1.5.2 Efektivitas Pelaksanaan Kredit Nduma Pakpak Bharat KNPB
1.5.2.1 Pengertian Efektivitas Efektivitas dijabarkan berdasarkan kapasitas suatu organisasi untuk
memperoleh dan memanfaatkan sumber dayanya yang langka secara sepandai mungkin dalam usaha mengejar tujuan operasi dan operasionalnya. Selain itu
Dalam setiap organisasi efektivitas merupakan unsur pokok aktivitas untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan kata lain
efektivitas disebut efektif apabila tercapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan sebelumnya.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat dari ahli Sondang P. Siagian 2001. Ia memberikan definisi sebagai berikut: efektivitas adalah pemanfaatan sumber
daya, saarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan jumlah barang atas jasa kegiatan yang
dijalankannya. Efektivitas menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai atau tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil dari kegiatan yang dilakukan
semakin mendekati sasaran, berarti semakin tinggi efektivitasnya.
7
Georgopaulos dan Tannenbaum 1989 meninjau efektivitas dari sudut pencapaian tujuan, mereka berpendapat bahwa rumusan dari keberhasilan
organisasi harus mempertimbangkan bukan saja pada sasaran organisasi, tetapi pada mekanismenya untuk mempertahankan diri dan mengejar sasaran organisasi.
7
http:othenk.blogspot.com200811pengertian-undip.ac.idtagefektivitas .
Diakses pada tanggal 17 Januari 2011, pukul: 22.00 WIB
Dengan kata lain, penilaian efektivitas harus berkaitan dengan masalah sarana yang dimiliki oleh organisasi dan juga tujuan-tujuan organisasi.
8
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI efektivitas berasal dari kata “efektif” yang berarti mempunyai nilai efektif, pengaruh atau akibat, bisa juga
diartikan sebagai kegiatan yang bisa memberikan hasil yang memuaskan, dapat dikatakan juga bahwa efektivitas merupakan keterkaitan antara tujuan dan hasil
yang dinyatakan dengan hasil yang dicapai. Jadi, pengertian efektivitas adalah pengaruh yang ditimbulkan atau disebabkan oleh adanya suatu kegiatan tertentu
untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan yang dicapai dalam setiap tindakan yang dilakukan.
9
Tingkat pelayanan dan derajat kepuasan masyarakat merupakan salah satu ukuran efektivitas. Ukuran ini tidak mempertimbangkan biaya, tenaga dan waktu
yang digunakan dalam memberikan pelayanan, tetapi lebih menitikberatkan pada tercapainya tujuan organisasi pelayanan publik. Senada dengan pendapat tersebut
Steers dan Etzioni mengatakan bahwa efektivitas suatu organisasi tergantung pada seberapa jauh organisasi tersebut berhasil dalam pencapaian tujuannya.
10
Bila ditinjau dari segi ketepatan waktu, maka menurut Siagian efektivitas adalah tercapainya berbagai sasaran yang telah ditentukan sebelumnya tepat pada
8
Richard M. Steers. Efektivita Organisasi, Lembagan Pendidikan dan Pembinaan Manajemen, Jakarta, 1990. p. 47.
9
http:starawaji.wordpress.com20090501pengertian-efektivitas . Diakses pada tanggal
3 Januari 2011, pukul: 20.00 WIB
10
Kasim, Azhar. Pengukuran Efektivitas Dalam Organisasi, FEUS, Jakarta, 1993.
waktunya dengan menggunakan sumber-sumber tertentu yang sudah dialokasikan untuk melakukan berbagai kegiatan.
11
Untuk mengetahui efektivitas kegiatan organisasi publik dapat diukur melalui pendekatan-pendekatan sebagai berikut:
12
1. Pendekatan Sasaran Goal Approach
Pendekatan ini memusatkan perhatiannya dalam mengukur efektivitas pada aspek out-put, yaitu dengan mengukur keberhasilan organisasi publik dalam mencapai
tingkat out-put yang direncanakan. Sasaran-sasaran yang dianggap penting dalam kinerja suatu organisasi adalah efektivitas, efisiensi, produktivitas, keuntungan,
pengembangan, stabilitas dan kepemimpinan. 2.
Pendekatn Sumber System Resource Approach Pendekatan ini mengukur efektivitas dari sisi in-put, yaitu dengan mengukur
keberhasilan organisasi publik dalam mendapatkan sumber-sumber yang dibutuhkan untuk mencapai performasi yang baik. Indikator yang yang
dipergunakan dalam pendekatan ini adalah kemampuan untuk memenfaatkan dan menginterpretasikan lingkungan, dan juga kemampuan organisasi untuk bereaksi
dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. 3.
Pendekatan Proses Process approach Pendekatan ini menekankan pada aspek internal organisasi publik, yaitu dengan
mengukur efektivitas layanan publik melaluli berbagai indikator internal
11
Siagian. Organisasi, Kempemimpinan dan Perilaku, Bumi Aksara, Jakarta, 2002. p. 171.
12
Rohman, Ahmad Ainur. Reformasi Pelayanan Publik, Program Sekolah Demokrasi PLaCIDS, Malang, 2008.
organisasi, seperti efisiensi dan iklim organisasi. Adapun indikator-indikatornya adalah komunikasi, desentralisasi, pengambilan keputusan, dan sebagainya.
4. Pendekatan Integratif Integrative Approach
Pendekatan ini merupakan gabungan dari ketiga pendekatan di atas yang muncul sebagai akibat adanya kelemahan dan kelebihan masing-masing pendekatan.
Berdasarkan pengertian-pengertian yang telah dipaparkan di atas, ada 4 hal yang merupakan unsur-unsur efektivitas yaitu sebagai berikut:
1. Pencapaian tujuan, suatu kegiatan dikatakan efektif apabila dapat mencapai
tujuan atau sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. 2.
Ketepatan waktu, suatu kegiatan dikatakan efektif apabila penyelesaian atau tercapai tujuan sesuai atau bertepatan dengan waktu yang telah ditentukan.
3. Manfaat, suatu kegiataan dikatakan efektif apabila tujuan itu memberikan
manfaat bagi masyaraakat sesuai dengan kebutuhannya. 4.
Hasil, suatu kegiatan dikataakan efektif apabila kegiatan apabila kegiatan itu memberikan hasil.
Dengan demikian, yang dimaksud dengan efektivitas pelaksanaan Program Pinjaman Lunak Nduma adalah tercapainya tujuan atau sasaran program tersebut,
dimana pelaksanaan program tersebut dapat diselesaikan dengan waktu yang telah ditentukan dan memberikan manfaat nyata sesuai dengan kebutuhan dari
masyarakat.
1.5.2.2 Pelaksanaan Program Merupakan konsekuensi logis dari suatu pembuatan kebijakan policy-
making untuk mengimplementasikan kebijakan yang telah dibuat. Implementasi kebijakan sesungguhnya tidak hanya bersangkut paut dengan mekanisme
penjabaran keputusan-keputusan politik ke dalam prosedur-prosedur rutin lewat saluran-saluran birokrasi, melainkan lebih dari itu. Implementasi kebijakan
menyangkut masalah konflik, keputusan dan siapa yang memperoleh hasil dari suatu kebijakan. Oleh sebab itu, tidak terlalu salah jika dikatakan implementasi
kebijakan merupakan aspek yang penting dalam suatu kebijakan. Pelaksanaan kebijakan adalah suatu yang penting, bahkan mungkin jauh
lebih penting dari pada pembuat kebijakan. Kebijakan-kebijakan hanya akan sekedar impian atau rencana bagus yang tersimpan rapi dalam arsip kalau tidak
diimplementasikan. Implementasi dapat dirumuskan sebagai suatu proses atau keluaran, atau juga sebagai suatu hasil akhir. Dilihat sebagai proses, implementasi
akan mengacu pada serangkaian keputusan dan tindakan pemerintah yang dimaksudkan untuk segera mungkin menghasilkan akibat-akibat tertentu yang
dikehendaki. Untuk konsep keluaran output implementasi mengacu pada cara- cara atau sarana yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu yang telah
diprogramkan. Pressman dan Wildavsky menyatakan bahwa “Implementasi diartikan
sebagai interaksi diantara penyusunan tujuan dengan sasarana-sarana tindakan
dalam mencapai tujuan tersebut, atau kemampuan untuk menghubungkan dalam hubungan kausal antara yang diinginkan dengan cara untuk mencapainya”.
13
Adapun fungsi dari implementasi kebijakan adalah untuk membentuk suatu hubungan yang memungkinkan tujuan-tujuan ataupun sasaran-sasaran
kebijakan publik diwujudkan sebagai outcome hasil akhir dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah.
14
1. Adanya tujuan yang ingin dicapai
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa program merupakan unsur pertama yang harus ada demi tercapainya kegiatan implementasi. Program akan
menunjang implementasi karena dalam program tersebut telah dimuat berbagai aspek, antara lain:
2. Adanya kebijaksanaan-kebijaksanaan yang harus dipegang dan prosedur yang
harus dilaalui 3.
Adanya aturan-aturan yang harus dipegang dan prosedur yang harus dilalui 4.
Adanya perkiraan anggaran yang dibutuhkan 5.
Adanya strategi yang harus dilaksanakan Dengan adanya program, maka segala bentuk rencana akan lebih
terorganisir dan lebih mudah untuk dioperasionalkan. Unsur kedua yang harus dipenuhi dalam proses implementasi yaitu adanya
kelompok masyarakat yang menjadi sasaran program sehingga masyarakat tersebut akan menerima manfaat dari program yang dijalankan serta terjadinya
13
Tangkilisan. Kebijakan Publik Yang Membumi, Lukman Offset dan YPAPI, Yogyakarta, 2003. p.17.
14
Wahab, Solichin Abdul. Pengantar Analisis Kebijakan Publik, UMM Press, Malang, 2008. p. 175.
perubahan dan peningkatan dalam kehidupan masyarakat. Tanpa memberikan manfaat kepada masyarakat, maka bisa dikatakan bahwa program tersebut gagal
dilaksanakan. Berhasil atau tidaknya suatu program diimplementasikan, tergantung dari
unsur pelaksanaanya yang merupakan unsur ketiga. Pelaksanaan memiliki arti penting baik di dalam organisasi maupun perorangan karena pelaksanaan
bertanggugjawab dalam pengelolaan maupun pengawasan dalam proses implementasi.
Kegagalan atau keberhasilan implementasi juga dapat dilihat dari kemampuan pembuat kebijakan dalam mengoperasionalkan program-program.
Kebijakan yang telah direkomendasikan untuk dipilih bukanlah jaminan bahwa kebijakan tersebut pasti berhasil dalam pelaksaannya. Ada banyak faktor yang
mempengaruhi keberhasilan implementasi kebijakan. Implementasi dari suatu program melibatkan upaya-upaya pembuat kebijakan untuk mempengaruhi
perilaku birokrat pelaksana agar bersedia memberikan pelayanan dan mengatur perilaku kelompok sasaran.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa implementasi atau pelaksanaan program adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu-
individu atau pejabat-pejabat terhadap suatu objek atau sasaran yang diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
1.5.3 Kesejahteraan Masyarakat