Sifat Fisik Sabun Cair Transparan

c. Agen pengkelat, merupakan bahan yang dapat mengkelat ion Ca dan Mg pada saat pencucian dengan air sadah. Bahan pengkelat yang biasa digunakan adalah EDTA Ghaim and Volz, 2001. d. Pengawet, merupakan bahan aditif untuk mempertahankan sediaan sabun agar tahan terhadap jamur Ghaim and Volz, 2001. e. Pengharum, berfungsi menambah penerimaan sediaan oleh konsumen. Pengharum yang digunakan tidak boleh mengganggu perubahan stabilitas pada produk akhir Ertel, 2006.

F. Sifat Fisik Sabun Cair Transparan

1. pH pH kulit manusia ialah sekitar 4,5-7. pH yang dibuat disesuaikan dengan pH kulit tempat dimana sediaan diaplikasikan. Sediaan yang terlalu asam dapat mengiritasi kulit, sedangkan apabila terlalu basa, dapat menyebabkan kulit kering Buchmann, 2001. 2. Ketahanan busa Busa adalah dispersi koloid gas di dalam cairan. Adanya perbedaan densitas antara gelembung gas dan medium menyebabkan sistem akan dengan cepat memisah menjadi dua lapisan dan gelembung gas akan naik ke atas. Adanya surfaktan akan mengurangi tegangan antarmuka gas dengan cairan sehingga dispersi gas dalam cairan akan terjadi dengan mudah Tadros, 2005. Mekanisme pembentukan busa dimulai ketika gas masuk ke dalam surfaktan, kemudian surfaktan akan terabsorpsi pada antarmuka gascairan dan terbentuk gelembung gas yang terselubungi oleh lapisan film atau disebut dengan busa. Busa yang terbentuk akan cenderung naik karena berat jenis gas lebih kecil daripada air. Surfaktan juga terdapat pada permukaan cairan sebagai lapisan yang membatasi air dan udara, sehingga busa yang terbentuk tetap tertahan pada batas permukaan cairan Exerowa and Kruglyakov, 1998. Terjadinya penipisan thinning lapisan film dan koalesensi merupakan penyebab utama pecahnya busa tersebut foam collapse. Thinning terjadi akibat busa cenderung naik ke atas namun sekaligus ditarik ke bawah karena adanya aliran cairan drainage oleh karena gaya gravitasi sehingga menyebabkan menipisnya film busa dan akhirnya busa mudah pecah rupture. Selain itu, tidak dapat dihindari ukuran busa yang bervariasi sehingga menyebabkan adanya gradien tekanan gas. Akibatnya dapat terjadi difusi gas, yakni busa-busa kecil akan bergabung menjadi busa yang lebih besar koalesensi. Ukuran busa yang semakin besar berarti tegangan permukaan semakin besar, sehingga semakin mudah pecah Tadros, 2005. Terdapat beberapa parameter kemampuan busa untuk mempertahankan diri dalam keadaan konstan selama waktu tertentu atau dengan kata lain stabilitas busa, yakni meliputi ukuran gelembung, kandungan cairan, total volume busa. “Waktu bertahan” busa foam lifetime merupakan ukuran sederhana untuk menunjukkan stabilitas busa Exerowa and Kruglyakov, 1998. 3. Viskositas Viskositas adalah tahanan dari suatu cairan untuk mengalir; semakin tinggi vikositas, akan makin besar tahanannya. Viskositas ƞ digambarkan dengan persamaan berikut: ..................................................................................1 Persamaan tersebut menunjukkan peningkatan gaya geser shear stres menaikkan kecepatan geser shear rate. Akan tetapi, hal ini hanya berlaku pada cairan tipe Newtonian seperti air, alkohol, gliserin, dan larutan sejati. Cairan tipe lain seperti emulsi, suspensi, dispersi, atau larutan polimer lainnya umumnya digolongkan sebagai tipe non-Newtonian. Viskositas pada tipe ini tidak berbanding lurus dengan kecepatan geser. Dispersi hidrokoloid dalam air merupakan salah satu tipe non-Newtonian pseudoplastis. Dalam suatu larutan, molekul-molekul dengan bobot molekul besar dan memiliki struktur panjang akan salin terpilin dan terjebak bersama dengan solven yang tidak bergerak. Adanya gaya geser, akan menyebabkan molekul terbebas menyusun molekulnya sendiri secara searah untuk kemudian mengalir. Dengan kata lain, molekul akan mempunyai tahanan untuk mengalir lebih sedikit dan air yang terperangkap juga akan terlepas, sehingga mengakibatkan viskositas semula turun Sinko and Singh, 2006. Terdapat fenomena tiksotropi yang ditunjukkan oleh sistem tersebut, yakni penampakan sistem seperti sediaan yang kaku seperti gel pada saat didiamkan, namun saat ada gaya yang diberikan, struktur sistem ini akan pecah sehingga sistem mengalami penurunan viskositas. Saat gaya geser dihilangkan, sistem kembali menyusun diri seperti semula dengan membutuhkan waktu dalam satuan menit bahkan hari tergantung sistemnya untuk melakukan gel-sol-gel recovery Sinko et al., 2006.

G. Cocoamidopropyl Betaine