3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoretis. Informasi tambahan dalam pengembangan produk farmasi diharapkan dapat diperoleh berdasarkan hasil dari penelitian yang
dilakukan, terutama mengenai formulasi sabun cair transparan ekstrak lengkuas Alpinia galanga.
b. Manfaat praktis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang pengaruh surfaktan cocoamidopropyl betaine dan thickening agent
gelatin dalam sediaan sabun cair ekstrak rimpang lengkuas Alpinia galanga
terhadap sifat fisik sediaan yang meliputi ketahanan busa dan viskositas, komposisi kedua bahan tersebut dalam formula dalam
menghasilkan sifat fisik sabun cair yang diinginkan dan stabilitas yang baik, serta potensi antibakteri sediaan dalam menghambat pertumbuhan
bakteri Staphylococcus epidermidis.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Menghasilkan sediaan sabun cair transparan dengan ekstrak lengkuas sebagai bahan aktif.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui pengaruh cocoamidopropyl betaine dan gelatin maupun interaksi keduanya terhadap sifat fisik sabun cair transparan ekstrak
lengkuas meliputi ketahanan busa dan viskositas.
b. Mengetahui komposisi cocoamidopropyl betaine dan gelatin pada area optimum yang dapat menghasilkan sabun cair transparan ekstrak lengkuas
sesuai dengan sifat fisik ketahanan busa dan viskositas yang diinginkan. c. Mengetahui kestabilan secara fisik sabun cair transparan ekstrak lengkuas
pada penyimpanan selama 28 hari. d. Mengetahui daya hambat sediaan sabun cair transparan ekstrak lengkuas
terhadap Staphylococcus epidermidis.
7
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA
A. Bau Badan
Bau badan ditandai dengan bau tidak sedap yang berasal dari tubuh yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan. Hal ini dapat terjadi akibat kurang menjaga
kebersihan badan, hormon, makanan yang dikonsumsi, serta bakteri yang menguraikan keringat menjadi zat yang berbau kurang sedap Wijayakusuma,
2008. Seperti kebanyakan mamalia, manusia menghasilkan keringat sebagai pengaturan suhu tubuhnya. Setelah disekresikan, keringat sebenarnya merupakan
cairan yang 99 bagian merupakan air yang tidak berbau. Keringat tersebut menjadi berbau dikarenakan adanya metabolisme oleh bakteri yang terdapat pada
kulit. Bakteri penyebab bau badan salah satunya ialah Staphylococcus epidermidis Yamazaki et al., 2010.
Bau badan muncul karena penguraian lemak sebum pada kulit menjadi asam lemak bebas Endarti, Sukandar, dan Soediro, 2004. Asam amino seperti
leusin, valin, dan isoleusin terdapat dalam keringat. Leusin dalam keringat tersebut akan didegradasi oleh bakteri Staphylococcus epidermidis dengan
bantuan enzim leusin dehidrogenase yang menghasilkan isovaleric acid. Isovaleric acid
merupakan senyawa yang dapat menyebabkan bau tidak sedap tersebut Ara, Hama, Akiba, Koike, Okisaka, Hagura, Kamiya, and Tomita,
2006.