4.4 Analisis dan Interpretasi Data
Pemaknaan lirik lagu “Cinta Satu Malam” oleh peneliti akan dilakukan penjabaran makna tiap kalimat yang terdiri dari rangkaian kata –
kata, lalu tiap bait yang terdiri dari rangkaian kalimat. Tentunya dalam memaknai pesan yang terkandung dalam lirik lagu “Cinta Satu Malam”
berdasarkan atas frame of reference pengetahuan dan field of experience pengalaman dari peneliti. Setiap kata tentu mengandung suatu makna, baik
makna denotatif atau makna konotatif. Disini peneliti berpedoman pada kamus lengkap bahasa Indonesia dan kamus Inggris-Indonesia untuk
menentukan makna yang telah disepakati bersama tersebut.
Pemakanaan bait pertama, kalimat pertama : Walau cinta kita sementara
Aku merasa bahagia Kalau kau kecup mesra di keningku
Ku rasa bagai di Surga
Gambar 4.2 . Peta Tanda Barthes dalam Lirik Walau cinta kita sementara
1. Penanda : Walau cinta kita sementara
2. Petanda : konsep tentang cinta sesaat
3. Tanda denotatif: pengalaman cinta yang hanya satu malam
4. Penanda Konotatif: Cinta yang didasarkan pada hasrat seksual yang berlangsung hanya satu
malam. 5. Petanda Konotatif:
Hasrat seksual yang diumbar hanya satu
malam
6. Tanda Konotatif: Pertemuan sesaat yang menimbulkan hasrat seksual yang diwujudkan hanya satu malam
Kalimat pertama pada bait ini termasuk dalam kode hermeneutik
atau kode teka-teki, karena dalam kalimat Walau cinta kita sementara, karena dalam kalimat ini terdapat kata sementara yang menimbulkan
pertanyaan apa dan kenapa bersifat sementara? Hal ini menujukkan kentalnya unsur one night stand, yaitu cinta yang berdasarkan hasrat seksual
hanya sementara. Cinta itu kekal dan abadi, sementara hasrat seksual selalu sementara dan cepat sirna. Pemuasan hasrat seksual tidak dapat memberikan
jaminan keabadian cinta pada perasaan seorang manusia. Setiap kali hasrat seksual itu disalurkan, maka hasrat itu akan berhenti memelas dan cinta -
yang palsu tentuanya- akan segera hilang. Oleh karena itu, seorang pecinta hakiki, walaupun dia telah menikmati kelezatan bersama orang yang
dicintainya dan telah melewati batas kepuasan seksual, semua itu tidak menyurutkan perhatian dan kepeduliannya terhadap orang yang dicintainya,
juga tidak mengurangi hasratnya, bahkan hasrat tersebut semakin bertambah besar. Dia merasa bahwa hasrat itu kembali baru dan terus baru. Dia tidak
pernah merasa bosan atau sudah merasa puas dengan kekasihnya.
Kode proareotik, karena dalam kalimat mengandung cerita tentang sesuatu hal yang terjadi secara singkat atau tidak untuk seterusnya. Kode
semik karena penggunaan kata sementara merupakan petunjuk yang
menunjukkan sesuatu yang tidak untuk seterusnya.
Dalam bait diatas terdapat kata walau yang artinya meski, kata cinta yang memiliki arti perasaan kasih dan sayang kepada sesorang atau
lawan jenis, kata kita menunjukkan kami,antara orang pertama dan prang
kedua, bersifat jamak, lalu kata sementara mempunyai arti tidak untuk
seterusnya.
Makna konotasi dari kalimat walau cinta kita sementara ialah
meski perasaan kasih dan sayang pada seseoranglawan jenis orang pertama dan orang kedua hanya berlangsung singkattidak untuk seterusnya karena
perasaan yang terbawa oleh suasanakondisi saja, dan sementara terkesan disamakan dengan hubungan seksualitas yang hanya sementara.
Jadi pengetian dari kalimat walau cinta kita sementara adalah
sebuah ungkapan pengalaman bercinta atau berhubungan seksual yang hanya satu malam saja. Biasanya, kita melakukannya malam itu secara
spontan, tanpa kita rencanakan dan tanpa kita sadari.
Pemakanaan bait Pertama, kalimat kedua :
Walau cinta kita sementara
Aku merasa bahagia
Kalau kau kecup mesra di keningku Ku rasa bagai di Surga
Gambar 4.3 . Peta Tanda Barthes dalam Lirik Aku merasa bahagia
1. Penanda : Aku merasa bahagia
2. Petanda : konsep tentang cinta yang
membuat bahagia 3. Tanda denotatif: pengalaman cinta yang membuat
bahagia 4. Penanda Konotatif: Cinta sementara yang membuat
perasaan menjadi bahagia 5. Petanda Konotatif:
Kebahagiaan yang diumbar hanya satu
malam
6. Tanda Konotatif: Pertemuan sesaat yang menimbulkan kebahagiaan yang hanya sesaat
Kalimat pertama pada bait ini termasuk dalam kode hermeneutik
atau kode teka-teki, karena dalam kalimat Aku merasa bahagia, karena
dalam kalimat ini terdapat kata yang menimbulkan pertanyaan apa dan
kenapa bisa bahagia ? Kode proareotik, karena dalam kalimat mengandung
cerita tentang sesuatu hal yang membuat seseorang bahagia, walaupuns
sesaat. Dalam bait diatas terdapat kata merasa yang artinya merasakan, kata merasa yang memiliki arti memiliki perasaan.
Jadi pengetian dari kalimat Aku merasa bahagia adalah perasaan
bahagia yang timbul dari jalinan hubungan satu malam, yang dalam kalimat ini mengandung unsur kesenangan sesaat, dan semu. Karena setelah itu kita
tidak bisa merasakan kebahagiaan yang abadi.
Pemakanaan bait Pertama, Kalimat Ketiga :
Walau cinta kita sementara Aku merasa bahagia
Kalau kau kecup mesra di keningku
Ku rasa bagai di Surga
Gambar 4.4 . Peta Tanda Barthes dalam Lirik Kalau kau kecup mesra di keningku
1. Penanda : Kalau kau kecup mesra di
keningku 2. Petanda : konsep
tentang kecupan mesra di kening
3. Tanda denotatif: pengalaman cinta sesaat, dengan tanda memberi kecupan di kening.
4. Penanda Konotatif: kecupan mesra di kening yang mengungkapkan perasaan cinta.
5. Petanda Konotatif: kecupan yang
menandakan sayang 6. Tanda Konotatif: kecupan mesra yang menandakan perasaan cinta walaupun
sesaat.
Kalimat pertama pada bait ini termasuk dalam kode hermeneutik
atau kode teka-teki, karena dalam kalimat Kalau kau kecup mesra di keningku,
karena dalam kalimat ini terdapat kata yang menimbulkan
pertanyaan kenapa member kecupan mesra di kening ? Kode proareotik,
karena dalam kalimat mengandung cerita tentang seseorang yang member kecupan di kening, walaupun baru ketemu. Dalam bait diatas terdapat kata
kecup yang artinya memberikan ciuman.
Jadi pengetian dari kalimat Kalau kau kecup mesra di keningku
adalah kecupan mesra yang menandakan perasaan cinta walaupun sesaat. Hal ini mengindikasikan kecupan tersebut merupakan kecupan palsu, yang
hanya membuat pasangan tersebut bergairah dan dimanfaatkan untuk kesenangan yang sesaat.
Pemakanaan bait Pertama, Kalimat Keempat :
Walau cinta kita sementara Aku merasa bahagia
Kalau kau kecup mesra di keningku
Ku rasa bagai di Surga
Gambar 4.4 . Peta Tanda Barthes dalam Lirik Ku rasa bagai di Surga
1. Penanda : Ku rasa bagai di Surga
2. Petanda : konsep tentang kenikmatan
3. Tanda denotatif: pengalaman cinta sesaat, yang dilambangkan dengan kenikmatan serasa di surga
4.Penanda Konotatif: kenikmatan hubungan seksual, yang dilambangkan dengan serasa di surga.
5. Petanda Konotatif: kenikmatan hubungan
seksual. 6. Tanda Konotatif: kenikmatan hubungan seksual, yang dilambangkan dengan
serasa di surga
Kalimat pertama pada bait ini termasuk dalam kode hermeneutik
atau kode teka-teki, karena dalam kalimat Ku rasa bagai di Surga, karena
dalam kalimat ini terdapat kata yang menimbulkan pertanyaan kenapa Ku
rasa bagai di Surga ? Kode proareotik, karena dalam kalimat mengandung
cerita tentang kenikmataan hubungan seksual, yang serasa bagai di surga.
Dalam bait diatas terdapat kata rasa yang artinya perasaan.
Jadi pengetian dari kalimat Ku rasa bagai di Surga adalah
kenikmataan hubungan seksual, yang serasa bagai di surga. H
ubungan sekejap saja atau disebut one night stand ini, dianggap merupakan suatu
pelanggaran terhadap sistem nilai-nilai yang ada pada masyarakat, umumnya dapat menimbulkan perilaku-perilaku yang kurang baik.
Pemakanaan bait Kedua, Kalimat Pertama dan Ketiga : Cinta satu malam
Oh indahnya
Cinta satu malam
Buatku melayang
Bait Kedua Kalimat Pertama dan Ketiga Gambar 4.5 . Peta Tanda Barthes dalam Lirik Cinta satu malam
1. Penanda : Cinta satu malam
2. Petanda : konsep tentang cinta yang
dilakukan hanya satu malam
3. Tanda denotatif: lebih menjurus ke hubungan seksualitas
4. Penanda Konotatif: Cinta yang dibangun berdasarkan suka sama suka hanya sesaat, hanya
satu malam. 5. Petanda Konotatif:
Seksualitas yang dilakukan hanya satu
malam, berdasarkan cinta sesaat
6. Tanda Konotatif: Pertemuan sesaat dan dilanjutkan dengan seksual yang diwujudkan hanya satu malam berdasarkan perasaan suka sama suka
Kalimat ketiga pada bait pertama ini termasuk dalam kode
hermeneutika, karena kalimat tersebut menimbulkan teka-teki. Apakah
cinta yang kita bangun bukan untuk selamanya, cuma hanya satu malam, kenapa? Betapa gampang cinta dikatakan dalam industri seni yang semakin
instant. Bukan saja mie instant, tapi juga ada cinta instant sekarang dimana-
mana. Kode proaetik, karena dalam kalimat ini akan menegaskan makna
pada kalimat selanjutnya, sehingga mampu menciptakan sebuah cerita yang utuh, dan maknanya akan dapat dimengerti dengan jelas.
Kalimat pertama, bait kelima ini termasuk dalam kode semik,
karena kalimat tersebut menggunakan kiasa untuk menjelaskan maksudnya. Kiasan pertama adalah cinta satu malam diartikan sebagai sebuah ungkapan
untuk One-night stand yaitu pengalaman bercinta hanya satu malam saja, dengan seseorang yang baru kita kenal. Biasanya, kita melakukannya malam
itu secara spontan, tanpa kita rencanakan dan tanpa kita sadari. cinta satu malam buat sebagian orang yang menyukainya dianggap sebagai
pengalaman berpetualang dalam hidup. Hanya bedanya ini bukan suatu pengalaman berpetualang seperti mendaki gunung, menjelajah hutan rimba
atau mengembara keliling dunia. Tetapi ini sebuah pengalaman berpetualang dengan cewek atau cowok di atas tempat tidur yang dilakukan
hanya untuk fun saja, berdasarkan suka sama suka. Dan ini bukan hanya para cowok saja yang senang melakukannya ternyata cewek- cewek juga
sangat banyak yang suka berpetualang melakukan cinta satu malam.
Alasannya karena mereka tidak mau terikat dulu untuk menjalin cinta dengan seseorang secara serius.
Selain itu kalimat cinta satu malam juga mengandung kode kebudayaaan.
Masalah perilaku yang menyimpang dari norma, selalu menjadi bahan yang menarik untuk menjadi bahan perbincangan, apalagi yang
berhubungan dengan seksual, masalah ini merupakan masalah yang sensitif yang menyangkut masalah-masalah peraturan sosial, segi-segi moral, etika
dalam masyarakat dan aturan-aturan dalam agama. Hal ini banyak orang yang menganggap sebagai suatu kegiatan yang tergolong menyimpang dari moral
dan norma-norma di dalam masyarakat serta melanggar aturan dalam agama. Arus informasi yang begitu deras, baik melalui media cetak, film, televise
maupun internet mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan seks, mempunyai dampak yang luar biasa terhadap budaya suatu bangsa. Informasi
perilaku tersebut akan menimbulkan akulturasi atau perkawinan budaya. Di banding zaman orde lama, masyarakat Indonesia, terutama di perkotaan,
menjadi jauh lebih “modern” atau permisif dalam hal perilaku seksual.
Jadi pengetian dari kalimat Cinta satu malam adalah sebuah
ungkapan pengalaman bercinta atau berhubungan seksual yang hanya satu malam saja, dengan seseorang yang baru kita kenal. Biasanya, kita
melakukannya malam itu secara spontan, tanpa kita rencanakan dan tanpa kita sadari. satu malam buat sebagian orang yang menyukainya dianggap
sebagai pengalaman berpetualang dalam hidup. Tetapi ini sebuah
pengalaman berpetualang dengan cewek atau cowok di atas tempat tidur yang dilakukan hanya untuk fun saja, berdasarkan suka sama suka.
Pemakanaan bait Kedua, Kalimat Kedua :
Cinta satu malam
Oh indahnya
Cinta satu malam Buatku melayang
Bait Kedua Kalimat Kedua Gambar 4.6 . Peta Tanda Barthes dalam Lirik Oh indahnya
1. Penanda : oh indahnya 2. Petanda : konsep tentang cinta yang
indah 3. Tanda denotatif: lebih menjurus ke hubungan
seksualitas 4. Penanda Konotatif: Cinta yang dibangun
berdasarkan suka sama suka hanya sesaat, hanya satu malam.
5. Petanda Konotatif: Seksualitas yang
dilakukan hanya satu malam, berdasarkan
cinta sesaat
6. Tanda Konotatif: Pertemuan sesaat dan dilanjutkan dengan seksual yang diwujudkan hanya satu malam berdasarkan perasaan suka sama suka
Kalimat oh indahnya, dari bait ini termasuk dalam kode proaetik, karena menceritakan indahnya bercinta satu malam. Kalimat ini juga
menegaskan makna kalimat sebelumnya. Kode semik, karena mengandung
makna kiasan, yaitu indahnya, lebih diartikan sebagai keindahan yang tak terlupakan
Kalimat oh indahnya juga termasuk dalam kode hermeneutik atau
kode teka-teki, karena dalam kalimat oh indahnya, menimbulkan pertanyaan kejadian apakah yang menyebabkan keindahan tersebut ?
Jadi pengetian dari kalimat oh indahnya adalah sebuah ungkapan keindahan bercinta atau berhubungan seksual yang berlangsung dalam satu
malam saja.
Bait Kedua Kalimat Keempat
Cinta satu malam Oh indahnya
Cinta satu malam
Buatku melayang
Gambar 4.7 . Peta Tanda Barthes dalam Lirik Buatku Melayang
1. Penanda : buatku melayang
2. Petanda : konsep tentang kenikmatan
berhubungan intim 3. Tanda denotatif: kenikmatan
4. Penanda Konotatif: sebuah kenikmatan yang muncul karena rangsangan dan belaian
5. Petanda Konotatif: tentang rangsangan
yang menimbulkan kenikmatan
6. Tanda Konotatif: Pertemuan rangsangan dan belaian yang dilakukan sehingga timbul kenikmatan yang rasanya membuat melayang.
Kalimat Buatku melayang, dari bait keempat ini termasuk dalam
kode proaetik, karena menceritakan nikmatnya bercinta satu malam,
sehingga membuat kenikmatan tersendiri seakan-akan melayang. Kalimat ini
juga menegaskan makna kalimat sebelumnya. Kode semik, karena
mengandung makna kiasan, yaitu buatku melayang, lebih diartikan sebagai kenikmatan yang tak terhingga.
Kalimat Buatku melayang juga termasuk dalam kode hermeneutik
atau kode teka-teki, karena dalam kalimat Buatku melayang, karena dalam kalimat ini menimbulkan pertanyaan kejadian apakah yang menyebabkan
hingga melayang ?
Jadi pengetian dari kalimat Buatku melayang adalah sebuah
ungkapan kenikmatan bercinta atau berhubungan seksual hingga seakan akan melayang. Padahal melakukan cinta satu malam artinya Anda
berhubungan intim dengan orang yang belum Anda kenal dengan baik. Artinya, Anda tidak tahu riwayat kehidupan seksnya. Yang jelas, orang itu
tidak keberatan bersanggama dengan orang yang baru ia kenal. Karena itu, bisa jadi ia punya penyakit menular, dan bahkan bisa saja mengidap AIDS.
Pemakanaan bait Ketiga, Kalimat Pertama : Walau satu malam
Akan selalu kukenang Dalam hidupku
Gambar 4.8 . Peta Tanda Barthes dalam Lirik Walau Satu Malam
1. Penanda : Walau satu malam
2. Petanda : konsep tentang penyesalan
yang nikmat 3. Tanda denotatif: pernyataan penyesalan
4. Penanda Konotatif: penyelasan yang diungkapkan kenapa hanya satu malam saja
5. Petanda Konotatif: rasa menyesal, kenapa
kenikmatan ini berlangsung hanya
satu malam saja.
6. Tanda Konotatif: suatu penyesalah kenapa hubungan ini hanya satu malam saja.
Kalimat Walau satu malam termasuk dalam kode hermeneutik
atau kode teka-teki, karena dalam kalimat Walau satu malam, karena dalam kalimat ini menimbulkan pertanyaan sentuhan kenapa dengan satu malam ?
Kode semik, karena terdapat sebuah kiasan untuk mempertegas makna kalimat tersebut, yaitu “satu malam” yang memiliki arti sebuah hubungan
seksualitas yang dibangun seseorang hanya dengan satu malam.
Kalimat pertama Walau satu malam ini terdiri dari kata Walau yang
merupakan kata sambung dalam kalimat majemuk yang berarti dan jika, atau
kendatipun. Kata sudah memiliki arti selesai, atau habis.
Maka makna yang didapat dari lirik Walau satu malam adalah
meskipun satu malam pengalaman yang didapatkan terutama seksualitas sangat terkenang. Meskipun h
ubungan sekejap saja atau disebut one night stand ini, dianggap merupakan suatu pelanggaran terhadap sistem nilai-nilai yang ada
pada masyarakat, umumnya dapat menimbulkan perilaku-perilaku yang kurang baik.
Pemakanaan bait Ketiga, Kalimat Kedua :
Walau satu malam
Akan selalu kukenang
Dalam hidupku
Gambar 4.9 . Peta Tanda Barthes dalam Lirik Akan Selalu Kukenang
1. Penanda : Akan selalu kukenang
2. Petanda : konsep tentang kenangan
3. Tanda denotatif: kenangan yang tidak akan terlupakan
4. Penanda Konotatif: sebuah kenangan yang tidak terlupakan karena kenikmatan seksual yang
dilakukan 5. Petanda Konotatif:
tentang hubungan seksual yang menjadi
kenangan
6. Tanda Konotatif: Kenangan yang terbentuk berdasarkan hubungan seksual yang terjalin.
Kalimat kedua, bait ketiga ini terdiri dari kata kukenang, yang terdiri dari kata kenang+ku, yang berarti kenangan punya seseorang. kenang sendiri
memiliki arti, memori atau bayangan masa lalu. Namun, dalam kalimat ini kenang lebih diartikan menjadi sebuah kenikmatan yang tidak terlupakan
dalam hidup. Kode proaetik, karena kalimat ini maknanya sangat erat
berhubungan dengan kalimat selanjutnya
Kalimat kedua pada bait ini termasuk dalam kode hermeneutik atau
kode teka-teki, karena dalam kalimat Akan selalu kukenang yang artinya kau
selalu kukenang, menimbulkan pertanyaan mengenang orangnya atau mengenang pengalaman bercinta ?
Dari penjelasan di atas, kalimat Akan selalu kukenang
mengungkapkan makna bahwa kenikmatan cinta satu malam, yang menunjukkan kenikmatan luar biasa hingga dikenang dalam hidupnya.
Pemakanaan bait Ketiga, Kalimat Ketiga :
Walau satu malam Akan selalu kukenang
Dalam hidupku
Gambar 4.10 . Peta Tanda Barthes dalam Lirik Dalam hidupku
1. Penanda : Dalam hidupku 2. Petanda : konsep tentang pengalaman
hidup 3. Tanda denotatif: kenangan yang tidak akan terlupakan
dalam hidupnya 4. Penanda Konotatif: sebuah kenangan yang tidak
terlupakan karena kenikmatan seksual yang dilakukan 5. Petanda Konotatif:
tentang hubungan seksual yang menjadi
kenangan
6. Tanda Konotatif: Kenangan yang terbentuk berdasarkan hubungan seksual yang terjalin.
Kalimat, bait ketiga ini terdiri dari kata dalam hidupku, yang terdiri
dari kata hidup+ku, yang berarti kenangan dalam hidupnya. Kode proaetik,
karena kalimat ini maknanya sangat erat berhubungan dengan kalimat selanjutnya
Kalimat pada bait ini termasuk dalam kode hermeneutik atau kode
teka-teki, karena dalam kalimat dalam hidupku yang menimbulkan pertanyaan kenapa dengan hidupnya ?
Dari penjelasan di atas, kalimat dalam hidupku mengungkapkan
makna bahwa kenikmatan cinta satu malam, yang menunjukkan kenikmatan luar biasa hingga dikenang dalam hidupnya. Dan menjadi kenangan yang tak
terlupakan didalam hidupnya.
Pemakanaan bait Keempat, Kalimat Pertama dan Ketiga : Cinta satu malam
Oh indahnya
Cinta satu malam
Buatku melayang
Gambar 4.11 . Peta Tanda Barthes dalam Lirik Cinta satu malam
1. Penanda : Cinta satu malam
2. Petanda : konsep tentang cinta yang
dilakukan hanya satu malam
3. Tanda denotatif: lebih menjurus ke hubungan seksualitas
4. Penanda Konotatif: Cinta yang dibangun berdasarkan suka sama suka hanya sesaat, hanya
satu malam. 5. Petanda Konotatif:
Seksualitas yang dilakukan hanya satu
malam, berdasarkan cinta sesaat
6. Tanda Konotatif: Pertemuan sesaat dan dilanjutkan dengan seksual yang diwujudkan hanya satu malam berdasarkan perasaan suka sama suka
Kalimat ketiga pada bait pertama ini termasuk dalam kode
hermeneutika, karena kalimat tersebut menimbulkan teka-teki. Apakah
cinta yang kita bangun bukan untuk selamanya, cuma hanya satu malam, kenapa? Betapa gampang cinta dikatakan dalam industri seni yang semakin
instant. Bukan saja mie instant, tapi juga ada cinta instant sekarang dimana-
mana. Kode proaetik, karena dalam kalimat ini akan menegaskan makna
pada kalimat selanjutnya, sehingga mampu menciptakan sebuah cerita yang utuh, dan maknanya akan dapat dimengerti dengan jelas.
Kalimat pertama, bait kelima ini termasuk dalam kode semik,
karena kalimat tersebut menggunakan kiasa untuk menjelaskan maksudnya. Kiasan pertama adalah cinta satu malam diartikan sebagai sebuah ungkapan
untuk One-night stand yaitu pengalaman bercinta hanya satu malam saja, dengan seseorang yang baru kita kenal. Biasanya, kita melakukannya malam
itu secara spontan, tanpa kita rencanakan dan tanpa kita sadari. cinta satu malam buat sebagian orang yang menyukainya dianggap sebagai
pengalaman berpetualang dalam hidup. Hanya bedanya ini bukan suatu pengalaman berpetualang seperti mendaki gunung, menjelajah hutan rimba
atau mengembara keliling dunia. Tetapi ini sebuah pengalaman berpetualang dengan cewek atau cowok di atas tempat tidur yang dilakukan
hanya untuk fun saja, berdasarkan suka sama suka. Dan ini bukan hanya para cowok saja yang senang melakukannya ternyata cewek- cewek juga
sangat banyak yang suka berpetualang melakukan cinta satu malam. Alasannya karena mereka tidak mau terikat dulu untuk menjalin cinta
dengan seseorang secara serius.
Pemakanaan bait Keempat, Kalimat Kedua :
Cinta satu malam
Oh indahnya
Cinta satu malam Buatku melayang
Gambar 4.12 . Peta Tanda Barthes dalam Lirik Oh indahnya
1. Penanda : oh indahnya 2. Petanda : konsep tentang cinta yang
indah 3. Tanda denotatif: lebih menjurus ke hubungan
seksualitas 4. Penanda Konotatif: Cinta yang dibangun
berdasarkan suka sama suka hanya sesaat, hanya satu malam.
5. Petanda Konotatif: Seksualitas yang
dilakukan hanya satu malam, berdasarkan
cinta sesaat
6. Tanda Konotatif: Pertemuan sesaat dan dilanjutkan dengan seksual yang diwujudkan hanya satu malam berdasarkan perasaan suka sama suka
Kalimat oh indahnya, dari bait ini termasuk dalam kode proaetik, karena menceritakan indahnya bercinta satu malam. Kalimat ini juga
menegaskan makna kalimat sebelumnya. Kode semik, karena mengandung
makna kiasan, yaitu indahnya, lebih diartikan sebagai keindahan yang tak terlupakan
Kalimat oh indahnya juga termasuk dalam kode hermeneutik atau
kode teka-teki, karena dalam kalimat oh indahnya, menimbulkan pertanyaan kejadian apakah yang menyebabkan keindahan tersebut ?
Jadi pengetian dari kalimat oh indahnya adalah sebuah ungkapan keindahan bercinta atau berhubungan seksual yang berlangsung dalam satu
malam saja.
Pemakanaan bait Keempat, Kalimat Keempat :
Cinta satu malam Oh indahnya
Cinta satu malam
Buatku melayang
Gambar 4.13 . Peta Tanda Barthes dalam Lirik Buatku Melayang
1. Penanda : buatku melayang
2. Petanda : konsep tentang kenikmatan
berhubungan intim 3. Tanda denotatif: kenikmatan
4. Penanda Konotatif: sebuah kenikmatan yang muncul karena rangsangan dan belaian
5. Petanda Konotatif: tentang rangsangan
yang menimbulkan kenikmatan
6. Tanda Konotatif: Pertemuan rangsangan dan belaian yang dilakukan sehingga timbul kenikmatan yang rasanya membuat melayang.
Kalimat Buatku melayang, dari bait keempat ini termasuk dalam kode proaetik, karena menceritakan nikmatnya bercinta satu malam, sehingga
membuat kenikmatan tersendiri seakan-akan melayang. Kalimat ini juga
menegaskan makna kalimat sebelumnya. Kode semik, karena mengandung
makna kiasan, yaitu buatku melayang, lebih diartikan sebagai kenikmatan yang tak terhingga.
Kalimat Buatku melayang juga termasuk dalam kode hermeneutik
atau kode teka-teki, karena dalam kalimat Buatku melayang, karena dalam kalimat ini menimbulkan pertanyaan kejadian apakah yang menyebabkan
hingga melayang ?
Jadi pengetian dari kalimat Buatku melayang adalah sebuah ungkapan kenikmatan bercinta atau berhubungan seksual hingga seakan akan
melayang.
Pemakanaan bait Kelima, Kalimat Pertama : Walau satu malam
Akan selalu kukenang Selama-lamanya
Gambar 4.14 . Peta Tanda Barthes dalam Lirik Walau Satu Malam
1. Penanda : Walau satu malam
2. Petanda : konsep tentang penyesalan
yang nikmat 3. Tanda denotatif: pernyataan penyesalan
4. Penanda Konotatif: penyelasan yang diungkapkan kenapa hanya satu malam saja
5. Petanda Konotatif: rasa menyesal, kenapa
kenikmatan ini berlangsung hanya
satu malam saja.
6. Tanda Konotatif: suatu penyesalah kenapa hubungan ini hanya satu malam saja.
Kalimat Walau satu malam termasuk dalam kode hermeneutik
atau kode teka-teki, karena dalam kalimat Walau satu malam, karena dalam kalimat ini menimbulkan pertanyaan sentuhan kenapa dengan satu malam ?
Kode semik, karena terdapat sebuah kiasan untuk mempertegas makna kalimat tersebut, yaitu “satu malam” yang memiliki arti sebuah hubungan
seksualitas yang dibangun seseorang hanya dengan satu malam.
Kalimat pertama Walau satu malam ini terdiri dari kata Walau yang
merupakan kata sambung dalam kalimat majemuk yang berarti dan jika, atau
kendatipun. Kata sudah memiliki arti selesai, atau habis.
Maka makna yang didapat dari lirik Walau satu malam adalah
meskipun satu malam pengalaman yang didapatkan terutama seksualitas sangat terkenang. Meskipun h
ubungan sekejap saja atau disebut one night stand ini, dianggap merupakan suatu pelanggaran terhadap sistem nilai-nilai yang ada
pada masyarakat, umumnya dapat menimbulkan perilaku-perilaku yang kurang baik.
Pemakanaan bait Kelima, Kalimat Kedua :
Walau satu malam
Akan selalu kukenang
Selama-lamanya
Gambar 4.15 . Peta Tanda Barthes dalam Lirik Akan Selalu Kukenang
1. Penanda : Akan selalu kukenang
2. Petanda : konsep tentang kenangan
3. Tanda denotatif: kenangan yang tidak akan terlupakan
4. Penanda Konotatif: sebuah kenangan yang tidak terlupakan karena kenikmatan seksual yang
dilakukan 5. Petanda Konotatif:
tentang hubungan seksual yang menjadi
kenangan
6. Tanda Konotatif: Kenangan yang terbentuk berdasarkan hubungan seksual yang terjalin.
Kalimat bait kelima ini terdiri dari kata kukenang, yang terdiri dari kata kenang+ku, yang berarti kenangan punya seseorang. kenang sendiri
memiliki arti, memori atau bayangan masa lalu. Namun, dalam kalimat ini kenang lebih diartikan menjadi sebuah kenikmatan yang tidak terlupakan
dalam hidup. Kode proaetik, karena kalimat ini maknanya sangat erat
berhubungan dengan kalimat selanjutnya
Kalimat kedua pada bait ini termasuk dalam kode hermeneutik atau
kode teka-teki, karena dalam kalimat Akan selalu kukenang yang artinya kau selalu kukenang, menimbulkan pertanyaan mengenang orangnya atau
mengenang pengalaman bercinta ?
Dari penjelasan di atas, kalimat Akan selalu kukenang
mengungkapkan makna bahwa kenikmatan cinta satu malam, yang menunjukkan kenikmatan luar biasa hingga dikenang dalam hidupnya.
Pemakanaan bait Kelima, Kalimat Ketiga :
Walau satu malam Akan selalu kukenang
Selama-lamanya
Gambar 4.16 . Peta Tanda Barthes dalam Lirik Selama-Lamanya
1. Penanda : Selama- Lamanya
2. Petanda : konsep tentang kenangan
3. Tanda denotatif: kenangan yang tidak akan terlupakan selama-lamanya
4. Penanda Konotatif: sebuah kenangan yang tidak terlupakan karena kenikmatan seksual yang
dilakukan 5. Petanda Konotatif:
tentang hubungan seksual yang menjadi
kenangan
6. Tanda Konotatif: Kenangan selama-lamanya yang terbentuk berdasarkan hubungan seksual yang terjalin.
Kalimat ini terdiri dari kata selamanya, yang terdiri dari kata selama
+nya, yang berarti sampai akhir hayat. Kode proaetik, karena kalimat ini
maknanya sangat erat berhubungan dengan kalimat selanjutnya
Kalimat pada bait ini termasuk dalam kode hermeneutik atau kode
teka-teki, karena dalam kalimat selama-lamanya yang menimbulkan pertanyaan mengapa selama-lamanya ?
Dari penjelasan di atas, kalimat Selama-lamanya mengungkapkan
makna bahwa kenikmatan cinta satu malam, yang menunjukkan kenikmatan luar biasa hingga dikenang dalam selama-lamanya dan tidak akan dilupakan.
Pemakanaan bait Keenam : Sentuhanmu membuatku terlena
Aku telah terbuai mesra Hasratku kian membara
Kalimat Pertama Bait Keenam Gambar 4.17 . Peta Tanda Barthes dalam Lirik Sentuhanmu Membuatku Terlena
1. Penanda : Sentuhanmu membuatku terlena
2. Petanda : konsep tentang sentuhan dan
rangsangan 3. Tanda denotatif: rangsangan
4. Penanda Konotatif: sebuah rangsangan untuk menarik hasrat seksual
5. Petanda Konotatif: tentang rangsangan
yang menimbulkan keinginan
berhubungan seks
6. Tanda Konotatif: rangsangan dan belaian yang dilakukan sehingga timbul untuk melakukan hubungan seksual
Kalimat Sentuhanmu membuatku terlena termasuk dalam kode hermeneutik atau kode teka-teki, karena dalam kalimat Sentuhanmu
membuatku terlena, karena dalam kalimat ini terdapat kata terlena yang menimbulkan pertanyaan sentuhan yang bagaimana bisa membuat orang
terlena ?
Kalimat pertama, bait keenam ini terdiri dari kata membuatku, yang terdiri dari kata membuat+ku, yang berarti menjadikan aku. Namun, dalam
kalimat ini membuatku lebih diartikan menjadi sebuah akibat dari rangsangan
sentuhan. Kode proaetik, karena kalimat ini maknanya sangat erat
berhubungan dengan kalimat berikutnya.
Maka makna yang didapat dari lirik Sentuhanmu membuatku terlena
adalah rangsangan berupa sentuhan-sentuhan nakal membuat gairah tersendiri bagi pasangan hingga membuat pasangan menjadi terlena.
Kalimat Kedua Bait Keenam Gambar 4.18 . Peta Tanda Barthes dalam Lirik Aku Telah Terbuai Mesra
1. Penanda : Aku telah terbuai mesra
2. Petanda : konsep tentang buaian
mesra 3. Tanda denotatif: Buaian dan rayuan mesra
4. Penanda Konotatif: sebuah buaian untuk menarik hasrat seksual
5. Petanda Konotatif: tentang buaian yang
menimbulkan keinginan
berhubungan seks
6. Tanda Konotatif: buaian yang dilakukan sehingga timbul untuk melakukan hubungan seksual
Kalimat Aku telah terbuai mesra dari bait keenam terdapat dalam kode proaetik, karena menceritakan tentang akibat dari segala sentuhan dan
belain mesra membuat hasrat kian membara. Kalimat ini juga menegaskan
makna lirik sebelumnya. Kode semik, karena menggunakan sebuah kiasan,
yaitu terbuai asmara, yang memiliki arti telah hanyut dalam rayuan dan belain mesra dari pasangannya.
Kalimat Aku telah terbuai mesra termasuk dalam kode hermeneutik
atau kode teka-teki, karena dalam kalimat Aku telah terbuai mesra,
menimbulkan pertanyaan apakah mesra bisa terbuai ? Kode semik, karena
terdapat sebuah kiasan untuk mempertegas makna kalimat tersebut, yaitu “Aku telah terbuai mesra” yang memiliki arti telah terangsang dengan
buaian-buaian dan sentuhan.
Maka makna yang didapat dari lirik Aku telah terbuai mesra adalah rangsangan-rangsangan seksualitas yang dibangun untuk mengarah ke
hubungan sesksualitas.
Seks bebas bukan hanya perbuatan segolongan masyarakat pada strata ekonomi atas saja, melainkan juga pada kelas bawah.
Bertitik tolak dari saling memerlukan dan melengkapi, hubungan seks dapat dianggap sebagai peleburan dua insan, di dalamnya terjadi transendensi
melampaui batas-batas pribadi dengan suatu momen ekstasi yang ditandai oleh orgasme, dengan tanpa mengecilkan dampak psikologisnya.
Kalimat Ketiga Bait Keenam Gambar 4.19 . Peta Tanda Barthes dalam Lirik Hasratku Kian Membara
1. Penanda : Hasratku kian membara
2. Petanda : konsep tentang hasrat yang
membara 3. Tanda denotatif: Hasrat yang membara
4. Penanda Konotatif: sebuah hasrat berhubungan seksual
5. Petanda Konotatif: tentang hasrat atau
keinginan berhubungan seks
6. Tanda Konotatif: hasrat untuk melakukan hubungan seksual yang disebabkan belaian dan rangsangan pasangan
Lirik dari bait keenam Hasratku kian membara terdiri dari kata kian
yang merupakan kata hubung bagi kalimat majemuk yang maknanya sama dengan kata semakin.
Kalimat ketiga, bait keenam ini terdiri dari kata hasratku, yang terdiri dari kata hasrat+ku, yang berarti menjadikan aku. Namun, dalam
kalimat ini hasratku lebih diartikan sebagai gairah sesksual seseorang yang
menggebu-gebu. Kode proaetik, karena kalimat ini maknanya sangat erat
berhubungan dengan kalimat berikutnya.
Kalimat Hasratku kian membara termasuk dalam kode hermeneutik
atau kode teka-teki, karena dalam kalimat Hasratku kian membara, menimbulkan pertanyaan membara disebabkan apa dan siapa ? Kode semik,
karena terdapat sebuah kiasan untuk mempertegas makna kalimat tersebut, yaitu “Hasratku kian membara” yang memiliki arti gairah seksual yang
menggebu-gebu.
Maka makna yang didapat dari lirik Hasratku kian membara adalah gairah seksualitas yang menggebu-gebu. Yang akan dilanjutkan dengan
perilaku seks, atau bercinta yang hanya satu malam saja.
Perilaku
bercinta yang hanya satu malam saja
yang ada pada diri seseorang, akan memunculkan penyesalan pada diri individu karena dapat hamil bagi yang perempuan dan bisa
juga terkena penyakit HIV AIDS. Hal ini dianggap sebagai suatu pelanggaran terhadap standart internal individu serta merupakan pelanggaran terhadap
peraturan sosial, moral atau etika yang ada pada masyarakat, maka akan ada rasa penyesalan pada diri mereka.
4.5. Representasi Keseluruhan Lirik Lagu “Cinta Satu Malam”