prosedur harus kita laksanakan…satu contoh penjamin itu PD. Pasar tuh kan harus diketahui sama yang punya PD.
Pasar yaitu walikota...sama juga dengan ee BUMN...kita kerjasama dengan PTPN X tapi mesti menteri BUMN harus
mengetahui, paling gak komisarisnya PTPN X…”
Berdasarkan analisa di atas peneliti berkesimpulan bahwa untuk mendukung program pemerintah tersebut, Unit PKBL PT. Pertamina UPMS V
juga melakukan kerjasama dengan berbagai pihak yang berada di lingkungan kerjanya, antara lain dengan sesama BUMN, Koperasi-Koperasi, Universitas-
Universitas dan Perusahaan-Perusahaan serta perseorangan. Kerjasama yang dilakukan antara lain berupa pembinaan dan pemantauan bagi mitra binaan
juga penyaluran bantuan bina lingkungan.
4.2.2 Perkembangan Program Kemitraan dan Program Bina
Lingkungan
Sejak tahun 1993 sampai dengan tahun 2010, ketika masih bernama PUKK Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi hingga berubah menjadi unit
PKBL Program Kemitraan dan Bina Lingkungan seperti sekarang ini, jumlah keseluruhan Mitra Binaan unit PKBL PT. Pertamina UPMS V
Surabaya sudah mencapai kurang lebih berjumlah 40.000an. Namun yang tercatat di Unit PKBL hanya sekitar 4.244 Mitra Binaan dengan rincian daerah
Jawa Timur sebanyak 2.303 Mitra, Bali sebanyak 309 Mitra, Nusa Tenggara Barat sebanyak 685 Mitra dan Nusa Tenggara Timur sebanyak 947 Mitra.
Dari total sekian, tidak semua Mitra Binaan yang mengatasnamakan usaha sendiri, namun ada beberapa Mitra Binan yang juga berfungsi sebagai
penjamin bagi Mitra Binaan yang lainnya. Kondisi ini menyebabkan adanya perbedaan jumlah Mitra Binaan antara total keseluruhan yang ada dengan
jumlah yang tercatat pada Unit PKBL. Hal tersebut diatas didukung oleh pernyataan Bapak. D Koordinator
Unit PKBL seperti berikut: “Mungkin 30ribu lebih...mitra kita tuh termasuk petani tebu
tuh sudah 40an ribu...tapi kita hanya tulis satu, penjaminnya aja...yaitu PTPN X...sama dengan peternak sapi di Blitar itu
totalnya 71 orang, saya hanya tulis satu..trus untuk petani jagung yang di Blitar itu kurang lebih 1000 orang dan ada
lagi peternak-peternak di Lombok Timur ada 50 orang..semuanya kita hanya bukukan satu aja...”
Untuk setiap tahunnya jumlah UKM yang menjadi Mitra Binaan mengalami pasang surut. Pada Laporan Keuangan bulan Maret 2010
disebutkan bahwa pada tahun 1997 mengalami pelonjakan Mitra hingga 1.213 Mitra Binaan, sedangkan pada tahun 2000 hanya 3 Mitra Binaan. Untuk tahun
2010 sampai dengan bulan Maret ini terdapat 68 unit yang telah menjadi Mitra Binaan unit PKBL PT. Pertamina UPMS V Surabaya. Akan tetapi prosentase
antara UKM yang telah menjadi Mitra dengan UKM yang akan atau baru menjadi Mitra hampir sama tiap tahunnya, hal ini didukung oleh pernyataan
Bapak. D Koordinator Unit PKBL seperti dibawah ini: “Eee gini kalo setiap tahunnya tidak bisa ini dek...sama saja
prosentasenya antara yang sudah jadi mitra dengan mitra yang baru...itu tiap tahunnya hampir sama...satu contoh
untuk yang kaitannya dengan elpiji...pedagang elpiji ini baru semua...trus yang perdagangan juga banyak yang
baru...ini nanti mungkin pedagang PD. Pasar yang di Kupang Gunung itu nanti juga baru semua...trus yang
kerjasama dengan ini rata-rata baru semua, yang dengan peternak sama petani…”
Dari analisa di atas peneliti menyimpulkan bahwa pada kenyataannya selama ini banyak UKM yang berminat mengajukan diri menjadi Mitra
Binaan. Hal ini dapat dilihat dari total mitra binaan yang tercatat dalam laporan keuangan Unit PKBL PT. Pertamina UPMS V Surabaya pada Bulan
Maret tahun 2010. Selama ini unit PKBL selalu melakukan pembinaan bagi Mitra
Binaannya setiap tahun. Berdasarkan Laporan Keuangan Bulan November 2009 sampai dengan bulan Maret 2010, unit PKBL telah melakukan
pembinaan yang meliputi: 1. Pelatihan
Pelatihan dilaksanakan
bekerjasama dengan:
SMASH Jakarta – Asmaulhusna = 100 Mitra Binaan
ESQ Jakarta – Mitra Binaan NTB = 100 Mitra Binaan
AA Tec Ngawi – Mitra Binaan Malang raya = 100 Mitra Binaan
AA Tec Ngawi – MB Eks. Karesidenan Kediri = 98 Mitra Binaan
Pelatihan Petani Jagung Blitar = 48 Mitra Binaan
Sianr Jati Ngawi – pelatihan eksport di Jakarta
Agus Kuningan – pelatihan eksport di Jakarta
Dola’ap – Pelatihan Eksport di Jakarta
AA Tec Ngawi – Pelatihan Mitra Binaan Lombok Timur
AA Tec Ngawi – Pelatihan Mitra Binaan Bima
Pelatihan ESQ – pembinaan mental spiritual kepada Mitra Binaan di
Surabaya dan sekitarnya = 93 Mitra Binaan
2. Pendampingan
Pendampingan dilaksanakan bekerjasama dengan Perguruan Tinggi, antara lain:
Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya Pendampingan
Peternak Sapi Perah Blitar
Universitas Brawijaya MalangPendampingan Petani Jagung di Blitar selatan, 700 petani dengan lahan 1.000 ha.
Universitas Brawijaya Pendampingan Mitra Binaan Malang Raya,
monitoring dan evaluasi Mitra Binaan
Universitas Sebelas Maret Magetan Pendampingan Peternak Sapi Pedaging di Magetan, survei dan evaluasi
Universitas Brawijaya Malang Monitoring dan Pendataan Mitra
Binaan di Jawa Timur bagian pantura, 1.000 Mitra Binaan 3.
Promosi
Pengiriman Mitra Binaan ke Luar Negeri -
Rukin’s Silver – Pameran ke Italia -
MS Silver – Pameran ke Hongkong
Pengiriman contoh barang dan brosur Mitra Binaan ke Luar Negeri -
Rukin’s Silver – Kerajinan Perak – Celuk Sukowati, Bali -
Sinar Jati Furniture – Industri Mebel – Ngawi, Jatim -
UD Ashila Jaya – Kerajinan Tempurung Kelapa – Jatim -
Eling Galery – Busana Muslim – Sidoarjo, Jatim -
Batik Daun Tradisional – Industri Batik – Sidoarjo, Jatim
Promosi Dalam Negeri
- “Citra Florist” – Malang – Pameran Mobil Hias HUT Kota
Surabaya
Melalui kerjasama dengan Lembaga Penyiaran Publik LPP TVRI Surabaya
- Mempromosikan Mitra Binaan yang berhasil dengan tema “The Pionir” 10 episode dengan durasi 30 menitepisode
4. Pameran
Tingkat Nasional
- Inacraft – JCC Jakarta - Pameran BUMN – JCC Jakarta
- Pameran UKM Kemayoran Jakarta - Pameran Produk Kreatif Indonesia Jakarta
- Pekan Raya Jakarta - Pameran Produksi Eksport Jakarta
- Pameran Bunga Flora Fauna Expo 2009 – Jakarta - Gelar Batik Nusantara – JCC Jakarta
- Pameran Resources of Indonesian Craft CRAFINA 2009 Jakarta - Pameran Agrinex 2010 – Jakarta
- Pameran IFFINA 2010 – Jakarta - PKBL BUMN Expo 2010 – JCC Jakarta
Pameran Antar Wilayah Kerja
- Pameran Teknologi dalam rangka Wisuda UNS - Solo
- Pameran Batik, Bordir dan Asesoris – JATIM Expo Centre Surabaya
- Pameran Meuble Product Export 2009 – JATIM Expo Centre Surabaya
- Medical Expo 2009 – CITO Surabaya - Pameran SUMUT Expo – Medan
- Pameran SRIWIJAYA Expo – Palembang - Pameran SULSEL Expo – Makasar
- Pameran Mitra Binaan Expo 2009 – Semarang - Sail Bunaken Expo 2009 – Manado
- Pameran Pedang Sang Nabi – Sun City Sidoarjo - Ramadhan Expo 2009 – DTC Surabaya
- Pameran Angkasa Pura Juanda – Surabaya - Pameran Potensi Nusantara Expo 2009 – Ambarukmo Plaza
Jogyakarta - Pameran Penyerahan Peresmian Gedung Olah Raga Pertamina –
UB Malang 5.
Pemagangan
Study Banding Mitra Binaan Peternakan ke Cina dan Hongkong peternak sapi perah dan pedaging
Study Banding Mitra Binaan Peternakan Perikanan ke Batam dan
Singapura
6. Penghargaan
PKBL Region V – juara III Stan Terbaik kategori umum – Pameran
Batik, Bordir Asesoris se Jatim
Antique Batik – Malang - Juara favorit UKM tahun 2007 se Jatim versi Media Group
- Juara III Semen Gresik UKM Award 2009 se Jatim
MS Silver, Muhammad Musa, Sidoarjo – Juara PKBL Award tahun 2009
Sinar Jati, Ngawi – Penghargaan Gubernur Jatim atas prestasi Exportir
Terbaik kategori Usaha Kecil
Hariadi Sabar, Bejijong, Mojokerto – Penghargaan Menteri Pariwisata atas prestasi Seniman Pengrajin Patung Kuningan
Hal senada tentang pembinaan juga diungkapkan oleh Bapak D Koordinator Unit PKBL sebagai berikut:
“Kalo pembinaannya kita kan ada macam-macam…kalo melaksanakannya ee kita lupa sudah berapa kali selama
ini…satu contoh tahun ini aja sampai dengan april kita SQ sekali, kepada mitra binaan di Surabaya dan sekitarnya
diikuti 93 orang.. SMASH dua kali...malang sama kediri…pembinaan spiritual binaan Malang Raya diikuti
100 orang peserta lebih...trus pembinaan mental spirit di Kediri untuk petani tebu diikuti 98 orang...belum yang
pelatihan sama pameran-pameran..untuk tahun 2010 aja ada AGRINEX, IFFINA, PKBL BUMN EXPO, tuh 12 mitra,
trus yang belum masuk INACRAFT kemarin 6 mitra binaan..sebelumnya tuh ada lagi yang pak ipong itu…eee
ADIASTRA…jadi untuk eventnya sudah AGRINEX, IFFINA, ADIASTRA, PKBL EXPO, INACRAFT jadi
eventnya tuh sudah 5 sampai dengan april dengan total 23 mitra binaan..nanti sedikit lagi ada di Batam, kita ikut
1..trus di Makasar kita ikut 2..jadi kalo sampai dengan mei sudah 7 event…pemagangan belum…kita belum pernah
kirim magang…umpamanya ukir Ngawi atau ukir Tuban dibawa ke Jepara atau silver Sidoarjo blajar ke kota Jogja
belum pernah kita kirim…trus apalagi ya??oh ya promosi…promosi baru kita laksanakan kurang lebih sekali
yang ke luar negeri, kalo gak salah ke hongkong…trus promosi melalui TVRI, kita ngontrak TVRI selama 10
episode,setiap bulan sekali...ne dah bulan kedua, tayangan ke dua…”
Berdasarkan hasil analisa di atas, peneliti menyimpulkan bahwa Unit PKBL juga memperhatikan pembinaan yang bertujuan untuk meningkatkan
kualitas SDM dan usaha bagi Mitra Binaannya. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pembinaan yang dilakukan sampai dengan saat ini yaitu mulai dari
masalah pelatihan, pendampingan, promosi, pameran, pemagangan hingga penghargaan. Untuk pembinaan yang berbentuk pelatihan, pendampingan dan
promosi, Unit PKBL bekerjasama dengan pihak-pihak luar. Salah satunya kerjasama dengan Universitas-Universitas yang berada di wilayah kerjanya.
Dalam perkembangannya, ternyata masalah pengembalian pinjaman dari Mitra Binaan kepada unit PKBL tidaklah selalu berjalan mulus setiap
bulannya. Hal ini bukan saja disebabkan oleh karakter si peminjam itu sendiri, akan tetapi juga tidak dipungkiri bahwa masalah agunan atau jaminan juga
mempengaruhi. Adanya agunan itu sendiri baru ditetapkan oleh unit PKBL pada tahun 2002, sedangkan mulai tahun 1993 sampai dengan 2001 UKM
tidak perlu menyerahkan agunan sebagai salah satu syarat menjadi mitra binaan. Hal ini menyebabkan banyaknya UKM menjadi Mitra Binaan pada
waktu itu dibandingkan tahun-tahun berikutnya. Hal ini bisa dilihat pada Laporan Keuangan bulan Maret yang menjelaskan bahwa mulai tahun 1993
sampai dengan 2001 terdapat total 2.201 Mitra Binaan, sedangkan pada tahun
2002 sampai dengan bulan Maret 2010 hanya terdapat total 2.016 Mitra Binaan. Akan tetapi, tingkat pengembalian dari total penyaluran pinjaman per
tahun 1993 sampai 2001 sempat mengalami tingkat kemacetan hingga 90 yaitu pada tahun 2000, dari total pinjaman sebesar Rp. 3.450.000.000,- hanya
kembali Rp. 338.714.210,- dan terjadi selisih sebesar Rp. 3.111.285.790,-. Hal tersebut berbanding jauh pada tahun 2002 sampai bulan Maret 2010 yang
hanya sempat mengalami tingkat kemacetan paling besar adalah 56 yaitu pada tahun 2002, dari total pinjaman sebesar Rp. 2.489.000.000,- Unit PKBL
menerima pengembalian sebesar Rp. 1.128.917.003,- dan hanya terjadi sisa pengembalian sebesar Rp. 1.360.082.997,-.
Masalah pengembalian pinjaman di atas dipertegas dengan pernyataan Bapak D Koordinator Unit PKBL sebagai berikut:
“Eee pembayaran pinjaman dari mitra tuh pertama tuh dari karakternya seseorang, apapun karakter seseorang
mempengaruhi sekali…satu contoh sebetulnya kita sudah tahu mereka tuh lancar atau tidak lancar...mereka datang
kita dah tau…begitu orangnya mengebu-gebu ngejar tuh kita bisa mrediksi oohh ini calon tidak lancar..kita kan
pembinaan bukan seperti bank…kalo bank otomatis cancel mulai awal, tapi kalo kita yang penting hasil surveinya itu
layak…selain karakter seseorang yang kedua itu biasanya musibah…umpamanya musibah banjir masih bisa kita
bantu, tapi musibah yang misalnya orang yang pinjam ini begitu sudah terima uang sakit trus sampai meninggal,ya
akhirnya kita cuman bisa usul hapus aja...tapi yang paling sering karna karakter seseorang yang selama ini menjadi
kendala...suatu contoh hasil dari UB ini, anak-anak Brawijaya ini Tanya ke mitra tapi mitranya bilang gak tau
kalo pinjam, tuh kan karakter seseorang..jadi mahasiswanya menyimpulkan bahwa kita melakukan penyaluran fiktif ke
mitra…tapi gak papa, saya kan punya bukti bahwa mitra tersebut pernah datang kesini melakukan pinjaman…”
Berdasarkan analisa tentang pengembalian pinjaman di atas, peneliti menarik kesimpulan bahwa ternyata masih banyak Mitra Binaan yang
tidak dapat mengembalikan pinjaman atau angsuran sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan, sehingga mereka dimasukkan dalam kategori
kurang lancar atau bahkan macet. Hal seperti ini lebih sering terjadi pada Mitra Binaan yang tidak tidak diwajibkan untuk menyertakan jaminan pada
waktu mengajukan proposal yaitu sekitar tahun 1993 sampai dengan tahun 2001. Kondisi ini menyebabkan kurang adanya tanggungjawab dari Mitra
Binaan itu sendiri, sehingga mengakibatkan tingginya tingkat kemacetan pengembalian pinjaman.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil uji kredibilitas tentang “Implementasi dan Pelaksanaan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan Sebagai Wujud Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan” yang dilakukan oleh PT. Pertamina UPMS V Surabaya terhadap Unit Usaha Kecil dan Lingkungannya, dapat ditarik kesimpulan bahwa
mulai dari penerapan, pelaksanaan hingga perkembangannya, Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan PKBL telah dilaksanakan dan dijalankan dengan
baik sesuai dengan Peraturan Menteri No. 05MBU2007 dan buku Tata Kerja Organisasi TKO PT Pertamina. Unit PKBL PT. Pertamina UPMS V juga telah
berhasil menarik minat UKM-UKM Usaha Kecil menengah terhadap Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan yang telah dijalankan selama ini. Hal
ini dapat dilihat dari minat Unit Usaha Kecil yang sangat besar terhadap Program Pemerintah tersebut, terbukti mulai tahun 1993 sampai tahun 2010 banyak UKM-
UKM yang berada di wilayah kerja PT. Pertamina UPMS V Surabaya telah menjadi Mitra Binaan. Selain itu juga, sampai saat ini Unit PKBL PT. Pertamina
UPMS V Surabaya telah mengadakan banyak kegiatan yang berkaitan dengan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas SDM, usaha Mitra Binaan dan juga kesejahteraan masyarakat.
106