pemerintah dan sosial dalam pengambilan keputusan yang tepat Harahap, 2004:367.
2.2.4 Tekanan Masyarakat Community Pressure
Community-masyarakat adalah kelompok-kelompok orang menempati sebuah wilayah teritorial tertentu, yang hidup secara relatif lama, saling
berkomunikasi, memiliki simbol-simbol dan aturan tertentu serta sistem hukum yang mengontrol tindakan anggota masyarakat, memiliki sistem stratifikasi,
sadar sebagai bagian dari anggota masyarakat tersebut serta relatif dapat menghidupi dirinya sendiri Bungin, 2006:159.
Tekanan masyarakat agar perusahaan lebih teliti kepada lingkungan merupakan kesempatan untuk memperkuat hubungan perusahaan dengan
konsumen, bahkan dapat dijadikan keunggulan kompetitif. Konsumen yang semakin sadar terhadap isu lingkungan akan mencari produk yang bersahabat
dengan lingkungan Wibisono, 2007:13. Oleh karena itu, perusahaan harus memperhitungkan keberadaan masyarakat sehingga input berjalannya atau
suksesnya perusahaan. Mengenai peranan masyarakat ataupun konsumen terhadap keberadaan
perusahaan dapat dilihat dari kutipan Drucker dalam Harahap 2007:405 berikut ini:
“Tidak ada suatu lembaga yang hidup sendiri ataupun mati sendiri. Setiap oranglembaga adalah unsur yang tidak terpisah dari masyarakat dan hidup
demi kepentingan masyarakat. Perusahaan tidak terkecuali, perusahaan yang bebas tidak dapat disebut sebagai baik untuk perusahaan, ia hanya dapat
dikatakan baik jika untuk masyarakat”.
Menurut Coghill 1999 dalam kholis dan Maksum 2003:111 tekanan
masyarakat saat ini memiliki peran penting dalam kelangsungan hidup perusahaan. Menurut Blair 1991 dalam Kholis dan Maksum 2003:111
masyarakat secara individu maupun kelompok dapat mempengaruhi arah dan kebijakan sebuah organisasi perusahaan. Menurut Hendriques dan Sadorsky
1999 dalam Kholis dan Maksum 2003 juga merekomendasikan bahwa tekanan masyarakat memiliki pengaruh terhadap pentingnya tanggung jawab
sosial perusahaan. Peran masyarakat menjadi penting karena juga merupakan bagian salah satu komponen stakeholders perusahaan Freeman, 1995.
Wajah pers Indonesia pasca reformasi ini sungguh lain dengan pers pada masa lalu, pemerintah telah membuka kran selebar-lebarnya bagi pers untuk
membuka usaha penerbitan, sehingga jumlah media saat ini meningkat drastis dibandingkan masa lalu, di samping itu pers juga mempunyai kebebasan
berekspresi yang sungguh luar biasa. Konsekuensi dari kondisi ini tentu sangat terasa dalam berbagai bidang
kehidupan, khususnya perusahaan yang seringkali menjadi sumber pemberitaan, dengan banyaknya jumlah media massa dan semakin kritisnya insan pers
ditambah perusahaan menjadi sasaran tembak media massa Wibisono, 2007:101. Dengan demikian perusahaan perlu melakukan hubungan yang
harmonis dengan dunia pers sehingga informasi yang dipublikasikan menjadi sebuah berita yang balance, valid dan tidak tendensius.
2.2.5 Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PKBL 2.2.5.1 Latar Belakang PKBL