Pendalaman Peneguhan Cerita Tanda Salib

Buku Guru Kelas I SD 154 Putra Raja Taruna sedih sekali melihat ayahnya sedih. Ia melihat semua rakyatnya sedih. Apakah ia bisa menolong mereka? Pada suatu malam Taruna bangun dan diam-diam pergi ke laut dan terjun masuk ke laut. Ia mengorbankan dirinya untuk rakyat di pulau itu. Ketika itu juga air laut surut seperti semula. Keesokan harinya ketika semua orang bangun, mereka melihat air laut sudah surut. Mereka senang sekali. Tetapi ketika melihat ada jejak-jejak kaki di pasir menuju ke laut dari jendala kamar Putra Raja Taruna, tiba-tiba mereka sadar apa yang telah terjadi. Mereka mengetahui dan sadar Putra raja telah mengorbankan dirinya untuk mereka. Cerita disadur dari buku Percikan Kisah-Kisah Anak Manusia hal 72

2. Pendalaman

Guru mengajak peserta didik mendalami isi atau pesan cerita di atas dengan memberikan kesempatan untuk bertanya. Contoh pertanyaan- pertanyaan sebagai berikut: 1. Bencana apa yang terjadi di kerajaan Taruna? 2. Mengapa Taruna disenangi oleh rakyatnya? 3. Apa yang diminta Dewi Laut? 4. Siapa yang mengorbankan diri untuk diserahkan kepada Dewi Laut? 5. Mengapa Taruna mau mengorbankan dirinya?

3. Peneguhan

Guru memberikan peneguhan berdasarkan jawaban peserta didik dan mengembangkannya. Putera Taruna sangat mencintai rakyatnya. Dia rela mengorbankan diri demi kebahagiaan dan keselamatan orang lain. Putra Taruna menenggelamkan dirinya ke laut agar kerajaan mereka tidak tenggelam karena kemarahan Dewi Laut. Pengorbanan Taruna tidak sia-sia sehingga kerajaannya tetap aman dan mereka terhindar dari bencana. Sikap Putra Taruna hendaknya kita teladani. Apakah kita mau berkorban untuk orang lain? Mari kita lihat bagaimana Yesus rela disalibkan demi keselamatan manusia. Pendidikan Agama Katolik dan budi Pekerti 155 Langkah kedua: Menggali pengalaman Kitab Suci 1. Pengamatan Peserta didik mengamati gambar yang ada di buku siswa dan guru mengajak beberapa peserta didik untuk menceritakan isi gambar tersebut.

2. Cerita

Guru menceritakan tentang Yesus yang disalibkan demi menyelamatkan umat manusia. Lukas 23:26-49. Pilatus menyerahkan Yesus kepada prajurit, dan mereka membawa Dia untuk dihukum mati. Di tengah jalan, mereka berjumpa dengan seorang laki- laki yang bernama Simon yang berasal dari Kirene. Ia datang dari desa dan mau pergi ke kota. Mereka menarik dia dan memaksanya untuk mengambil Yesus dari kayu salib yang sedang dipikulnya. Lalu mereka menyuruh dia memanggul kayu salib itu dan berjalan di belakang Yesus. Banyak orang berjalan mengikuti Yesus. Di antaranya ada wanita-wanita. Mereka menangis melihat apa yang terjadi dengan Dia. Tetapi, Yesus menoleh kepada mereka dan berkata, “Wanita-wanita Yerusalem. Janganlah menangisi Saya Menangislah untuk dirimu sendiri dan untuk anak-anakmu.” Dua orang lain, kedua-duanya penjahat, juga dibawa untuk dihukum mati bersama Yesus. Ketika mereka sampai di tempat yang disebut “Tengkorak”, prajurit-prajurit itu memaku Yesus pada kayu salib. Kedua orang penjahat itu juga dipaku pada kayu salib, yang seorang di sebelah kiri dan yang lainnya di sebelah kanan Yesus. Yesus berdoa untuk prajurit-prajurit itu. Yesus berkata, “Bapa, ampunilah mereka Mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan.” Prajurit-prajurit itu membagi-bagi pakaian Yesus di antara mereka sendiri dengan membuang undi. Orang-orang berdiri di situ sambil menonton, sementara pemimpin- pemimpin Yahudi mengejek Yesus. Mereka berkata, “Ia sudah menyelamatkan orang lain, cobalah sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya, kalau Ia betul-betul Raja penyelamat yang dipilih Allah” Prajurit-prajurit itu juga mengejek Dia. Mereka mendekati Dia dan memberikan anggur asam kepadanya. Mereka berkata, “Kalau Engkau Raja orang Yahudi, selamatkanlah diri-Mu” Di atas kayu salib Yesus tertulis kata-kata ini: “Inilah Raja Orang Yahudi”. Salah seorang dari kedua penjahat yang disalibkan juga mengejek Yesus. Ia Buku Guru Kelas I SD 156 berkata, “Engkau Raja penyelamat yang dipilih Allah, bukan? Nah, selamatkanlah diri-Mu dan kami” Tetapi penjahat yang satu lagi menegur penjahat yang mengejek Yesus. Ia berkata, “Apakah kau tidak takut kepada Allah? Sebentar lagi kau juga akan mati. Hukuman kita setimpal dengan perbuatan kita. Tapi, dia sama sekali tidak bersalah” lalu ia berkata kepada Yesus, “Yesus, ingatlah saya, kalau Engkau datang sebagai Raja” Yesus berkata kepadanya, “Saya berjanji bahwa hari ini engkau akan bersama Saya di Surga.” Kira-kira pukul dua belas tengah hari, matahari berhenti bersinar. Seluruh negeri itu menjadi gelap sekali sampai di dalam rumah Tuhan, robek menjadi dua. Yesus berteriak dengan suara keras, “Bapa, aku menyerahkan diri-Ku kepada-Mu. Terimalah Aku” Sesudah berkata begitu, Ia meninggal. Ketika perwira pasukan yang bertugas di situ melihat apa yang terjadi, ia menyembah Allah. Katanya, “Pasti Orang ini tidak bersalah.” Orang-orang yang menonton di situ melihat apa yang terjadi. Mereka semua pulang dengan hati yang sangat menyesal. Semua kenalan Yesus, termasuk para wanita yang datang bersama Yesus dari Galilea, berdiri dari jauh dan melihat semuanya.

3. Pendalaman