Aspek Sosial Hasil Wawancara 1.1.

54 orang tuanya mencarikan guru les piano untuk mengajari MJ bermain piano. Orang tua KA masih enggan mengatakan bahwa anaknya hiperaktif. Menurut mereka KA memang mengalami kesulitan dalam belajar karena daya tangkapnya yang rendah. Mereka setia menemani belajar karena dengan cara itulah KA dapat mengerjakan tugas dan tampak lebih percaya diri.

c. Aspek Sosial

Menurut orang tuanya, MJ adalah anak yang ramah. Dia memiliki banyak teman dan setiap kali pulang sekolah dia selalu datang ke tempat Bu Sri Kepala Sekolah untuk berpamitan. Begitulah kebiasaan yang dilakukan MJ jika dia sudah merasa nyaman dengan seseorang. Dia tidak pernah mengganggu temannya, meski suka berpindah-pindah tempat. Teman- temannya, khususnya teman-teman perempuan sering memberi dia makanan. Di tempat MJ tinggal, dia jarang bermain dengan teman- teman sebayanya karena ibunya melarang dia untuk bermain dengan mereka. Ibu MJ takut jika MJ terpengaruh oleh teman- temannya yang nakal. Demikian dikutip seperti yang diungkapkan oleh Ibu MJ: Di rumah, saya tidak mengijinkan anak saya bermain dengan teman-teman di luar rumah, karena saya takut kalau dia nanti jadi nakal atau tidak bisa diatur. Di rumah dia tidak punya teman dekat tidak apa-apa, saya sudah merasa 55 lega karena kepala sekolah mengatakan di sekolah dia punya banyak teman dan ada satu temannya yang biasa bermain dengan dia. Saya belum siap jika anak saya bermain dengan teman di dekat rumah. Hal ini berbeda dengan KA, sebaliknya orang tua KA mengatakan kalau di rumah anak mereka memiliki banyak teman. Orang tua KA mengakui kalau mereka terlalu mengawasi anak mereka. Namun itu dilakukan supaya orang tidak terus menghina anak mereka. Mereka juga tahu bahwa di sekolah anak mereka tidak mempunyai banyak teman sehingga mereka tidak mau mengekang anak mereka untuk tidak berteman dengan anak-anak sebayanya di sekitar rumah. Hal ini dilakukan agar anak mereka tidak semakin minder. Berikut kutipan wawancara dengan orang tua KA: Kami merasa perlu untuk melindungi dan menjaga anak kami. Apalagi banyak yang mengatakan kalau anak kami hiperaktif meski saya tidak suka dengan kata itu. Jadi tidak apa-apa jika anak saya tidak punya teman di sekolah, namun saya akan tetap men-support dia agar semakin percaya diri. Saya yakin anak saya mampu seperti anak yang lain, meski daya tangkapnya rendah. Karenanya saya tidak akan melarang anak saya untuk bermain dengan teman-temannya di rumah. Demikian ungkapan orang tua MJ dan KA sebagai bentuk atau usaha mereka dalam mendampingi anak mereka secara khusus dalam kehidupan sosial.

1.3. Wawancara dengan Psikolog