52
perubahan warna pada indicator yang menunjukkan titik ekuivalen reaksi antara zat yang dianalisis dan larutan standar. Tentu saja diharapkan, bahwa titik akhir
ini sedekat mungkin dengan titik ekivalen. Pemilihan indikator untuk membuat kedua titik sama atau mengoreksi perbedaan di antara keduanya adalah satu
aspek yang penting dalam metode titrimetri. Pada umumnya, titik ekuivalen lebih dahulu dicapai lalu diteruskan dengan titik akhir titrasi. Ketelitian dalam
penentuan titik akhir titrasi sangat mempengaruhi hasil analisis pada suatu senyawa. Pada kebanyakan titrasi titik ekuivalen ini tidak dapat diamati, karena
itu perlu bantuan senyawa lain yang dapat menunjukkan saat titrasi harus dihentikan. Senyawa ini dinamakan indikator.
Persyaratan untuk reaksi yang dipergunakan dalam metode titrimetri, sejauh ini relatif sedikit reaksi kimia yang dapat dipergunakan sebagai basis untuk titrasi.
II.6.1.1 Syarat-Syarat Yang Harus Dipenuhi Untuk Dapat Dilakukan Analisis Volumetrik
1. Reaksinya harus berlangsung sangat cepat.
2. Reaksinya harus sederhana serta dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi
yang kuantitatifstokiometrik. 3.
Harus ada perubahan yang terlihat pada saat titik ekuivalen tercapai, baik secara kimia maupun secara fisika.
4. Harus ada indikator jika reaksi tidak menunjukkan perubahan kimia atau
fisika. Indikator potensiometrik dapat pula digunakan.
Universitas Sumatera Utara
53
II.6.1.2 Alat-Alat Yang Digunakan Pada Analisa Titrimetri
1. Alat pengukur volume kuantitatif seperti buret, labu tentukur, dan pipet
volume yang telah di kalibrasi. 2.
Larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya secara teliti atau baku primer dan sekunder dengan kemurnian tinggi.
3. Indikator atau alat lain yang dapat menunjukkan titik akhir titrasi telah di
capai.
II.6.1.3 Penggolongan Analisis Titrimetri
Penggolongan analisis titrimetri ini, berdasarkan ; 1. Reaksi Kimia :
Reaksi asam-basa reaksi netralisasi
Jika larutan bakunya adalah larutan basa, maka zat yang akan ditentukan haruslah bersifat asam dan sebaliknya.
Berdasarkan sifat larutan bakunya, titrasi dibagi atas : a.
Asidimetri adalah titrasi penetralan yang menggunakan larutan baku asam. Contoh : HCl, H
2
SO
4
b. Alkalimetri adalah titrasi penetralan yang menggunakan larutan baku basa.
Contoh : NaOH, KOH
Reaksi oksidasi-reduksi redoks Yang terjadi adalah reaksi antara senyawaion yang bersifat sebagai oksidator
dengan senyawa ion yang bersifat sebagai reduktor dan sebaliknya. Berdasarkan larutan bakunya, titrasi dibagi atas :
Universitas Sumatera Utara
54
a. Oksidimetri adalah metode titrasi redoks yang dimana larutan baku yang
digunakan bersifat sebagai oksidator. Yang termasuk titrasi oksidimetri adalah :
- Permanganometri, larutan bakunya : KMnO
4
- Dikromatometri, larutan bakunya : K
2
Cr
2
O
7
- Serimetri, larutan bakunya : CeSO
4 2
, CeNH
4 2
SO
4
- Iodimetri, larutan bakunya : I
2
b. Reduksimetri adalah titrasi redoks dimana larutan baku yang digunakan
bersifat sebagai reduktor. Yang termasuk titrasi reduksimetri adalah : Iodometri, larutan bakunya :
Na
2
S
2
O
3
.5H
2
O
Reaksi Pengendapan presipitasi Yang terjadi adalah reaksi penggabungan ion yang menghasilkan endapan
senyawa yang praktis tidak terionisasi. Yang termasuk titrasi pengendapan adalah :
- Argentometri, larutan bakunya : AgNO
3
- Merkurimetri, larutan bakunya : HgNO
3 2
logam raksa itu sendiri
Reaksi pembentukan kompleks Titrasi kompleksometri digunakan untuk menetapkan kadar ion-ion alkali dan
alkali tanah ion-ion logam. Larutan bakunya : EDTA 2. Berdasarkan cara titrasi
- Titrasi langsung
- Titrasi kembali titrasi balikresidual titration
Universitas Sumatera Utara
55
3. Berdasarkan jumlah sampel -
Titrasi makro Jumlah sampel : 100
– 1000 mg Volume titran : 10
– 20 mL Ketelitian buret : 0,02 mL.
- Titrasi semi mikro
Jumlah sampel : 10 – 100 mg
Volume titran : 1 – 10 mL
Ketelitian buret : 0,001 mL -
Titrasi mikro Jumlah sampel : 1
– 10 mg Volume titran : 0,1
– 1 mL Ketelitian buret : 0,001 Ml
II.6.1.4 Prosedur Analisa Salinitas Nacl Dalam Air Laut Dengan Metode Titrasi Argometri