Penjualan ProdukJasa Sistem Informasi Manajemen

46 mikroorganisme. Kebutuhan akan kedelai ini diperoleh dari pedagang kedelai yang berada di Brebes dan Ciledug. Standar untuk gula merah yang digunakan oleh perusahaan adalah gula aren. Hal ini sangat penting untuk mengurangi busa yang terlalu banyak ketika proses pemasakan kecap. Gula yang terlalu kering biasanya banyak mengandung unsur kapur sebagai pengeras gula merah. Kapur inilah yang nantinya akan menimbulkan busa pada saat pemasakan kecap. Gula merah ini diperoleh dari pedagang di daerah Ciamis, Tasikmalaya, dan Bandung. Garam juga merupakan salah satu bahan baku yang penting dalam pembuatan kecap Maja Menjangan karena dapat memberikan rasa gurih dan sebagai bahan pengawet. Garam yang digunakan adalah garam halus yang mengandung iodium. Pemasok untuk garam berasal dari Cirebon. Bahan baku lainnya yang dibutuhkan adalah air. Kegunaannya sebagai pencair dalam perebusan gula. Tahapan proses produksi kecap Maja Menjangan adalah sebagai berikut: 1. Proses produksi diawali dengan memilih biji kedelai yang berkualitas baik. Pemilihanpenyeleksian dilakukan secara manual berdasarkan keseragaman ukuran kedelai. 2. Kedelai yang telah lolos seleksi selanjutnya dicuci dengan bersih kemudian ditiriskan. 3. Kedelai yang telah agak kering, kemudian direbus. Perebusan dilakukan dengan menggunakan air secukupnya. Lamanya perebusan dilakukan bila kacang kedelai telah mencapai tingkat keempukan, yaitu sekitar 2,5 jam. Perebusan dilakukan untuk menyiapkan kedelai sebagai tempat tumbuh jamur yang baik. 4. Setelah direbus, kedelai yang telah lunak ditiriskan dan diletakkan di atas ram. Proses pendinginan dibantu oleh kipas angin. Sementara itu, air rebusan sisa penirisan kedelai tersebut dikumpulkan dalam tong kayu dan disimpan selama 5 hari. 5. Kedelai selanjutnya dicampur dengan starter kapang dan diaduk rata. Jenis kapang yang digunakan adalah Aspergilus oryzae atau Aspergilus niger. Proses pencampuran ini disebut juga dengan nama inokulasi Horler. Kedelai dan kapang kemudian diinkubasi selama 5 hari diruangan khusus, sehingga terjadi proses fermentasi. Tanda terjadinya fermentasi adalah tumbuhnya jamur bungkil yang membentuk lapisan hijau atau putih tebal. Selama proses fermentasi, sebelum suhu mencapai 40 C, campuran harus diaduk-aduk agar dingin. Hasil pengadukan ini disebut koji. 6. Setelah proses fermentasi adalah proses penjemuran. Proses penjemuran ini dilakukan selama 2 hari. 7. Setelah melalui proses penjemuran, proses selanjutnya adalah pembersihan kapang dan kemudian diberi larutan garam 17. 8. Proses selanjutnya dilakukan fermentasi kembali. 9. Proses setelah fermentasi kembali adalah filtrasi I. 10. Hasil filtrasi I adalah kedelai hitam yang telah siap untuk direbus. 11. Tahapan selanjutnya adalah perebusan di kuali besar. Perebusan ini menggunakan air bersih dan kedelai. 12. Setelah dilakukan perebusan, kedelai tersebut di filtrasi. Hasil dari filtrasi ada dua, yaitu air kedelai wedang dan ampas kecap. 13. Proses selanjutnya adalah filtra kecap. 14. Proses pemasakan merupakan proses inti dari pembuatan kecap. Proses ini sangat vital karena air kedelai akan dimasak kembali dan dicampurkan 47 dengan gula merah. Proses ini menggunakan 6.100 kg kacang kedelai ditambah dengan 1.110 kg gula merah, proses ini menghasilkan 3.927 kg ampas kedelai dan 9.858,575 L air rebusan kedelai. 15. Setelah pemasakan, air kedelai yang telah tercampur dengan gula merah difiltrasi untuk mendapatkan kecap yang benar-benar berupa cairan. 16. Kecap yang telah difiltrasi diletakkan ke dalam tong kayu dan disimpan di ruang khusus. Hal ini dimaksudkan agar kecap lebih cepat dingin. 17. Setelah kecap disimpan di tong kayu. Proses selanjutnya adalah kecap dimasukkan ke dalam botol kaca dan botol plastik menggunakan corong. 18. Setelah dimasukkan ke dalam botol. Botol tersebut ditutup dan diberi segel Maja Menjangan. 19. Proses terakhir adalah botol dikumpulkan sesuai dengan ukurannya kemudian dipak secara rapi agar kecap dapat segera didistribusikan.