19
2.  Investigasi. Investigasi
merupakan kemampuan
untuk mengumpulkan
dan menyampaikan informasi untuk catatan, laporan, dan rekening, mengukur
hasil, menetukan persediaan, dan analisis pekerjaan. 3.  Pengkoordinasian.
Pengkoordinasian  merupakan  kemampuan  tukar  menukar  informasi dengan  orang  lain  dibagian  lain  dalam  mengaitkan  dan  penyesuaian
program, ataupun hubungan dengan manajer lain. 4.  Evaluasi.
Evaluasi merupakan kemampuan untuk  menilai kinerja  yang diamati dan dilaporkan,  menilai  pegawai,  melihat  catatan  hasil,  menilai  laporan
keuangan, dan lain-lain. 5.  Pengawasan.
Pengawasan  merupakan  kemampuan  mengarahkan  bawahan,  memimpin, mengembangkan  bawahan,  dan  memberikan  tugas  pekerjaan,  dan
menanggani bawahan. 6.  Pengaturan staf.
Pengaturan staf merupakan kemampuan mempertahankan angkatan kerja, merekrut, mewawancarai, memilih pegawai baru, dan mutasi pegawai.
20
7.  Negosiasi. Negosisasi merupakan kemampuan dalam hal pembelian, penjualan, atau
melakukan  kontrak  untuk  barang  dan  jasa,  menghubungi  pemasok,  dan tawar menawar.
8.  Perwakilan. Perwakilan merupakan kemampuan dalam  menghadiri pertemuan dengan
perusahaan  lain,  pendekatan  kemasyarakatan,  ataupun  mempromosikan tujuan umum perusahaan
9.  Penilaian kinerja secara keseluruhan.
I. Manfaat Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja dimanfaatkan manajemen untuk: 1.  Dapat  mengelola  operasi  organisasi  secara  efektif  dan  efisien  melalui
pemotivasian karyawan secara maksimum. 2.  Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan untuk
menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan. 3.  Menyediakan  umpan  balik  bagi  karyawan  mengenai  bagaimana  atasan
mereka menilai kinerja mereka. 4.  Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.
5.  Mengendalikan  perilaku  karyawan  dengan  memberi  suatu  instrument berupa: ganjaran, hukuman, dan ancaman.
21
J. Pengembangan Hipotesis
Penelitian  sebelumnya  yang  dimuat  dalam  literatur  akuntansi mengenai  pengaruh  partisipasi  dalam  penyusunan  anggaran  terhadap  kinerja
manajerial memperoleh hasil yang bervariasi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh  Rini,  Widanarta,  dan  Harianto  2003:31  menunjukan  hasil  bahwa
terdapat  pengaruh  secara  signifikan  antara  pertisipasi  dalam  penyusunan anggaran  dengan  kinerja  manajerial.  Sedangkan  penelitian  Milani  1975,
Kenis  1979,  menunjukan  bahwa  terdapat  hubungan  yang  tidak  signifikan diantara keduanya.
Kinerja  manajerial  yang  diperoleh  manajer  merupakan  salah  satu faktor  yang  dapat  dipakai  untuk  meningkatkan  efektifitas  organisasi.  Seperti
yang  telah  dibahas,  partisipasi  bawahan  dalam  penyusunan  anggaran  dan peran  anggaran  sebagai  pengukur  kinerja  memiliki  kaitan  yang  cukup  erat.
Penganggaran  partisipatif  memberikan  rasa  tanggung  -  jawab  kepada  para manajer bawahan dan mendorong timbulnya kreativitas.
Partisipasi dalam penyusunan anggaran adalah suatu mekanisme yang memungkinkan  karyawan  untuk  memperoleh  pengertian  yang  lebih  jelas
tentang  pekerjaan  mereka,  selain  itu  partisipasi  tersebut  juga  membantu mereka untuk memperbaiki kesalahan yang pada akhirnya akan meningkatkan
kinerjanya.  Dengan  partisipasi  dalam  penyusunan  anggaran  juga  diharapkan para  manajer  lebih  termotivasi  dalam  melaksanakan  dan  merealisasikan
anggaran  tersebut,  karena  manager  dapat  menentukan  target-target  yang
22
menurut  mereka  dapat  dicapai  sesuai  dengan  kemampuan  perusahaan, khususnya  dari  deperteman  masing-masing  sehingga  pada  akhirnya  akan
mempengaruhi kinerja mereka. Hipotesis  yang  dapat  diajukan  untuk  pengaruh  partisipasi  dalam
penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial dalam penelitian ini adalah:
Ha :  Partisipasi  dalam  penyusunan  anggaran  berpengaruh  positif  terhadap
kinerja manajerial.