Cocoamidopropyl Betaine PENELAAHAN PUSTAKA

kembali menyusun diri seperti semula dengan membutuhkan waktu dalam satuan menit bahkan hari tergantung sistemnya untuk melakukan gel-sol-gel recovery Sinko et al., 2006.

G. Cocoamidopropyl Betaine

Cocoamidopropyl betaine gambar 2 merupakan bahan yang digolongkan dalam jenis surfaktan amfoter. Surfaktan amfoter digunakan dengan dikombinasikan bersama anionik dan anionik surfaktan untuk mendapatkan kelembutan sediaan. Surfaktan ini pula biasa digunakan sebagai surfaktan sekunder yakni karena memiliki kemampuan untuk mereduksi iritasi kulit oleh alkil sulfat dan alkil etoksi sulfat atau surfaktan anionik lain Guertechin, 2001. Semakin bermuatan bagian polar suatu surfaktan maka surfaktan tersebut akan bersifat harsh dan dapat mendenaturasi protein pada barier kulit terluar yaitu lapisan stratum corneum yang mengakibatkan iritasi. Kombinasi cocoamidopropyl betaine dan surfaktan anionik, misalnya SLS, dapat menambah mildness suatu produk pembersih sehingga iritasi dapat diminimalkan Ananthapadmanabhan, Yang, Vincent, Tsaur, Vetro, Foy, Zhang, Ashkenazi, Pashkovski, and Subramanian, 2009. Cocoamidopropyl betaine memiliki sifat pembusa, pembasah, dan pengemulsi yang baik, terutama dengan keberadaan surfaktan anionik. Formula yang mengandung betaine tersebut juga dapat memberikan efek pembersihan yang lebih baik dibandingkan tanpa penggunaan betaine Guertechin, 2001. Cocoamidopropyl betaine dapat berfungsi sebagai foaming booster karena bahan ini memiliki nilai critical micelle concentration yang kecil sehingga micelle lebih mudah terbentuk. Micelle dalam hal ini adalah fase gas yang terdispersi dalam fase cair atau disebut dengan busa Prajapati and Bhagwat, 2012. Gambar 2. Struktur molekul cocoamidopropyl betaine Prajapati and Bhagwat, 2012 Surfaktan merupakan suatu molekul yang terdiri dari bagian non-polar yang hidrofobik dan bagian polar yang hidrofilik, yang dapat bersifat nonionik, ionik, atau zwitterion. Surfaktan dapat menurunkan energi bebas yang berkaitan dengan tegangan antarmuka. Adsorpsi surfaktan pada permukaan tergantung pada struktur surfaktan dan sifat dua fase yang saling bertemu permukaannya Tadros, 2005. Antarmuka yang dimaksud ialah suatu batas di antara dua fase yang tidak saling campur tersebut, sedangkan energi bebas antarmuka atau tegangan antarmuka merupakan energi minimal yang dibutuhkan untuk membuat sistem tetap dalam dua fase yang tidak bercampur, sehingga terbentuk batas antarmuka di antara dua fase tersebut Rosen, 2004.

H. Gelatin