Sediaan sabun cair merupakan sediaan yang mengikuti tipe aliran non Newtonian
yakni pseudoplastis. Molekul pada tipe ini terdapat dalam susunan acak yang dapat saling menata diri dengan adanya peningkatan shearing stress.
Molekul yang mulai tertata akan mengikuti arah aliran dan menurunkan tahanan dari sediaan. Pernyataan tersebut yang menjadi alasan bahwa pengadukan
dilakukan terkontrol, yakni setiap penambahan bahan dibatasi waktu tertentu agar didapatkan sediaan sabun cair yang homogen. Hal ini dikarenakan lama
pengadukan akan berpengaruh pada meningkatnya shearing stress, sehingga semakin meningkat viskositas campuran, waktu pengadukan ditambah untuk
mencapai tujuan tersebut.
E. Optimasi Komposisi Area Optimum
Optimasi bertujuan untuk mendapatkan komposisi area optimum dari faktor betaine dan faktor gelatin agar didapatkan sabun cair transparan sesuai
dengan kriteria sifat fisik ketahanan busa dan viskositas yang diinginkan. Optimasi dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Design Expert 9.0.4
trial . Optimasi dilakukan dengan menentukan kriteria yakni berupa batasan yang
ditentukan berdasarkan sifat fisik yang ingin dihasilkan yang ditentukan pada bagian Graphical Criteria. Kriteria respon ketahanan busa dibuat pada selisih
tinggi busa 0,0-0,2 cm karena ketahanan busa yang diharapkan adalah ketahanan busa yang maksimal dengan meminimalkan selisih tinggi busa pada pengukuran
menit ke-0 dan menit ke-5. Kriteria respon viskositas dibuat pada viskositas 10-25
d.Pa.s. Nilai viskositas tersebut menghasilkan sediaan yang tidak terlalu kental dan terlalu encer terkait pengemasan dan pengaplikasian.
Gambar 13. Overlay-plot sediaan sabun cair transparan ekstrak lengkuas
Overlay-plot yang dihasilkan gambar 13 pada analisis statistik dengan
program Design Expert 9.0.4 trial merupakan contour plot superimpossed respon yang diteliti. Daerah berwarna kuning pada kurva overlay-plot diprediksi sebagai
komposisi area optimum dari faktor yang diteliti, yakni betaine dan gelatin untuk mendapatkan sediaan sabun cair transparan ekstrak lengkuas dengan respon fisik
yang dikehendaki.
7 7.6
8.2 8.8
9.4 10
2 2.6
3.2 3.8
4.4 5
Overlay Plot
A: Betaine gram B
: G
e la
ti n
e g
ra m
Selisih tinggi busa: 0.2
Viskositas: 10 Viskositas: 25
3 3
3 3
Selisih tinggi busa Viskositas
Design Points X1 = A: Betaine
X2 = B: Gelatine
F. Pengujian Sifat Fisik Sabun Cair Transparan Ekstrak Lengkuas
Formula Optimum
Formula optimum yang telah didapatkan dari metode desain faktorial pada penelitian ini diverifikasi dengan memformulasikan dan mengukur kembali sifat
fisik yang diuji. Selain untuk memverifikasi data yang dihasilkan pada pengolahan data dengan perangkat lunak Design Expert 9.0.4 trial, pengujian
kembali ini juga untuk melihat apakah hasil yang didapat telah sesuai atau tidak. Solusi yang ditawarkan berdasarkan analisis yang dilakukan dipilih secara acak.
Dipilih penambahan betaine sebanyak 7 gram dan gelatin sebanyak 5 gram dengan prediksi selisih tinggi busa 0,2 cm dan viskositas 10,1667 d.Pa.s.
Tabel X. Hasil perbandingan prediksi dan percobaan formula optimum
Respon Teoritis
Hasil pengujian p-value
Selisih tinggi busa cm
0,2 0,17 ± 0,06
0,4226
Viskositas d.Pa.s 10,1667
12,33 ± 2,52 0,2744
Data prediksi dan data hasil percobaan kemudian dibandingkan secara statistik dengan uji T tidak berpasangan untuk mengetahui signifikansi perbedaan
nilai keduanya seperti yang disajikan pada tabel X. Berdasarkan uji T tidak berpasangan, data prediksi dan data hasil percobaan menunjukkan nilai yang
berbeda tidak signifikan dengan kedua respon yang diuji memiliki p-value 0,05. Hal ini berarti sabun cair transparan yang dibuat telah sesuai dengan prediksi yang
diberikan dan desain faktorial pada penelitian dengan analisis menggunakan perangkat lunak Design Expert 9.0.4 trial dapat memprediksi formula optimal
untuk menghasilkan sifat fisik ketahanan busa dan viskositas sabun cair transparan ekstrak lengkuas yang diinginkan.
G. Uji Potensi Antibakteri Sabun Cair Transparan Ekstrak Lengkuas