b. Permasalahan
Apakah regulasi pemerintah, tekanan masyarakat, tekanan organisasi lingkungan dan tekanan media massa berpengaruh terhadap tanggung
jawab sosial perusahaan, serta apakah tanggung jawab sosial perusahaan berpengaruh terhadap akuntansi sosial perusahaan?
c. Kesimpulan
Regulasi pemerintah dan tekanan masyarakat tidak berpengaruh terhadap tanggung jawab sosial perusahaan. Sedangkan tekanan organisasi
lingkungan dan tekanan media massa berpengaruh terhadap tanggung jawab sosial perusahaan serta tanggung jawab sosial perusahaan
berpengaruh terhadap akuntansi sosial perusahaan.
2.2 Landasan Teori 2.2.1 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
2.2.1.1 Pengertian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Tanggung jawab sosial perusahaan telah menjadi isu yang penting dalam beberapa dekade belakangan ini, dalam menjalankan kegiatannya
perusahaan-perusahaan harus berusaha untuk menghindari efek buruk kepada masyarakat di sekelilingnya yang terdiri dari pekerja-pekerja mereka sendiri,
perusahaan lain, pelanggan, pemasok, investor dan masyarakat atau penduduk sekitarnya. Dari permasalahan tersebut, maka tanggung jawab sosial dapat
dikatakan sebagai suatu kepercayaan bahwa para manajer, dalam menjalankan fungsi mengorganisasi dan mengelola usaha akan membuat keputusan yang
didasarkan kepada pemaksimuman kepentingan sosial dan ekonomi Sukirno et.al, 2004:351.
Menurut Wire seperti dikutip oleh Budiarsi 2005, pengertian tanggung jawab sosial atau Corporate Social Responsibility adalah “open and
transparent business practices that are based upon ethical values and respect for employees, communities and the environment and designed to deliver
sustainable value to society at large, as well as to share holding”. Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan praktek bisnis
transparan, yang didasarkan pada nilai-nilai etika, dengan memberikan perhatian pada karyawan, masyarakat dan lingkungan, serta dirancang untuk
dapat melestarikan masyarakat secara umum dan juga para pemegang saham. Pendapat lain tentang pengertian CSR yang dikemukakan oleh Darwin
dalam Fr. Reni Retno Anggraini 2006 adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap
lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya dengan stakeholders, yang melebihi tanggung jawab organisasi di bidang hukum.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa praktek tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility untuk
melaksanakannya diperlukan pemahaman yang mendalam, karena perusahaan harus mempertimbangkan masalah-masalah sosial secara luas, yang mencakup
bagaimana sebuah keputusan akan mempengaruhi lingkungan, dalam hal ini dunia bisnis seyogyanya menemukan keseimbangan yang tepat antara
melakukan apa yang benar dengan melakukan apa yang menguntungkan,
melakukan secara sukarela dengan melakukan berdasarkan kewajiban, karena dalam situasi tertentu, konflik dapat muncul antara keinginan perusahaan
untuk mendapatkan laba dengan tanggung jawabnya kepada masyarakat, karena menyangkut banyak pihak dan aspek yang cukup kompleks.
Perusahaan yang ingin berkelanjutan dalam dunia bisnis yang semakin ketat, selain mengejar keuntungan juga harus memperhatikan lingkungan
sekitarnya. Menurut Elkington 1997 seperti dikutip oleh Wibisono 2007:32 bahwa perusahaan yang ingin berkelanjutan haruslah memperhatikan “3P”
yang terkenal dengan istilah “Triple Bottom Line”, selain mengejar keuntungan profit, perusahaan juga harus memperhatikan dan terlibat pada
pemenuhan kesejahteraan masyarakat people dan turut berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan planet. Dalam gagasan tersebut perusahaan
tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada “Single Bottom Line”, yaitu aspek ekonomi yang direfleksikan dalam kondisi finansial saja,
namun harus memperhatikan aspek sosial dan aspek lingkungan. Terdapat pro dan kontra terhadap tanggung jawab sosial perusahaan
Harahap, 2007:401. Alasan-alasan yang mendukung adanya tanggung jawab sosial perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Keterlibatan sosial merupakan respon terhadap keinginan dan impian masyarakat terhadap peranan perusahaan, dalam jangka panjang hal ini sangat
menguntungkan perusahaan. 2. Keterlibatan sosial mungkin akan mempengaruhi perbaikan lingkungan
dan masyarakat, yang mungkin akan menurunkan biaya produksi.
3. Meningkatkan nama baik perusahaan, akan menimbulkan simpati
langganan, simpati karyawan, investor dan lain-lain. 4. Menghindari campur tangan pemerintah dalam melindungi masyarakat.
Campur tangan pemerintah cenderung membatasi peran perusahaan, sehingga perusahaan yang memiliki tanggung jawab sosial mungkin dapat menghindari
pembatasan kegiatan. 5. Dapat menunjukkan respon positif perusahaan terhadap norma dan nilai
yang berlaku dalam masyarakat. 6. Sesuai dengan keinginan para pemegang saham, dalam hal ini publik.
7. Mengurangi kebencian masyarakat terhadap perusahaan, dimana suatu kegiatan tersebut tidak mungkin dihindari oleh masyarakat.
8. Membantu kepentingan nasional seperti konservasi alam, pemeliharaan barang seni budaya, peningkatan pendidikan rakyat, lapangan kerja dan lain-
lain. Dari argumen-argumen di atas dapat disimpulkan bahwa sangat
penting bagi perusahaan untuk ikut mendukung tanggung jawab sosial yang diberikan kepadanya sebagai kontribusi perusahaan atas apa yang telah
dicapai perusahaan karena dukungan pemerintah dan masyarakat sendiri. Dampak positif bagi perusahaan antara lain laba perusahaan dalam
jangka panjang akan terjaga karena hubungan baik dengan masyarakat dan citra perusahaan di mata konsumen, meningkatkan harga saham perusahaan,
mencegah perusahaan dilanda kritik dan isu-isu sosial yang mengganggu image perusahaan pada publik, baik secara nasional maupun internasional, dan
masih banyak dampak positif lain yang dapat mendukung aktifitas perusahaan dalam jangka panjang Purnaningtyas, 2003:267.
Menurut Belkaoui 1984 dalam Purnaningtyas 2003:267 terdapat beberapa pihak yang tidak menyetujui konsep tanggung jawab sosial dengan
alasan-alasan sebagai berikut: 1. Mengalihkan perhatian perusahaan dari tujuan utamanya dalam mencari
laba. Hal ini akan menimbulkan pemborosan. 2. Memungkinkan keterlibatan perusahaan dalam bidang politik secara
berlebihan yang sebenarnya bukan lapangannya. 3. Dapat menimbulkan lingkungan bisnis yang monolitik, bukan yang
bersifat pluralistik. 4. Keterlibatan sosial memerlukan dana dan tenaga yang cukup besar yang
tidak dapat dipenuhi oleh dunia bisnis yang terbatas, yang mungkin dapat menimbulkan kebangkrutan atau menurunkan tingkat pertumbuhan.
5. Keterlibatan kegiatan sosial yang demikian kompleks memerlukan tenaga dan para ahli yang belum tentu dimiliki oleh perusahaan.
2.2.1.2 Klasifikasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan