16
perbedaan yang muncul dimasa dewasa akhir Scheibe, Feund, Baltes, 2007.
B. Pengertian Anak Taman Kanak-Kanak
Pendidikan Taman Kanak-kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan anak usia dini PAUD yang memilki peran penting dalam membentuk
kepribadian anak usia 4-6 tahun serta membantu mereka untuk mempersiapkan diri memasuki jenjang pendidikan selanjutnya.
Pendidikan Taman Kanak-kanak ini bertujuan untuk membantu meletak k
an dasar kearah perkembangan sikap pengetahuan, ketrampilan dan daya cipta yang
sangat diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan tingkat penalaran anak didik serta
perkembangan selanjutnya. Pendidikan Taman Kanak-kanak juga merupakan wadah untuk membantu
pertumbuhan jasmani dan rohani anak-anak didik sesuai sifat-sifat alami yang dimiliki oleh anak, oleh karena itu maka pendidikan taman kanak-kanak harus
memberikan peluang agar anak-anak dapat berkembang seluruh aspek kepribadiannya melalui proses bermain, karena bermain merupakan prinsip yang
melekat pada kodrat anak.
C. Pengertian Hiperaktif
Menurut Hermawan dalam tulisannya di tabloid Nakita mengungkapkan “Ditinjau secara psikologis, hiperaktif adalah gangguan tingkah laku yang tidak
17
normal, disebabkan disfungsi neurologis dengan gejala utama tidak mampu memusatkan perhatian. Hiperaktif merupakan turunan dari Attention Deficit
Hiperactifity Disorder atau ADHD Nakita.2010 Psikolog dari Klinik Empati Development Center Jakarta ini berpendapat
bahwa gangguan ini disebabkan oleh kerusakan kecil pada sistem saraf pusat otak sehingga rentang konsentrasi penderita menjadi pendek dan sulit dikendalikan.
Penyebab lain adalah: temperamen bawaan, pengaruh lingkungan, malfungsi otak, serta epilepsi. Bisa juga kondisi gangguan di kepala, seperti gegar otak, trauma
kepala karena persalinan atau pernah terbentur, infeksi, keracunan, gizi buruk dan alegi makanan. Adapun ciri
–ciri hiperaktif menurut Sani Budiantini Hermawan 2010 adalah sebagai berikut:
1. Tidak Fokus
Anak dengan gangguan hiperaktif tidak bisa berkonsentrasi lebih dari lima menit. Dengan kata lain, ia tidak bisa diam dalam waktu lama dan mudah
teralihkan perhatiannya kepada hal lain. Dia berbicara semaunya berdasarkan apa yang ingin diutarakan tanpa ada maksud jelas sehingga kalimatnya sering
kali sulit dipahami. Demikian pula pola interaksinya dengan orang lain. Biasanya yang bersangkutan selalu cuek tidak peduli saat dipanggil sehingga
orang tua sering mengeluh bahwa anaknya pura-pura tidak mendengar. Dengan perilaku seperti ini, anak cenderung tidak mampu melakukan
sosialisasi dengan baik.
18
2. Menentang
Anak dengan gangguan hiperaktivitas umumnya memiliki sikap menentang pembangkang atau tidak mau dinasihati. Penolakannya juga bisa
ditunjukannya dengan sikap cuek. 3.
Destruktif Perilakunya anak dengan gangguan hiperaktivitas bersifat destruktif atau
merusak, misalnya ketika menyusun lego anak aktif akan menyelesaikannya dengan baik sampai lego tersusun rapi. Sebaliknya anak hiperktif pada
umumnya tidak menyelesaikannya bahkan menghancurkan mainan lego yang sudah tersusun rapi. Kecenderungan anak untuk menghancurkan barang-
barang yang ada di rumah, seperti: vas atau pajangan lainnya juga sangat besar. Oleh sebab itu, anak hiperaktif sebaiknya dijauhkan dari barang yang
mudah dipegang dan mudah rusak. 4.
Tak kenal lelah Anak dengan gangguan hiperaktivitas sering tidak menunjukkan sikap lelah.
Sepanjang hari dia akan selalu bergerak kesana kemari, lompat, lari, guling dan sebagainya. Hal ini sering membuat orang tua tidak sanggup meladeni
perilakunya. 5.
Tanpa tujuan Semua aktivitas dilakukan tanpa tujuan jelas. Seorang anak yang aktif
mempunyai tujuan yang jelas ketika melakukan sesuatu, misalnya: naik ke atas kursi untuk mengambil mainan di atas meja, bermain peran sebagai
19
manusia super, dan sebagainya. Sedangkan anak hiperaktif melakukannya tanpa tujuan. Dia hanya naik turun kursi saja.
6. Tidak sabar dan usil
Anak dengan gangguan hiperaktivitas juga tidak memiliki sifat sabar. Tidak mau menunggu giliran saat bermain bersama menjadi salah satu cirinya, maka
ketika dirinya ingin memainkan permainan yang sedang digunakan oleh temannya seorang anak hiperaktif akan langsung merebut mainan itu. Anak
hiperaktif juga mempunyai kecenderungan bersikap usil terhadap teman –
temannya tanpa alasan yang jelas, seperti: memukul, mendorong dan lain sebagainya, meskipun tidak ada pemicu yang harus membuat anak melakukan
hal seperti itu. 7.
Intelektualitasnya rendah Intelektualitas anak dengan gangguan hiperaktivitas pada umumnya berada
dibawah rata –rata anak normal. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh faktor
psikologis mental anak dengan kecenderungan hiperaktif yang sudah terganggu sehingga berdampak pada ketidakmampuan anak untuk
menunjukkan kemampuan kreatifnya. Pengertian
anak hiperaktif
menurut Seto
Mulyadi dalam
bukunya
“Mengatasi Problem Anak Sehari–hari” menjelaskan bahwa hiperaktif sebagai suatu pola perilaku yang menetap pada seorang anak. Perilaku ini ditandai dengan
sikap tidak mau diam, tidak bisa berkonsentrasi dan bertindak sekehendak hatinya atau impulsif Seto Mulyadi. 2010.
20
Menurut Robb Flanagen ADHD KIDS, 2005:1-2 dalam The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder fourth edition, anak ADHD memiliki
gejala berikut: 1.
Kurang perhatian Inattention a.
Tidak bisa memusatkan perhatian atau membuat kesalahan ceroboh dalam kegiatan
b. Kesulitan mempertahankan perhatian pada tugas-tugas atau kegiatan
bermain c.
Tampak tidak mendengarkan ketika diajak bicara secara langsung d.
Tidak menyelesaikan tugas e.
Kesulitan dalam mengatur tugas dan kegiatan f.
Mudah terganggu oleh kebisingan 2.
Hiperaktifitas a.
Suka memainkan tangan atau kaki atau mengeliat-geliat di tempat duduknya
b. Tidak bisa duduk diam dan sering meninggalkan kursinya
c. Berjalan kemana-mana
d. Mengalami kesulitan untuk bermain dan terlibat dalam kegiatan dengan
tenang e.
Penuh energi dan bergerak secara konstan f.
Banyak berbicara 3.
Impulsivitas a. Menjawab tanpa berpikir sebelum pertanyaan selesai
21
b. Kesulitan dalam menunggu giliran
c. Kalau mereka menginginkan sesuatu mereka akan menginginkannya saat
itu juga dan jika keinginannya terhalangi dia akan menangis serta berteriak-teriak Robb Flanagen. 2005:1-2.
Dalam buku Diagnostic And Statistical Manual of Mental disorders fifth Edition DSM-5 dijelaskan bahwa Attention-deficit disorder hyperactivity
disorder ADHD adalah kurangnya perhatian dan atau hiperaktif-impulsif yang mengganggu fungsi atau pengembangan. kurangnya perhatian perilaku terwujud
dalam ADHD dalam bentuk suka berjalan keliling, kurang ketekunan, mengalami kesulitan mempertahankan fokus, dan bersikap acuh tak acuh. Hiperaktif mengacu
aktivitas motorik yang berlebihan seperti anak suka berjalan keliling jika tidak sesuai, atau gelisah berlebihan, pasif atau banyak bicara. Pada orang dewasa,
hiperaktif dapat bermanifestasi sebagai kegelisahan ekstrim dan orang lain menjadi sasaran mereka.
Impulsif mengacu pada tindakan tergesa-gesa dan yang terjadi pada saat itu tanpa pemikiran dan yang memiliki potensi untuk membahayakan individu.
Impulsif mencerminkan keinginan untuk mendapatkan perhatian khusus dan ketidakmampuan untuk menahan diri ketika menginginkan sesuatu. Perilaku
impulsif dapat bermanifestasi membuat keputusan penting tanpa pertimbangan konsekuensi jangka panjang.
ADHD dimulai di masa kanak-kanak. Beberapa gejala hadir sebelum usia 12 tahun menyampaikan pentingnya presentasi klinis substansial selama masa
kanak-kanak. Pada saat yang sama, usia dini di awal tidak ditentukan karena
22
kesulitan dalam membangun kerjasama masa kanak-kanak yang tepat secara retrospektif American Psychiatric Assosiation, 2013:61.
ADHD Attention Deficit Hyperactivity Disorder yang dalam bahasa Indonesia disebut sebagai gangguan pemusatan perhatian dengan atau tanpa
hiperaktif GPPH adalah gangguan mental yang mencakup tiga aspek, yaitu sulit memusatkan perhatian, hiperaktif dan impulsivitas. Seseorang yang didiagnosis
ADHD memiliki ketidakseimbangan aktivitas neurotransmitter di daerah otak yang mengenalikan perhatian. ADHD bukanlah suatu penyakit, melainkan
sekumpulan gejala yang dapat disebabkan oleh beragam penyakit dan gangguan Dayu, 2013: 11.
Berkenaan dengan ADHD ada juga gangguan kecerdasan yang berkaitan dengannya yaitu down syndroma. Sri Rejeki Ekasari ketua Potads Yogya
menjelaskan down syndroma bukanlah penyakit, melainkan gangguan tumbuh kembang anak karena hormonal. Pembelahan sel yang tidak sempurna menjadikan
anak penyandang down syndroma mengalami gangguan dalam pertumbuhan kecerdasannya. Kecerdasan dan kemampuan anak dengan down syndroma yang
diterapi serta distimulasi secara baik dan benar tidak kalah dengan anak normal pada umumnya Koran Kedaulatan Rakyat.
Gambaran tentang anak hiperaktif dan down syndroma sebagaimana diuraikan di atas memberikan pemahaman bersama untuk tidak memberikan label
negatif pada anak dengan dua kecenderungan tersebut. Pemahaman yang benar atas kedua kondisi tersebut membantu orang tua dan para pendidik supaya
memiliki persepsi yang benar, mengenali ciri-ciri dan gejala kedua kondisi
23
tersebut sejak dini sehingga mampu memberikan pendampingan yang tepat bagi anak-anak hiperaktif dan down syndroma. Dengan demikian baik orang tua
maupun para pendidik di sekolah dapat membantu mereka untuk semakin berkembang baik dalam perilaku maupun bidang
–bidang lain baik di rumah maupun di sekolah. Pendampingan yang tepat diharapkan mampu memenuhi
kebutuhan mereka akan masa –masa bermain dan belajar secara seimbang.
D. Kerjasama Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan