Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian Populasi, Sampel dan Besar Sampel Kriteria Eksklusi Definisi Operasional

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah quasi experimental dengan desain pre-test dan post- test

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

- Penelitian dilaksanakan di poliklinik PUSYANSUS serta Ruang Rawat inap terpadu penyakit dalam RS H. Adam Malik Medan - Penelitian dimulai sejak Mei 2012 sampai Nopember 2013

3.3 Populasi, Sampel dan Besar Sampel

3.3.1 Populasi : pasien yang memenuhi kriteria HIVAIDS dari WHO yang berobat jalan di poliklinik PUSYANSUS dan dirawat di Ruang rawat Inap Terpadu penyakit dalam RSU H. Adam Malik Medan 3.3.2 Sampel: pasien HIVAIDS yang memulai terapi ARV 3.3.3 Besar Sampel : N1=N2 = 2 σ 2 Z 1- α2 + Z 1- β 2 µ 1- µ 2 2 Dimana: Z 1- α2 = Nilai baku dari tabel Z, yang besarnya tergantung pada α yang ditentukan, untuk α = 0,05 → Z 1- α2 = 1,96 Z 1- β = Nilai baku dari tabel Z, yang besarnya tergantung pada β yang ditentukan, untuk β = 0,15 → Z 1- β = 1,036 Universitas Sumatera Utara σ = Simpangan baku kedua kelompok pada studi sebelumnya = 28 Garcia, et al., 2000 µ 1- µ 2 = Perbedaan klinis yang diinginkan = 6 N1= N2 = 21 Pasien 3.4 Kriteria Inklusi 3.4.1 Pasien HIVAIDS Pria dan wanita berusia diatas 15 tahun 3.4.2 Pasien HIVAIDS yang baru dan belum pernah mendapat terapi antiretroviral 3.4.3 Pasien HIVAIDS yang memiliki indikasi untuk mendapat terapi antiretroviral 3.4.4 Bersedia ikut dalam penelitian dan menandatangani persetujuan setelah penjelasan

3.5 Kriteria Eksklusi

3.5.1 Penderita Tuberkulosis TB 3.5.2 Penderita koinfeksi hepatitis B dan C 3.5.3 Gangguan fungsi hati 3.5.4 Penderita HIVAIDS yang sedang hamil

3.6 Definisi Operasional

- Efektifitas : dikatakan efektif bila dengan pemberian terapi antiretroviral sesuai rejimen selama 3 bulan dijumpai peningkatan kadar CD4 sebesar 24mm 3 atau lebih Chakraborty, et al., 2011 - Keamanan : dinilai berdasarkan tidak ada dijumpainya hepatotoksik imbas obat danatau ruam kulit berat setelah pemberian nevirapine. Hepatotoksik imbas obat didefinisikan sebagai peningkatan kadar SGOT Universitas Sumatera Utara atau SGPT3 kali batas atas normal. Ruam kulit berat didefinisikan sebagai sindroma Steven Jhonson Martinez, et al., 2001 - HIVAIDS : Seseorang dinyatakan terinfeksi HIV apabila hasil pemeriksaan ELISA 3 metode positif; AIDS untuk kepentingan surveilans ditegakkan apabila terdapat infeksi oportunistik atau CD4 200 selmm 3 Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2011 - Indikasi terapi antiretroviral : rekomendasi cara memulai terapi antiretroviral pada ODHA Dewasa berdasarkan Pedoman Nasional Terapi Antiretroviral edisi tahun 2011: Target Populasi ODHA dewasa Stadium Klinis Jumlah sel CD4 Rekomendasi Stadium klinis 1 dan 2 350 selmm3 Belum mulai terapi. Monitor gejala klinis dan jumlah sel CD4 setiap 6-12 bulan 350 selmm3 Mulai terapi Stadium klinis 3 dan 4 Berapapun jumlah sel CD4 Mulai terapi Pasien dengan ko- infeksi TB Apapun Stadium klinis Berapapun jumlah sel CD4 Mulai terapi Pasien dengan ko- infeksi Hepatitis B Kronik aktif Apapun Stadium klinis Berapapun jumlah sel CD4 Mulai terapi Ibu Hamil Apapun Stadium klinis Berapapun jumlah sel CD4 Mulai terapi - Data laboratorium : Pemeriksaan yang dievaluasi antara lain, kadar CD4, SGOT dan SGPT, kadar bilirubin plasma. - Gejala Klinis : gejala klinis sesuai dengan klasifikasi WHO; namun pada penelitian ini gejala klinis yang dinilai antara lain:  Kehilangan berat badan 10 dari berat badan dasar  Demam Universitas Sumatera Utara  Diare  Limafadenopati  Kandidiasis oral  Infeksi Herpes zoster Pemantauan klinis dilakukan pada minggu 2, 4, 8, dan 12 setelah pemberian terapi antiretroviral. Dikatakan perbaikan gejala klinis, apabila dijumpai perbaikan paling tidak satu gejala klinis dari keseluruhan gejala yang dijumpai pada pasien pada awal penelitian..

3.7 Teknik Pengelompokan Pasien Penelitian