2. Laporan keuangan dihasilkan melalui suatu siklus akuntansi.
3. Laporan keuangan harus dapat ditelusuri kebenarannya.
4. Konsistensi antar laporan keuangan harus dijaga.
Dari pembatasan-pembatasan di atas, maka beberapa asumsi yang digunakan adalah:
1. Basis yang digunakan adalah basis akrual, kecuali untuk pengakuan
Pendapatan Jasa Administrasi Pinjaman dan Pendapatan Sewa Beli Syariah menggunakan basis kas;
2. Entitas diasumsikan didirikan untuk jangka waktu yang tidak terbatas;
3. Titik kritis dari pengakuan atas penyaluran pinjaman adalah ketika
dicairkannya pinjaman; 4.
Titik kritis dari pengakuan atas penyaluran Dana Pembinaan Kemitraan adalah ketika dikeluarkannya pembiayaan.
2.2.5.4 Gambaran Umum PKBL
Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil, yang selanjutnya disebut Program Kemitraan adalah program untuk meningkatkan kemampuan
Usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN.
Program Bina Lingkungan yang selanjutnya disebut Program BL adalah program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat oleh BUMN melalui
pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Program ini terdiri dari Program BL BUMN Pembina dan Program BL BUMN Peduli. Program BL BUMN
Pembina adalah Program BL yang ditetapkan dan dilaksanakan oleh BUMN Pembina di wilayah usaha BUMN yang bersangkutan. Sedangkan Program
BL Peduli adalah Program BL yang dilakukan secara bersama-sama oleh BUMN Pembina dan pelaksanaannya ditetapkan serta dikoordinir oleh
Menteri Negara BUMN.
2.2.5.5 Kegiatan Utama PKBL
Kegiatan utama Unit PKBL adalah penyaluran pinjaman dan penyaluran dana pembinaan melalui Program Kemitraan serta pemberian
bantuan melalui Program Bina Lingkungan. Berikut penjelasan untuk masing- masing kegiatan tersebut:
2.2.5.5.1 Penyaluran Pinjaman Program Kemitraan
Pinjaman yang disalurkan melalui Program Kemitraan diarahkan kepada Usaha Kecil yang secara teknis perbankan belum memenuhi persyaratan
untuk memperoleh pinjaman belum bankable. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka penyaluran pinjaman tersebut adalah sebagai
berikut: a.
Penerimaan dan Evaluasi Proposal Calon Mitra Binaan yang ingin mendapat pinjaman Program Kemitraan
untuk pengembangan usahanya harus menyampaikan proposal kepada BUMN Pembina atau BUMN Penyalur atau Lembaga Penyalur yang
memuat sekurang-kurangnya data sebagai berikut:
1. Nama dan alamat unit usaha;
2. Nama dan alamat pemilikpengurus unit usaha;
3. Bukti identitas diri pemilikpengurus;
4. Bidang usaha;
5. Izin usaha atau surat keterangan usaha dari pihak yang berwenang;
6. Perkembangan kinerja usaha arus kas, perhitungan pendapatanbeban
dan neraca atau data yang menunjukkan keadaan keuangan serta hasil usaha; dan
7. Rencana usaha dan kebutuhan data.
BUMN Pembina atau BUMN Penyalur atau Lembaga Penyalur akan melakukan evaluasi dan seleksi atas permohonan yang diajukan oleh
Calon Mitra Binaan, baik melalui penelaahan terhadap proposal tersebut maupun melalui survei ke lokasi usaha. Setelah dilakukan evaluasi maupun
survei, maka BUMN Pembina atau BUMN Penyalur atau Lembaga Penyalur akan memberikan keputusan berdasarkan kriteria-kriteria yang telah
ditetapkan. Dalam menyalurkan pinjaman, BUMN Pembina atau BUMN
Penyalur atau Lembaga Penyalur tidak semata-mata bertindak pasif dengan hanya menunggu proposal dari Calon Mitra Binaan. BUMN Pembina atau
BUMN Penyalur atau Lembaga Penyalur juga dapat melakukan tindakan aktif melalui survei ke sentra-sentra usaha kecil, pendekatan kepada
koperasi, kelompok tani, dan usaha-usaha kecil lainnya.
b. Penyaluran Pinjaman
Apabila proposal dari Calon Mitra Binaan telah disetujui, maka Unit PKBL menyalurkan pinjaman kepada Mitra Binaan. Penyaluran pinjaman
tersebut dituangkan dalam suatu surat perjanjiankontrak yang sekurang- kurangnya memuat:
1. Nama dan alamat BUMN Pembina atau BUMN Penyalur atau Lembaga
Penyalur dan Mitra Binaan; 2.
Hak dan kewajiban BUMN Pembina atau BUMN Penyalur atau Lembaga Penyalur dan Mitra Binaan;
3. Jumlah pinjaman dan peruntukannya;
4. Syarat-syarat pinjaman jangka waktu pinjaman, jadwal angsuran pokok
dan jasa administrasi pinjaman. 5.
Monitoring, Penagihan Pinjaman dan Penyelesaian Piutang bermasalah Mitra Binaan
Setelah pinjaman disalurkan, maka BUMN Pembina atau BUMN Penyalur atau Lembaga Penyalur memonitor pemenuhan kewajiban Mitra
Binaan. Apabila terdapat pembayaran yang belum diketahui, maka pembayaran tersebut diakui sebagai hutang sampai dengan diketahuinya
Mitra Binaan yang melakukan pembayaran. Pinjaman dana Program Kemitraan dinilai kualitasnya berdasarkan
pada ketepatan waktu pembayaran kembali pokok pinjaman dan jasa administrasi pinjaman dari Mitra Binaan. Penggolongan kualitas pinjaman,
sesuai ketentuan yang berlaku, adalah sebagai berikut:
1. Lancar
Apabila pembayaran angsuran pokok dan jasa administrasi pinjaman dilakukan tepat waktu atau terjadi keterlambatan pembayaran angsuran
pokok danatau jasa administrasi pinjaman selambat-lambatnya 30 tiga puluh hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran, sesuai dengan
perjanjian yang telah disetujui bersama. 2.
Kurang Lancar Apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok danatau jasa
administrasi pinjaman yang telah melampaui 30 tiga puluh hari dan belum melampaui 180 seratuas delapan puluh hari dari tanggal jatuh tempo
pembayaran angsuran, sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui bersama.
3. Diragukan
Apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok danatau jasa administrasi pinjaman yang telah melampaui 180 seratus delapan puluh
hari dan belum melampaui 270 dua ratus tujuh puluh hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran, sesuai dengan perjanjian yang telah
disetujui bersama. 4.
Macet Apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok danatau jasa
administrasi pinjaman yang telah melampaui 270 dua ratus tujuh puluh hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran, sesuai dengan
perjanjian yang telah disetujui bersama.
2.2.5.5.2 Penyaluran Dana Pembinaan Kemitraan
Dana Pembinaan Kemitraan yang disalurkan melalui Program Kemitraan ditujukan kepada Mitra Binaan yang telah dan masih terdaftar
dalam Program Kemitraan. Dengan kata lain, ini hanya dapat diberikan kepada dan untuk kepentingan Mitra Binaan.
Dana Pembinaan Kemitraan disalurkan melalui beberapa program yang telah disusun untuk membantu Mitra Binaan dalam rangka mengembangkan
usahanya, meliputi: program pendidikan, program pelatihan, program pemagangan, program pemasaran, program promosi dan hal-hal lain yang
menyangkut peningkatan produktivitas Mitra Binaan serta untuk pengkajianpenelitian yang berkaitan dengan program kemitraan. Oleh
karena itu, atas Dana Pembinaan Kemitraan tersebut Mitra Binaan tidak menerima dalam bentuk uang tunai melainkan dalam bentuk program-
program yang telah disusun. Kegiatan yang dibiayai melalui Dana Pembinaan Kemitraan tersebut
ditangani oleh BUMN Pembina yang dalam pelaksanaannya dapat menyertakan pihak luar sebagai pelaksana kegiatan, misalnya dalam hal
penyediaan materi pelatihan, penyelenggara kegiatan pameran, dan sebagainya.
2.2.5.5.3 Penyaluran Bantuan Melalui Program Bina Lingkungan
Dana Program BL digunakan untuk tujuan yang memberikan manfaat kepada masyarakat di wilayah usaha BUMN dalam bentuk:
Bantuan korban bencana alam;
Bantuan pendidikan danatau pelatihan;
Bantuan peningkatan kesehatan;
Bantuan pengembangan prasarana danatau sarana umum;
Bantuan sarana ibadah;
Bantuan pelestarian alam.
Penyaluran bantuan Program Bina Lingkungan BUMN Pembina dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:
a. BUMN Pembina terlebih dahulu melakukan survei dan identifikasi
sesuai dengan kondisi dan kebutuhan di wilayah usaha BUMN Pembina setempat.
b. BUMN Pembina menyalurkan bantuan kepada masyarakat baik secara
langsung atau bekerjasama dengan pihakinstansi terkait, misalnya dengan Palang Merah Indonesia.
Proses penyaluran bantuan Program Bina Lingkungan BUMN Pembina berbeda-beda antara satu BUMN Pembina dengan BUMN
Pembina lainnya, tergantung pada sumber daya yang tersedia, khususnya sumber daya manusia. Namun, secara umum penyaluran bantuan tersebut
dilakukan dengan cara sebagai berikut: a.
Penyaluran bantuan dengan cara pelaksanaan seluruh proyek bantuan ditangani oleh BUMN Pembina yang bersangkutan sehingga masyarakat
menerimanya dalam bentuk barang yang diperlukan;
b. Penyaluran bantuan dengan cara pemberian sebagian barangjasa yang
dibutuhkan untuk pelaksanaan proyek dan sebagian kebutuhan lainnya disediakan oleh masyarakat;
c. Penyaluran bantuan dengan cara pemberian uang tunai.
2.2.5.6 Pihak-Pihak Terkait