuat produk tersebut. Setelah pembuatan produk selesai, validasi produk dilakukan dengan 1) potensi

dan masalah

2)

pengumpulan data

3) desain produk

4) validasi desain

8) uji coba pemakaian

7) revisi produk

6) uji coba produk

9) revisi produk

10) produksi masal

5) revisi desain

Bagan 3.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan menurut Sugiyono (2015: 409)


(61)

38 cara menghadirkan beberapa pakar atau ahli untuk menilai produk baru yang telah dibuat sehingga dapat diketahui kelemahan dan kekuatannya. Jika sudah diketahui kelemahannya, maka peneliti akan memperbaiki desain produk tersebut agar mendapatkan produk yang lebih baik. Hasil dari perbaikan tersebuat akan diujicobakan pada kelompok terbatas untuk mengetahui manfaat dari produk, sehingga dapat mengatasi masalah yang dihadapi responden. Karena sudah diujicobakan, maka dilakukan perbaikan kembali dan kemudian diujicobakan lagi dengan lingkup kelas yang lebih luas. Hasil uji coba tersebut kemudian digunakan untuk perbaikan produk sebelum produk diproduksi secara masal. Apabila produk telah dinyatakan efektif dan layak, maka produk dapat diproduksi secara masal (Sugiyono 2015: 408-427).

Peneliti melakukan penelitian dan pengembangan dengan mengadopsi dan memodifikasi model penelitian dan pengembangan dari Borg dan Gall (1983: 775) dan Sugiyono (2015: 408-427). Penelitian ini dibatasi pada uji coba lapangan terbatas dan prototipe media pembelajaran yang sudah divalidasi karena waktu yang digunakan relatif singkat. Prosedur penelitian dan pengembangan dimodifikasi ke dalam lima langkah, antara lain: 1) potensi dan masalah, 2) perencanaan, 3) pengembangan bentuk awal produk, 4) validasi produk, dan 5) uji coba lapangan terbatas. Pada awalnya, penelitian dan pengembangan dimulai dengan cara mengidentifikasi masalah yang ada dan menganalisis kebutuhan siswa serta guru pada tahapan potensi dan masalah. Kemudian, dalam tahapan perencanaan, peneliti akan merancang instrumen penelitian yang digunakan pada saat penelitian. Selanjutnya, peneliti akan mengembangkan dan membuat produk sesuai dengan lima karakteristik media pembelajaran Montessori pada tahapan


(62)

39 pengembangan bentuk awal produk. Produk tersebut akan divalidasi oleh beberapa pakar atau ahli pada tahapan validasi produk sebelum digunakan pada tahap uji coba terbatas. Berikut ini adalah lima modifikasi model penelitian dan pengembangan yang dapat dilihat melalui bagan 3.2.

3.4 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian dan pengembangan mengadopsi model sepuluh langkah penelitian menurut Borg dan Gall (1983: 775) dan Sugiyono (2014: 408-427). Peneliti melakukan modifikasi tahap penelitian menjadi lima langkah, antara lain potensi dan masalah, perencanaan, pengembangan bentuk awal produk, validasi produk, dan uji coba lapangan terbatas. Kelima tahap penelitian dan pengembangan tersebut tersaji dalam bagan 3.3.

1) potensi dan masalah (Sugiyono)

2) perencanaan (Borg dan Gall)

3) pengembangan bentuk awal produk

(Borg dan Gall) 4) validasi produk

(modifikasi Sugiyono) 5) uji coba

lapangan terbatas (modifikasi Borg dan Gall)


(1)

247

22. Setelah guru selesai memasangkan beberapa kartu gambar hewan pada papan penggolongan hewan, guru memeriksa kebenarannya dengan menggunakan kartu control of error.

23. Guru menawarkan kepada siswa untuk mencoba dengan berkata “Apakah kamu ingin mencoba?”

24. Siswa mengambil kartu gambar hewan dan meraba contoh penutup tubuh hewan yang terdapat pada kartu.


(2)

248

26. Setelah siswa selesai memasangkan beberapa kartu gambar hewan pada papan penggolongan hewan, siswa memeriksa kebenarannya dengan menggunakan kartu control of error.

27. Guru meminta siswa untuk mengembalikan kartu-kartu ke dalam kotak penyimpanan dan menutupnya.

Penutup

28. Guru memberikan kesimpulan dengan berkata “Hari ini, kita telah belajar mengenai penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya dengan menggunakan media pembelajaran penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya.

29. Guru meminta siswa untuk mengembalikan media pembelajaran penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya dengan berkata “Mari bantu bapak mengembalikan media pembelajaran penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya”.

30. Siswa mengembalikan media pembelajaran penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya ke tempat penyimpanan.


(3)

249 Lampiran 8 Gambar Produk Media Pembelajaran Penggolongan Hewan Berdasarkan Penutup Tubuhnya

GAMBAR PRODUK

MEDIA PEMBELAJARAN PENGGOLONGAN HEWAN BERDASARKAN PENUTUP TUBUHNYA

Gambar 7.1 Media hewan 3 dimensi


(4)

250 Gambar 7.3 Papan penggolongan hewan dengan kartu

Gambar 7.4 Kartu gambar hewan


(5)

251 Gambar 7.6 Kotak penyimpanan kartu


(6)

252 Lampiran 9 Curriculum Vitae

CURRICULUM VITAE

Fransiscus Caraccioli Joni Tri Wibowo adalah anak terakhir dari tiga bersaudara. Lahir di Bantul, 30 Juni 1993. Sudah memperoleh pendidikan dasar di SD Kanisius Padokan dan lulus pada tahun 2006. Pendidikan menengah pertama diperoleh di SMP N 2 Bantul dan lulus pada tahun 2009. Pendidikan menengah lanjutan diperoleh di SMK N 3 Yogyakarta dan lulus pada tahun 2012. Kemudian di tahun 2013, peneliti tercatat sebagai mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Peneliti mengikuti berbagai macam kegiatan untuk mengebangkan soft skills selama menempuh pendidikan di PGSD. Pada tahun 2014, peneliti megikuti Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa I dan II. Peneliti telah mengikuti Kursus Mahir Dasar (KMD) pramuka dan WEEK-END MORAL dalam rangka melengkapi perkuliahan Teologi Moral pada tahun yang sama. Selanjutnya, peneliti mengikuti seminar internasional yang diselenggarakan oleh PGSD Universitas Sanata Dharma yang bekerjasama dengan HAN University dengan tema “Reinventing Childhood Education”. Peneliti terlibat aktif dalam berbagai kegiatan kepanitian, diantaranya menjadi anggota devisi perlengkapan dan keamanan pada kegiatan Parade Gamelan Anak tahun 2014 dan 2015 se-Yogyakarta dan Jawa Tengah. Peneliti mengikuti kegiatan English Club yang diselenggarakan oleh PGSD USD selama empat semester. Peneliti juga menjadi pengisi acara pada acara “The 4 th International Montessori Conference” dengan mempresentasikan media pembelajaran berbasis metode Montessori yang dikembangkan oleh peneliti. Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis skripsi sebagai tugas akhir yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran IPA SD Materi Penggolongan Hewan Berdasarkan Penutup Tubuhnya Berbasis Metode Montessori”.