Evaluasi sediaan sabun cair transparan Uji potensi antibakteri

membentuk campuran yang homogen. Ekstrak lengkuas kemudian fragrance ditambahkan pada campuran tersebut dan diaduk hingga homogen.

3. Evaluasi sediaan sabun cair transparan

a. Uji organoleptis Bentuk, warna, dan bau sediaan diamati pada 2 hari, 7 hari, 14 hari, 21 hari, dan 28 hari setelah pembuatan sediaan. b. Uji pH Pengujian pH sediaan menggunakan indikator pH universal. Kertas indikator pH tersebut dicelupkan pada sediaan kemudian warna pada kertas indikator dibandingkan dengan deret warna penunjuk pH. pH yang ditunjukkan kemudian dicatat. Pengujian ini dilakukan pada 2 hari, 7 hari, 14 hari, 21 hari, dan 28 hari setelah pembuatan sediaan. c. Uji ketahanan busa Sebanyak 0,3 gram sediaan dilarutkan dalam 30 ml akuades, kemudian 10 ml larutan tersebut dimasukkan ke dalam tabung reaksi berskala melalui dinding. Tabung reaksi tersebut ditutup kemudian divortex selama 2 menit. Tinggi busa yang terbentuk dicatat pada menit ke-0 dan ke- 5 dengan skala pengukuran 0,1 cm. Nilai ketahanan busa didapatkan dari selisih tinggi busa pada menit ke-0 dan ke-5. Pengujian ini dilakukan pada 2 hari, 7 hari, 14 hari, 21 hari, dan 28 hari setelah pembuatan sediaan. d. Uji viskositas Pengujian viskositas sediaan menggunakan viskometer RION-JAPAN seri VT 04. Sediaan dimasukkan ke dalam wadah yang tersedia hingga tanda batas wadah tersebut. Rotor kemudian dipasang dan viskometer dinyalakan. Viskositas sediaan diamati berdasarkan jarum penunjuk viskositas. Nilai yang ditunjukkan kemudian dicatat. Pengujian ini dilakukan pada 2 hari, 7 hari, 14 hari, 21 hari, dan 28 hari setelah pembuatan sediaan.

4. Uji potensi antibakteri

Suspensi bakteri uji diinokulasikan merata pada media dengan metode streak plate dengan kepadatan dan jumlah yang sama dengan suspensi bakteri uji dalam perlakuan pada media Muller-Hinton Agar steril. Sebanyak 4 sumuran dibuat pada media tersebut dengan masing-masing sumuran berisi basis sediaan dengan formula optimum. Sebanyak 1 sumuran dibuat pada media dengan cawan yang berbeda berisi sediaan dengan formula optimum yang dipilih. Selanjutnya, diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37°C. Setelah diinkubasi, diameter zona hambat yang terbentuk diukur dengan menggunakan jangka sorong. Pengujian ini dilakukan pada tiap replikasi sediaan.

F. Analisis Hasil