14
kejadian. Selain itu juga, pemahaman penafsiran menuntut seseorang untuk mampu membedakan hal yang pokok dan tidak pokok untuk
dipahami. Dalam hal ini seseorang harus mampu mengetahui tingkat kedalaman hal yang ingin dipahaminya.
3. Pemaknaan ektrapolasi.
Tingkatan pemahaman yang terakhir adalah tingkat kemampuan untuk pemaknaan ektrapolasi. Dimana dalam hal ini, pemahaman
dapat diartikan sebagai kemampuan untuk membuat kesimpulan yang dihubungkan dengan implikasi dan konsekuensinya.
Sesuai dengan kategori yang telah dijelaskan di atas maka, diawal pembelajaran guru harus mampu menerjemahkan materi yang akan
disampaikan ke dalam arti yang sebenarnya baik secara pengertian maupun penerapan prinsip-prinsip. Pada tingkatan kedua, guru harus mampu
membedakan materi yang paling pokok untuk disampaikan dengan materi yang kurang pokok, walaupun pada dasarnya semua materi pembelajaran
harus disampaikan. Bagian ini, digunakan untuk membantu guru dalam membagi waktu ketika menyampaikan materi tersebut di kelas. Pada
tingkatan yang terakhir, guru harus mampu menyimpulkan materi yang disampaikan atau yang dipelajarinya menjadi satu kesatuan yang utuh.
Pengetahuan materi content knowledge lebih mengacu pada jumlah dan kesatuan pengetahuan yang pada hakikatnya berada dalam pikiran
seorang guru. Hal-hal yang ada dalam pengetahuan materi adalah
15
pengetahuan tentang fakta-fakta, konsep-konsep dan struktur intaktis dan substantif dari pengetahuan Sarkim, 2005 dalam Windiastuti 2010: 18.
Menurut Schwab, dalam Suwido, 2010: 20 kesimpulan untuk pengetahuan isi diperoleh dari struktur substantif dan struktur sintaktis.
Struktur substantif adalah variasi cara yang mana merupakan konsep dasar dan prinsip-prinsip yang pada faktanya merupakan penggabungan mata
pelajaran. Struktur sintaktis dari mata pelajaran adalah dengan penentuan cara oleh guru dimana dengan melihat kebenaran atau kesalahan, berlaku
atau tidak berlakunya mata pelajaran atau materi yang akan disampaikan oleh guru.
Pemahaman materi yang dimiliki oleh guru akan mempengaruhi proses pembelajaran yang akan berlangsung. Materi yang akan disampaikan
perlu di identifikasi terlebih dahulu oleh guru. Pengidentifikasian tersebut meliputi pembelajaran, literatur dan latar belakang pendidikan guru. Guru
tidak hanya harus mampu mengidentifikasikan bagi siswa kebenaran yang bisa diterima dalam sebuah lingkup tertentu. Mereka juga harus mampu
menjelaskan mengapa proporsisi teori tertentu yang dianggap diperlukan, perlu untuk diketahui, dan bagaimana hal ini berkaitan dengan teori lain,
baik dalam hal disiplin ilmu maupun tidak, baik dalam teori maupun praktik.
Sebagai sebuah konsep dari pengetahuan isi pedagogis PCK pada awalnya diperkenalkan oleh Lee Shulman dalam 1986 di dalam artikelnya
yang berjudul: “Those Who understand: Growth of Knowledge in
16
Teaching”Mereka Yang Memahami: Pertumbuhan Pengetahuan dalam Pengajaran Shulman, 1986. Di dalam artikel tersebut, ia menulis:
Ada tiga bentuk pengetahuan guru, yaitu pengetahuan proposisional, pengetahuan kasus dan pengetahuan strategis. Ketiga pengetahuan
tersebut merupakan pengetahuan yang didasarkan pada sebuah analisis konseptual pengetahuan bagi guru yang juga didasarkan
pada kerangka kerja untuk mengklasifikasikan lingkup dan kategori pengetahuan guru tersebut. Pengetahuan isi untuk mengajar adalah
pengetahuan yang berwujud aspek dari isi paling berhubungan erat kepada sifat fleksibelnya untuk digunakan dalam mengajar. Aspek-
aspek yang termasuk didalam pengetahuan isi untuk mengajar tersebut adalah topik yang sering diajarkan topik pokok, bentuk
yang paling bermanfaat, pembelajaran dengan menggunakan
penganalogian pemisalan yang kuat, dan penjelasan formal serta pemahaman mengenai materi pembelajaran yang lebih spesifik.
Aspek-aspek yang diungkapkan oleh Shulman inilah yang dijadikan acuan oleh peneliti dalam mengidentifikasi pemahaman materi yang
dimiliki oleh guru. Hal ini dikarenakan aspek-aspek tersebut lebih mencakup bagian-bagian pemahaman materi yang dimiliki oleh guru dan
yang ingin diketahui oleh peneliti. Dalam hal ini, peneliti menggunakan urutan aspek-aspek tersebut menjadi penjelasan formal, pemahaman
mengenai materi yang lebih spesifik, topik yang paling sering diajarkan topik pokok, bentuk pembelajaran yang paling bermanfaat dan
pembelajaran dengan menggunakan penganalogian pemisalan yang kuat. Pengurutan ini digunakan supaya pemahaman materi yang dimiliki oleh
guru akan menjadi lebih terstruktur dan mudah dipahami oleh pembaca.