Komunikasi orang tua dengan guru dalam membangun kemadirian siswa di TK Bait Qur'an at-tafkir Ciputat-Tangerang

(1)

KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN GURU

DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN SISWA

DI TK

BAIT QUR'ANY

AT-TAFKIR

CIPUTAT-TANGERANG

Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Disusun oleh:

Ule Sulaesih 104018200688

JURUSAN KI-MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431/2010


(2)

LEMBAR PENGESAHAN BIMBINGAN SKRIPSI

KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN SEKOLAH DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN SISWA

Di TK Bait Qur'any At-Tafkir Ciputat

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

Ule Sulaesih

NIM.104018200688

Yang Mengesahkan

Pembimbing

Drs. Hasyim Asy'ari, M.Pd NIP. 150260265

JURUSAN KI-MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(3)

PENG ESA HA N PA NITIA UJIA N

Skrip si ya ng b e rjud ul ” KO M UNIKA SI O RA NG TUA DENG A N SEKO LA H DA LA M

M EM BA NG UN KEM A NDIRIA N SISW A DI TK - A TA FKIR, C IPUTA

T-TA NG ERA NG ” te la h d iujika n d a la m sid a ng m una q a sya h Fa kulta s Ilm u Ta rb iya h d a n ke g urua n UIN Sya rif Hid a ya tulla h Ja ka rta p a d a ha ri Ka m is, Ta ng g a l 24 Juni 2010. Skrip si ini te la h d ite rim a se b a g a i sa la h sa tu sya ra t untuk m e m p e ro le h g e la r Stra ta Sa tu (SI) p a d a jurusa n Ke p e nd id ika n Isla m Ma na je m e n Pe nd id ika n. Ja ka rta , 25 Juni 2010

Pa nitia Ujia n Muna q a sya h Ta ng g a l Ta nd a Ta ng a n

Ke tua Jurusa n KI- Ma na je m e n Pe nd id ika n

Rusyd y Za ka ria , M.Ed .,M.Phil ( ... ) NIP : 195605301985031002

Ke tua Pro d i KI-Ma na je m e n Pa nd id ika n

Drs. H. Mu’ a rif SAM.,M.Pd ( ... ) NIP : 196507171994031005

Pe ng uji I Akb a a r Za inud in, MM ( ... )

Pe ng uji II Dra . Zikri Ne ni Iska , M.Psi ( ... )

NIP : 196902060 199503 2 001

Me ng e ta hui

De ka n Fa kulta s Ilm u Ta rb iya h d a n Ke g urua n

Pro f. DR. De d e Ro sya d a , MA NIP : 195710051987031003


(4)

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIYAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ule Sulaesih

NIM : 104018200688

Jurusan : KI-Manajemen Pendidikan

Angkatan Tahun : 2004-2005

Alamat : Kp.Cidikit Hilir RT/RW. 04/01 Ds.Cidikit, Bayah, Lebak, Banten Selatan

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul Komunikasi Orang Tua dengan Sekolah dalam Membangun Kemandirian Siswa di TK Bait Qur'any At-Tafkir Ciputat adalah benar hasil karya sendiri dibawah bimbingan dosen:

Dosen pembimbing

Nama : Hasyim Asy'ari, MPd, Drs

NIP : 150260265

Dosen Jurusan : KI-Manajemen Pendidikan

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila ternyata sekripsi ini bukan hasil karya sendiri.

Jakarta, ……….. 2010 Yang Menyatakan

Ule sulaesih NIM. 104018200688


(5)

ABSTRAK

Ule Sulaesih, Komunikasi orang tua dengan Guru dalam Membangun Kemandirian Siswa di TK Bait Qur'any At-tafkir Ciputat-Tangerang.

Jurusan KI-Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Siswa yang sukses didukung dari guru yang kompeten dan orang tua yang mendukung pendidikan anaknya di rumah. Itulah hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Cowan dkk dan Presley dkk yang dilakukan secara konsisten. Orang tua dijadikan pendidik pertama dan utama bagi anak-anak, karena merekalah yang pertama kali dikenal anak, setiap aktivitasnya menyimpan pendidikan untuk terbentuknya karakter kepribadian anak-anak mereka yang mandiri. Sementara Guru adalah merupakan salah satu komponen penting yang mendukung berlangsungnya suatu kegiatan belajar mengajar di sekolah yang memiliki peran membantu orang tua dalam pendidikan anak. Kemandirian adalah salah satu sikap yang harus dibangun pada diri anak dibawah tanggung jawab orang tua dan sekolah, dari sinilah perlu adanya komunikasi yang baik antara orang tua dengan sekolah untuk bekerjasama dalam mendidik anak atau siswa, siswinya.

Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran mengenai pelaksanaan, dan proses komunikaasi antara pihak TK Bait Qur'any At-Tafkir dengan para orang tua siswa dalam membangun kemandirian siswa, dan komunikasi orang tua dengan guru dan untuk mengetahui tingkat kemandirian siswa TK Bait Qur'any.

Menggunakan metode deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi aktual secara terperinci yang melukiskan gejala yang ada, mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku, dan kemudian data yang dihasilkan dianalisis secara komprehensif.


(6)

Peneliti melihat adanya komunikasi antara orang tua siswa dengan pihak sekolah Bait Qur'any yang menggunakan model komunikasi Sailer, proses komunikasinya dilakukan secara primer dan sekunder serta bentuk komunikasinya adalah menggunakan komunikasi antar pribadi dan kelompok. Kemandirian siswa dan siswi TK B Bait Qur'any At-Tafkir BSH mencapai 74,7%, BSB mencapai 13% MM mencapai 8, 4% dan BM mencapai 0,3%, tingkat kemandirian tersebut pengruh dari komunikasi orang tua dengan guru yang dibangun di TK Bait Qur'any untuk menyamakan visi,misi dan tujuan pendidikan siswa/siswinya, dari program-program komunikasinya seperti CAS, buku penghubung, komunitas sekolah ibu, komunitas bait qur'any, pembagian rencana pembelajaran setiap bulan, dan konsultasi, TK Bait Qur'any berusaha untuk menjalin hubungan dengan para orang tua, dan sling bekerjasama dalam merealisasikan visi, misi dan tujuan pendidikan sehingga selalu berada dalam rel yang sama dalam mendidik anak.

Keyword: Komunikasi orang tua dengan Guru, Kemandirian Siswa


(7)

KATA PENGANTAR

Bismilahirrahmanirrahi

Segala puju bagi Allah dengan pujian seorang hamba yang bersyukur ketika Allah SWT menganugrahkan nikmat kepadanya, dan bersabar tatkala Allah SWT mengujinya. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah saw, manusia terbaik sepanjang zaman, kepada keluarga beliau, para sahabatnya, dan mereka pengikut aturan yang dibawanya.

Alhamdulillah, atas kesempatan dan anugrah yang diberikan oleh Allah SWT, tulisan ini dapat terselesaikan, juga doa dan dukungan mamah, apa dan keluarga besar di Cidikit, sahabat-sahabat seperjuangan dalam menegakkan syari'ah-Nya, dan arahan dosen-dosen yang tidak pernah lelah melayani penulis dalam banyak hal yang terkait dengan penulisan skripsi ini.

Dalam kesempatan ini penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

2. Rusydy Zakaria, M.Ed, M.Phil. Ketua Jurusan Kependidikan Islam- Manajemen Pendidikan.

3. Drs. Muarif SAM, MPd, Sekretaris Jurusan Kependidikan islam – Manajemen pendidikan.

4. Drs. Hasyim Asy'ari, M.Pd, pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu dan pikirannya untuk memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselsaikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

5. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Kependidikan Islam-Manajemen Pendidikan yang telah memberikan ilmu dan pengalamannya.

6. Nurul Hikmah, Kepala sekolah TK Bait Qur'any At-Tafkir yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukuan penelitian dan menggali informasi yang ada di TK Bait Qur'any At-Tafkir.


(8)

7. Muro'ah, S.Pdi, Selaku wali kelas yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk terlibat langsug dalam proses pembelajaran ketika observasi, serta telah meluangkan waktunya untuk memberikan informasi tentang perkembangan kemandirian anak.

8. Seluruh Orang Tua TK B Bait Qur'any At-Tafkir, yang telah bersedia untuk meluangkan waktu dan memberikan informasi yang terkait dengan komunikasi orang tua dengan sekolah serta yang terkait dengan perkembangan kemandirian anak-anak mereka.

9. Apa dan Mamah tercinta, Herman dan Jarsiah, yang selalu sabar menanti kelulusan Penulis, serta yang selalu memotivasi disaat semangat penulis mulai menurun.

10. Keluarga besar bapak Djamsuri, dan bapak Duljaya di kampung cidikit yang selalu mendoakan untuk kesuksesan penulis.

11. Kakak Uas Romansyah dan istri serta ade tercinta Alvino Nurdiansyah, yang banyak mengajarkan penulis tentang kedewasaan.

12. Mahasiswa angkatan 2004/2005 Jurusan KI-Manajemen Pendidikan, yang telah mewarnai suasana kelas saat-saat kuliah.

13. Teman-teman satu perjuangan dalam dakwah yang tak pernah lelah dalam mengingatkan penulis tatkala lalai, terkhusus buat 2w, 2s, dan teman-teman an-nasher yang banyak membantu baik moril ataupun materil.

Penulis menyadari sepenuhnya penelitian ini jauh dari sempurnakarena keterbatasan kapasitas intelektual yang dimiliki. Namun, penulis merasa bahagia dan bangga dengan terselesaikannya skripsi ini. Maka untuk menambah kesempurnaan skripsi ini, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif.

Atas bantuan yang diberikan mudah-mudahan menjadi nilai dan mendapat balasan dari Allah SWT, Amin. Dan terakhir, penulis berharap skripsi ini bisa


(9)

jadi sesuatu yang bisa memberikan warna dan semangat baru dalam dunia pendidikan dan juga bagi pembaca.

Jakarta, ……..2010 Penulis


(10)

DAFTAR ISI ABSTRAKi

KATA PENGANTARii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah1 B. Identifikasi Masalah6 C. Pembatasan Masalah6 D. Perumusan Masalah7

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian7

F. Sistematika Penulisan8

BAB II KAJIAAN TEORI

A. Komunikasi Orang Tua Dengan Sekolah9 1. Pengertian Komunikasi9

2. Unsur-Unsur Komunikasi12 3. Model-Model Komunikasi13

4. Proses Berlangsungnya Komunikasi16 5. Bentuk-Bentuk Komunikasi18

6. Komunikasi orang tua dengan sekolah18

B. KEMANDIRIAN SISWA

1. Pengertian Kemandirian19 2. Ciri-ciri orang yang mandiri19

3. Faktor Yang Mempengaruhi Kemandirian Anak25

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian29

B. Tempat Dan Waktu Penelitian29 C. Variabel Penelitian29

D. Metode Penelitian29 E. Sumber Data29

F. Teknik Pengumpulan Data30 G. Teknik Analisis Data31


(11)

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Bait Qur’any At-Tafkir33

B. Komunikasi Orang Tua dengan Bait Qur’any At-Tafkir dalam Membangun Kemandirian Siswa36

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN59

B. SARAN60

DAFTAR PUSTAKA61


(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Siswa yang sukses mendapaTKan keuntungan dari guru yang kompeten dan orang tua yang mendukung dirumah, inilah hasil dari penelitian Cowan dkk pada tahun 2005 dan Presley dkk pada tahun 2003 yang dilakukan secara konsisten.1 Guru merupakan salah satu komponen penting yang mendukung berlangsungnya suatu kegiatan di sekolah dalam melaksanakan tanggung jawab dan peranannya sebagai lembaga pendidikan.

Orang tua adalah orang yang pertama kali dikenal oleh anak, karena orang tualah yang pertama kali memenuhi setiap kebutuhan anak baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan non fisik anak; lapar, haus, mengantuk, butuh oksigen, menyediakan makanan yang bergizi, air minum yang bersih, memenuhi kebutuhan anak untuk dilindungi dari ancaman fisik maupun psikis, memenuhi kebutuhan kasih sayang dan kebutuhan beragama anak.2

Secara alamiyah anak akan menyerap aktivitas yang dilakukan orang tua baik ketika berinteraksi dengan dirinya maupun ketika berinteraksi dengan orang lain, orang tua dijadikan pendidik pertama karena orang yang pertama kali dikenal oleh anak, orang tua dijadikan pendidik yang utama karena setiap aktivitasnya menyimpan pendidikan bagi anak dari sinilah orang tua memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan keyakinan dan kepribadian seperti apakah yang akan dibangun pada diri anaknya.

Orang tua juga memiliki peranan untuk membangun jiwa anak, berjiwa lemah atau berjiwa pemimpin yang mandiri, bertanggung jawab, dan mampu menyelesaikan problematika hidupnya sendiri. Namun orang tua memiliki keterbatasan dalam mendidikan anak, baik keterbatasan ilmu

1 Jo hn W. Sa ntro c k, "Pe rke mb a ng a n a na k" PT.G e lo ra Aksa ra Pra ta m a , 2007, e d isi

ke 7, ha l. 56

2

Nurul Habiburrahmanuddin, MA. Nurul Hikmah, MA., “TK Bait Qur'any sebuah pembelajaran dalam aktivitas anak”, At-Tafkir Press, Tangerang:2008, hal.15


(13)

maupun keterbatasan waktu, oleh karenanya pendidikan di sekolah memiliki peranan yang sangat penting untuk memberikan pendidikan yang tidak dapat diberikan oleh orang tua dirumah. Sekolah bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak selama mereka diserahkan kepadanya.3

Orang tua dan sekolah merupakan dua unsur yang saling berkaitan dan memiliki keterkaitan yang kuat satu sama lain.4 Kerjasama orang tua dan sekolah dalam pendidikan anak sangat diperlukan. Ketika anak disekolah maka menjadi tanggung jawa sekolah dan ketika anak dirumah menjadi tanggung jawab orang tua. Oleh karenanya dalam pendidikan anak orang tua dan sekolah harus berada dalam rel yang sama artinya memiliki tujuan yang sama, visi misi yang sama, metode pendidikan yang sama, dan strategi yang sama dalam menangani masalah anak.

Namun saat ini masih terdapat pemahaman orang tua yang salah mengenai tanggung jawab pendidikan anak. Sebagaimana yang di ungkapkan Hasbullah dalam bukunya yang berjudul Dasar-dasar Ilmu pendidikan, bahwa salah satu kesalah kaprahan dari para orang tua sekarang dalam dunia pendidikan sekarang ini adalah adanya anggapan bahwa hanya sekolahlah yang bertanggung jawaab terhadap pendidikan anak-anaknya, sehingga para orang tua menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak mereka kepada guru di sekolah.5

Perlu adanya kesamaan tujuan pendidikan anak disekolah dan dirumah. Menurut Yuliana, pendidikan anak senantiasa bertujuan untuk membangun kepribadian yang tangguh, berjiwa pemimpin yang mampu melaksanakan seluruh peranannya dengan baik. Peranananak diantaranya;

sebagai anak, bagi orang tua, anak adalah tumpuan hari tua, tempat dimana orang tua bergantung ketika kelak usia sudah uzur. Bagi umat, anak-anak adalah generasi penyeru islam, pewaris perjuangan yang saat ini dilakukan

3

Hasbullaah, “Dasar-dasar Ilmu Pendidikan”, PT.Raja Grapindo Persada, Jakarta: 2005, Edisi Revisi, Hal.34

4

Denny Setiawan, S.Pd “Peran Orang Tua Dan Sekolah Dalam Mendidik Anak”, www.sd-binatalenta.com/images/pendidikan_keluarga_anak.pdf, diambil pada tanggal 02 November 2009

5


(14)

kaum muslimin dalam mengembalikan tatanan islam. Dan bagi Negara anak adalah aset penerus masa depan bangsa dan Negara. Merekalah yang akan menghantarkan bangsa ini menuju bangsa yang bermartabat dan diridoi Allah. 6

Anak-anak adalah mutiara yang perlu dibentuk melalui satu proses pendidikan yang dapat memberikan pemahaman, kesadaran dan pembentukkan menjadi muslim yang kaffah serta sanggup memikul tanggung jawab kehidupan. Karena itu pendidikan anak hendaknya telah dilakukan dari sedini mungkin dan dalam sekala generasi, sehingga menjadi investasi pembangunan manusia yang amat penting bagi sumberdaya manusia yang berkualitas, yaitu mewujudkan generasi pemimpin, yang dapat mengangkat harkat martabat bangsa di muka dunia. Dimana produktivits Negara dan bangsa di masa depan sangat ditentukan bagaimana upaya pengembangan pendidikan anak yang dilakukan bangsa tersebut.

Namun, jika melihat kondisi para generasi saat ini, menggambarkan mental yang lemah, individualis, mudah stress, pesimistis, matrialistis, hedonis, pragmatis, hura-hura dan poya-poya, bunuh diri, penggunaan narkoba dan rokok, kekerasan baik fisik maupun mental, perkosaan dan eksploitasi seksual, dijadikan jalan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihaadapinya. berbagai macam konflik, ketimpangan gender, perilaku seks bebas, kehamilan remaja/kehamilan tak diinginkan dan aborsi, penyakit menular seksual (PMS) termasuk HIV-AIDS, kini menjadi hal yang biasa di kalangan para remaja.

Gambaran dari satu kasus saja bunuh diri misalnya, dari data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2005 saja, sedikitnya 50 ribu orang Indonesia melakukan bunuh diri setiap tahunnya termasuk di dalamnya adalah bunuh diri yang dilakukan oleh anak remaja.

Kasus bunuh diri, tanggal 2 Juni 2009 di Jombang Jawa Timur seorang remaja berusia 16 tahun meregang nyawa (bunuh diri) menenggak

6

Dr. Yuliana, MSi., “Mencetak Sang Khilafah, mengenal potensi anak kita, melejiTKan, dan mengokohkannya sehingga menjadi pembela islam”, Mahabbah Cipta Insani, Bogor: 2008, Hal 19-20


(15)

racun serangga. Tanggal 9 Juni 2009 di Surabaya seorang remaja tewas gantung diri pada seutas tali di sebuah ranting kayu jati. Penyebab kematiannya diduga putus asa terhadap penyakit kulitnya. Pada Oktober 2008, seorang siswa STM (15 tahun) mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di kusen jendela kamar rumah orang tuanya, karena rasa kecewa tidak dibelikan motor oleh orang tuanya. Beberapa hari sebelumnya, di kawasan Jakarta selatan seorang anak perempuan (7 tahun) gantung diri, karena takut dimarahi oleh kedua orang tuanya, setelah ia merusak sepeda yang baru saja dibelikan oleh ayahnya.7

Kasus diatas menggambarkaan sikap anak yang lemah, takut akan resiko, sulit bergaul, kurang bertanggung jawab, dan mudah putus asa. Menurut saya sikap ini muncul karena tidak terbentuknya jiwa kepemimpinan pada diri anak yang mendorong pada rasa takut untuk berbuat, berpendapat atau bahkan memutuskan suatu pilihan.

TK Bait Qur'any At-Tafkir merupakan lembaga pendidikan formal yang melibaTKan orang tua secara langsung dalam proses pembelajaran anak dengan melalui integrasi lembaga pendidikan dengan TK Bait Qur'any (pembelajaaran di rumah) dalam membangun generasi pemimpin dan generasi Qur’ani.

Bentuk partisipasi orang tua yaitu; melanjuTKan proses pembelajaran anak dan mendukung apa yang telah diperoleh anak di sekolah, dan tugas sekolah (1) mensosialisasikan kurikulum, rencana tahunan, bulanan, dan RPP kepada orang tua. (2) mensosialisasikan metode pembelajaran anak di sekolah, (3) meminta orang tua membuat laporan perkembangan anak setiap bulannya. (4) mengadakan waktu konsultasi untuk orang tua mengenai perkembangan anak setiap bulannya. (5) Pemberian materi tentang parenting sebagi upaya peningkatan kualitas pengasuhan ibu.8

7

Yogi P.Sugiar, “Haruskah Calon Pemimpin Bermental Bunuh Diri”,

http://www.percikaniman.org/detail_artikel, diambil 02 November 2009

8


(16)

Usia TK Bait Qur'any at-Tafkir masih terhitung muda kurang lebih sekitar 3 tahun. Terbentuk dari kelompok kecil ibu-ibu muda pengajian sebanyak 6 orang, yang kemudian mereka menginginkan untuk mengembangkan kelompok pengajian ini dengan menggunakan manajemen pemberdayaan manusia secara serius. Melalui berbagai proses dan hambatan yang dihadapinya, akhirnya pada tahun 2006 terbentuklah lembaga pendidikan TK Bait Qur'any at-Tafkir.

Usianya yang masih muda tidak mempengaruhi respon positif masyarakat terhadap lembaga ini. Saat ini TK Bait Qur'any At-Tafkir membawahi empat cabang TK Bait Qur'any diantaranya; HLG El-Fikr; Ciracas, HLG Sabiqul Khoirot; Ciputat, HLG Mar’atus Sholihah; Pd. Cabe dan Bait Qur’ani di Aceh.

Para orang tua yang memasukkan anaknya ke HLG at-Tafkir merespon positif atas program-program yang diadakan, Sebagaimana yang dipaparkan oleh salah seorang guru di HLG at-Tafkir Ibu Muro’ah, beliau mengatakan bahwa dalam menyamakan proses pembelajaran dirumah dan di sekolah HLG at-Tafkir mengeluarkan buku penghubung antara orang tua dan sekolah yang wajib di isi setiap bulannya oleh guru dan orang tua. Guru menjelaskan perkembangan anak di sekolah dan orang tua menggambarkan perkembangan anak di rumah. Para orang tua selalu protes jika guru kelas telat memberikan buku penghubung.

Ini merupakan respon positif dari orang tua untuk HLG at-Tafkir, yang telah sukses membangun kesadaaran para orang tua akan pendidikan anak- anak mereka disekolah, yang mungkin, sebagian para ibu sedang disibukkan dengan pekerjaan dan karirnya, sehingga tidak peduli dengan perkembangan anak mereka di sekolah.

Ketika saya berkunjung ke HLG at-Tafkir, saya terkesan dengan anak-anak yang baru menginjak 2,5 tahun - 4 tahun, mereka makan sendiri dan merapihkan bekas makan sendiri, mereka bertanggungjawab, dan mereka mengetahui barang miliknya dan bagimana cara menjaganya. Ketika saya bertanya kepada seorang wali siswa ibu Zainab, apakah anak ibu selalu


(17)

melakukan hal yang sama ketika dirumah? Beliau menjawab, sekalipun kadang-kadang malas tapi saya lebih enak untuk mengingaTKan anak saya, saya cukup bilang Allah suka dengan yang bersih dan saya bacakan haditsnya, itu sudah cukup untuk mengingaTKan anak saya.

Penulis beranggapan bahwa kemandirian siswa diatas hasil dari pendidikan yang konsisten pada tujuan, visi dan misi pendidikan serta kerjasama orang tua dengan sekolah yang tentunya, melalui komunikasi yang baik diantara kedua belah pihak.

Bagi penulis penting untuk mengetahui bagaimanakah komunikasi antara orang tua dengan pihak sekolah yang di lakukan oleh TK Bait Qur'any at-tafkir dalam membangun jiwa kemandirian siswa. Atas dasar itulah penulis menyusun skripsi dengan judul ” KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN SEKOLAH DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN SISWA DI TK BAIT QUR'ANY AT-TAFKIR CIPUTAT TANGERANG B. Identifikasi Masalah

1. TK Bait Qur'any At-Tafkir mendapat respon positif dari masyarakat di usianya yang masih relatif muda (3 tahun)

2. Kesadaran para orang tua terhadap pendidikan anak tinggi dan merespon baik terhadap program-program TK Bait Qur'any

3. Kemandirian anak baik, usia anak 2,3 tahun sudah mampu makan dan merapikannya sendiri, dan sudah mengetahui barang miliknya.

C. Pembatasan Masalah

Agar penulisan skripsi yang penulis susun lebih terarah dan tidak terlalu luas, maka penulis membatasi masalah sebagai berikut:

1. Komunikasi orang tua dengan sekolah yang dimaksud adalah dapat berupa keluhan-keluhan orang tua yang disampaikan kepada sekolah, ataupun sebaliknya dalam menangani pembinaan terhadap pribadi anak. Dapat berupa informasi mengenai perkembangan kepribadian anak, atau bahkan dapat berupa program-program khusus yang di selenggarakan sekolah untuk menyamakan persepsi, tujuan visi dan misi dalam pendidikan anak.


(18)

2. Kemandirian siwa adalah kemampuan siswa dalam menyelesaikan permasalahan hidupnya secara mandiri tidak tergantung kepada orang lain, baik secara fisik maupun non fisik, dalam menentukan pilihan untuk memenuhi segala kebutuhan sesuai dengan perkembangannya.

D. Perumusan Masalah

1. Apakah terdapat komunikasi dan kerjasama yang baik antara TK Bait Qur'any At-Tafkir dengan orang tua siswa dalam membangun kemandirian siswa?

2. Bagaimanakah komunikasi yang dibangun antara TK Bait Qur'any at-Tafkir dengan orang tua siswa dalam membangun kemandirian siswa? 3. Apakah Terdapat pengaruh dari komunikasi orang tua dengan TK Bait

Qur'any at-Tafkir terhadap kemandirian siswa dan siswinya?

E. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran mengenai pelaksanaan, dan proses komunikaasi antara pihak TK Bait Qur'any At-Tafkir dengan para orang tua siswa dalam membangun kemandirian siswa dan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh tingkat partisipasi komunikasi orang tua dengan sekolah terhadap kemandirian siswa.

2. Manfaat penelitian

a. Manfaat teoritis, bagi peneliti hal ini merupakan sarana untuk menambah wawasan dan pengalaman mengenai pelaksanaan dan proses komunikasi antara sekolah dengan orang tua.

b. Manfaat praktis, untuk sekolah hal ini sebagai informasi dan bahan masukan dalam upaya lebih meningkaTKan efektifitas berkomunikasi dalam menjalin kerjasama yang baik antara orang tua dengan pihak sekolah dalam membangun kemandirian siswa.


(19)

Guna mempermudah pemaparan dalam penulisan, penulis menyusun kedalam beberapa pokok dan sub-sub pokok dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini menguraikan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, manfaat dan tujuan penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II Kajian Teori dan Kerangka Berfikir

Bab ini membahas kajian teori yang terdiri dari sub bab diantaranya; komunikasi, peran sekolah dan orang tua dalam pendidikan anak, kepemimpinan.

BAB III Metodologi Penelitian

Terdiri dari Tempat Dan Waktu Penelitian,Variabel penelitian, Metode Penelitian, Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data

BAB IV Hasil Penelitian

Bab ini menguraikan gambaran umum, sejarah berdirinya, deskripsi data, dan anaalisa data mengenai komunikasi orang tua dan sekolah di Home Leaarning At-Tafkir, Ciputat tangerang

BAB V Penutup

Bab ini menguraikan kesimpulan dan saran

BAB II KAJIAN TEORI


(20)

A. Komunikasi Orang Tua dengan Sekolah

1. Pengertian Komunikasi Orang Tua dengan Sekolah

Frista Armanda dalam kamus lengkap bahasa Indonesia berpendapat komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat difahami.9 Hovland, Janis dan Kelley juga berpendapat bahwa, Komunikasi adalah proses individu mengirim stimulus yang biasanya dalam bentuk verbal untuk merubah tingkah laku orang lain.10 Begitu juga dengan Forsdale beliau berpendapat bahwa, Komunikasi adalah suatu proses memberikan signal menurut aturan tertentu, sehingga dengan cara ini suatu sistem dapat didirikan, dipelihara, dan dirubah.11

Dari ketiga pendapat di atas dapat difahami bahwa komunikasi bahwa komunikasi merupakan proses pengiriman dan penerimaan pesan(berita, informasi) yang dilakukan dua orang atau lebih untuk menciptakan, memelihara dan merubah sebuah sistem. Terdapat beberapa tokoh yang juga berpendapat terkait dengan komunikasi diantaranya adalah Laswel mengatakan bahwa komunikasi pada dasarnya merupakan sutu proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa, dan dengan akibat atau hasil apa.12 Begitu juga dengan Hani Handoko yang mengatakan bahwa komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain.13

Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa, akan terjadi komunikasi jika pelakunya terdiri dari dua orang atau lebih, artinya komunikasi itu tidak akan terjadi jika oleh satu orang pelaku, selain hal itu dalam proses komunikasi perlu adanya pesan (berita, informasi) yang disampaikan melalui simbol-simbol yang berarti diantara pelaku-pelaku komunikasi, kemudian dari komunikasi tersebut akan berdiri sebuah sistem komunikasi yang mengarah pada tujuan komunikasi yang dapat merubah persepsi, prinsip dan prilaku orang lain.

9

Frista armanda W. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Lintas Media Jombang, h.596

10

Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: P2LPTK, 1989), hal.2

11

Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, hal.2

12

Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek , (Bandung: PT Ramaja Kosdakarya, 2007), hal.10

13


(21)

Orang tua adalah orang yang pertama kali dikenal oleh anak karena orang tua adalah yang pertama kali memenuhi kebutuhan fisik anak, lapar, haus, mengantuk, butuh oksigen, menyedikan makanan yang bergizi, air minum yang bersih, memenuhi kebutuhan anak untuk dilindungi dari ancaman fisik maupun psikis, memenihi kebutuhan akan kasih sayang dan kebutuhan beragama anak.14

Pada masa inilah orang tua dijadikan pendidik yang pertama sehingga secara kodrati anak akan meneladani setiap aktivitas orang tuanya, terutama seorang ibu yang akan memberikan kepribadian anak lebih dominan, karena dialah yang paling dekat dengan mereka. Anak-anak akan cenderung mengikuti kebiasaan para orang tua terutama ibu di rumah sehingga dari sinilah seorang ibu dikatakan sebagai pendidik yang yang utama bagi anak. Sebagaimana Hasbullah mengatakan bahwa orang tua merupakan pendidik yang utama, kodrati dan utama.15 Allah SWT berfirman:

ارﺎ ﻜ هأو ﻜﺴﻔ أاﻮﻗاﻮ ﺬ اﺎﻬ ﺎ ﷲانﻮﺼ ﺎّداﺪﺷظﻼﻏﺔﻜﺋﻶ ﺎﻬ ،سﺎ اﺎهدﻮﻗو

نوﺮ ﺆ ﺎ نﻮ ﻔ و هﺮ أ ) .

ا ﺮﺤﺘ

: 6 (

"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan" (QS. At-Tahrim: 6)16

Ayat di atas secara tekstual menekankan pada kehidupan ukhrowi namun secara kontekstual bermakna bahwa pentingnya peran orang tua dalam upaya mengenalkan, membiasakan, dan memerintahkan anak untuk menjalankan syari'at Allah yang telah menciptakannya. Sehingga memberikan pengaruh kepada anak ketika datang waktu diberlakukan taklif agama secara sempurna kepadanya dan memiliki tanggungjawab yang besar dalam pendidikan anak meski pada saatnya nanti anak harus

14

Nurul Habiburrahman, MA. Nurrul Hikmah, MA., “TK Bait Qur'any Seuah pembelajaran dalam aktivitas anak”, At-Tafkir Press hal.15

15

Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), edisi revisi-5, h.22.

16 De p a rte me n Ag a m a RI, Al-Qur'a n da n Te rje ma hnya , (Ba nd ung : PT.Sya m il,


(22)

diserahkan pada lembaga luar, hal ini disebabkan karena berbagai keterbatasan orang tua dalam mendidik mereka.

Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa (murid) di bawah pengawasan guru.17 Sekolah juga dapat diartikan sebagai bangunan atau lembaga belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran, sekolah dipimpin oleh seorang kepala sekolah dan dibantu oleh wakil kepala sekolah. 18

Sekolah bertanggungjawab atas pendidikan anak-anak selama mereka diserahkan kepadanya. Oleh karena itu sebagai sumbangan sekolah sebagai lemabaga pendidikan terhadap pendidikan anak, diantaranya adalah sebagai berikut:19

1. Sekolah membantu orang tua mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yang baik serta menanamkan budi pekerti yang baik.

2. Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan didalam masyarakat yang sukar atau tidak dapat diberikan di rumah.

3. Sekolah melatih anak-anak memperoleh kecakapan-kecakapan, seperti membaca, menulis, berhitung, menggambar serta ilmu-ilmu lain yang sifatnya mengembangkan kecerdasan dan pengetahuan.

4. Di sekolah diberikan pelajaran etika, keagamaan, estetika, membedakan benar atau salah dan sebagainya.

Orang tua memiliki peran sebagai pendidik pertama dan utama yang bertanggungjawab terhadap pendidikan anak, sementara sekolah adalah lembaga pendidikan yang memiliki peran membantu para orang tua dalam mendidik anak-anak mereka. Dengan demikian perlu adanya kerjasama yang baik antara para orang tua dengan sekolah (guru, kepala sekolah) untuk menyamakan tujuan, visi dan misi pendidikan, dari sinilah dibutuhkan komunikasi antara keduanya, karena kerjasama yang baik hanya akan dihasilkan dari komunikasi yang baik.

17

Wikipedia.org/wiki/sekolah-tembolok-mirip,diposting 25 mei 2010

18

http:// sekolah-dasar.blogspot.com-2010-04-pengertian sekolah.html, diposting 25 mei 2010

19


(23)

Komunikasi orang tua dengan sekolah merupakan proses pengiriman pesan yang terjadi antara orang tua sebagai komunikator dengan sekolah sebagai komunikan atau sebaliknya, dan pesan yang disampaikan dapat berbentuk berita, informasi dan lain-lain yang menciptakan sistem komunikasi antara kedua belah pihak yang mengarah pada pencapaian dan penyamaan tujuan, visi dan misi pendidikan anak.

2. Unsur-Unsur Komunikasi Orang Tua dengan Sekolah

Dalam berkomunikasi terdapat beberapa unsur yang merupakan syarat, unsur-unsur tersebut: pengirim pesan (komunikator), penerima pesan (komunikan), Pesan, saluran komunikasi dan media komunikasi, efek komunikasi, umpan balik.20

1. Pengirim pesan (komunikator): manusia berakal budi yang berinisiatif menyampaikan pesan untuk mewujudkan motif komunikasinya. dalam hal ini komunikasi antara orang tua dengan sekolah dalam membangun kemandirian siswa pengirim pesan dapat secara bergantian antara orang tua sebagai pendidik dirumah, dan guru, atau kepala sekolah atau seluruh komponen yang terlibat dalam pendidikan anak atau siswa disekolah.

2. Penerima pesan (komunikan): manusia berakal budi, kepada siapa pesan komunikator ditujukan. Sebagaimana pengirim pesan, dalam penerimaan pesanpun akan saling bergantian antara orang tua dengan sekolah (guru, kepala sekolah dan elemen sekolah lainnya yang terlibat dalam pendidikan anak selama di sekolah) dalam penerimaan pesan. 3. Pesan: segala sesuatu, verbal maupun nonverbal, yang disampaikan

komunikator kepada komunikan untuk mewujudkan motif komunikasinya. pesan yang disampaikan oleh orang tua kepada sekolah atau sebaliknya dapat berupa keluhan, perkembangan siswa (anak), sosialisasi silabus dan kurikulum dan lain-lain.

20

Dani Vardiansyah, Pengantar Ilmu Komunikasi, Ghalia Indonesia,Jakarta: 2004, cet ke 1,h.18-28


(24)

4. Saluran dan media komunikasi: jalan yang dilalui pesan komunikator untuk sampai ke komunikannya. Dalam hal ini terdapat dua jalan yaitu; tanpa media (nonmediated communication) yang berlangsung face to face, atau dengan media komunikasi, dapat berupa telepon, internet radio, televisi, majalah dan surat kabar/koran. Pesan yang disampaikan oleh orang tua kepada sekolah dapat melalui face to face atau melalui media, seperti telpon, surat, penghubung dan lain-lain.

5. Efek komunikasi: pengaruh yang ditimbulkan pesan komunikator dalam diri komunikannya. terdapat tiga tataran pengaruh dalam diri komunikan yaitu kognitif (seseorang jadi tahu tentang sesuatu), efektif (sikap seseorang terbentuk, misalnya setuju atau tidak setuju terhadap sesuatu), konatif (tingkah laku yang membuat seseorang bertindak melakukan sesuatu). Efek komunikasi antara orang tua dengan sekolah mencakup ketiga pengaruh tersebut.

6. Umpan balik: jawaban komunikan atas pesan yang disampaikan komunikator kepadanya. Dalam komunikasi yang dinamis komunikator dan komunikator terus menerus saling bertukar peran. Unpan balik terhadap komunikasi antara orang tua dengan sekolah sangat diperlukan demi menjaga keselarasan dalam menjalankan visi pendidikan pada peserta didik.

3. Model-Model Komunikasi


(25)

Model S-R ini merupakan model yang paling dasar, dan model ini menggambarkan hubungan stimulus dan respon. Model ini juga menunjukkan komunikasi sebagai suatu proses “Aksi-Reaksi yang sangat sederhana.21

b. Model Lasswell

Seorang ahli ilmu politik dari Yale University Harold Lasswell (Forsdale 1981), mengatakan bahwa dia menggunakan lima pertanyaan yang perlu ditanyakan dan dijawab dalam melihat proses komunikasi, yaitu “who” (siapa), “says what" (mengatakan apa), “in which medium” (dalam media apa), “to whom” (kepada siapa) dan dengan “what effect” (apa efeknya).

c. Model Schraum

Wilbur Schraumn memberikan model proses komunikasi dengan model-model sebelumnya. Dia memperlihatkan pentingnya peranan pengalaman dalam proses komunikasi. Bidang pengalaman akan menentukan apakah pesan yang dikirimkan diterima oleh si penerima sesuai dengan apa yang dimaksud oleh si pengirim pesan. Schraumn mengatakan jika tidak ada kesamaan dalam bidang pengalaman, bahasa yang sama, latar belakang yang sama, maka sedikit kemungkinan pesan yang diterima diinterpretasikan dengan benar.

d. Model Berlo

Model komunikasi yang paling terkenal adalah model yang dikembangkan oleh David Berlo pada tahun 1960. Modelnya hanya memperlihatkan proses komunikasi satu arah dan hanya terdiri dari

21

Roudhonah, M. Ag, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Kerjasama Lembaga Penelitian UIN Jakarta dan Jakata Press, 2007), Cet.1, hal.71


(26)

empat komponen yaitu sumber, pesan, chanel, dan penerima atau receiver. Model komunikasi ini juga di samping menekankan komunikasi sebagai suatu proses, juga menekankan ide bahwa “meaning are in the people” atau arti pesan yang dikirimkan ada pada orang yang menerima pesan bukan pada kata-kata pesan itu sendiri.

Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa interpretasi pesan terutama tergantung kepada arti dari kata atau pesan yang ditafsirkan oleh si pengirim atau si penerima pesan dan bukan pada apa yang ada dalam komponen pesan itu sendiri.

e. Model Seiler

William J. Seiler (1988) memberikan model komunikasi dua arah dan bersifat lebih universal. 22

Model sailer ini menekankan pentingnya timbal balik antara penerima pesan dan pemberi pesan, juga menekankan pentingnya faktor lingkungan dalam proses komunikasi yang dapat mempengaruhi hakikat dan kualitas dari komunikasi.

Penulis berpendapat bahwa semua model komunikasi ini memungkinkan terjadi disekolah, namun komunikasi yang lebih efektif untuk digunakan adalah komunikasi model Seiler, komunikasi dua arah dan bersifat unifersal yang menekankan adanya timbal balik antara pengirim dan penerima pesan dimana orang tua dan sekolah dapat menjadi komunikan atau komunikator secara bergantian sesuai dengan

22


(27)

siapa yang memiliki permasalahan untuk dipecahkan oleh keduanya, yang akan berefek kepada tingkah laku mereka.

4. Proses Berlangsungnya Komunikasi

Proses berlangsungnya komunikasi dapat diklasifikasikan kedalam dua bagian yakni komunikasi secara primer dan komunikasi skunder.23

1. Komunikasi Primer

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang sebagai media. Lambang sebagai media primer. lambang sebagai media promer dalam proses komunikasi adalah bahasa, isyarat, dan sebagainya yang secara langsung mampu menerjemahkan pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan, baik itu berbentuk ide, informasi, opini mengenai hal-hal yang konkrit maupun abstrak pada saat sekarang maupun pada saat yang lalu ataupun yang akan datang.

2. Komunikasi Sekunder

Proses komunikasi sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang relative jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, surat kabar, majalah, radio, televise, film dan banyak lagi media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi.

Proses komunikasi akan lebih efektif jika menggunakan komunikasi primer dan sekunder secara bersamaan agar keduanya saling mengisi. Jika dalam berkomunikasi hanya mengguanakan salasatunya saja terdapat pengurangan makna komunikasi.

Proses komunikasi antara orang tua dengan sekolah dapat dilakukan secara primer dan sekunder baik melalui lisan ataupun tulisan. Proses yang terdapat di TK Bait Qurany At-tafkir dengan orang tua dilakukan melalui

23Onang U Efendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung : 2007 PT. Remaja Rosdakarya, cet.21


(28)

buku penghubung yang menjadi media komunikasi orang tua dalam melaporkan perkembangan anak dirumah atau disekolah setiap bulannya, surat sebagai bentuk pemberitahuan, kurikulum dan lain-lain, melalui face to face untuk menyampaikan keluhan-keluhan, laporan-laporan orang tua kepada sekolah atau sebaliknya untuk melaporkan permasalahan-permasalahan yang terkait dengan perkembangan anak baik dirumah ataupun disekolah biasanya proses komunikasi ini dilakukan secara insidental jika diperlukan saja.

5. Bentuk-Bentuk Komunikasi

Berdasarkan sifat komunikasi dan jumlah komunikan, komunikasi dapat diklasifikasikan menjadi tiga bentuk komunikasi diantaranya; komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok dan komunikasi massa.

a. Komunikasi antarpribadi

Kominiksi antarpribadi adalah komunikasi yang berlangsung dua orang, dimana terjadi kontak langsung antara dua orang dalam bentuk percakapan. Komunikasi jenis ini bisa berlangsung secara berhadapan (face to face), bisa juga melalui sebuah medium telepon.24 Terdapat karakteristik Komunikasi antar pribadi diantaranya adalah:

1) Bersifat timbal balik / dua arah (Two way traffic communication) 2) Feed backnya langsung tidak tertunda.

3) Komunikator dan komunikan dapat bergantian fungsi. Sekali waktu menjadi komunikator dan sekali waktu menjadi komunikan.

4) Bisa dilakukan secara spontanitas.

5) Tidak terstruktur. Maksudnya masalah yang dibahas tidak mesti terfokus, melainkan mungkin hal-hal yang tidak dalam rencana.

Komunikasi pribadi adalah terjadinya kontak langsung antara dua orang atau lebih dan dapat terjadi kapan saja direncanakan ataupun tidak direncanakan, memiliki tujuan ataupun tidak memiliki tujuan. Komunikasi yang memiliki tujuan dan direncanakan biasanya karena terdapat permasalahan antar dua individu yang membutuhkan penyelesaian ataupun sebuah jawaban dengan cepat. Komunikasi yang tidak memiliki

24

Roudhonah, M. Ag, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Kerjasama Lembaga Penelitian UIN Jakarta dan Jakata Press, 2007), Cet.1, hal. 106, 113


(29)

tujuan dan tidak direncanakan biasanya terjadi karena kebetulan atau tidak terdapat unsur kesengajaan.

b. Komunikasi kelompok

Menurut Michael Burgoon dan Michael Ruffner dalam bukunya, Humen Communication, A Revisian of Approaching Speech/ Comunication, yang telah disadur oleh Sasa Djuarsa, memberi batasan komunikasi kelompok sebagai “interaksi tatap muka dari tiga atau lebih individu guna memperoleh maksud atau tujuan yang dikehendaki seperti berbagi informasi, pemeliharaan diri atau pemecahan masalah sehingga semua anggota dapat menumbuhkan karakteristik pribadi anggota lainnya dengan akurat.25 Sama seperti komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok pun memiliki karakteristik dalam pelaksanaannya, sebagai berikut:

1) Langsung dan tatap muka 2) Lebih terstruktur

3) Formal/rasional

4) Dilakukan secara sengaja

5) Para peserta lebih sadar akan peranan dan tanggung jawab mereka masing masing.

Komunikasi kelompok terjadi secara disengaja namun direncanakan, dan memiliki tujuan/ maksud yang dikehendaki oleh tiga atau lebih individu untuk berbagi informasi, pemeliharaan diri atau pemecahan masalah secara tatap muka.

c. Komunikasi massa

Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media masa yang memiliki cirri-ciri sebagai berikut:26

1) Komunikasi berlangsung satu arah yang berarti bahwa tidak terdapat arus balik dari komunikan kepada komunikator

2) Komunikator pada komunikasi melembaga 3) Pesan pada komunikasi massa bersifat umum

4) Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan

25

Roudhonah, M. Ag, Ilmu Komunikasi, Cet.1, hal.124-125. 26Onang U Efendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, h.20-25.


(30)

5) Komunikannya bersifat hetrogen

Dalam hal ini komunikasi orang tua siswa dengan pihak sekolah TK Bait Qur'any tidak menggunakan komunikasi massa ini, hanya terbatas pada komunikasi antar pribadi dan kelompok.

B. KEMANDIRIAN SISWA

1. Pengertian Kemandirian Siswa

Kemandirian diistilahkan dengan independency A. Budiardjo dkk, mengatakan bahwa independensi adalah suatu kecenderungan tidak bergantung pada orang lain dalam membuat keputusan.27 Adapaun J.P Chaplin mengatakan bahwa kemandirian adalah suatu sikap yang ditandai dengan adanya kepercayaan diri.28

Dengan demikian dari beberapa pendapat di atas kemandirian adalah suatu sikap kecenderungan untuk tidak tergantung kepada orang lain dalam beraktivitas menyelesaikan permasalahan sendiri dan bertanggung jawab atas konsekuensi perbuatannya.

Siswa adalah pelajar atau anak atau orang yang melakukan aktivitas belajar. Dengan demikian kemandirian siswa adalah anak atau orang yang memiliki sikap kecenderungan untuk tidak tergantung kepada orang lain dalam dalam melakukan aktifitas belajarnya, mau mengamalkan ilmu yang didapatkanya serta bertanggung jawab atas konsekuensi perbuatanya.

2. Ciri-Ciri Siswa Mandiri

Chaerunnisa dalam wawancaranya dengan okezon mengatakan bahwa Kemandirian anak harus berlandaskan pada tahap-tahap perkembangan masing-masing. Untuk itu ciri kemandirian siswa mandiri dapat dilihat pada tahap perkembangan manusia, tugas-tugas dan tanggungjawab perkembanganya.

a. Tahapan Perkembangan anak sebagai manusia

27

A.budiardjo et.al., Kamus Psikologi, (semarang: Dahara Prize,1991), cet.ke-2, h.201

28


(31)

Papalia, Olds dan Fedman (1998;2004) membagi perkembangan manusia menjadi Sembilan tahapanyakni; (1) Masa pra-natal 42-43 minggu dalam kandungan, (2) Masa bayi dan anak tiga tahun 0-3 tahun setelah kelahiran, (3) Masa anak-anak awal 4-5 tahun 11 bulan, (4) Masa anak tengah 7-9 tahun, (5) Masa anak akhir 10-12 tahun, (6) Masa remaja 13-21 tahun, (7) Masa dewasa muda 22-40 tahun, (8) Masa dewasa tengah 42-45 tahun, (9) Masa dewasa akhir 46- mendekati kematian.29

Para ulama membagi masa-masa yang dilewati manusia dilihat dari kelayakannya, Menerima kewajiban dan melaksanakannya kepada empat fase:30

1) Fase Pertama adalah masa ketika anak belum dilahirkan, yakni ketika ia masih berupa janin dalam rahim ibunya.

2) Fase kedua adalah dimulai sejak sang bayi lahir dan berakhir pada masa tamyiz, yaitu ketika ia menginjak masa tujuh tahun. Tamyiz memiliki makna dapat membedakan baik dan buruk menurut Allah. 3) Fase ketiga adalah dimulai sejak masa tamyiz, yaitu senggang waktu

antara antara tujuh tahun sampai usia dewasa.

4) Fase keempat adalah dimulai dengan kedewasaan. Tandanya adalah nampaknya salah satu atau lebih tanda kedewasaan.

Dari pendapat di atas perkembangan anak dapat diklasifikasikan ke dalam:

a) Masa ketika anak belum dilahirkan atau ketika anak masih dalam kandungan sekitar 42-43 minggu

b) Masa pra tamyiz yaitu masa bayi sampai masa kanak-kanak awal, sekitar 0-5 tahun 11 bulan

c) Masa tamyiz yaitu masa kanak-kanak tengah sampai usia dewasa/masa anak akhir, sekitar usia 5 tahun 11 bulan – 12 tahun. d) Masa kedewasaan yang ditandai dengan nampaknya salah satu atau

lebih tanda kedewasaan, sekitar usia 12-menjelang kematian.

Dalam penulisan skripsi ini hanya akan membahas masa kanak-kanak awal 4-5 tahun 11 bulan atau masa pra-tamyiz. Masa kanak-kanak-kanak-kanak

29

Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan Anak 3 Tahun Pertama, PT Rafika Aditama, Bandung: 2007, cet.1, h.37

30

Huzaemah Tahido Yanggo, Fikqh anak, metode islam dalam mengasuh dan mendidik anak serta hukum-hukum yang berkaitan dengan aktifitas anak, al-Mawardi, Jakarta: 2004, h.11-25


(32)

ini ditandai dengan kemandirian, kemampuan kontrol diri, dan hasrat untuk memperluas pergaulan dengan anak-anak yang sebaya.31

b. Tugas dan taggungjawab perkembangan anak awal usia 4-5 tahun 11 bulan

Penulis psikoanalitik Erik Erikson menekankan usia pra sekolah untuk perkembangan "Otonomi" atau kemandirian. Sianak perlahan-lahan belajar memilih dan memutuskan dan menerima konsekuensi pilihannya. Berangsur-angsur ia menyadari bahwa individu dinilai berbeda bergantung kepada apa yang dapat mereka lakukan dan pelajari untuk membentuk hubungan di luar rumah dan untuk mempercayai orang dewasa dan anak-anak lain.32

Elizabeth B. Hurlock dalam bukunya perkembangan anak jilid 1 mengatakan, masa kanak-kanak usia 2-6 tahun adalah usia prasekolah atau "prakelompok" anak itu berusaha mengendalikan lingkungan dan mulai belajar menyesuaikan diri secara sosial.33

Tugas perkembangan masa kanak-kanak sejak lahir sampai 6 tahun dari Havighurst.34 diantaranya:

1. Belajar berjalan

2. Belajar makan makanan padat 3. Belajar berbicara

4. Belajar mengendalikan pembuangan sampah tubuh

5. Belajar membedakan jenis kelamin dan kesopanan seksual 6. Mencapai stabilitas fisiologis

7. Membentuk konsep sederhana mengenai kenyamanan sosial dan fisik

8. Belajar berhubungan scara emosional dengan orang tua, saudara kandung, dan orang lain

9. Belajar membedakan yang benar dan yang salah serta mengembangan nurani.

31

Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan Anak 3 Tahun Pertama, h.37

32

Kethy Silva. Ingrid Lunt, Child Development A First Course, diterjemahkan oleh Gianto Widianto,ARCAN, Jakarta: 1988, hal. 214

33

Elizabeth B. Hurluck, " Child Development", diterjemahkan oleh Meitasari Tjandrasa dan Muslichah Zarkasih, PT. Glora Aksara, Jakarta, jilid 1, cet.6, hal.38

34


(33)

Adapun tugas perkembangan yang hendaknya dijalani oleh anak pada masa kanak-kanak (childhood) menurut Hurlock,35 adalah a. Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk

permainan-permainan yang umum

b. Membangun sikap yang sehat sebagai diri sendiri sebagai makhluk yang sedang tumbuh.

c. Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya.

d. Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat.

e. Mengunakan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca, menulis, dan berhitung. Mengembangkan pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari

f. Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, dan tingkatan nilai.

g. Mengembangkan sikap terhadap kelompok – kelompok sosial dan lembaga-lembaga

h. Mencapai kebebasan pribadi

Nurul Hikmah berpendapat bahwa tanggung jawab perkembangan kemandirian anak usia 4-5 tahun:36

1) Makan sendiri dengan sendok secara sempurna. 2) Menuang air dari teko kedalam gelas.

3) Mencuci dan mengeringkan tangan sendiri. 4) Menyikat gigi sendiri.

5) Membuka kancing baju.

6) Mandi dan memakai sabun sendiri.

35

Zahrotun, fadilah Suralaga,Nataris Idriyani, "Psikologi Perkembangan Tinjauan Psikologi Barat Dan Islam", Lembaga Penelitian Uin Jakarta dengan Jakarta Press, Jakarta: 2006, Cet.1 hal.97

36

Nurul Hikmah, TK Bait Qur'any sebagai Model pembelajaran Anak Usia dini, Modul Pelatihan Tutor Parenting Pada Model integrasi TK dan TK Bait Qur'any pada Anak Usia Dini, h.39-40


(34)

7) Dapat buang air kecil dan besar serta membersihkannya sendiri. 8) Dapat memakai sepatu yang tidak bertali sendiri.

9) Pergi sendiri kerumah teman yang sudah dikenal (sekitar rumah). 10) Mengambil nasi dan minum sendiri.

11) Meletakkan piring kotor dan baju kotor ditempatnya. 12) Membereskan mainan dan tempat tidur sendiri. 13) Meletakkan sepatu ditempatnya dan tas ditempatnya.

Seorang pakar pengasuhan anak, Dowling, menuliskan bahwa, kesempatan untuk mengembangkan kemandirian harus diutamakan dalam setiap bidang pengasuhan anak; pengaturan pengambilan susu sendirin memberikan kesempatan pada anak untuk menuangkan susu untuk diri sendiri dan memutuskan seberapa banyak yang ia minum;tempat buang air yang tepat berarti sianak dapat pergi buang air pada saat dan kapan saja ia inginkan; pilihan untuk bermain di dalam atau di luar rumah dengan berbagai sarana, untuk mengikuti atau tidak mengikuti acara mendengarkan cerita, dan untuk memilih teman bermain; semua itu awal pengambilan keputusan untuk kehidupan. Anak yang mampu membuat keputusan dan bertindak atas inisiatif sendiri akan cepat bertumbuh dengan penuh percaya diri.37

Dinasari mengungkapkan kemandirian anak meliputi:

a) Anak terlihat fleksibel dengan lingkungan barunya. Berani berkenalan dan memberi salam saat memasuki lingkungan baru.

b) Kelekatan dengan orang tua sudah berkurang. Ke mana-mana tidak minta ditemani.

c) Ia sudah berani ke kamar mandi sendiri, tidur sendiri dan sebagainya.

d) Perkembangan motoriknya memungkinkannya berani berlatih sepeda roda empat.

e) Berani mencoba permainan seperti monkey trap, perosotan, loncat-loncatan dan sebagainya.

f) Berani bertanya secara kritis tentang hal-hal yang tidak sesuai dengan pikirannya. Misalnya "Kenapa sih mama harus kerja terus?"

37

Kethy Silva. Ingrid Lunt, Child Development A First Course, diterjemahkan oleh Gianto Widianto, hal. 214


(35)

g) Sudah bertanggung jawab terhadap aktivitas rutinnya, misalnya bangun tidur

h) langsung mandi tanpa perlu rewel, saat mandi mau gosok gigi dengan teratur dan sebagainya.

i) Sudah tumbuh kesadaran mengenai waktu makan, tidur, minum susu, dan sebagainya.

j) Setidaknya, ia tidak perlu menunjukkan kerewelan lagi sehubungan dengan aktivitas tersebut.

k) Perkembangan motorik memungkinkannya bisa memakai sepatu sendiri dan meletakkan kembali di tempatnya usai dipakai. Bertanggung jawab terhadap mainannya dengan cara membereskannya setelah selesai digunakan dan mengembalikannya ke tempat semula. Setidaknya sudah

l) muncul kesadaran untuk melakukannya sendiri meski masih ada pendampingan dari orang dewasa di sekitarnya.

Dari beberapa tanggung jawab dan perkembangan masa kanak-kanak awal yang dikemukakan oleh para pakar dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa kemampuan kemandirian yang seharus dimiliki anak pada usia 4-5 tahun akhir diantaranya:

1. berani bermain kerumah teman sendiri tanpa ditemani 2. menghapal alamat dan nomor telepon yang dapat dihubungi 3. mengenal lingkungan tempat tinggal

4. tidak mudah mempercayai orang yang baru dikenal. 5. mengerjakan Pekerjaan Rumah PR sekolah

6. fleksibel dengan lingkungan barunya contohnya; berani berkenalan, memberi salam saat memasuki lingkungan baru, bermain bersama teman-teman barunya, terlihat enjoy dengan lingkungan baru

7. Kelekatan dengan orang tua sudah berkurang contohnya; berani ke kamar mandi, tidur sendiri dan sebagainya, dan bermain dengan temannya sendiri


(36)

8. Perkembangan motoriknya memungkinkannya berani berlatih sepeda roda empat

9. Berani mencoba permainan; monkey trap, perosotan loncat-loncatan

10. Berani bertanya secara kritis tentang hal-hal yang tidak sesuai dengan pikirannya, contohnya; Kenapa mama bekerja terus? Allah itu dimana? Kalau anak laki-laki kenapa tidak memakai kerudung? 11. bertanggung jawab terhadap aktivitas rutinnya, contohnya; bangun

tidur, mandi, gosok gigi dengan teratur, makan sendiri

12. Sudah tumbuh kesadaran mengenai: waktu makan, tidur, minum susu, belajar dan bermain

13. Perkembangan motorik memungkinkannya: bisa memakai sepatu sendiri, bisa memakai baju sendiri, bisa pakai celana sendiri, bisa buang air kecil sendiri dan membersihkannya, bisa buang air besar sendiri dan membersihkannya

14. Bertanggung jawab terhadap: mainannya dengan cara membereskannya setelah selesai digunakan dan mengembalikannya ke tempat semula, meski masih ada pendampingan dari orang dewasa di sekitarnya, Meletakan baju kotor pada tempatnya, Meletakan piring kotor pada tempatnya.

3. Faktor yang Mempengarui Kemandirian siswa

Terdiri dari beberapa faktor yang mempengaruhi kemandirian diantaranya:38

1. Intelegensia

Blair dalam Gilmore (1974) menyatakan bahwa intelegensi seseorang berhubungan dengan tingkat kemandiriannya, artinya semakin tinggi tingkat intelegensi semakin tinggi pula kemandiriannya.

2. Kebudayaan

38

Ariesta Anggraeni, Hubungan Antara IQ dengan Kemandirian pada Siswa Kelas Akselerasi SDI Sudirma, sekripsi Mahasiswa psikologi : 2007, h.16-18


(37)

Menurut Sarwono (1997), kebudayaan yang berbeda akan menyebabkan perbedaan norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam lingkungan keluarga, sehingga tindak-tanduk suku tertentu akan berbeda dengan suku lainnya. Pendapat ini diperkuat oleh Mussen dan kawan-kawan (1969), yang menyatakan bahwa perkembangan dipengaruhi oleh kebudayaan tingkat kemandirian pada satu kebudayaan berbeda dengan tingkat kemandirian pada budaya lain.

3. Pola asuh orang tua

Pola pengasuhan keluarga seperti sikap orang tua, kebiasaan keluarga, dan pandangan keluarga akan mempengaruhi pembentukan kemandirian anak. Keluarga yang membiasakan anak-anaknya diberi kesempatan untuk mandiri sejak dini, akan menumbuhkan kemandirian pada anak-anaknya.

4. Tingkat pendidikan orang tua

Tingkat pendidikan orang tua akan mempengaruhi sikap dan tingkah lakunya dalam menghadapi anak-anaknya, artinya orang tua yang berpendidikan akan bersikap lebih baik. Conger (1977), menyatakan bahwa perlakuan yang diberikan oleh orang tua berpengaruh kepada kemandirian anak.

5. Usia

Semakin bertambah usia seseorang, prilaku mandiri akan makin berkembang dan prilaku tergantung akan berkurang.

6. Jenis kelamin

Kagan dan Moss (dalam Medinnus dan Johnson, 1969) menyatakan bahwa sikap mandiri dipengaruhi oleh jenis kelamin apabila dalam perlakuan sehari-hari, lingkungan sisial memberikan perlakuan yang berbeda antara laki-laki dan perempuan.

7. Guru di sekolah

Kondisi belajar disekolah seringkali menimbulkan tingkah laku ketergantungan dan kemandirian. Guru dapat mendidik, membimbing dan membina kemandirian siswa sehingga terbentuk sifat-sifat mandiri pada siswa.


(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

H.Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di TK Bait Qur'any Group At-Tafkir yang

beralamat di jalan Ibnu Kholdun II No.2 Komplek dosen UIN Syarif hidayatullah Jakarta, Tangerang Banten, adapun penelitian dilaksanakan dari

bulan Februari-April 2010

I. Metode Penelitian

Guna menjawab pertanyaan yang diselidiki dalam penelitian ini

menggunakan metode deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi aktual secara terperinci yang melukiskan gejala yang ada, mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku,39 Data yang dihasilkan berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

J. Sumber Data

Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subyek

dari mana data dapat diperoleh. Sehubungan dengan wilayah sumber data yang dijadikan subyek penelitian, maka dalam penelitian akan menggunakan seluruh populasi pada kegiatan pendidikan TK B Bait Qur'any At-Tafkir.

K.Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan beberapa teknik

pengumpulan data diantaranya: 1. Observasi

Metode observasi digunakan untuk mengamati dan mencatat bagaimana kemandirian siswa TK B Bait Qur'any At-tafkir.

2. Wawancara

39

Jalaludin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: Ramadja Karya, 1985), cet ke 2, hal.34-35


(39)

Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan.40 Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara secara mendalam untuk mendafatkan informasi secara obyektif. Wawancara ini dilakukan dengan berbagai informan dan pihak yang terkait diantaranya dengan kepala sekolah, guru

kelas, orang tua siswa.

Kisi-kisi pedoman wawancara dengan kepala sekolah

No Indikator No. Pertanyaan

A Gambaran Umum TK Bait Qur'any 1,2

B Stimulus

1.Upaya menjalin hubungan guru dengan orang tua

3

2. Upaya membangun kesadaran komuniksi 5 C Respon

1.Program komunikasi

Kisi-kisi Pedoman wawancara dengan guru kelas

No Indikator No. Pertanyaan

A Stimulus

1. Pola komunikasi 2,4

2. Proses komunikasi 3

3. Metode dan Materi membangun kemandirian 8 B Respon

1. Komunikasi guru dengan orang tua 1, 5 3. Peran guru dalam membangun kemandirian 6, 7, 9, 10

Kisi-kisi Pedoman wawancara dengan orang tua siswa

40

Iin Tri Rahayu dan Tristiadi Ardi Ardani, Observasi dan Wawancara, (Malang: Bayumedia Publishing, 2004), hal.63-64


(40)

No Indikator No. Pertanyaan

A Stimulus

1. Komunikasi orang tua dengan sekolah 3, 4, 5, 9 2. Peran orang tua dalam membangun

kemandirian anak

1, 2,

B Respon

1. Pendapat orang tua tentang Bait Qur'any 6, 7 2. Pendapat orang tua tentang metode pengajaran

Bait Qur'any

8

3. Pendapat orang tua tentang program Bait Qur'any

10

3. Dekumentasi

Metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan hal-hal yang berupa catatan, transkip. Dalam hal ini penulis gunakan untuk mendapatkan data prestasi siswa, latar belakang berdirinya TK Bait Qur'any atau data-data yang berkenaan dengan dokumen TK Bait Qur'any At-Tafkir yang

memberikan input sebagai bahan dalam penulisan skripsi.

L. Teknik Analisis Data

Bogdan dan Biklen mengemukakan bahwa analisa data kualitatif

adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilih-milihnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat

diceriterakan kepada orang lain.41

Jadi semua data yang telah terkumpul kemudian dianalisis

berdasarkan metode analisis yang sesuai dengan metode penelitian yang digunakan, karena peneliti menggunakan metode kualitatif, maka sebuah analisis berdasarkan pernyataan, keadaan, dan ukuran kualitas yang bersifat

41

Lexy J. Moleng, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), cet.22, hal.248


(41)

non-statistik yaitu cara melaporkan data dengan menguraikan, menerangkan, memberi gambaran, dan mengklasifikasikan serta menjelaskan semua data


(42)

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Bait Qurany At-Tafkir

1. Sejarah Bait Qurany At-Tafkir

Pada tahun 2005 terbentuk kelompok kecil yang berada di bawah naungan Majlis Taklim Al-Muhajirin yang mencoba mewadahi ibu-ibu muda dengan materi pengenalan dan pemahaman Al-Qur’an dan penanaman aqidah. Setelah berjalan satu tahun pengajian hanya diikuti oleh 6 orang, kemudian ada keinginan dari beberapa pengurus Majlis Taklim untuk mengembangkan pengajian ibu-ibu muda tersebut dengan menggunakan manajemen pemberdayaan manusia secara serius.

Pada akhir tahun 2006 ,atas dukungan Majlis Taklim, terbentuklah kelompok pembinaan ibu dan anak dengan model Bait Qurany Pendidikan Berbasis Aqidah Islam Pra Tamyiz Aula Duljannah. Mengingat perkembangan Bait Qurany di Aula Duljannah mengalami beberapa hambatan, kemudian dewan pendiri memisahkan diri dengan Majlis Taklim Al-Muhajirin pada tahun 2006 dan mendirikan lembaga Pusat Pelatihan Orang Tua dan Anak (PPRA).

Melalui beberapa training Bait Qurany yang diberikan kepada kelompok ibu Majlis Taklim dan mahasiswi UIN Jakarta, kemudian berdirilah secara resmi At-Tafkir dan beberapa cabangnya. Diantara cabang Bait Qurany diantaranya:

a. HLG El-Fikr, Ciracas

b. HLG Sabiqul Khoirot, Ciputat c. HLG Mar’atus Sholihah, Pd. Cabe d. BQ Saleh Rahmany, Aceh


(43)

2. Visi dan Misi Bait Qurany At-Tafkir a. Visi

Mencetak generasi Islam yang memiliki kepribadian Islam , tsaqofah Islam dan menguasai sains dan tehnologi.

b. Misi

1) Meningkatkan kualitas pengasuhan orang tua 2) Melahirkan hafidz al-Qur’an diusia dini 3) Tsaqofah Islam

4) Membentuk generasi Islam yang dapat Menterjemahkan Al-Qur’an kata perkata sejak dini

5) Membentuk generasi Islam yang Menguasai bahasa Arab Al-Qur’an tingkat dasar (dhomair dan tashrif lughawih dan istilahi) sebagai modal mentafsirkan al-Qur’an secara tahlili dan maudhui di MI – At-tafkir dan istinbat hukum dasar di MI- at-tafkir

6) Membentuk generasi Islam yang mampu berkomunikasi bahasa Arab.

7) Membentuk generasi Islam yang menguasai fiqh anak:Sholat, aurat, muhrim, tata pergaulan pada orang tua, teman sebaya dan saudara, dan fiqh dakwa.

8) Membentuk generasi Islam yang dapat membedakan baik ( baik menurut Allah) dan buruk (buruk menurut Allah)

9) Membentuk generasi Islam yang menguasai Sains dalam bingkai tauhid

10) Menngembangkan setiap aspek perkembangan pada diri anak; motorik, emosi, sosial, kognitif dan keberagamaan


(44)

3. Struktur dan Daftar Siswa Bait Qurany At-Tafkir

4. Program Komunikasi Bait Qurany At-Tafkir NAMA SISWA TK B

No Nama

1 Amelia Putri Wulandari 2 Bagus 3 Dwi Novia Safitri 4 Erian Tri Syafriza

5 Ghasta Ijlal haque

6 Ibrahim Hafifi

7 Maliha Alisya Lia Arrahab

8 Putri Muisyah

9 Qonita Hurul Jannah 10 Ridho 11 M. Rizky Alfiansyah 12 M.Hilmi Farhan Amir 13 Galang 14 Aufan Azra Bintarto


(45)

Program komunikasi orang tua dengan Bait Qurany At-Tafkir

Bait Qurany At-tafkir dalam membangun hubungan komunikasi dengan orang tua memiliki program khusus yang bertujuan untuk memudahkan dalam bekerjasama menyatukan visi, misi, dan tujuan pendidikan anak, serta stimulus yang akan diberikan kepada anak sesuai perkembangannya. Diantara programnya adalah:

a. Komunitas Sekolah Ibu,

Komnitas sekolah ibu ini dibentuk sebagai upaya meningkatkan kualitas pengasuhan anak dan membangun kesadaran para ibu bahwa lembaga pendidikan yang utama dan pertama bagi anak adalah keluarga, sementara sekolah hanya membantu memberikan cara menstimulus lima aspek perkembangan anak (keagamaan, motorik, kognitif, emosional dan sosial), melalui komunitas ini juga para ibu dimotivasi agar mampu menjadi pendidik utama dan pertama.

b. Komunitas TK Bait Qur'any,

Komunitas TK Bait Qur'any dibentuk untuk meningkatkan kualitas tsaqofah islam orang tua mengingat Bait Qurany At-Tafkir merupakan Taman kanak-kanak yang berbasis Al-Quran.

c. Buku Penghubung

Buku penghubung yang disediakan oleh Bait Qurany At-Tafkir ini adalah buku yang mencoba menghubungkan antara guru dan orang tua, dimana buku ini bertujuan untuk memberikan gambar menyeluruh tentang lima aspek perkembangan anak dan diharapkan orang tua mengetahui dan mampu mengikuti perkemabangan anak tersebut.

d. Buku CAS (catatan anak sholeh)

Buku CAS (catatan anak sholeh), merupakan catatan orang tua yang diberikan ke sekolah setiap bulan untuk melaporkan perkembangan anak di rumah.


(46)

e. Rencana Pembelajaran

Rencana pembelajaran bulanan,semesteran dan tahunan diberikan dengan rinci dan lengkap kepada orang tua siswa.

f. Konsultasi

Konsultasi ini dalam rangka untuk menampung keluhan,masukan, kepada Bait Qurany at-tafkir dari orangtua atau sebaliknya yang sifatnya insidental sesuai dengan kebutuhan.

B. Komunikasi Orang Tua dengan Bait Qurany At-Tafkir dalam Membangun Kemandirian Siswa

Melihat dari beberapa program dan proses komuniksai orang tua dengan sekolah dalam usaha menyamakan stimulant yang akan diberikan kepada anak.

1. Proses Komunikasi Bait Qurany At-Tafkir Dengan Orang Tua Siswa

Proses komunikasi Bait Qurany At-tafkir dengan orang tua siswa dilakukan melalui komunikasi verbal yaitu penyampaian dan penerimaan pesan dengan menggunakan bahasa lisan dan tulisan. Program komunikasi Bait Qurany dengan orang tua yang melalui lisan adalah ketika komunikasi yang dilakukan pada komunitas sekolah ibu dimana para orang tua diberkan pelatiahan untuk membangngun kesadaran akan pendidikan yang utama dan pertama serta bagaimana memberikan stimulus pada setiap perkembangan anak dengan baik dan sesuai dengan program sekolah.

Melelui komunitas inilah orang tua diharapkan menyadari akan peranannya dan berusaha untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas pengasuhan anak sesuai dengan materi yang telah dibahas melalui sekolah ibu ini.

Komunikasi lisan antara Bait Qurany at-tafkir dengan orang tua juga trdapat pada komunitas TK Bait Qur'any dimana para orang tua diberikan pelatihan Tahsinul qiroatul Qura'an, Shorof, tarjamah al-Quran


(47)

kata perkata, dan tahfidz Qur'an serta bagaimana cara mengajarkannya pada anak, melalui inilah diharapkan kualitas tsaqofah islam orang tua meningkat. komunikasi lisan dapat dilakukan juga ketika orang tua berkonsultasi kepada sekolah atau sebaliknya terkait dengan perkembangan anak disekolah atau dirumah, dan biasanya komunikasi ini dilakukan bersifat insidental jika terdapat hal yang membutuhkan penanganan lenih cepat.

Bait Qurany at-tafkir juga memiliki beberapa program komunikasi tulisan diantaranya: komunikasi melalui penghubung, CAS (Catatan Anak Sholeh), dan rencana pembelajaran. Melalui penghubung sekolah akan melaporkan perkembangan anaknya secara menyeluruh kepada orang tua pada setiap bulannya dan kemudian orang tua harus membalas buku penghubung tersebut terkait bagaimana perkembangan anak dirumah secara umum. Melalui CAS (Catatan Anak Sholeh) yang diisi oleh orang tua dilaporkan kepada sekolah, diharapkan melalui CAS (Catatan Anak Sholeh ini sekolah dan orang tua sama-sama mengetahui kewajiban perkembangan anak, bagian yang mana yang belum dikuasai anak sehingga orang tua dan sekolah dapat memberikan stimulant yang sama dan sesuai.

Selain melalui buku penghubung dan CAS (Catatan Anak Sholeh) sekolah juga selalu memberikan rencana pembelajaran tahunan, semesteran dan bulanan, sehngga orang tua dirumah mengetahui materi apa saja yang diberikan oleh sekolah kepada anaknya dan kemudian orang tua dapat mengulang dirumah materi yang telah diajarkan disekolah.

2. Bentuk Komunikasi Bait Qurany At-Tafkir Dengan Orang Tua Siswa

Komunikasi Bait Qurany at-tafkir dengan orang tua dilakkan dengan dua bentuk komunikasi yaitu: komunikasi antarpribadi dan komunikasi kelompok. Komunikasi antar pribadi adalah komunikasi yang berlangsung dua orang melalui percakapan atau melalui media komunikasi (nonmedia massa) diantara komunikasi antarpribadi yang terjadi pada


(48)

komunikasi Bait Qurany at-tafkir dengan orang tua siswa adalah komunikasi melalui penghubung, melalui CAS (Catatan Anak Sholeh), Rencana pembelajaran dan konsultasi.

Adapun komunikasi kelompok adalah interaksi tatap muka dari tiga atau lebih individu guna memperoleh maksud atau tujuan yang dikehendaki, mengingat komunitas sekolah ibu dan komunitas TK Bait Qur'any merupakan Program komunikasi Home lerning At-tafkir dengan orang tua yang beranggotakan seluruh orang tua siswa, maka komunikasi yang terjadi didalamnya di katakan komunikasi kelompok yang aktivitasnya pelatihan, pembinaan yang diberikan kepada orang tua untuk meningkatkan kualitas pengasuhan pada anak.

3. Model Komunikasi Bait Qurany At-Tafkir dengan Orang Tua Siswa

Model komunikasi Bait Qurany At-Tafkir dikategorikan pada model komunikasi Sailer yaitu komunikasi dua arah dan bersifat universal yang menekankan pada pentingnya respon terhadap pesan yang diterima yang dikirim oleh pengirim pesan dan lingkungan yang akan mempengaruhi hakikat dan kualitas dari komunikasi. Dapat di gambarkan sebagai berikut:

Komunitas sekolah ibu dan bait qurany merupakan lingkungan bagi para orang tua siswa yang di buat oleh Bait Qurany at-tafkir untuk meningkatkan kepedulian dan kesadaran peranan orang tua dalam pendidikan anak, melalui pelatihan dan pembinaan, mereka dibekali ilmu


(49)

pengetahuan tentang bagaimana cara untuk mendidik anak dan stimulus seperti apa yang harus diberkan kepada anak sesuai perkembangannya, mengingat Bait Qurany at-tafkir ini TK yang berasaskan islam maka tsakofah dan lingkungan yang dibangunnyapun berdasarkan islam.

Komunikasi yang terbentuk antara Bait Qurany dengan orang tua dilatar belakangi akan perlunya memberikan stimulus yang baik kepada anak agar mencapai hasil yang sesuai harapan. Buku penghubung,CAS (catatan anak sholeh), merupakan media bagi sekolah dan orang tua dalam memantau perkembangan anak, adapun silabus menjadi panduan pembelajaran anak di rumah dan di sekolah.

Bait Qurany at-tafkir dalam hal ini guru, staf, kepala sekolah dan setiap orang yang terlibat dalam internal sekolah, mereka sebagai pengirim atau penerima pesan dan isi pesannya dapat berupa materi untuk meningkatkan kualitas pengasuhan anak,program dan rencana pembelajaran serta laporan perkembangan anak di sekolah. Begitu juga dengan para orang tua siswa mereka dapat berperan sebagai pengirim dan penerima pesan, pesan yang disampaikan kepada pihak Bait Qurany at-tafkir dapat berupa laporan perkembangan anak di rumah,masukan dan koreksian terhadap pihak Bait Qurany.

Respon orang tua siswa terhadap pesan yang disampaikan oleh home leaning dapat berupa penerapan konsep yang disosislisasikan oleh Bait Qurany at-tafkir kepada mereka, bisa juga perubahan sikap dan pola pengasuhan anak atau mungkin berupa keterangan, klarifikasi dan lain sebagainya yang terkait dengan perkembangan anak di rumah, Begitu juga halnya dengan respon sekolah dapat berupa perbaikan program, peningkatan kualitas pengajaran, klarifikasi dan lain sebagainya yang terkait dengan perkembangan pembelajaran anak di sekolah.

4. Partisipasi Orang Tua Siswa terhadap Program Komunikasi Bait Qurany At-Tafkir


(50)

Untuk melihat partisifasi orang tua siswa terhadap program komunikasi TK Bait Qur'anyat-tafkir, penulis melakukan wawancara dengan para orang tua siswa Tk B TK Bait Qur'any at-tafkir sebanyak 12 orang dengan mengajukan beberapa pertanyaan,diantaranya:

a. Bagaimana peran orang tua dalam membangun kemandirian anak?

No Orang Tua Dari

Jawaban

1 Amelia P.W Untuk menuntun/mengarahkan amel dalam menyelesaikan setiap kebutuhannya, memberikan kepercayaan untuk melakukan apa yang seharusnya sudah dapat dilakukan pada anak seusianya.

2 Aufan A.B Membantu dia untuk menghormati orang tua, temannya, dan lingkungannya,

3 Dwi N.S Sangat penting untuk kemajuannya, belajar setelah magrib, memberikan kepercayaan untuk cuci piring dengan kakaknya, nyapu dan lain-lain.

4 Erian Peran orang tua yang paling utama, pembentukan kepribadian yang pertama ada pada tanggung jawab orang tua, karena orang tua orang yang pertama kali dikenal anak

5 Farhan Sangat berperan, karena pendidikan pertama ada pada tanggung jawab orang tua

6 Galang Ibuku guruku, shalat, aqidah akan menjadi tanggung jawab orang tua, membaca menghituing, karena orang tua adalah orang yang terdekat derngan anak dan akan lebih


(51)

mudah untuk mengajarkannya.

7 Ibrahim orang tua yang pertama kali membangun kemandirian terutama dalam aktivitas anak sehari-hari yang rutin dan orang tualah orang yang pertama kali yang dikenal oleh anak sehingga menjadi kewajiban orang tua untuk menanamkan akidah dan membentuk kepribadian anak.

8 Maliha Peran orang tua penuh, untuk memberikan contoh kepada anak

9 Putri Memberikan contoh, kasih intruksi, member kepercayaan.

10 Qonita Sangat diperlukan karena modal utama anak, saya bukan tipe untuk memanjakan anak, sejak dini anak harus mandiri tidak apa-apa kalau mandi kurang bersih, membereskan tempat tidur sendiri meski kurang rapih.

11 Ridho Mendidik, membimbing mengarahkan, memberikan kepercayaan kepada anak untuk melakukan dan memilih sesuatu yang benar. 12 Rizki Orang tua berperan penting dalam membangun

kemandirian anak dirumah, melatih untuk anak berani disekolah perlu adanya dukungan dari rumah, baru guru membantu orang tua, memberi semangat,

Dari pertanyaan ini orang tua TK B TK Bait Qur'any At-Tafkir mengakui bahwa, orang tua sangat berperan dalam membangun kemandirian anak, karena orang tua memiliki peran sebagai pendidik pertama dan utama. Orang tualah yang berperan dalam menanamkan


(52)

akidah dan kepribadian anak. Dalam membangun kemandirian anak para orang tua melatih dan mendorong anak dengan memberikannya kepercayaan untuk melakukan aktivitas rutinnya seperti merapihkan tempat tidur, mandi sendiri, cuci piring sendiri dan lain-lain, menuntun dan mengarahkan anak dalam menentukan pilihan serta mendorong anak untuk bergabung dengan lingkungan dan melatih untuk menghormati orang tua, teman dan lingkungannya.

b. Apa alasan ibu memilih TK Bait Qur'anyAt-Tafkir menjadi tempat belajar untuk anak ibu?

No Orang Tua Dari

Jawaban

1 Amelia P.W Cocok, terutama untuk mempelajari agama dan aplikasinya.

2 Aufan A.B Awalnya, untuk ada kegiatan saja, setelah melihat perkembangan ternyata sekolah at-tafkir lebih mendalami agama, saya support dia saja.

3 Dwi N.S Bagus dalam pelajaran agama yang tidak diberikan oleh sekolah lainnya

Erian Karena di Home Learning Group ini ibu dan anak bisa sama-sama belajar, melalui pelatihan-pelatihan yang diadakan setiap 1 bulan sekali

5 Farhan Pertama hafalannya, lingkungan dekat dengan rumah, karena ada pendekatan pembelajaran model Home Learning,

6 Galang Terutama dalam penanaman aqidah bagus, anak mulai diajarkan dan dibiasakan shalat,


(53)

ngaji sejak dini, dan mampu menghafal dan menterjemahkan isi al-quran.

7 Ibrahim Karena, melihat lingkungan yang ada tidak mendukung untuk perjalannan dakwa, dan sekalin menciptakan lingkungan yang kondusif untuk anak, lebih dari sekolah yang ada, bisa menghafal surat alfajr dan terjemah, mentrasrif dll.

8 Maliha Pernah ikut pelatihan, melihat isi , kurikulum pendidikan bagus,

9 Putri Diajak ibu titin, Ikut sanlat, metode yang dipake bagus, hasilnya bagus terkait aktifitas sehari-hari, hafalan al-quran.

10 Qonita Yang terpenting masalah pengajaran, mengenai agama, cara pencapaiannya, saya tidak terlalu mempedulikan HLG atau bukan tidak pilih-pilih

11 Ridho dilihat dari masalah agama, lingkungan, yang agamis yang tidak diberikan disekolah-sekolah lain.

12 Rizki Pertama melihat kurikulum saya menyetujui itu, terutama untuk hafalan 30 zuz, begitu juga dengan program home learning. Apa yang diajarkan disekolah orang tua mengetahuinya.

Dari hasil wawancara dengan orang tua siswa TK Bait Qur'any At-tafkir sebanyak 12 orang terdapat beberapa pertimbangan menjadikan TK Bait Qur'any At-tafkir sebagai pilihan untuk tempat belajar anak-anak mereka, diantaranya pembelajarannya menekankan pada masalah agama dan aplikasinya dalam kehidupan anak, memberikan


(1)

TEMA :b inta ng HARI/

TANG G AL

INDIKATO R KEG IATAN ALA

BEL Ka m is,

22 a p ril ‘ 10

Ana k te rb ia sa m e ng uc a p sa la m ke tika b e rte m u

Ana k m e ng e ta hui ka b a rnya

Ana k te rb ia sa m e nja g a ke b e siha n d iri Ana k d a p a t se na m se d e rha na

Ana k d a p a t m e ng ha p a l d ho m ir d e ng a n g e ra ka n

Ana k d a p a t m e m b a c a d o a b e la ja r

Pe m b uka a n: Sa la m Ka b a r Ke b e rsiha n Se na m

O la hra g a a d -d ho m a a ir

Ikra r Ko g : m e ng e na l b e nd a lua r a ng ka sa

Mk :

So s : m e no nto n d e ng a n te rtib

Inti 1 ta hfid z :a l-a ’ la a a ya t 19 Da lil :p e nc ip ta a n sia ng m a la m

Do a :ta kb iro tul ihro m Me no nto n lua r a ng ka sa

C d , Istira ha t : c uc i ta ng a n

Do a m a ka n Ma ka n Be rm a in Ko g : m e ng e na l la m b a ng tulia n

Mk : m e lip a t ke d ua ka ki

Mh : d a p a t m e nulis b e rsa m b ung d e ng a n ra p i

So s : d a p a t b e rg a ul d e ng a n te m a n

Inti 2 me nulis b e rsa m b ung Buk

Pe nutup : m e m b a c a sura t a l-a shr

Sa la m

Te b a k-te b a ka n

SATUAN KEG IATAN HARIAN KELO MPO K : TK B SEMESTER/ MING G U :Dua / 3

TEMA :b inta ng

HARI/ TANG G AL

INDIKATO R KEG IATAN ALA

BEL Jum ’ a t,

23 a p ril ‘ 10

Ana k te rb ia sa m e ng uc a p sa la m ke tika b e rte m u

Ana k m e ng e ta hui ka b a rnya

Ana k te rb ia sa m e nja g a ke b e siha n d iri Ana k d a p a t se na m se d e rha na

Ana k d a p a t m e ng ha p a l d ho m ir d e ng a n g e ra ka n

Pe m b uka a n: Sa la m Ka b a r Ke b e rsiha n Se na m

O la hra g a a d -d ho m a a ir


(2)

Ana k d a p a t m e m b a c a d o a b e la ja r Ko g : m e ng e ta hui

Mh : d a p a t m e ne m p e l d e ng a n ra p i So s : b e rsa b a r m e nung g u g ilira n

Inti 1 ta hfid z :a l-a ’ la a

Da lil :p e nc ip ta a n sia ng m a la m

Do a :ta kb iro tul ihro m m e ne m p e l

Le m Istira ha t : c uc i ta ng a n

Do a m a ka n Ma ka n Be rm a in Ana k te rb ia sa m e m b a c a iq ra o ’ d a n

a lq ura n se rta d a p a t m e m b a c a nya d e ng a n b e na r d a n la nc e r

Inti 2 m e m b a c a iq ro ’

Pe nutup : m e m b a c a sura t a l-a shr

Sa la m

Te b a k-te b a ka n

SATUAN KEG IATAN HARIAN KELO MPO K : TK B SEMESTER/ MING G U :Dua / 1

TEMA :m a khluk Alla h

HARI/ TANG G AL

INDIKATO R KEG IATAN ALA

BEL Se nin,

26 a p ril ‘ 10

Ana k te rb ia sa m e ng uc a p sa la m ke tika b e rte m u

Ana k m e ng e ta hui ka b a rnya

Ana k te rb ia sa m e nja g a ke b e siha n d iri Ana k d a p a t se na m se d e rha na

Ana k d a p a t m e ng ha p a l d ho m ir d e ng a n g e ra ka n

Ana k d a p a t m e m b a c a d o a b e la ja r

Pe m b uka a n: Sa la m Ka b a r Ke b e rsiha n Se na m

O la hra g a a d -d ho m a a ir

Ikra r Ko g : m e ng e na l b a g ia n2 ika n

Mk : b e rd iri la lu jo ng ko k Mh : m e m e g a ng ika n

So s : d a p a t b e la ja r b e rsa m a d e ng a n te ra tur

Inti 1 ta hfid z :a l-tha riq a ya t 1 Da lil :m e ng ula ng d a lil Be rm a in ika n

Istira ha t : c uc i ta ng a n Do a m a ka n Ma ka n Be rm a in


(3)

Ko g : m e ng e ta hui b e nd a a p a ya ng d iliha t

Mk : b e rja la n d a n b e rke liling

Mh : d a p a t m e m e g a ng b uku d a n p e nsil sa m b il ja la n

So s :p e d uli te rha d a p ling kung a n

Inti 2 m e nuliska n a p a ya ng d iliha t

Pe nutup : m e m b a c a sura t a l-a shr

Sa la m

Te b a k-te b a ka n

SATUAN KEG IATAN HARIAN KELO MPO K : TK B SEMESTER/ MING G U :Dua / 1

TEMA : m a khluk Alla h

HARI/ TANG G AL

INDIKATO R KEG IATAN ALA

BEL Se la sa ,

27 a p ril ‘ 10

Ana k te rb ia sa m e ng uc a p sa la m ke tika b e rte m u

Ana k m e ng e ta hui ka b a rnya

Ana k te rb ia sa m e nja g a ke b e siha n d iri Ana k d a p a t se na m se d e rha na

Ana k d a p a t m e ng ha p a l d ho m ir d e ng a n g e ra ka n

Ana k d a p a t m e m b a c a d o a b e la ja r

Pe m b uka a n: Sa la m Ka b a r Ke b e rsiha n Se na m

O la hra g a a d -d ho m a a ir

Ikra r

Ko g :

Mk : m e la ng ka h ke ka na n d a nk ke kiri So s : d a p a t o la hra g a b e rsa m a

Inti 1 ta hfid z :a l-tha riq a ya t 2 Da lil : m e ng ula ng d a lil p e nc ip ta a n b ula n

Do a :ta kb iro tul ihro m

se na m Ta p

Istira ha t : c uc i ta ng a n Do a m a ka n Ma ka n Be rm a in Ko g : d a p a t m e ng ura ng i a ng ka

Mh : d a p a t m e nulis d e ng a n ra p i

So s : te rb ia sa m e m b a ntu te m a n ya ng b utuh

Inti 2 m e ng ura ng i

Pe nutup : m e m b a c a sura t a l-a shr

Sa la m


(4)

SATUAN KEG IATAN HARIAN KELO MPO K : TK B SEMESTER/ MING G U :Dua / 1

TEMA :m a khluk Alla h

HARI/ TANG G AL

INDIKATO R KEG IATAN ALA

BEL Ra b u,

28 a p ril ‘ 10

Ana k te rb ia sa m e ng uc a p sa la m ke tika b e rte m u

Ana k m e ng e ta hui ka b a rnya

Ana k te rb ia sa m e nja g a ke b e siha n d iri Ana k d a p a t se na m se d e rha na

Ana k d a p a t m e ng ha p a l d ho m ir d e ng a n g e ra ka n

Ana k d a p a t m e m b a c a d o a b e la ja r

Pe m b uka a n: Sa la m Ka b a r Ke b e rsiha n Se na m

O la hra g a a d -d ho m a a ir

Ikra r Ko g : m e ng ta hui jum la h ra ka a t se tia p

sho la t

Mk : m e lip a t ke d ua ka ki So s : d a p a t sho la t b e rsa m a

Inti 1 ta hfid z :a t-tha riq a ya t 4 Da lil :m e ng ula ng d la il p e nc ip ta a n b ula n

Do a : d ud uk d i a nta ra d ua sujud

sho la t

Istira ha t : c uc i ta ng a n Do a m a ka n Ma ka n Be rm a in Ko g : m e ng e ya hui c a ra m e nje nihka n a ir

Mk : b e rd iri d e ng a n d ua ka ki Mh : m e m e sukka n a ir ke c a ng kir

So s : d p a t b e ke rja sa m a d e ng a n te m a n

Inti 2 :d ud uk d i a nta ra d ua sujud Sa ins “ m e nje rnihka n a ir d e ng a n p a sir”

Pa s ke ri ka p Pe nutup : m e m b a c a sura t a l-a shr

Sa la m

Te b a k-te b a ka n

SATUAN KEG IATAN HARIAN KELO MPO K : TK B SEMESTER/ MING G U :Dua / 1

TEMA :m a khluk Alla h

HARI/ TANG G AL

INDIKATO R KEG IATAN ALA

BEL Ka m is,

29 a p ril

Ana k te rb ia sa m e ng uc a p sa la m ke tika b e rte m u

Pe m b uka a n: Sa la m Ka b a r


(5)

‘ 10 Ana k m e ng e ta hui ka b a rnya

Ana k te rb ia sa m e nja g a ke b e siha n d iri Ana k d a p a t se na m se d e rha na

Ana k d a p a t m e ng ha p a l d ho m ir d e ng a n g e ra ka n

Ana k d a p a t m e m b a c a d o a b e la ja r

Ke b e rsiha n Se na m

O la hra g a a d -d ho m a a ir

Ikra r Ko g : m e ng e ta hui la p isa n b a ta ng p o ho n

Mk : m e na rik kulit b a ta ng p o ho n

So s : m e ng a m a ti c ita a n Alla h b e rsa m a

Inti 1 ta hfid z :a t-tha riq a ya t 4 Da lil :b ula n

Do a :d ud uk d i a nta ra d ua sujud

Me m b e d a h b a ta ng p o ho n

Ba t p isa Istira ha t : c uc i ta ng a n

Do a m a ka n Ma ka n Be rm a in Ko g : m e ng e na l la m b a ng tulia n

Mk : m e lip a t ke d ua ka ki

Mh : d a p a t m e nulis b e rsa m b ung d e ng a n ra p i

So s : d a p a t b e rg a ul d e ng a n te m a n

Inti 2 m e nulis b e rsa m b ung

Pe nutup : m e m b a c a sura t a l-a shr

Sa la m

Te b a k-te b a ka n

SATUAN KEG IATAN HARIAN KELO MPO K : TK B SEMESTER/ MING G U :Dua / 1

TEMA :m a khluk Alla h

HARI/ TANG G AL

INDIKATO R KEG IATAN ALA

BEL Jum ’ a t,

30 a p ril ‘ 10

Ana k te rb ia sa m e ng uc a p sa la m ke tika b e rte m u

Ana k m e ng e ta hui ka b a rnya

Ana k te rb ia sa m e nja g a ke b e siha n d iri Ana k d a p a t se na m se d e rha na

Ana k d a p a t m e ng ha p a l d ho m ir d e ng a n g e ra ka n

Ana k d a p a t m e m b a c a d o a b e la ja r

Pe m b uka a n: Sa la m Ka b a r Ke b e rsiha n Se na m

O la hra g a a d -d ho m a a ir

Ikra r Ko g : m e ng e ta hui b e ntuk b a lo n

Mh : m e ne m p e l p o to ng n ke rta s So s : b e rlo m b a m e ng e le m

Inti 1 ta hfid z :a t-tha riq a ya t 5 Da lil :b ula n


(6)

d ua sujud Me ng isi p o la

Po t ke rt g a m b uk Istira ha t : c uc i ta ng a n

Do a m a ka n Ma ka n Be rm a in Ana k te rb ia sa m e m b a c a iq ra o ’ d a n

a lq ura n se rta d a p a t m e m b a c a nya d e ng a n b e na r d a n la nc e r

Inti 2 m e m b a c a iq ro ’

Pe nutup : m e m b a c a sura t a l-a shr

Sa la m