20
organisasi memiliki dua bentuk dasar, yaitu 1 litbang internal; 2 kontrak litbang.
f. Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi manajemen menerima bahan mentah dari evaluasi internal dan eksternal dari suatu organisasi. Ia mengumpulkan tentang data pemasaran,
keuangan, produksi, dan yang berhubungan dengan karyawan secara internal, serta faktor sosial, budaya, demografi, lingkungan, ekonomi, politik, peraturan
pemerintah, teknologi dan kompetitif secara eksternal. Data tersebut kemudian diintegrasikan dalam cara yang dibutuhkan untuk mendukung pengambilan
keputusan manajerial. Kegunaan sistem informasi manajemen adalah untuk memperbaiki kinerja suatu perusahaan dengan memperbaiki kualitas keputusan
manajerial, dan sistem informasi yang efektif. Berdasarkan hal ini, mengumpulkan, memberi simbolkode, menyimpan, mensintesis, dan menyajikan
informasi dalam bentuk yang dapat menjawab pertanyaan penting operasi dan strategis. Jantung dari sistem informasi manajemen adalah database yang berisi
catatan dan data yang penting bagi manajer. Sistem informasi manajemen menerima bahan mentah dari evaluasi internal dan eksternal suatu organisasi. Ia
mengumpulkan data tentang pemasaran, keuangan, produksi, dan yang berhubungan dengan karyawan secara internal, serta faktor sosial, budaya,
demografi, lingkungan, ekonomi, politik, peraturan pemerintah, teknologi, dan kompetitif secara eksternal. Data kemudian diintegrasikan untuk mendukung
pengambilan keputusan manajerial.
Jenis-Jenis Strategi Alternatif
Menurut David 2010, pada prinsipnya strategi dapat dikelompokkan atas empat kelompok strategi, yaitu :
1 Strategi Integrasi Integration Strategy
Strategi ini menghendaki agar perusahaan melakukan kendali lebih besar terhadap distributor, pemasok dan atau para pesaingnya. Strategi integrasi dapat
dilakukan melalui beberapa cara, antara lain integrasi ke depan, integrasi ke belakang dan integrasi horizontal.
a.
Integrasi ke depan Forward Integration Integrasi ke depan adalah strategi untuk mencari kepemilikan atau
meningkatkan kendali atas distributor atau peritel. Saat ini semakin banyak produsen atau pemasok yang menjalankan strategi intergasi kedepan dengan
membuat situs web untuk menjual produk secara langsung kepada konsumen atau langsung mendirikan sebuah usaha yang menjual produk-produk yang dihasilkan
oleh perusahaan tersebut. b.
Integrasi ke belakang Backward Integration Integrasi ke belakang adalah strategi untuk mencari kepemilikan atau
meningkatkan kendali atas pemasok perusahaan. Strategi ini tepat untuk dilakukan ketika pemasok perusahaan saat ini tidak dapat diandalkan dari segi kualitas dan
kuantitas, harga yang terlalu mahal atau tidak dapat memenuhi kebutuhan perusahaan sesuai waktu yang telah disepakati.
c.
Integrasi horizontalHorizontal Integration Integrasi horizontal adalah strategi untuk mencari kepemilikan atau
meningkatkan kendali atas pesaing perusahaan. Merger, akuisisi, dan
21
pengambilalihan antar pesaing memungkinkan meningkatnya skala ekonomi dan mendorong transfer sumber daya dan kompetensi.
2 Strategi Intensif Intensive Stategy
Stategi intensif merupakan strategi yang memerlukan usaha-usaha intensif untuk meningkatkan posisi persaingan perusahaan melalui produk yang ada.
Strategi intensif dapat dilakukan melalui beberapa cara, antara lain penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk.
a.
Penetrasi pasar Market Penetration Strategi penetrasi pasar merupakan strategi yang dilakukan dengan
meningkatkan pangsa pasar untuk produk atau jasa saat ini melalui upaya pemasaran yang lebih besar. Penetrasi pasar mencakup peningkatkan jumlah
tenaga penjual, meningkatkan biaya belanja iklan, penawarkan promosi penjualan yang ekstensif atau peningkatkan dalam hal pemasaran.
b.
Pengembangan pasar Market Development Strategi pengembangan pasar merupakan strategi yang dilakukan dengan
memperkenalkan produk atau jasa yang ada saat ini ke daerah-daerah geografis yang baru.
c. Pengembangan produk Product Development
Strategi pengembangan produk merupakan strategi yang dilakukan dengan meningkatkan penjualan melalui perbaikan produk atau jasa saat ini atau
mengembangkan produk atau jasa baru. 3 Strategi Diversifikasi
Diversification Strategy
Strategi diversifikasi merupakan strategi yang dibuat dengan tujuan untuk menambah produk-produk baru dari suatu perusahaan. Strategi diversifikasi dapat
dilakukan melalui diversifikasi terkait, diversifikasi tidak terkait, dan diversifikasi horizontal.
a.
Diversifikasi Terkait Consentric Diversification Strategi diversifikasi terkait atau terfokus adalah strategi menambah produk
baru atau jasa baru tetapi berhubungan dalam lintas bisnis. b.
Diversifikasi Tidak Terkait Conglomerate Diversification Strategi diversifikasi tidak terkait adalah strategi menambah produk atau
jasa baru tetapi tidak saling berkaitan dalam lintas bisnis. c.
Diversifikasi Horizontal HorizontalDiversification Strategi diversifikasi horizontal adalah strategi menambah produk atau jasa
baru tetapi tidak berkaitan dalam lintas bisnis dan masih untuk pelanggan saat ini. 4 Strategi Defensif
Defensive Strategy
Strategi defensif merupakan suatu strategi yang dibuat dengan tujuan agar perusahaan melakukan tindakan-tindakan penyelamatan agar terlepas dari
kerugian yang lebih besar, termasuk mengalami kebangkrutan. Strategi defensif dapat dilakukan melaui tiga cara yaitu penciutan, divestasi, dan likuidasi.
a.
Penciutan Retrenchment Penciutan terjadi ketika suatu organisasi mengelompokkan ulang melalui
pengurangan asset dan biaya untuk membalikkan penjualan dan laba yang menurun. Kadang kala disebut pembalikan atau strategi reorganisasional.
Penciutan didesain untuk memperkuat kompetensi khusus dasar suatu organisasi. Selama penciutan, para penyusun strategi bekerja dengan sumber daya yang
terbatas dan menghadapi tekanan dari pemegang saham, karyawan dan media. Penciutan dapat melibatkan penjualan lahan dan gedung untuk memperoleh kas