2.3.4 Parameter farmakokinetik nevirapine dan respon virologi
Konsentrasi nevirapine yang terbaik untuk menghambat replikasi virus dan efek jangka panjang, tidak pernah diperhitungkan sebelumnya
karena steady-state nevirapine secara in vitro median 4000ngmL sangat jauh diatas konsentrasi yang dibutuhkan untuk menghambat 50 replikasi
virus IC
50
nevirapine in vitro 10.6ngL, tetapi beberapa studi telah mendapatkan adanya kaitan antara konsentrasi NVP dengan respon virologi.
Namun hasil ini belum seragam diantara semua penelitian yang telah ada dan mungkin dipengaruhi oleh tingkat kepatuhan Cooper and van
Heeswijk, 2007. INCA study
menunjukkan hubungan positif diantara konsentrasi NVP dengan respon virologi Veldkamp, et al., 2001. Pada penelitian tersebut,
51 penderita baru HIV diberikan terapi zidovudine, didanosine, dan nevirapine 200mg dua kali sehari. Penelitian ini membuktikan bahwa
paparan NVP yang tinggi memiliki korelasi positif dan signifikan dengan tingkat bersihan HIV-RNA plasma pada 2 minggu pertama inital response,
serta tingkat keberhasilan setelah 52 minggu long-term response. Konsentrasi treshold plasma nevirapine yang dianjurkan pada awal terapi
dan jangka panjang adalah 3,5µgmL. Hasil penelitian tentang farmakokinetik-farmakodinamik tersebut dapat memberikan gambaran
tentang dampak negatif dari tingkat kepatuhan yang tidak baik terhadap konsentrasi obat dan respon virologi. Cooper and van Heeswijk, 2007
2.3.5 Hubungan antara farmakokinetik nevirapine dengan toksisitas
Universitas Sumatera Utara
Hubungan antara variabel farmakokinetik nevirapine dengan toksisitas yang terjadi secara klinis telah banyak diteliti, baik pada dosis
standar atau pada dosis nevirapine sekali sehari. Sebahagian besar penelitian tersebut tidak menemukan hubungan yang signifikan antara konsentrasi dan
paparan nevirapine dengan perubahan kadar SGOT atau SGPT. Tetapi
beberapa penelitian lain mendapatkan konsentrasi nevirapine yang tinggi pada pasien yang mengalami peningkatan enzim hati, namun hal ini belum
jelas apakah kadar nevirapine yang tinggi menyebabkan toksik atau peningkatan kadar nevirapine yang terjadi disebabkan oleh berkurangnya
bersihan obat akibat kelainan fungsi hati yang telah terjadi sebelumnya. Satu studi yang menyimpulkan bahwa bersihan nevirapine berkurang sebesar
13,2 pada pasien-pasien dengan kadar SGOT1,5 kali diatas nilai normal
de Matt, et all., 2002.
Pemberian low-dose lead-in pada pasien baru dapat mencegah timbulnya ruam kulit. Satu studi membuktikan, peningkatan risiko terjadinya
ruam kulit 2,3 kali lebih besar pada pasien yang memiliki kadar nevirapine
diatas 5,3µgmL de Matt, et all., 2003. Penelitian lain yang
membandingkan kadar nevirapine dalam darah pasien yang mendapat ruam dengan yang tidak setelah pemberian nevirapine dosis 200mg dua kali
sehari, ternyata kadar obat dalam darah pasien yang mendapat ruam setelah pemberian sesuai dosis tersebut lebih tinggi secara signifikan dibanding yang
tidak menderita ruam Montaner, et al., 2003. Penelitian lain yang
dilakukan oleh Launary, et al.,2004 mendapatkan hasil yang hampir sama, dimana kadar nevirapine plasma pasien yang mendapat ruam lebih tinggi
Universitas Sumatera Utara
dibanding dengan mereka yang tidak mendapat ruam, dengan rata-rata masing-masing 3,36 dan 3,48 µgmL.
Penelitian terbesar dan terbaru yang meneliti hubungan antara Farmakokinetik-farmakodinamik nevirapine yakni 2NN Study, tidak
mendapatkan hubungan yang signifikan antara farmakokinetik nevirapine dengan parameter efek samping Cooper and van Heeswijk, 2007.
2.3.6 Keamanan dan Efek Samping