Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PKBL .1 Latar Belakang PKBL
2.2.5 Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PKBL 2.2.5.1 Latar Belakang PKBL
Dalam rangka mendorong kegiatan dan pertumbuhan ekonomi dan terciptanya pemerataan pembangunan melalui perluasan lapangan kerja dan
kesempatan berusaha, melalui Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1983 tentang Tata Cara Pembinaan dan Pengawasan Perjan, Perum dan Persero,
BUMN diwajibkan melakukan pembinaan terhadap usaha kecil sehingga menjadi usaha yang tangguh dan mandiri. Dengan berkembangnya usaha kecil
yang dibina BUMN diharapkan dapat memberikan efek berupa meningkatnya taraf hidup masyarakat serta mendorong tumbuhnya kemitraan antara BUMN
dengan usaha kecil. Adapun dana pembinaan dimaksud bersumber dari penyisihan laba BUMN. Berdasarkan Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003
tentang Badan Usaha Milik Negara, disamping melakukan pembinaan usaha kecil, BUMN dapat pula menyisihkan sebagian labanya untuk keperluan
pembinaan masyarakat sekitar BUMN. Kegiatan pembinaan usaha kecil dan masyarakat sekitar melalui penyisihan laba dilaksanakan BUMN melalui
Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan PKBL. Setiap BUMN yang melaksanakan Program Kemitraan dan Program
Bina Lingkungan disebut BUMN Pembina wajib membentuk unit organisasi yang khusus mengelola Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan.
Unit organisasi ini disebut Unit PKBL. Unit PKBL merupakan bagian dari organisasi BUMN Pembina yang berada di bawah pengawasan seorang
direksi.
Di samping membentuk unit yang khusus menangani Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan, BUMN Pembina wajib pula
melakukan pembukuan atas pelaksanaan program tersebut. Selama ini, pembukuan yang diselenggarakan pada beberapa unit PKBL masih
menggunakan tata buku tunggal berbasis kas cash basis single entry. Di samping itu, terdapat beberapa BUMN Pembina yang belum memiliki
kebijakan akuntansi atau pedoman akuntansi yang memadai sehingga praktik akuntansi antara satu unit PKBL dengan unit PKBL lainnya menjadi berbeda-
beda sesuai dengan kebijakan masing-masing BUMN Pembina. Sesuai dengan perkembangan kondisi dan tuntutan untuk
meningkatkan akuntabilitas dan penerapan tata kelola perusahaan yang baik good corporate governance, GCG pada suatu entitas ekonomi, basis
pencatatan akuntansi diarahkan untuk menggunakan tata buku ganda berbasis akrual accrual basis double entry. Memperhatikan kondisi yang berlaku di
unit PKBL serta tuntutan untuk menerapkan GCG, maka sudah seharusnya dalam pelaksanaan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan
BUMN Pembina memiliki Pedoman Akuntansi guna mengakomodasi ketentuan-ketentuan penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip
dan praktik akuntansi yang diterima secara umum di Indonesia, dalam hal ini Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK dan Peraturan-peraturan
yang terkait dengan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan.