Kontrol Negatif CMC-Na 1 Kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida dosis 2 mLkgBB

1. Kontrol Negatif CMC-Na 1

Kontrol CMC-Na 1 dibuat dengan tujuan memastikan bahwa CMC-Na 1 sebagai pelarut dari FHEMM tidak memiliki potensi menimbulkan efek toksik sehingga tidak mengaburkan hasil yang diperoleh. Pemilihan dosis CMC-Na sebesar 1 disesuaikan dengan dosis pemberian FHEMM sehingga benar-benar dapat dipastikan bahwa peningkatan kadar albumin tikus akibat pemberian FHEMM dan bukan akibat pemberian CMC-Na 1. Kadar albumin kontrol negatif CMC-Na 1 yaitu 3,47 ± 0,07 mgdL. Hasil ini menunjukkan kadar albumin serum tikus masih di dalam rentang normal yaitu 3,0-3,5 mgdL Triznarizki,2007. sehingga dapat dipastikan CMC-Na 1 tidak berperan dalam menaikkan kadar albumin pada tikus. Menurut penelitian Murtini, Triwibowo, Indriati, dan Ariyani 2010 , CMC-Na yang digunakan sebagai kontrol negatif tidak menurunkan kadar albumin tikus yang digunakan dalam penelitian toksisitas subkronik Spirulina plantesis secara in-vivo.

2. Kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida dosis 2 mLkgBB

Kontrol hepatotoksin CCl 4 dibuat dengan tujuan mengetahui pengaruh pemberian CCl 4 dosis 2 mLkgBB terhadap sel hati tikus. Kontrol CCl 4 juga digunakan sebagai acuan menganalisis adanya pengaruh pemberian FHEMM terhadap tikus terinduksi CCl 4 . Menurut Janakat dan Al-Merie 2002 uji dilakukan pada penelitian ini dengan memberikan CCl 4 : olive oil 1:1 dengan dosis 2 mLkgBB secara i.p. Enam jam setelah penyuntikan, dilakukan pengambilan darah untuk dilakukan pengukuran kadar albumin. Hasil pengukuran kadar albumin pada kontrol hepatotoksin CCl 4 dosis 2 mLkgBB yaitu 2,85 ± 0,05 mgdL. Secara statistik, apabila dibandingkan dengan aktivitas serum albumin pada kontrol CMC-Na 1 3,47 ± 0,07 memperlihatkan hasil yang berbeda bermakna p≤0,05. Ini menunjukkan bahwa CCL 4 dapat menurunkan aktivitas serum albumin pada tikus betina galur Wistar.

3. Kontrol Dosis III 137,14 mgKgBB FHEMM

Dokumen yang terkait

Pengaruh pemberian fraksi heksan-etanol dari ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. jangka panjang 6 hari terhadap aktivitas alkaline phosphatase pada tikus betina galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 2 118

Pengaruh pemberian jangka panjang fraksi heksan-etanol dari ekstrak metanol-air daun macaranga tanarius (L) Müll. Arg. terhadap kadar albumin pada tikus betina galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 4 125

Pengaruh pemberian fraksi heksan-etanol dari ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. jangka panjang 6 hari terhadap aktivitas serum alt dan ast tikus betina galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

2 3 183

Efek hepatoprotektif pemberian jangka pendek 6 jam fraksi heksan-etanol dari ekstrak metanol-air Macaranga tanarius (L.) Müll. Arg. terhadap kadar alt-ast pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 4 139

Pengaruh pemberian jangka pendek fraksi heksan-etanol dari ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius (L.) Müll. Arg. terhadap aktivitas alkaline phosphatase pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 7 136

Pengaruh pemberian jangka pendek fraksi heksan-etanol dari ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius (L.) Müll. Arg. terhadap aktivitas alkaline phosphatase pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 4 135

Pengaruh pemberian jangka panjang fraksi heksan-etanol dari ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius (L.) Müll. Arg. terhadap kadar bilirubin pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 1 133

Efek hepatoprotektif jangka panjang fraksi heksan-etanol ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. terhadap aktivitas laktat dehidrogenase pada tikus betina galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 2 132

Efek hepatoprotektif jangka pendek ekstrak metanol-air daun macaranga tanarius L. terhadap tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 4 106

Efek hepatoprotektif jangka pendek ekstrak metanol-air daun macaranga tanarius L. terhadap tikus terinduksi karbon tetraklorida - USD Repository

0 0 104