Subjek 1 MJ Subjek 2 KA

63 wajahnya yang tampak seperti anak idiot. Dalam proses belajar- mengajar, KA memiliki daya tangkap rendah Kelainan dalam diri KA diketahui oleh orang tuanya ketika dia mengalami panas tinggi, kejang-kejang step dan kemudian dibawa ke rumah sakit. KA adalah seorang pendiam, sibuk dengan dunianya sendiri, suka menyembunyikan wajahnya jika bertemu dengan orang lain, agresif, mudah tersinggung dan agresif. Sikap agresif KA nampak ketika KA suka pada seseorang, dia akan mengejarnya sampai dapat. Hal tersebut menyebabkan orang tua KA memindahkannya ke TK Pius X Magelang atas permintaan sekolah lama karena teman- temannya merasa tidak nyaman dengan kehadirannya. KA memiliki kelebihan dalam ketelitian. Dia mampu memotong kertas sesuai dengan bentuknya dan menempelkannya dibuku. Persoalan yang dihadapi KA adalah masalah bersosialisasi dengan teman dan lingkungannya. Hal ini dapat dilihat Kecenderungan ini nampak dalam diri KA pada saat bertemu dengan orang lain. KA tidak pernah mau memandang wajah lawan bicaranya dan selalu memalingkan wajahnya ketika berbicara.

2. Diagnosis

2.1. Subjek 1 MJ

MJ adalah seorang anak yang mengalami hiperaktif, dia sangat acuh tak acuh dan suka berjalan-jalan di kelas. Ketika guru 64 menjelaskan di kelas pun MJ tidak mau mendengarkan. Kelebihan dalam diri MJ adalah dia memiliki potensi dalam hal menggambar dan menempel gambar. MJ pun cukup cerdas jika dibandingkan dengan teman-temannya. Meskipun tampak tidak memperhatikan instruksi, namun MJ mampu mengerjakan tugas dengan hasil yang jauh lebih rapi dari dibandingkan hasil teman-temannya. Sepintas orang tidak akan mengetahui bahwa MJ adalah anak hiperaktif karena dia berperilaku sama seperti anak-anak lainnya. Ciri hiperaktif MJ dapat diamati ketika dia merasa nyaman dengan orang tertentu, baik itu kepala sekolah, guru ataupun tamu yang berkunjung ke sekolah. MJ akan memeluk, menggandeng, dan tidak akan melepaskan pegangannya sampai dia merasa bosan. Dari pengamatan tersebut peneliti melihat bahwa anak ini memiliki kebutuhan untuk diperhatikan kurangnya afeksi. Persoalan yang kini dihadapi oleh MJ termasuk dalam ragam bimbingan belajar khususnya konsentrasi dan perhatian afeksi. Melalui pendampingan secara intensif dari guru, orang tua, dan psikolog MJ akan dapat meningkatkan kemampuan kognitifnya secara optimal. Hal ini sangat dimungkinkan karena didukung juga oleh kemauan belajar MJ. Kecenderungan dalam diri MJ untuk mengikuti kehendaknya sendiri, jika diarahkan dengan benar akan menjadi potensi yang baik sebab dia bisa semakin banyak menyerap pengetahuan melalui eksplorasinya. 65 Orang tua perlu memberikan perhatian kepada MJ serta semakin mempererat kerjasama dengan kepala sekolah dan psikolog sebagai upaya untuk mengenali perkembangan anak-anak mereka dari aspek emosional, intelektual dan afeksi.

2.2. Subjek 2 KA

KA adalah seorang anak hiperaktif dan sekaligus mengalami down syndroma. KA memiliki sikap pasif, pendiam, namun jika tersinggung dia bisa menjadi sangat agresif. Dia tidak segan untuk memukul temannya jika apa yang dikehendakinya tidak diberikan. Selain itu karena down syndroma, yaitu gangguan pertumbuhan pada kecerdasannya, KA memiliki daya tangkap yang rendah. Wajahnya KA tampak seperti anak idiot. Ia menyembunyikan wajahnya ketika berbicara atau berhadapan dengan orang lain. Ketika ditanya oleh orang lain, pada umumnya ia hanya menjawab dengan satu kata “ya”. KA dapat menyelesaikan tugasnya jika didampingi secara intensif karena kemampuan kognitifnya kurang memadai. Selain itu anak ini juga mengalami kesulitan dalam bergaul dengan teman- temannya karena rasa rendah diri minder yang dimilikinya. Rasa minder KA lebih banyak dipengaruhi oleh orang tuanya yang mempunyai kebiasaan mengurung anaknya di dalam 66 ruangan kaca ketika mereka pergi. KA juga kurang bisa bersosialisasi dengan teman-temannya karena sikapnya yang pasif. Selain itu KA juga mengalami kurangnya perhatian serta tuntutan orang tua agar anaknya bisa menjadi seperti anak yang lain. Persoalan yang saat ini dihadapi oleh KA termasuk dalam ragam bimbingan belajar dan sosial untuk meningkatkan daya ingatnya dan agar dia semakin mampu bersosialisasi dengan teman- teman dan lingkungannya. Maka perlu bagi orang tua untuk memberikan perhatian, dukungan, dan bimbingan kepada KA dalam belajar supaya dia tidak merasa minder serta tidak terus menerus hidup dalam ketergantungan pada guru, teman, dan orang tua. Oleh karena itu perlu bagi orang tua untuk semakin mempererat kerjasama dengan kepala sekolah dan psikolog sebagai upaya untuk mengenali perkembangan anak-anak mereka dari aspek emosional, intelektual dan sosial.

3. Prognosis