Analisis Data PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 14 Hasil Analisis Deskriptif Tiap Domain pada Status Diffusion Domain N Mean Uji-t Hipotetik Empirik t p Pilihan pekerjaan 131 2,0 2,172 3,969 0,000 Agama 131 2,0 2,382 6,255 0,000 Politik 131 2,0 2,260 4,479 0,000 Gaya hidup 131 2,0 2,126 2,812 0,006 Pertemanan 131 2,0 2,160 2,622 0,010 Pacaran 131 2,0 2,168 4,314 0,000 Peran gender 131 2,0 2,160 3,780 0,000 Rekreasi 131 2,0 2,004 0,072 0,943 Tabel 15 adalah hasil analisis deskriptif pada status identity foreclosure, dengan melihat nilai p 0,05 dapat disimpulkan bahwa mean empirik pada domain politik, filosofi gaya hidup, pertemanan, pacaran, peran gender, dan rekreasi berbeda signifikan dengan mean hipotetiknya sedangkan mean empirik pilihan pekerjaan dan agama tidak berbeda signifikan dengan mean hipotetiknya. Domain dengan mean tertinggi adalah domain peran gender. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Tabel 15 Hasil Analisis Deskriptif Tiap Domain pada Status Foreclosure Domain N Mean Uji-t Hipotetik Empirik t p Pilihan pekerjaan 131 2,0 1,935 -1,303 0,195 Agama 131 2,0 2,038 0,789 0,431 Politik 131 2,0 1,634 -7,019 0,000 Gaya hidup 131 2,0 2,179 3,723 0,000 Pertemanan 131 2,0 1,336 -15,897 0,000 Pacaran 131 2,0 2,137 2,417 0,017 Peran gender 131 2,0 2,611 11,426 0,000 Rekreasi 131 2,0 2,256 5,667 0,000 Selanjutnya adalah hasil analisis deskriptif dari delapan domain pada status identity moratorium, seperti yang ditunjukkan pada tabel 16, dengan melihat nilai p 0,05 dapat disimpulkan bahwa semua domain pada status identity moratorium memiliki mean empirik yang berbeda signifikan dengan mean hipotetiknya. Domain dengan mean tertinggi adalah domain pertemanan dan rekreasi. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Tabel 16 Hasil Analisis Deskriptif Tiap Domain pada Status Moratorium Domain N Mean Uji-t Hipotetik Empirik t p Pilihan pekerjaan 131 2,0 2,137 2,406 0,018 Agama 131 2,0 2,340 7,760 0,000 Politik 131 2,0 2,405 6,156 0,000 Gaya hidup 131 2,0 2,160 2,857 0,005 Pertemanan 131 2,0 2,527 10,173 0,000 Pacaran 131 2,0 2,370 5,979 0,000 Peran gender 131 2,0 2,355 8,794 0,000 Rekreasi 131 2,0 2,527 8,548 0,000 Hasil dari analisis deskriptif yang terakhir adalah delapan domain pada status identity achievement seperti ditunjukkan pada tabel 17, dengan melihat nilai p 0,05 dapat disimpulkan bahwa semua domain memiliki mean empirik yang berbeda signifikan dengan mean hipotetiknya. Domain dengan mean tertinggi adalah domain pertemanan. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Tabel 17 Hasil Analisis Deskriptif Tiap Domain pada Status Achievement Domain N Mean Uji-t Hipotetik Empirik t p Pilihan pekerjaan 131 2,0 2,798 16,181 0,000 Agama 131 2,0 3,034 25,931 0,000 Politik 131 2,0 3,099 28,570 0,000 Gaya hidup 131 2,0 2,954 14,913 0,000 Pertemanan 131 2,0 3,206 23,882 0,000 Pacaran 131 2,0 2,763 12,155 0,000 Peran gender 131 2,0 2,561 9,412 0,000 Rekreasi 131 2,0 2,882 16,536 0,000 e. Perbedaan Kemandirian Dilihat dari Jenis Kelamin Tabel 18 Perbedaan Mean Kemandirian Laki-laki dan Perempuan Jenis Kelamin N Mean Std. Deviation Std.Error Mean Kemandirian Laki-laki 32 146,44 15,604 2,758 Perempuan 99 140,48 10,940 1,099 Tabel 19 Perbedaan Kemandirian Dilihat dari Jenis Kelamin Levene’s Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means F Sig T df Sig. 2- tailed Mean Diff Kemandirian Equal variances assumed 6,702 0,011 2,395 129 0,018 5,953 Equal variances not assumed 2,005 41,303 0,052 5,953 Besarnya perbedaan mean pada kedua kelompok adalah 5,953. Nilai mean laki-laki lebih tinggi dari nilai mean perempuan, yaitu sebesar 146,44 untuk laki-laki dan sebesar 140,48 untuk perempuan yang dapat dilihat pada tabel 18. Hasil dari uji Levene’s Test for Equality of Variances mendapatkan nilai Sig. sebesar 0,011, ini berarti bahwa data tidak varian sehingga menggunakan hasil dari Equal variances not assumed dengan melihat nilai t sebesar 2,005 dan probabilitas 0,052 p 0,05. Berarti, tidak ada perbedaan kemandirian yang signifikan antara remaja akhir laki- laki dan perempuan. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 19. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. 2. Uji Asumsi Penelitian Beberapa asumsi yang harus dipenuhi untuk mengerjakan analisis varian adalah dengan mengambil sampel secara random, uji normalitas, dan uji homogenitas varian. Uji asumsi dilakukan dengan tujuan agar mendapatkan kesimpulan yang tidak menyimpang dari tujuan penelitian Santoso, 2010. a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran variabel pada keempat kelompok sampel mengikuti distribusi normal. Uji normalitas dengan menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov test, menunjukkan bahwa distribusi skor untuk variabel kemandirian dinyatakan normal. Hal ini dapat dilihat dari nilai probabilitas yaitu 0,090 p = 0,090 sehingga p 0,05. Selain itu, juga menunjukkan bahwa distribusi skor untuk variabel status identitas dinyatakan normal. Hal ini dapat dilihat dari nilai probabilitas yaitu 0,512 p = 0,512 sehingga p 0,05. Tabel ringkasan dari One-Sample Kolmogorov-Smirnov test sebagai tes normalitas sebaran dapat dilihat pada tabel 20. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Tabel 20 Hasil Penghitungan Uji Normalitas Variabel KS-Test Asymp.Sig p Sebaran Status identitas 0,820 0,512 Normal Kemandirian 1,244 0,090 Normal b. Uji Homogenitas Varian Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 16 for windows yaitu melalui Levene’s Test for Equality of variance. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai probabilitas sampel adalah 0,032 yang berarti lebih kecil dari 0,05 p 0,05 sehingga sampel dinyatakan tidak memiliki varian yang sama. Tabel ringkasan Lavene test dapat dilihatpada tabel 21. Data selengkapnya dapat dilihat di lampiran. Tabel 21 Hasil Penghitungan Uji Homogenitas Lavene Statistic df1 df2 Sig. 3.028 3 127 0,032 c. Uji Hipotesis Hipotesis altenatif Hi dalam penelitian ini yaitu ada perbedaan kemandirian pada remaja akhir ditinjau dari status identitas. Remaja akhir yang memiliki status identity diffusion, identity foreclosure dan identity moratorium kemandiriannya akan rendah, sedangkan remaja akhir yang memiliki status achievement identity kemandiriannya akan tinggi. Karena varian tidak sama maka tidak dapat dilakukan analisis varian. Oleh karena itu, dilakukan analisis alternatif yaitu dengan Brown-Forsythe dan Welch untuk mengatasi pelanggaran asumsi homogenitas varian tersebut Santoso, 2010. Tabel ringkasan Brown-Forsythe dan Welch dapat dilihat pada tabel 22. Tabel 22 Hasil Penghitungan Uji Brown-Forsythe dan Welch Statistic a df1 df2 Sig. Welch 8,603 3 66,874 0.000 Brown-Forsythe 6,847 3 100,329 0.000 Hasil uji Brown-Forsythe dan Welch diperoleh nilai statistik Brown-Forsythe sebesar 6,847 dengan nilai Sig sebesar 0,000 p 0,05 sehingga Hi diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masing-masing status identitas menunjukkan kemandirian yang berbeda pada remaja akhir, sedangkan dari hasil pengujian uji Welch diperoleh nilai statistik sebesar 8,603 dengan nilai Sig sebesar 0,000 p 0,05 sehingga Hi diterima. Dengan demikian, kesimpulan yang dapat diambil adalah kemandirian untuk keempat status identitas berbeda pada remja akhir. Hasil penelitian melalui Post Hoc Test menunjukkan bahwa mean skor kemandirian untuk status identity achievement, identity moratorium berbeda secara signifikan dengan identity diffusion. Hal ini terlihat dari nilai probabilitas sebesar 0,000 dan 0,007. Kedua nilai probabilitas tersebut kurang dari 0,05 p 0,05. Status identity foreclosure berbeda tetapi tidak signifikan dengan identity diffusion. Hal ini terlihat dari nilai probabilitas sebesar 0,110. Nilai probabilitas ini lebih dari 0,05 p 0,05. Status identity moratorium, dan identity achievement berbeda tetapi tidak signifikan dengan identity foreclosure. Hal ini terlihat dari nilai probabilitas sebesar 1,000 dan 0,307. Nilai probabilitas ini lebih dari 0,05 p 0,05 dan status identity achievement berbeda tetapi tidak signifikan dengan identity moratorium. Hal ini terlihat dari nilai probabilitas sebesar 0,169. Nilai probabilitas ini lebih dari 0,05 p 0,05. Tabel ringkasan dari Post Hoc Test dapat dilihat pada tabel 23. Tabel 23 Ringkasan Post Hoc Test Status Identitas i Status Identitas j Sig. Diffusion Foreclosure 0,110 Moratorium 0,007 Achievement 0,000 Foreclosure Diffusion 0,110 Moratorium 1,000 Achievement 0,307 Moratorium Diffusion 0,007 Foreclosure 1,000 Achievement 0,169 Achievement Diffusion 0,000 Foreclosure 0,307 Moratorium 0,169

C. Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan kemandirian pada remaja akhir ditinjau dari status identitas. Hal ini ditunjukkan dari hasil uji Brown-Forsythe dan Welch sebesar 0,000 yang artinya Hi diterima karena p lebih kecil dari 0,05 p 0,05. Penelitian ini menunjukkan bahwa kemandirian dipengaruhi oleh status identitas yang dimiliki oleh remaja akhir. Data dalam penelitian ini menunjukkan kemandirian dari yang paling tinggi sampai terendah berdasarkan status identitas adalah status identity achievement dengan mean 148,41. Data ini menunjukkan bahwa remaja akhir yang memiliki status identity achievement memiliki kemandirian yang paling tinggi. Hal ini dikarenakan orang tua sangat mendukung dan mendorong anak untuk bebas dan mandiri Kroger, 2005 sesuai dengan pengertian kemandirian yaitu dapat bertingkah laku sesuai dengan keinginannya, mengambil keputusan sendiri dan mempertanggung jawabkan tingkah lakunya. Remaja akhir yang memiliki status ini telah melakukan eksplorasi di berbagai domain atas keinginannya sendiri, mengambil keputusan dari hasil eksplorasinya, membuat komitmen terhadap keputusan yang diambilnya. Remaja akhir yang memiliki status ini juga memiliki motivasi dan harga diri yang tinggi, mampu mengambil keputusan dengan rasional dan logis serta mempertanggungjawabkan konsekuensinya. Mereka lebih matang dari pada status identitas lainnya. Selain itu, mereka pun mampu membangun hubungan yang intim baik dengan keluarga maupun dengan teman-teman sebayanya Kroger, 2005. Identity moratorium memiliki mean skor sebesar 142,32. Remaja akhir ini memiliki kemandirian yang agak tinggi. Orang tua masih harus selalu menekankan kemandirian pada pola pengasuhan mereka. Remaja akhir yang memiliki status identity moratorium adalah remaja yang sedang mengalami eksplorasi tetapi belum mampu membuat suatu komitmen. Mereka sering kali merasa stres dan cemas karena sebenarnya mereka mampu membuka pikirannya untuk mengeksplorasi tetapi masih bingung dalam mengambil komitmen Kroger, 2005. Status identity foreclosure memiliki mean skor sebesar 142,10. Remaja akhir yang ada pada status ini memiliki kemandirian yang rendah. Mereka merasa sangat cemas jika harus berpisah dari orang tua, Kroger Kroger, 2005. Remaja akhir yang memiliki status identity foreclosure adalah remaja yang sudah membuat suatu komitmen tanpa melakukan eksplorasi. Komitmen tersebut berasal dari orang lain, biasanya berasal dari orang tua significant other. Orang tua cenderung otoritatif, tidak mendengarkan kemauan anak, anak harus patuh Papalia dkk, 2008, mereka pun jarang memiliki konflik dengan orang tua. Mereka malas membuka pikirannya untuk hal-hal baru sehingga mudah terpengaruh oleh konformitas. Remaja akhir yang memiliki status ini lebih cemas dan kurang memiliki kelekatan dengan remaja pada status lainnya Kroger, 2005. Identity diffusion adalah status yang memiliki skor mean paling rendah, yaitu sebesar 135,09. Remaja akhir pada status ini memiliki kemandirian yang paling rendah, Cramer Marcia dalam Kroger, 2005. Orang tua terlalu permisif, tidak mengarahkan dan membimbing anaknya dengan baik Papalia dkk, 2009. Mereka adalah remaja yang tidak mau melakukan eksplorasi dan tidak memiliki komitmen sehingga mengalami kebingungan dalam mencapai identitas. Mereka sulit untuk membangun hubungan yang intim dengan orang lain, sulit beradaptasi dengan lingkungan, mudah terpengaruh dengan lingkungan sekitar dan cenderung kearah konformitas, mudah terpengaruh pada perilaku-perilaku maladaptif, misalnya penggunaan obat-obatan terlarang. Mereka cenderung memiliki prestasi akademik yang kurang baik dan sering menunda untuk mengeksplorasi sehingga melewatkan banyak kesempatan Schwartz, 2001. Hasil dari analisis deskriptif sebagai analisis tambahan untuk melihat domain-domain apa saja yang memiliki nilai tertinggi pada masing-masing status identitas. Domain agama memiliki nilai tertinggi dari subjek penelitian pada status identity diffusion. Remaja sudah mendapatkan pelajaran tentang agama sejak dari kecil. Pada masa remaja akhir, remaja sudah mulai stabil dan memiliki pemikiran yang matang termasuk dalam hal agama. Perkembangan kognitif yang dialami remaja membuat mereka mentransformasikan keyakinan agamanya. Remaja mulai mempertanyakan dan mempermasalahkan sumber-sumber otoritas dalam kehidupan Yusuf, 2005. Remaja mempertanyakan kebenaran keyakinan terhadap agamanya sendiri Desmita, 2005. Hal ini yang menyebabkan domain agama pada status identity diffusion memiliki nilai tertinggi dari subjek penelitian. Kedelapan domain pada status identity foreclosure domain peran gender memiliki nilai tertinggi dari subjek penelitian. Hal ini disebabkan karena peran gender adalah salah satu aspek penting dalam identitas remaja. Sejak masa anak-anak, mereka sudah mendapat stereotip gender bahwa laki-laki atau disebut masculine itu harus logis, mandiri, ambisius, dan agresif sedangkan perempuan atau feminine itu harus lemah lembut, ramah, dan memiliki empati, Broverman, dkk dalam Steinberg, 2002. Hasil studi yang dilakukan oleh Rubin, dkk Karraker, dkk dalam Chae, Mark. H. M. A., Ed. M., 2001, 2005 juga menyatakan bahwa orang tua yang baru saja melahirkan anak laki-laki mengatakan anak mereka lebih kuat, lebih besar, maskulin sedangkan yang melahirkan anak perempuan mengatakan anak mereka lebih lembut dan halus sehingga remaja pada status ini berkomitmen untuk berperan sesuai dengan stereotip gender yang diberikan oleh orang tuanya sejak kecil agar dapat diterima baik oleh lawan jenisnya maupun masyarakat namun tanpa melakukan eksplorasi. Peran gender merupakan aktivitas-aktivitas yang melibatkan laki laki dan perempuan dalam frekuensi yang berbeda, William Best, dalam Steinberg, 2002 akan tetapi remaja juga fleksibel dalam melakukan peran gendernya, Alfieri, Ruble, Higgins; Katz Ksansnak, dalam Steinberg, 2002. Ketika remaja berperan sesuai dengan gendernya, ini akan membantu untuk memenuhi salah satu tugas perkembangan, yaitu menerima dan belajar berperan sebagai seorang pria dan wanita dewasa dalam lingkungan sosialnya Papalia dkk, 2008. Selanjutnya adalah hasil dari analisis deskriptif delapan domain pada status identity moratorium menunjukkan bahwa domain pertemanan dan rekreasi memiliki nilai tertinggi dari subjek penelitian. Relasi yang intim dengan keluarga ataupun teman dipengaruhi oleh kesuksesan dalam menyelesaikan tahap perkembangan yang sebelumnya yaitu pembentukan status identitas. Remaja akhir yang memiliki status identity moratorium adalah remaja yang melakukan eksplorasi tetapi belum mampu untuk berkomitmen Kroger, 2005 sehingga dalam hubungan pertemanan pun mereka belum mampu untuk membangun sebuah intimacy. Hal ini yang menyebabkan domain pertemanan pada status identity moratorium memiliki nilai tertinggi dari subjek penelitian. Remaja akhir pun menjadi kesulitan untuk memenuhi tugas perkembangan yang selanjutnya, yaitu mempersiapkan untuk hidup berumah tangga Papalia dkk, 2008. Rekreasi merupakan salah satu minat pada remaja. Ada banyak minat rekreasi yang dapat dieksplor oleh remaja seperti misalnya permainan, olah raga, bersantai, bepergian, membaca, menonton dan lain- lain, akan tetapi banyaknya tekanan tugas dan pekerjaan tambahan pada