23
II.4.1.5. Sifat-sifat fisik agregat dan hubungannya dengan kinerja campuran
Pada campuran beraspal, agregat memberikan kontribusi sampai 90-95 terhadap berat campuran, sehingga sifat-sifat agregat merupakan salah satu faktor
penentu dari kinerja campuran tersebut. Untuk tujuan ini, sifat agregat yang arus dipeika antara lain:
a. Ukuran butir
b. Gradasi
c. Kebersihan
d. Kekerasan
e. Bentuk partikel
f. Tekstur permukaan
g. Penyerapan
h. Kelekatan terhadap aspal
II.4.2. Aspal.
Aspal atau bitumen merupakan material yang berwarna hitam kecoklatan yang bersifat viskoelastis sehingga akan melunak dan mencair bila mendapat
cukup pemanasan dan sebaliknya.
II.4.2.1. Jenis aspal
Berdasarkan cara diperoleh aspal dapat dibedakan atas: 1.
Aspal alam, 2.
Aspal buatan.
II.4.2.1.1. Aspal minyak petroloeum aspal
Aspal minyak dengan bahan dasar aspal dapat dibedakan atas: a.
Aspal kerassemen AC.
Universitas Sumatera Utara
24
Asphalt ConcreteAC adalah lapisan atas kontruksi jalan yang terdiri dari campuran aspal dengan agregat yang dihampar dan dipadatkan pada suhu
tertentu Sukirman s., 177:1999. AC merupakan jenis lapisan permukaan struktural yang berfungsi sebagai lapisan aus dan pelindung kontruksi di
bawahnya, tidak licin, permukaannya rata, sehingga memberikan kenyamanan pengguna jalan. Aspal kerasaspal cement adalah aspal yang di gunakan dalam
keadaan cair dan panas. Aspal ini berbentuk padat pada keadaan penyimpanan temerature ruang
silvia sukirman.
Aspal semen
pada temperature
ruang −
berbentuk padat. Aspal semen terdiri dari beberapa jenis tergantung dari proses pembuatannya dan jenis minyak bumi asalnya silvia sukirman.
Di indonesia, aspal semen biasanya dibedakan berdasarkan niai penetrasinya yaitu:
1. AC pen 4050, yaitu AC dengan penetrasi antara 40-50
2. AC pen 6070, yaitu AC dengan penetrasi antara 60-70
3. AC pen 85100, yaitu AC dengan penetrasi antara 85-100
4. AC pen 120150, yaitu AC dengan penetrasi antara 120-150
5. AC pen 200300, yaitu AC dengan penetrasi antara 200-300
b. Aspal dingincair.
Aspal cair adalah campuran antara aspal semen dengan bahan pencair dari hasil penyulingan minyak bumi. Dengan demikian berbentuk cair dalam
temperatur ruang. Berdasarkan bahan pencairnya dan kemudahan menguap bahan pelarutnya, aspal cair dapat dibedakan atas:
Universitas Sumatera Utara
25
1. RC Rapid Curing Cut Back
2. MC Medium Curing Cut Back
3. SC Slow Curing Cut Back
c. Aspal emulsi.
Aspal emulsi adalah suatu campuran aspal dengan air dan bahan pengemulsi.
II.4.2.1.2. Aspal beton
Aspal alam yang terdapat di indonesia dan telah dimanfaatkan adalah aspal dari pulau buton. Aspal ini merupakan campuran antara bitumen dengan
bahan material lainnya dalam bentuk batuan. Karena aspal buton merupakan bahan alam maka kadar bitumen yang dikandungnya sangat bervariasi dari
rendah sampai tinggi. Berdasarkan kadar bitumen yang dikandungnya aspal buton dapat dibedakan atas B10, B13, B20, B25, dan B30. aspal buton B10
adalah aspal buton dengan kadar bitumen rata-rata 10.
II.4.2.2. Komposisi aspal