55 sedangkan  hasil  validasi  kuesioner  tanggapan  mengenai  produk  media
pembelajaran oleh siswa dapat dilihat pada tabel 4.27 halaman 107. Peneliti juga melakukan uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan siswa
dan  kuesioner  tanggapan  produk  oleh  siswa.  Uji  keterbacaan  dilakukan  dengan tujuan  untuk  mengetahui  tingkat  pemahaman  siswa  terhadap  kalimat  pertanyaan
atau pernyataan dalam kuesioner. Uji keterbacaan tersebut dilakukan kepada guru dan  lima  siswa  kelas  III  di  SD  setara.  Hasil  uji  keterbacaan  kuesioner  analisis
kebutuhan  guru  dapat  dilihat  melalui  tabel  4.13  halaman  82,  sedangkan  hasil  uji keterbacaan  kuesioner  analisis  kebutuhan  siswa  dapat  dilihat  melalui  tabel  4.15
halaman  83.  Kemudian,  hasil  uji  keterbacaan  kuesioner  tanggapan  mengenai produk oleh siswa dapat dilihat pada tabel 4.28 halaman 108.
3.6.4 Soal Tes
Pada  penelitian  ini,  peneliti  menggunakan  tes  sebagai  pretest  dan  posttest. Pretest dan posttest digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan
sesudah  menggunakan  media  pembelajaran  dalam  uji  coba  lapangan  terbatas. Selain itu, tes juga digunakan sebagai data pendukung untuk mengetahui kualitas
media  pembelajaran.  Tes  disusun  dan  dikembangkan  oleh  peneliti  sesuai  dengan Kompetensi Dasar KD “Memahami ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup serta
hal-ha l  yang  mempengaruhi  perubahan  pada  makhluk  hidup”  untuk  kelas  III
semester  ganjil.  Peneliti  mengembangkan  KD  tersebut  menjadi  dua  indikator, selanjutnya  dikembangkan  lagi  menjadi  10  soal  uraian  terbatas  tipe  jawaban
melengkapi. Kisi-kisi soal tes tersebut dapat dilihat melalui tabel 3.9. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56 Tabel 3.9 Kisi-kisi Soal Tes
Kompetensi Dasar Indikator
Nomor Item
Menggolongkan  makhluk  hidup secara sederhana
Mengidentifikasi  jenis  penutup  tubuh pada hewan
1, 3, 5, dan 8 Menggolongkan  hewan  berdasarkan
penutup tubuhnya 2, 4, 6, 7, 9, dan 10
Instrumen  tes  yang  sudah  dibuat  kemudian  diuji  validitasnya.  Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi dengan data yang dilaporkan
oleh peneliti Sugiyono, 2014: 361. Validitas dilakukan untuk menjamin adanya kesesuaian  antara  alat  ukur  dengan  keadaan  yang  akan  diukur  Purwanto,  2007:
124.  Instrumen  dikatakan  valid  apabila  instrumen  tersebut  dapat  dengan  tepat mengukur apa yang hendak diukur Widoyoko, 2009: 128.
Sebelum  instrumen  tes  digunakan  harus  dilakukan  uji  validitas menggunakan  validitas  isi  dan  validitas  konstruk.  Validitas  isi  content  validity
adalah  membandingkan  antara  isi  instrumen  dengan  materi  pelajaran  yang  telah diajarkan Sugiyono, 2015: 182. Aspek yang dinilai dalam uji validitas isi dapat
dilihat melalui tabel 3.10. Tabel 3.10 Aspek Penilaian Validitas Isi Instrumen Tes
No Aspek yang Dinilai
1. Kesesuaian Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan indicator
2. Kesesuaian perilaku yang dituntut dalam indikator dengan perkembangan siswa
3. Kesesuaian indikator 1 dengan item soal yang diberikan
4. Kesesuaian indikator 2 dengan item soal yang diberikan
5. Kesesuaian penggunaan bahasa dengan bahasa Indonesia baku
6. Kesesuaian penulisan kalimat pertanyaan
Uji  validitas  isi  dan  validitas  konstruk  instrumen  tes  tersebut  dilakukan kepada  guru  SD  setara.  Hasil  dari  validasi  isi  dapat  dilihat  melalui  tabel  4.20
halaman  102  dan  hasil  dari  validasi  konstruk  dapat  dilihat  melalui  tabel  4.21 halaman 103.
57 Instrumen  tes  yang  sudah  divalidasi  oleh  ahli,  selanjutnya  diujikan  secara
empiris kepada siswa kelas III di SD setara. Data yang sudah diperoleh kemudian diolah  dengan  menggunakan  program  SPSS  22  for  Windows  untuk  menganalisis
item  soal  yang  valid.  Hasil  dari  pengolahan  tersebut  menunjukkan  valid  atau tidaknya suatu item. Item soal yang valid dapat dilihat dari perbandingan r hitung
dan  r  tabel.  Jika  r  hitung  lebih  besar  dari  r  tabel  maka  item  soal  tersebut dinyatakan valid, sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari  r tabel  maka item  soal
tersebut  dinyatakan  tiak  valid.  Selain  itu,  valid  atau  tidaknya  suatu  instrumen dapat  dilihat  dari  harga  sig.  2-tailed.  Jika  harga  sig.  2-tailed  lebih  kecil  dari
0,05 maka item soal dikatakan valid Widoyoko, 2009: 139. Hasil penghitungan item soal yang valid dan tidak valid setelah diolah dengan menggunakan SPSS 22
Windows dapat dilihat melalui tabel 4.22 halaman 105. Setelah  peneliti  menguji  validitasnya,  langkah  selanjutnya  adalah  menguji
reliabilitas  item  soal.  Kata  reliabilitas  dalam  bahasa  Indonesia  berasal  dari  kata reliability  atau  reliable  dalam  bahasa  Inggris  yang  artinya  dapat  dipercaya.
Instrumen  tes  dikatakan  dapat  dipercaya  jika  memberikan  hasil  yang  tetap  atau ajeg  konsisten  apabila  diteskan  berkali-kali  Widoyoko,  2015:  157.  Reliabel
atau  tidaknya  suatu  instrumen  dapat  diketahui  dari  nilai  koefisien  Alpha  yang dihitung  dengan  menggunakan  SPSS  22  for  Windows.  Menurut  Lin  dan  Kaplan
dalam  Widoyoko,  2014:  201,  instrumen  tes  dapat  dikatakan  reliabel  jika mempunyai  koefisien  Alpha  sekurang-kurangnya  0,7.  Hasil  perhitungan
reliabilitas  dengan  menggunakan  program  SPSS  22  for  Windows  dapat  dilihat melalui tabel 4.23 halaman 105.
58 Berdasarkan hasil pengolahan validitas dan reliabilitas,  peneliti memilih 10
soal untuk digunakan dalam soal pretest dan posttest. Kesepuluh soal tes tersebut kemudian diuji keterbacaannya. Uji keterbacaan dilakukan kepada siswa kelas III
di SD setara yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap kalimat  pertanyaanpernyataan  dalam  soal  tes.  Hasil  uji  keterbacaan  instrumen
soal tes dapat dilihat melalui tabel 4.25 halaman 105.
3.7 Triangulasi
Hasil  data  yang  terkumpul  dari  kuesioner,  observasi,  dan  wawancara selanjutnya  diolah  dengan  menggunakan  teknik  triangulasi.  Triangulasi  adalah
teknik  pengumpulan  data  yang  bersifat  menggabungkan  dari  berbagai  teknik pengumpulan  data  dan  sumber  data  yang  telah  ada  Sugiyono,  2015:  330.
Triangulasi dibedakan menjadi dua macam yaitu triangulasi teknik dan triangulasi sumber.  Triangulasi  teknik  adalah  menggunakan  teknik  pengumpulan  data  yang
berbeda-beda  untuk  mendapatkan  data  dari  sumber  yang  sama,  sedangkan triangulasi  sumber  adalah  menggunakan  teknik  yang  sama  untuk  mendapatkan
data dari sumber yang berbeda-beda Sugiyono, 2015: 330. Pada  penelitian  ini,  peneliti  menggunakan  triangulasi  teknik  untuk
memperoleh  data  analisis  kebutuhan.  Analisis  kebutuhan  merupakan  bagian  dari tahap awal  yang digunakan dalam pengumpulan data mengenai  ketersediaan dan
penggunaan  media  pembelajaran  terkait  dengan  pembelajaran  IPA  di  kelas  III. Triangulasi  teknik  tersebut  digunakan  untuk  mendapatkan  data  melalui  ketiga
teknik  pengumpulan  data  yang  berbeda.  Berikut  merupakan  bagan  triangulasi teknik yang dapat dilihat melalui bagan 3.4.