Pembahasan PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

melakukan peran gendernya, Alfieri, Ruble, Higgins; Katz Ksansnak, dalam Steinberg, 2002. Ketika remaja berperan sesuai dengan gendernya, ini akan membantu untuk memenuhi salah satu tugas perkembangan, yaitu menerima dan belajar berperan sebagai seorang pria dan wanita dewasa dalam lingkungan sosialnya Papalia dkk, 2008. Selanjutnya adalah hasil dari analisis deskriptif delapan domain pada status identity moratorium menunjukkan bahwa domain pertemanan dan rekreasi memiliki nilai tertinggi dari subjek penelitian. Relasi yang intim dengan keluarga ataupun teman dipengaruhi oleh kesuksesan dalam menyelesaikan tahap perkembangan yang sebelumnya yaitu pembentukan status identitas. Remaja akhir yang memiliki status identity moratorium adalah remaja yang melakukan eksplorasi tetapi belum mampu untuk berkomitmen Kroger, 2005 sehingga dalam hubungan pertemanan pun mereka belum mampu untuk membangun sebuah intimacy. Hal ini yang menyebabkan domain pertemanan pada status identity moratorium memiliki nilai tertinggi dari subjek penelitian. Remaja akhir pun menjadi kesulitan untuk memenuhi tugas perkembangan yang selanjutnya, yaitu mempersiapkan untuk hidup berumah tangga Papalia dkk, 2008. Rekreasi merupakan salah satu minat pada remaja. Ada banyak minat rekreasi yang dapat dieksplor oleh remaja seperti misalnya permainan, olah raga, bersantai, bepergian, membaca, menonton dan lain- lain, akan tetapi banyaknya tekanan tugas dan pekerjaan tambahan pada akhir pekan membuat mereka tidak memiliki banyak waktu untuk melakukan salah satu rekreasi kesukaannya. Rekreasi terkait juga dengan kepopuleran remaja. Ada banyak rekreasi yang membutuhkan partisipasi teman sebaya namun bagi remaja akhir terutama yang kurang popular akan lebih memilih untuk menyendiri Hurlock, 1997. Oleh karena itu, domain rekreasi mendapat nilai yang tinggi dari subjek penelitian. Hasil dari analisis deskriptif yang terakhir adalah delapan domain pada status identity achievement. Hasil analisis data menunjukkan bahwa domain pertemanan yang memiliki nilai tertinggi dari subjek penelitian. Hal ini terjadi karena remaja akhir yang memiliki status identity achievement sudah mampu membangun hubungan yang intim baik dengan keluarga maupun dengan teman sebaya Kroger, 2005. Kesuksesan remaja akhir mencapai status identity achievement ikut berpengaruh juga pada kesuksesannya dalam tahap perkembangan yang selanjutnya yaitu intimacy. Remaja akhir pada status ini memiliki kemampuan intimacy yang lebih baik dibandingkan status lainnya. Intimacy dalam menjalin hubungan dengan orang lain khususnya teman juga akan membantu remaja akhir memenuhi salah satu tugas perkembangan yang berikutnya terutama persiapan untuk hidup berumah tangga Papalia dkk, 2008. Hasil penelitian Koesdwiratri dalam studi mengenai intimacy dan status identitas dalam domain relasi dengan teman, relasi dengan pacar, dan peran pasanganperkawinan pada remaja akhir menyatakan bahwa status identity achievement merupakan status yang paling menunjang bagi pembentukan intimacy salah satunya dalam domain pertemanan. Hasil dalam penelitian ini juga menunjukkan bahwa rata-rata kemandirian subjek penelitian tinggi terlihat dari mean hipotetik kemandirian yang lebih kecil dari mean empiriknya 117,5 141,94. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa remaja akhir yang menjadi subjek dalam penelitian ini memiliki kemandirian yang tinggi. Subjek dalam penelitian ini berada pada perkembangan remaja akhir dengan rentang usia 18-21 tahun. Mayoritas subjek yang digunakan dalam penelitian ini tinggal jauh dari orang tua, yaitu bertempat tinggal di kost-kostan, asrama, tinggal di kontrakan bersama teman-teman atau tinggal bersama dengan saudara. Menurut Douvan Adelson; Bosma et al; Allen et al, dalam Fleming, 2005 remaja akhir sudah memiliki kemandirian yang tinggi dalam memilih teman dan pekerjaan. Mereka mampu mengatur keuangan mereka sendiri dan mandiri dalam hal aktivitas fisik di luar rumah,. Mereka juga sudah mampu bersosialisasi dan beraktivitas dengan teman sebayanya maupun dengan orang dewasa, Silverberg Steinberg dalam Fleming, 2005. Selama masa remaja akhir mereka mulai mengurangi adanya pengaruh yang diberikan orang tua dan tidak selalu bergantung dengan orang tua mereka, Smith Crawford dalam Fleming, 2005, namun bukan berarti mereka terlihat kaku, remaja akhir pun tetap terbuka terhadap masukan-masukan yang diberikan dan terkadang membuat keputusan dari hasil mempertimbangkan masukan yang diberikan Petegem, S.V., Beyers, W., Vansteenkiste, M., Soenens, B., 2011. Analisis tambahan lain dalam penelitian ini adalah melihat ada tidaknya perbedaan kemandirian antara remaja laki-laki dan perempuan pada remaja akhir. Hasilnya menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kemandirian yang signifikan antara remaja akhir laki-laki dan perempuan, akan tetapi hasil ini kurang menyakinkan karena beberapa hal. Pertama, jumlah subjek antara perempuan dan laki-laki jauh berbeda dan tidak seimbang. Jumlah perempuan lebih banyak daripada laki-laki. Kedua, data yang dihasilkan tidak varian. 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil analisis data yang di peroleh dapat disimpulkan bahwa: 1. Ada perbedaan kemandirian pada remaja akhir ditinjau dari status identitas. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji Brown-Forsythe dan Welch dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang berarti bahwa nilai p lebih kecil dari 0,05 0,000 0,05. 2. Remaja akhir yang memiliki status identity achievement memiliki kemandirian yang paling tinggi, status identity moratorium memiliki kemandirian agak tinggi, status identity foreclosure memiliki kemandirian yang rendah, dan status identity diffusion memiliki kemandirian yang paling rendah. 3. a Hasil analisis deskriptif pada status identity diffusion domain pilihan pekerjaan, agama, politik, filosofi gaya hidup, pertemanan, pacaran, dan peran gender memiliki perbedaan yang signifikan sedangkan domain rekreasi memiliki perbedaan yang tidak signifikan. Domain dengan mean tertinggi adalah domain agama. b Pada status identity foreclosure domain politik, filosofi gaya hidup, pertemanan, pacaran, peran gender, dan rekreasi memiliki perbedaan yang signifikan sedangkan pilihan pekerjaan dan agama tidak berbeda signifikan. Domain dengan mean tertinggi adalah domain peran gender. c Pada status identity moratorium semua domain memiliki perbedaan yang signifikan. Domain dengan mean tertinggi adalah domain pertemanan dan rekreasi. d Pada status identity achievement semua domain memiliki perbedaan yang signifikan. Domain dengan mean tertinggi adalah domain pertemanan. 3. Rata-rata subjek penelitian memiliki kemandirian yang tinggi. Hal ini terlihat dari data mean total hipotetik kemandirian yang lebih kecil dari mean total empiriknya 117,5 141,94.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan di atas, saran-saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut : 1. Bagi Subjek Remaja dapat lebih aktif untuk mengeksplorasi sebanyak mungkin alternatif pilihan yang lebih baik sehingga dapat mengurangi risiko melakukan kegiatan maladaptif yang akan merugikan diri sendiri maupun orang lain serta dapat membuat komitmen bagi masa depan tanpa harus bergantung pada orang lain. 2. Bagi orang tua Orang tua melatih remaja untuk mandiri. Mendorong remaja untuk mengungkapkan pendapat secara bebas, membuat keputusan sendiri, mendengarkan ide-ide mereka, dan memberikan pandangan mengenai pilihannya tanpa harus memaksa mereka untuk mengikuti pandangan yang diberikan orang tua sehingga ketika memasuki usia remaja akhir mereka dapat memutuskan sendiri apa yang terbaik bagi masa depan. Selain itu, orang tua juga perlu menjaga hubungan yang intim agar anak merasa nyaman dan mampu mengurangi perilaku- perilaku yang negatif. 3. Bagi penelitian selanjutnya Untuk peneliti yang selanjutnya dapat menjadikan domain- domain pada status identitas sebagai variabel dalam penelitian dan dapat menggunakan subjek yang lebih bervariasi. Jumlah remaja laki- laki dan perempuan paling tidak harus seimbang untuk melihat perbedaan kemandiriannya. Karena dalam penelitian ini jumlah antara remaja laki-laki dan perempuan kurang seimbang dan data tidak varian sehingga hasilnya kurang meyakinkan. 70 DAFTAR PUSTAKA Adams, G.R. 1998. The objective measure of ego identity status: Reference manual, 2-90. Diunduh dari http:www.uoguelph.ca~gadams OMEIS_manual.pdf Afiatin, T. 1993. Persepsi pria dan wanita terhadap kemandirian. Jurnal Psikologi, 1, 7-13. American Psychological Association. 2010. Publication manual of the American Psychological Association Ed. Ke-6. Washington, DC: Author. Hurd, T.L. 2005. Nurturing children and youth : A developmental guidebook. Diunduh dari http:uulti.orgdocsAdolescentDevelopment.pdf Azwar, S. 2006. Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. 2010. Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Budi, T.P. 2006. SPSS 13.0 Terapan: Riset statistik parametrik. Yogyakarta: Andi Offset. Bumpus, M.F., Crouter, A.C., McHale, S.M. 2001. Parental autonomy granting during adolescence: Exploring gender differences in context. Developmental Psychology, 37 2, 163-173. doi: 10.10370012-1649.37.2.163 Castilo, Joan J. 2009. Experimental research : Convenience sampling. Explorable.com. Diunduh dari http:explorable.comconvenience- sampling.html Chae, Mark. H. M. A., Ed. M. 2001, 2005. Gender and ethnicity in identity formation. The New Jersey Journal of Professional Counseling, 56. Cheng, Alice W., Lee, Christina S., Iwamoto, Derek K. 2012. Heavy drinking, poor mental health, and substance use among Asian Americans in the NLAAS: A gender-based comparison. American Psychological Association, 3 3, 160-167. doi:10.1037a0028306 Desmita. 2007. Psikologi perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Feist, J., Feist, G.J. 20062008. Theories of personality. Dalam Santoso, Y. Trans., Theories of personality Ed. Ke-6. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Fleming, M. 2005. Adolescent autonomy: Desire, achievement and disobeying parents between early and late adolescence. Australian Journal of Education and Development Psychology, 5, 1-16. Diunduh dari http:www.newcastle.edu.aujournalajedp Fleming, M. 2006. Gender in adolescent autonomy: Distinction between boys and girls accelerates at 16 years of age. Electronic Journal of Research in Educatioanl Psychology, 6-3 2, 3-52. Hadi, S. 1996. Statistik 2. Yogyakarta: Andi Offset. Hurlock, E.B. 1997. Psikologi perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan Ed. Ke-5. Jakarta: Erlangga. Juang, L.P., Lerner, J.V., McKinney, J.P., Eye, A.V. 1999. The goodness of fit in autonomy timetable expectations between Asian-American late adolescents and their parents. International Journal of Behavioral Development, 23 4, 1023-1048. Kroger, J. 2005. Identity development during adolescence Chapter 10. Dalam Adams. G.R., Michael, D.B. Ed., Diunduh dari http:academic.udayton.edujackbauerReadings20595Kroger.pdf Masrun, M., Haryanto, Harjito, H., Utami, Muhara, M.S., Buwani, N.A., Aritonang, L., Sutjipto, H. 1986. Laporan penelitian: Studi mengenai kemandirian di tiga suku bangsa Jawa, Batak, Bugis. Tidak Diterbitkan, Kantor Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup, Fakultas Psikologi, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.