124
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pemiriksaan Material Campuran Aspal
a. Seluruh pemeriksaan aspal keras pen 6070 telah memenuhi spesifikasi
Departemen Pekerjaan Umum 2010 rev.2. b.
Seluruh pemeriksaan agregat baik CA, MA, St. Dust, serta NA telah memenuhi spesifikasi Departemen Pekerjaan Umum 2010 rev.2.
2. Penentuan Campuran Aspal Ideal
a. Campuran aspal ideal digunakan sebagai campuran yang akan direndam
dalam zat cair, baik air laut maupun air hujan terdiri dari campuran aspal penetrasi 6070 Pertamina.
b. Kadar aspal untuk campuran aspal ideal yang digunakan untuk kedua pola
perendaman yaitu sebesar 6,1. 3.
Pengaruh Perendaman Air laut dan Air Hujan Terhadap Karakteristik Campuran
a. VIM Void in Miture
Semakin lama campuran aspal terendam, maka nilai VIM cenderung semkin meningkat.
Peningkatan nilai VIM pada campuran aspal perendaman air laut lebih besar dibanding campuran aspal perendaman air hujan.
Universitas Sumatera Utara
125
Besarnya peningkatan nilai VIM pada kedua jenis perendaman ini air laut dan air hujan melampaui batas yang telah ditetapkan dalam
spesifikasi Dept.PU 2010 rev.2 yang menetapkan nilai toleransi untuk VIM maksimum sebesar 5 dan minimum 3.
b. VMA Void in Mineral Aggregate
Semakin lama campuran aspal terendam, maka nilai VMA akan semakin meningkat.
Peningkatan nilai VMA pada campuran aspal perendaman air laut lebih besar dibanding campuran aspal perendaman air hujan.
Besarnya peningkatan nilai VMA pada kedua jenis perendaman ini air laut dan air hujan sesuai yang telah di syaratkan dalam spesifikasi
Dept.PU 2010 rev.2 yang menetapkan nilai toleransi untuk VMA minimum 15.
c. Stabilitas
Semakin lama campuran aspal terendam, maka nilai stabilitas akan semakin menurun.
Nilai stabilitas berdasarkan hasil pengujian lebih baik pada perendaman dengan menggunakan air hujan dibandingkan air laut.
Besarnya penurunan nilai stabilitas pada kedua jenis perendaman ini air laut dan air hujan sesuai yang telah di syaratkan dalam spesifikasi
Dept.PU 2010 rev.2 yang menetapkan nilai toleransi untuk stabilitas minimum 800 kg.
Untuk retained stability, penurunan yang terjadi berdasarkan hasil pengujian tidak memenuhi syarat sesuai yang telah di syaratkan dalam
Universitas Sumatera Utara
126
spesifikasi Dept.PU 2010 rev.2 yang menetapkan nilai toleransi untuk stabilitas minimum 90 untuk perendaman 24 jam.
d. Kelelehan
Semakin lama campuran aspal terendam, maka nilai kelelehan akan cenderung menurun.
Nilai flow berdasarkan hasil pengujian lebih baik pada perendaman dengan menggunakan air hujan dibandingkan air laut.
Besarnya penurunan nilai kelelehan pada kedua jenis perendaman ini air laut dan air hujan sesuai yang telah di syaratkan dalam spesifikasi
Dept.PU 2010 rev.2 yang menetapkan nilai toleransi untuk kelelehan minimum 3 mm.
e. MQ Marshall Quotient
Semakin lama campuran aspal terendam, maka nilai MQ akan cenderung menurun.
Nilai MQ berdasarkan hasil pengujian lebih baik pada perendaman dengan menggunakan air hujan dibandingkan air laut.
Besarnya penurunan nilai MQ pada kedua jenis perendaman ini air laut dan air hujan sesuai yang telah di syaratkan dalam spesifikasi Dept.PU
2010 rev.2 yang menetapkan nilai toleransi untuk kelelehan minimum 250 kgmm.
Universitas Sumatera Utara
127
V.2 Saran