98
bahwa jalan yang terletak di pesisir pantai dan jalan yang terendam oleh hujan direndami selama 2 × 24 jam, 3 × 24 jam, dan 4 × 24 jam baik diakibatkan oleh
banjir rob, serta banjir yang menggenangi jalan akibat intensitas hujan yang tinggi.
Tabel 4.13 Pembagian Jumlah Sampel Untuk Masing-Masing Perendaman
No. Air Laut
Lama perendaman 2 × 24 jam
3 × 24 jam 4 × 24 jam
1 5
5 5
No. Air hujan
Lama perendaman 2 × 24 jam
3 × 24 jam 4 × 24 jam
1 5
5 5
IV.5.2 Zat Cair Yang Digunakan
Zat cair yang digunakan pada penelitian ini menggunakan air laut dan air hujan. Pengambilan air hujan dilakukan dengan menggunakan wadah penampung.
Tempat penampung air hujan diletakkan pada ruang terbuka agar air hujan langsung tertampung tanpa menyentuh benda lain. Ini dilakukan agar kandungan
air hujan tidak terganggu. Banyaknya air hujan yang digunakan sebanyak 30 liter, begitu juga untuk air laut. Air laut yang digunakan bersumber dari pantai cermin,
sumatera utara.
IV.6 PERENDAMAN SAMPEL DALAM AIR LAUT SERTA PENGUJIAN MARSHALL
Air laut dalam penelitian ini digunakan senagai media perendaman sampel benda uji dimana air ini berasal dari air laut asli. Air laut yang disimpan dalam
Universitas Sumatera Utara
99
wadah penyimpan ditutup rapat-rapat untuk mencegah penguapan yang dapat meningkatkan kadar garam dalam air laut tersebut. Untuk mengetahui pengaruh
rendaman air laut terhadap karakteristik campuran aspal, dilakukan pengujian marshall terhadap campuran aspal yang telah direndam pada masing-masing
variasi waktu perendaman. Sebelum dilakukan perendaman, dilakukan pengukuran tinggi dan berat sampel setelah sampel dibuat guna untuk
mendapatkan nilai volumetrik. sampel benda uji direndam dalam waterbath selama 30-40 menit pada suhu 60±1
C dengan jumlah sampel yang direndam sebanyak 15 sampel. Kemudian sampel diangkat dan ditimbang, baik dalam
keadaan jenuh dan dalam air untuk mendapatkan nilai volumetrik. Kemudian sampel Sampel benda uji direndam selama waktu yang telah ditentukan 2 × 24
jam, 3 × 24 jam, dan 4 × 24 jam, kemudian diangakat setelah mencapai waktu perendaman untuk masing-masing variasi serta dilakukan pengujian marshall
untuk mengetahui pengaruh campuran aspal terhadap perendaman air laut.
IV.6.1 Pengaruh Perendaman Air Laut Terhadap Void In Mixture
Tabel 4.14 Nilai VIM Pasca Perendaman Air laut Campuran Aspal
Waktu Perendaman
VIM kadar aspal
6,1 30 menit
3,56 2 x 24 jam
4,27 3 x 24 jam
4,54 4 x 24 jam
4,94
Universitas Sumatera Utara
100
Gambar 4.6 Nilai VIM Pasca Perendaman Keterangan :
30 MENIT 2 HARI
3 HARI 4 HARI
Pada gambar 4.6 dapat dilihat bahwa semakin lama campuran tersebut terendam dalam air laut, nilai vim cenderung meningkat. Besarnya peningkatan
nilai VIM pada campuran aspal disebabkan karena pada saat campuran aspal direndam,air laut semakin lama akan terinfiltrasi ke dalam rongga-rongga yang
tersisa dalam campuran air void, kemudian mendesak aspal baik yang menyelimuti agregat maupun mengisi rongga akibat gaya tekan air water
pressure ke segala arah sehingga menyebabkan rongga dalam campuran meningkat. Rongga yang meningkat dan terisi air laut inilah yang memicu resiko
campuran akan lebih mudah teroksidasi dan mengurangi durabilitas atau keawetan campuran.
2 3
4 5
6
-1,0 0,0
1,0 2,0
3,0 4,0
5,0
V IM
HARI
Universitas Sumatera Utara
101
IV.6.2 Pengaruh Perendaman Air Laut Terhadap Void in Mineral Aggregate VMA
Tabel 4.15 Nilai VMA Pasca Perendaman Air laut Campuran Aspal
Waktu Perendaman
VMA kadar aspal
6,1 30 menit
16,14 2 x 24 jam
16,76 3 x 24 jam
16,99 4 x 24 jam
17,33
Gambar 4.7 Nilai VMA Pasca Perendaman Keterangan :
30 MENIT 2 HARI
3 HARI 4 HARI
Pada tabel 4.13 dan gambar 4.7 terlihat bahwa nilai VMA pada campuran cenderung miningkat seiring bertambahnya waktu perendaman dalam air laut.
Peningkatan nilai VMA yang terjadi sedikit signifikan. Hal ini di sebabkan karena semakin lama campuran terendam maka kondisinya akan semakin jenuh.
Peningkatan VMA pada campuran disebabkan karena daya tekan air ke segala
15 16
17 18
-1,0 0,0
1,0 2,0
3,0 4,0
5,0
V M
A
HARI
Universitas Sumatera Utara
102
arah yang mendesak aspal sehingga memungkinkan terjadinya perubahan susunan agregat yang menyebabkan rongga dalam mineral agregat meningkat.
IV.6.3 Pengaruh Perendaman Air Laut Terhadap Nilai Stabilitas.
Tabel 4.16 Nilai Stabilitas Pasca Perendaman.Air laut Campuran aspal
Waktu Perendaman
Stabilitas Kg
kadar aspal 6,1
30 menit 1168
2 x 24 jam 1019
3 x 24 jam 912
4 x 24 jam 829
Gambar 4.8 Nilai Stabilitas Pasca Perendaman Keterangan :
30 MENIT 2 HARI
3 HARI 4 HARI
Pengaruh perendaman terhadap nilai stabilitas pada campuran aspal disajikan pada tabel 4.14. Dari gambar 4.8 dapat dilihat bahwa semakin lama
waktu perendaman, nilai stabilitas pada campuran aspal cenderung menurun. Ketika campuran aspal terendam dalam waktu yang telah ditentukan, penurunan
800 900
1000 1100
1200
-1,0 0,0
1,0 2,0
3,0 4,0
5,0
S ta
b il
it y
K g
HARI
Universitas Sumatera Utara
103
nilai stabilitas sangat signifikan. Dari gambar 4.8 dapat dilihat bahwa waktu perendaman pada 2 hari hingga 4 hari nilai stabilitas terjadi penurunan sangat
signifikat. Penurunan stabilitas atau kegagalan suatu campuran dapat dikaitkan dengan hilangnya adhesi atau stripping. Kebanyakan material agrgat memiliki
daya tarik menarik yang lebih besar dengan air daripada dengan aspal. Ketika campuran aspal direndam dalam air laut dalam waktu yang lama, air akan
berusaha untuk mengisi rongga-rongga dalam campuran dan berinteraksi dengan material penyusun yaitu agregat dan aspal. Air laut yang berinteraksi dengan
agregat akan terserap kedalamnya dan menyelimuti permukaan agregat pada bagian yang tidak terselimuti sempurna oleh aspal. Akibatnya aspal akan
mengalami kesulitan untuk menggantikan air yang telah membentuk lapisan film diatas permukaan agregat dan juga mendesak aspal akibat gaya tekan ke segala
arah, sehingga menyebabkan ikatan adhesi antara aspal dan agregat semakin berkurang. Berkurangnya adhesi atau ikatan antara aspal dan agregat ini
dibuktikan dengan nilai rongga dalam campuran VIM yang terus meningkat seiring bertambahnya waktu rendaman. Dengan demikian dapat ditarik
kesimpulan bahwa semakin lama campuran tersebut terendam dalam air laut, maka adhesi campuran akan berkurang dan peluang terjadinya kehilangan
durabilitas atau keawetan campuran juga semakin besar.
Universitas Sumatera Utara
104
IV.6.4 Pengaruh Perendaman Air Laut Terhadap Kelelehan Flow
Tabel 4.17 Nilai Flow Pasca Perendaman Air laut Campuran aspal
Waktu Perendaman
Flow mm kadar aspal
6,1 30 menit
3,90 2 x 24 jam
3,59 3 x 24 jam
3,40 4 x 24 jam
3,28
Gambar 4.9 Nilai Flow Pasca Perendaman Keterangan :
30 MENIT 2 HARI
3 HARI 4 HARI
Nilai flow pada tabel 4.15 dan tren pada gambar 4.9 cenderung menurun seiring dengan bertambahnya waktu perendaman walaupun tidak signifikan.
Penurunan nilai kelelehan ini setelah pengujian dapat dindikasikan bahwa campuran aspal semakin lentur dan fleksibel. Ini dikarenakan kohesi atau gaya
tarik menarik aspal telah meningkat akibat kurangnya terjadi penuaanoksidasi
1 2
3 4
5 6
7
-1,0 0,0
1,0 2,0
3,0 4,0
5,0
F lo
w m
m
HARI
Universitas Sumatera Utara
105
yang terjadi ketika aspal direndam dalam air laut. Sehingga tidak terlalu berpengaruh kepada sifat dasar aspal itu sendiri serta karateristik campuran
terutama kelelehan ini. Selain itu juga keterkaitan peningkatan nilai VIM tidak terlalu berpengaruh.
IV.6.5 Pengaruh Perendaman Air Laut Terhadap Marshall Quotient
Tabel 4.18 Nilai MQ Pasca Perendaman Air laut Campuran aspal
Waktu Perendaman
MQ Kgmm
kadar aspal 6,1
30 menit 299
2 x 24 jam 284
3 x 24 jam 269
4 x 24 jam 253
Gambar 4.10 Nilai MQ Pasca Perendaman Keterangan :
30 MENIT 2 HARI
3 HARI 4 HARI
100 150
200 250
300 350
400
-1,0 0,0
1,0 2,0
3,0 4,0
5,0
Ma rs
h a
ll Q
u o
ti en
t
HARI
Universitas Sumatera Utara
106
Pada grafik yang terdapat pada gambar 4.10 terlihat bahwa semakin lama campuran aspal terendam oleh air laut, maka nilai MQ semakin menurun. Untuk
mengetahui besarnya penurunan nilai MQ dapat dilihat tabel 4.16. penurunan nilai MQ pada campuran aspal dikarenakan nilai MQ sebanding dengan nilai stabilitas,
dimana nilai stabilitas pada campuran aspal juga menurun dengan semakin lama terendam dalam air laut. Penurunan nilai MQ ini mengindikasikan kemampuan
campuran aspal dalam merespon beban yang diberikan menurun. Hal ini kemungkinan disebabkan karena kohesi atau gaya tarik menarik dalam aspal
menurun akibat oksidasi selama direndam dalam air laut. Selain itu juga kemungkinan adhesi atau ikatan antara aspal dan agregat menurun.
IV.7 PERENDAMAN