PERENDAMAN HASIL DAN ANALISA

106 Pada grafik yang terdapat pada gambar 4.10 terlihat bahwa semakin lama campuran aspal terendam oleh air laut, maka nilai MQ semakin menurun. Untuk mengetahui besarnya penurunan nilai MQ dapat dilihat tabel 4.16. penurunan nilai MQ pada campuran aspal dikarenakan nilai MQ sebanding dengan nilai stabilitas, dimana nilai stabilitas pada campuran aspal juga menurun dengan semakin lama terendam dalam air laut. Penurunan nilai MQ ini mengindikasikan kemampuan campuran aspal dalam merespon beban yang diberikan menurun. Hal ini kemungkinan disebabkan karena kohesi atau gaya tarik menarik dalam aspal menurun akibat oksidasi selama direndam dalam air laut. Selain itu juga kemungkinan adhesi atau ikatan antara aspal dan agregat menurun.

IV.7 PERENDAMAN

SAMPEL DALAM AIR HUJAN SERTA PENGUJIAN MARSHALL

IV.7.1 Pengaruh Perendaman Air Hujan Terhadap Void In Mixture

Tabel 4.19 Nilai VIM Pasca Perendaman Air hujan Campuran Aspal Waktu Perendaman VIM kadar aspal 6,1 30 menit 3,08 2 x 24 jam 3,68 3 x 24 jam 4,08 4 x 24 jam 4,43 Universitas Sumatera Utara 107 Gambar 4.11 Nilai VIM Pasca Perendaman Keterangan : 30 MENIT 2 HARI 3 HARI 4 HARI Pada gambar 4.11 dapat dilihat semakin lama campuran tersebut terendam dalam air hujan, nilai vim cenderung meningkat.Namun peningkatan nilai VIM pada air hujan tidak sama dengan peningkatan pada air laut. Peningkatan nilai VIM pada air hujan tidak terlalu signifikan dibandingkan dengan air laut dikarenakan pada saat campuran aspal direndam, tingkat daya menginfiltrasi air hujan ke dalam rongga-rongga yang tersisa kedalam campuran air void tidaklah seagresif pada air laut yang kemudian mendesak aspal baik yang menyelimuti agregat maupun mengisi rongga akibat gaya tekan air ke segala arah sehingga menyebabkan rongga dalam campuran meningkat. Peningkatan rongga yang meningkat dan terisi air hujan sama halnya pada air laut inilah yang memicu resiko campuran akan lebih mudah teroksidasi dan mengurangi durabilitas atau keawetan campuran. 2 3 4 5 6 -1,0 0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0 V IM HARI Universitas Sumatera Utara 108

IV.7.2 Pengaruh Perendaman Air Hujan Terhadap Void in Mineral Aggregate VMA

Tabel 4.20 Nilai VMA Pasca Perendaman Air hujan Campuran Aspal Waktu Perendaman VMA kadar aspal 6,1 30 menit 15,72 2 x 24 jam 16,24 3 x 24 jam 16,59 4 x 24 jam 16,89 Gambar 4.12 Nilai VMA Pasca Perendaman Keterangan : 30 MENIT 2 HARI 3 HARI 4 HARI Dari grafik pada gambar 4.12 terlihat bahwa peningakatan nilai VMA sangat signifikan dibandingkan peningkatan nilai VMA pada air laut. Penurunan terjadi tapi tidak terlalu signifikan setelah pada lama rendaman 3 × 24 jam. Penyebab terjadi peningkatan ini pada dasarnya sama yang terjadi pada perendaman air laut namun tingkat agresif kejenuhan saja lebih tinggi yang 15 16 17 18 -1,0 0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0 V M A HARI Universitas Sumatera Utara 109 berbeda serta daya tekan air ke segala yang kemudian mendesak aspal sehingga memungkinkan terjadinya perubahan susunan agregat yang menyebabkan rongga dalam mineral agregat meningkat.

IV.7.3 Pengaruh Perendaman Air Hujan Terhadap Nilai Stabilitas

Tabel 4.21 Nilai Stabilitas Pasca Perendaman Air hujan Campuran aspal Waktu Perendaman Stabilitas Kg kadar aspal 6,1 30 menit 1233 2 x 24 jam 1162 3 x 24 jam 1065 4 x 24 jam 973 Gambar 4.13 Nilai Stabilitas Pasca Perendaman Keterangan : 30 MENIT 2 HARI 3 HARI 4 HARI 800 900 1000 1100 1200 1300 -1,0 0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0 S ta b il it y K g HARI Universitas Sumatera Utara 110 Penyajian pengaruh perendaman terhadap nilai stabilitas pada campuran aspal pada tabel 4.19. Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa semakin lama waktu perendaman, nilai stabilitas pada campuran aspal cenderung menurun. Dari gambar 4.13 dapat dilihat bahwa waktu perendaman pada 2 hari hingga 4 hari nilai stabilitas terjadi penurunan tidak terlalu signifikan apabila kita bandingkan dengan perendaman pada air hujan. Pengakibatan penurunan ini juga sama halnya yang terjadi pada perendaman air laut. Perbedaan terltetak pada tingkat kehilangan adhesi atau stripping yang pada perendaman air hujan ini tingkat kehilangannya tidak terlalu besar dibandiingkan pada perendaman air laut. Selain itu juga perbedaan terletak pada tingkat usaha air hujan untuk mengisi rongga dalam campuran yang kemudian berinteraksi dengan material penyusun yaitu agregat dan aspal mengakibatkan air hujan menyelimuti permukaan agregat pada bagian yang tidak terselimuti sempurna oleh aspal yang berefek pada aspal mengalami kesulitan untuk menggantikan air yang telah membentuk lapisan film diatas permukaan agregat dan juga mendesak aspal akibat gaya tekan ke segala arah, sehingga menyebabkan ikatan adhesi antara aspal dan agregat semakin berkurang.

IV.7.4 Pengaruh Perendaman Air Hujan Terhadap Kelelehan Flow

Tabel 4.22 Nilai Flow Pasca Perendaman Air hujan Campuran aspal Waktu Perendaman Flow mm kadar aspal 6,1 30 menit 3,99 2 x 24 jam 3,87 3 x 24 jam 3,69 4 x 24 jam 3,52 Universitas Sumatera Utara 111 Gambar 4.14 Nilai Flow Pasca Perendaman Keterangan : 30 MENIT 2 HARI 3 HARI 4 HARI Nilai flow pada tabel 4.20 dan tren pada gambar 4.14 cenderung menurun seiring bertambahnya waktu perendaman walaupun tidak signifikan. Hal ini disebabkan sama halnya pada penurunan perendaman air laut. Perbedaannya hanya terletak pada besar nilai hasil pengujiaannya saja.

IV.7.5 Pengaruh Perendaman Air Hujan Terhadap Marshall Quotient

Tabel 4.23 Nilai MQ Pasca Perendaman Air hujan Campuran aspal Waktu Perendaman MQ Kgmm kadar aspal 6,1 30 menit 309 2 x 24 jam 300 3 x 24 jam 289 4 x 24 jam 277 1 2 3 4 5 -1,0 0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0 F lo w m m HARI Universitas Sumatera Utara 112 Gambar 4.15 Nilai MQ Pasca Perendaman Keterangan : 30 MENIT 2 HARI 3 HARI 4 HARI Pada grafik yang terdapat pada gambar 4.15 terlihat bahwa semakin lama campuran aspal terendam oleh air laut, maka nilai MQ semakin menurun. Untuk mengetahui besarnya penurunan nilai MQ dapat dilihat tabel 4.21.Prinsip terjadi penurunan nilai MQ pada campuran aspal pada dasarnya sama dengan yang terjadi pada peremdaman air laut. Penurunan nilai MQ pada campuran aspal dikarenakan nilai MQ sebanding dengan nilai stabilitas, dimana nilai stabilitas pada campuran aspal juga menurun dengan semakin lama terendam dalam air laut. Penurunan nilai MQ ini mengindikasikan kemampuan campuran aspal dalam merespon beban yang diberikan menurun. Hal ini kemungkinan disebabkan karena kohesi atau gaya tarik menarik dalam aspal menurun akibat oksidasi selama direndam dalam air hujan. Selain itu juga kemungkinan adhesi atau ikatan antara aspal dan agregat menurun. Jadi, perbedaan antara perendaman air lau dengan air hjuan hanya terletak pada perbedaan nilai hasil pengujiannya saja. 100 150 200 250 300 350 400 -1,0 0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0 Ma rs h a ll Q u o ti en t HARI Universitas Sumatera Utara 113

IV.8 ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA PERENDAMAN AIR LAUT DAN AIR HUJAN