mampu membebaskan ketergantungan penduduk yang bersifat permanen. Inilah yang menjadi latar belakang penulis memilih judul penelitian ini. Peneliti tertarik
untuk meneliti bagaimanakah efektivitas program KNPB. Apakah program ini dapat menjadi salah satu contoh program yang baik dan tepat yang dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara umum dan masyarakat Desa Boangmanalu khususnya.
1.2 Perumusan Masalah
Untuk dapat memudahkan penelitian ini nantinya dan supaya peneliti dapat terarah dalam menginterpretasikan fakta dan data ke dalam pembahasan,
maka terlebih dahulu dirumuskan permasalahannya. Rumusan masalah adalah pertanyaan penelitian yang disusun berdasarkan masalah yang harus dicarikan
jawabannya melalui pengumpulan data.
4
4
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, CV. Albafbeta, Bandung, 2009, p.31.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka permasalahan yang menjadi perhatian penulis dalam penelitian
adalah :
“Bagaimanakah Efektivitas Pelaksanaan Program Kredin Nduma Pakpak Bharat Dalam Mensejahterahkan Masyarakat di Desa Boangmanalu”
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini, yaitu untuk :
1. Untuk mengetahui efektivitas program Kredit Nduma Pakpak
Bharat yang berlangsung di Desa Boangmanalu Kecamatan Salak Kabupaten Pakpak Bharat.
2. Untuk mengetahui hambatan dalam pelaksanaan program Kredit
Nduma Pakpak Bharat.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dan dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah:
1. Secara subyektif, suatu sarana untuk melatih dan mengembangkan
kemampuan berpikir ilmiah, sistematis dan kemampuan bagi penulis untuk menuliskannya dalam bentuk karya ilmiah
berdasarkan kajian-kajian teori dan aplikasi yang diperoleh dari ilmu admnistrasi negara.
2. Manfaat secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan menjadi
masukan atau sumbangan pemikiran bagi pemerintah daerah setempat tentang program KNPB.
3. Manfaat secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung bagi kepustakaan Departemen Ilmu Administrasi Negara
dan bagi kalangan penulis lainnya yang tertarik untuk
mengeksplorasi kembali terhadap kajian permasalahan yang sama
1.5 Kerangka Teori
1.5.1 Program Kredit Nduma Pakpak Bharat KNPB
5
1. Mengembangkan kegiatan usaha sektor pertanian, sektor industri
kecil, sektor kerajinan rakyat, sektor perdagangan dan koperasi; Kredit Nduma Pakpak Bharat atau disingkat dan selanjutnya disebut
dengan KNPB adalah suatu fasilitas pinjamankredit tanpa bunga dengan angsuran tetap berjangka waktu maksimum 2 dua tahun yang diberikan kepada
perorangan dan koperasi untuk memberdayakan usaha sektor pertanian, sektor industri kecil, sektor kerajinan rakyat, sektor perdagangan dan koperasi dalam
rangka meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan usahanya. Program KNPB ini merupakan program Kerjasama Chanelling Antara Pemerintah
Kabupaten Pakapak Bharat dengan PT. Bank Sumut. Sumber dana adalah berasal dari APBD Kabupaten Pakpak Bharat untuk
disalurkan kepada masyarakat bidang usaha sektor pertanian, sektor industri kecil, sektor kerajian rakyat, sektor perdagangan dan koperasi secara bergulir melalui
PT. Bank Sumut Cabang pembantu Salak.
1.5.1.1. Tujuan Kredit Lunak Pakpak Bharat
2. Meningkatkan kegiatan pemberdayaan terutama kelurga pra sejaterah
dan keluarga sejahtera dibidang ekonomi agar mereka mampu dan dapat berperan mendorong pembangunan ekonomi rakyat;
3. Meningkatkan pendapatan dan kesejaterahan keluarga;
5
Peraturan Bupati Nomor 7 Tahun 2008 Tentang Petunjuk Teknis Penyaluran Kredit Nduma Pakpak Bharat melalui Perbankan.
4. Memudahkan masyarakat usaha sektor pertanian, sektor industri
kecil, sektor kerajinan rakyat, sektor perdagangan dan koperasi dalam memperoleh permodalan untuk membiayai usahanya.
1.5.1.2. Sasaran Kredit Nduma Pakpak Bharat KNPB Pengusaha sektor pertanian, sektor industri kecil, sektor kerajinan rakyat,
sektor perdagangan dan koperasi yang dinilai layak dan memiliki kemampuan untuk mengembangkan usaha yang masih berjalan tetapi mengalami kesulitan
modal.
1.5.1.3. Kriteria Masyarakat Penerima Kredit Nduma Pakpak Bharat KNPB Kriteria masyarakat yang dapat menerima KNPB ini adalah :
1. Memiliki usaha di sektor pertanian, sektor industri kecil, sektor
kerajinan rakyat, sektor perdagangan; 2.
Sektor pertanian wajib memiliki lahan minimal 0,5 ha yang akan dijadikan sebagai agunan;
3. Sektor industri kecil dan kerajinan rakyat wajib memiliki ijin
industri; 4.
Sektor perdagangan wajib memiliki Surat Ijin Usaha Perdagangan SIUP dan Tanda Daftar Perusahaan TDP.
1.5.1.4 Kriteria Koperasi yang dapat diberikan kredit pembiayaan usaha adalah: 1.
Berbadan Hukum;
2. Pengurus koperasi aktif;
3. Melaksanakan administrasi dan pembukuan secara baik sesuai
dengan prinsip-prinsip administrasi koperasi; 4.
Menerima dan memberdayakan Manajer koperasi terdidik yang akan ditempatkan pada koperasi tersebut.
5. Berdomisili dan melakukan kegiatan usaha di wilayah Kabupaten
Pakapak Bharat.
1.5.1.5 Plafond dan Besar Kredit Nduma Pakpak Bharat KNPB
Plafond dana yang akan disalurkan adalah Rp. 3,4 Milyar, yang terdiri dari : 1.
usaha di sektor pertanian, sektor industri kecil, sektor kerajinan rakyat, sektor perdagangan sebesar Rp. 3 Milyar;
2. Koperasi di 8 delapan kecamatan sebesar Rp. 400 juta;
3. Perbandingan dana untuk sektor usaha pertanian dan sektor industri
kecil, sektor kerajinan rakyat, sektor perdangan adalah 3 : 1 sebesar Rp. 2.250.000.000,- untuk sektor pertanian dan Rp. 750.000.000 untuk
sektor industri kecil, sektor perdagangan; Besarnya KNPB adalah sebagai berikut :
1. usaha pertanian dan sektor industri kecil, sektor kerajinan rakyat,
sektor perdagangan maksimal sebesar Rp. 5.000.000 per keluarga; 2.
koperasi maksimal Rp. 50.000.000.
1.5.1.6 Organisasi Pelaksana Adapun organisasi pelaksana dalam program KNPB ini yaitu sesuai
dengan Keputusan Bupati Pakpak Bharat Nomor 0242 Tahun 2008 Tentang pembentukan Kelompok Kerja Teknis Pokjanis KNBP
6
Tim Pelaksana kegiatan dikoordinir oleh Asiseten II Bidang Administrasi dan Pembangunan Setda Kabupaten Pakpak Bharat dengan anggota instansilembaga
terkait dalam kegiatan ini bertugas : 1Melakukan verifikasi dan seleksi atas permohonan yang diajukan pemohon; 2Melakukan cross cek atas rekomendasi
yang diajukan oleh Tim Teknis; 3Mempersiapkan format-format permohonan kredit, format surat pernyataan perjanjian antara pemohon dan Pokjanis, format
surat pernyatan permohonan dengan Bank Sumut Cabang Pembantu Salak; 4Mempersiapkan segala sesuatu kelengkapan adminstrasi yang diperlukan
dalam kegiatan pembiayaan usaha mikro sektor pertanian, sektor industri kecil, sektor kerajinan rakyat, sektor perdagangan dan koperasi.
, yaitu sebagai berikut: Tim Teknis
Tim Teknis kegiatan dikoordinir oleh Kepala Badan Pelaksana Penyuluh Pertanian dengan anggota Koordinator PPL se-Kab. Pakpak Bharat dan bertugas
untuk : 1 meneliti kebenaran lahan pemohon; 2 meneliti komoditi apa yang layak untuk ditanam dan dikembangkan oleh pemohon sesuai dengan kondisi
lahan pemohon;3 merekomendasikan besarnya kredit pinjaman yang dapat diajukan oleh pemohon.
Tim Pelaksana
6
Keputusan Bupati Pakpak Bharat Nomor 0242 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Kelompok Kerja Teknis Pokjanis KNBP.
Tim Pengawas Tim Pengawas kegiatan terkoordinir oleh Komisi B DPRD Kabupaten Pakpak
Bharat dengan anggota yang terdiri dari Komisi B, Inspektorat Pakpak Bharat dan LSM memiliki tugas: 1 melakukan pengawasan pengawasan terhadap
pembiayaan usaha di sektor pertanian, sektor industri kecil, sektor kerajinan rakyat, sektor perdagangan dan koperasi mulai dari seleksi permohonan sampai
kepada penyaluran kredit; 2 melakukan pengawasan atas kebenaran penggunaan kredit yang diterima oleh pemohon; 3 melakukan pengawasan terhadap laporan
yang disampaikan oleh pihak Bank Sumut Capem Salak.
1.5.1.7 Prosedur Kredit Adapun prosedur dalam pemberian KNPB sebagaimana diatur dalam
Peraturan Bupati Nomor 7 Tentang Petunjuk Teknis Penyaluran Kredit Nduma Pakpak Bharat Melalui Perbankan Bab 5 Pasal 7 adalah sebagai berikut:
1. Permohonan Kredit bermaterai Rp. 6.000 diajukan kepada Pokjanis Pakpak
Bharat dibuat rangkap 3. 2.
Lampiran permohonan sebagaimana dimaksud pada poin 1 adalah sebagai berikut:
A. usaha sektor pertanian, sektor industry kecil dan kerajinan rakyat dan
sektor perdagangan: 1.
Fotocopy Kartu Tanda Penduduk KTP wilayah Pakpak Bharat yang dilegalisir;
2. Surat Keterangan Domisili dari Kepala Desa;
3. Fotocopy Kartu Keluarga yang masih berlaku;
4. Surat Keterangan kepemilikan lahan yang ditandatangani oleh Kepala Desa
dan diketahui oleh Camat setempat; 5.
Fotocopy Ijin Industri bagi Usaha Industri; 6.
Fotocopy Surat Ijin Usaha Perdagangan SIUP untuk usaha perdagangan. B.
Koperasi: 1.
Berbadan Hukum; 2.
Pengurus koperasi aktif; 3.
Melaksanakan administrasi dan pembukuan secara baik sesuai dengan prinsip- prinsip administrasi koperasi;
4. Menerima dan memberdayakan Manajer koperasi terdidik yang akan
ditempatkan pada koperasi tersebut; 5.
Surat Pernyataan dari pengurus koperasi tentang kesanggupan untuk mengolah dan mengembalikan kredit;
6. Surat pernyataan pengurus bahwa kredit yang diterima wajib disalurkan
kepada anggota dengan melampirkan daftar nama anggota koperasi calon penerima kredit.
1.5.1.8 Mekanisme Seleksi dan Pengawasan Dana Kredit Nduma Pakpak Bharat KNPB.
Mekanisme seleksi dan pengawasan dana KNPB diatur dalam pasal 9 dalam Peraturan Bupati No.7 Tahun 2008. Pada peraturan tersebut dalam
melaksanankan seleksi dan pengawasan Tim Pokjanis melaksanakan pengkajian
terhadap permohonan masayarakat dan koperasi yang akan menerima dana kredit tersebut. Adapun tahapan-tahapan dalam prosedur seleksi adalah sebagai berikut:
1. Mengintervensi usaha pemohon yang dikoordinir oleh Tim Teknis Pokjanis;
2. Mengevaluasi kelayakan usaha pemohon untuk menerima dana kredit;
3. Inventarisasi dan evaluasi yang sebagaimana dimaksud pada poin a dan b
meliputi: luas lahan, letak lahan, komoditi yang akan ditanam, masa tanam dan panen, prospek usaha, tenaga kerja;
4. Berdasarkan evaluasi yang sebagaimana telah dijabarkan sebelumnya, Tim
teknis tersebut memberikan rekomendasi terhadap besarnya kredit yang diajukan oleh pemohon;
5. Selanjutnya rekomendasi dari Tim teknis tersebut akan diteliti dan di cross cek
oleh Tim Pelaksana; 6.
Apabila Tim pelaksana menilai layak permohonan kredit, maka akan diusulkan kepada penanggungjawab untuk menerbitkan rekomendasi kredit ke
Bank Sumut Capem Salak; 7.
Rekomendaasi yang dimaksud pada poin sebelumnya ditandatangani oleh Penanggungjawab dan Sekretaris atas nama Pokjanis;
8. Setelah itu Bank Sumut Capem Salak akan melakukan realisasi kredit sesuai
dengan hasil rekomendasi dari Tim Pokjanis.
1.5.2 Efektivitas Pelaksanaan Kredit Nduma Pakpak Bharat KNPB
1.5.2.1 Pengertian Efektivitas Efektivitas dijabarkan berdasarkan kapasitas suatu organisasi untuk
memperoleh dan memanfaatkan sumber dayanya yang langka secara sepandai mungkin dalam usaha mengejar tujuan operasi dan operasionalnya. Selain itu
Dalam setiap organisasi efektivitas merupakan unsur pokok aktivitas untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan kata lain
efektivitas disebut efektif apabila tercapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan sebelumnya.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat dari ahli Sondang P. Siagian 2001. Ia memberikan definisi sebagai berikut: efektivitas adalah pemanfaatan sumber
daya, saarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan jumlah barang atas jasa kegiatan yang
dijalankannya. Efektivitas menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai atau tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil dari kegiatan yang dilakukan
semakin mendekati sasaran, berarti semakin tinggi efektivitasnya.
7
Georgopaulos dan Tannenbaum 1989 meninjau efektivitas dari sudut pencapaian tujuan, mereka berpendapat bahwa rumusan dari keberhasilan
organisasi harus mempertimbangkan bukan saja pada sasaran organisasi, tetapi pada mekanismenya untuk mempertahankan diri dan mengejar sasaran organisasi.
7
http:othenk.blogspot.com200811pengertian-undip.ac.idtagefektivitas .
Diakses pada tanggal 17 Januari 2011, pukul: 22.00 WIB
Dengan kata lain, penilaian efektivitas harus berkaitan dengan masalah sarana yang dimiliki oleh organisasi dan juga tujuan-tujuan organisasi.
8
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI efektivitas berasal dari kata “efektif” yang berarti mempunyai nilai efektif, pengaruh atau akibat, bisa juga
diartikan sebagai kegiatan yang bisa memberikan hasil yang memuaskan, dapat dikatakan juga bahwa efektivitas merupakan keterkaitan antara tujuan dan hasil
yang dinyatakan dengan hasil yang dicapai. Jadi, pengertian efektivitas adalah pengaruh yang ditimbulkan atau disebabkan oleh adanya suatu kegiatan tertentu
untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan yang dicapai dalam setiap tindakan yang dilakukan.
9
Tingkat pelayanan dan derajat kepuasan masyarakat merupakan salah satu ukuran efektivitas. Ukuran ini tidak mempertimbangkan biaya, tenaga dan waktu
yang digunakan dalam memberikan pelayanan, tetapi lebih menitikberatkan pada tercapainya tujuan organisasi pelayanan publik. Senada dengan pendapat tersebut
Steers dan Etzioni mengatakan bahwa efektivitas suatu organisasi tergantung pada seberapa jauh organisasi tersebut berhasil dalam pencapaian tujuannya.
10
Bila ditinjau dari segi ketepatan waktu, maka menurut Siagian efektivitas adalah tercapainya berbagai sasaran yang telah ditentukan sebelumnya tepat pada
8
Richard M. Steers. Efektivita Organisasi, Lembagan Pendidikan dan Pembinaan Manajemen, Jakarta, 1990. p. 47.
9
http:starawaji.wordpress.com20090501pengertian-efektivitas . Diakses pada tanggal
3 Januari 2011, pukul: 20.00 WIB
10
Kasim, Azhar. Pengukuran Efektivitas Dalam Organisasi, FEUS, Jakarta, 1993.
waktunya dengan menggunakan sumber-sumber tertentu yang sudah dialokasikan untuk melakukan berbagai kegiatan.
11
Untuk mengetahui efektivitas kegiatan organisasi publik dapat diukur melalui pendekatan-pendekatan sebagai berikut:
12
1. Pendekatan Sasaran Goal Approach
Pendekatan ini memusatkan perhatiannya dalam mengukur efektivitas pada aspek out-put, yaitu dengan mengukur keberhasilan organisasi publik dalam mencapai
tingkat out-put yang direncanakan. Sasaran-sasaran yang dianggap penting dalam kinerja suatu organisasi adalah efektivitas, efisiensi, produktivitas, keuntungan,
pengembangan, stabilitas dan kepemimpinan. 2.
Pendekatn Sumber System Resource Approach Pendekatan ini mengukur efektivitas dari sisi in-put, yaitu dengan mengukur
keberhasilan organisasi publik dalam mendapatkan sumber-sumber yang dibutuhkan untuk mencapai performasi yang baik. Indikator yang yang
dipergunakan dalam pendekatan ini adalah kemampuan untuk memenfaatkan dan menginterpretasikan lingkungan, dan juga kemampuan organisasi untuk bereaksi
dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. 3.
Pendekatan Proses Process approach Pendekatan ini menekankan pada aspek internal organisasi publik, yaitu dengan
mengukur efektivitas layanan publik melaluli berbagai indikator internal
11
Siagian. Organisasi, Kempemimpinan dan Perilaku, Bumi Aksara, Jakarta, 2002. p. 171.
12
Rohman, Ahmad Ainur. Reformasi Pelayanan Publik, Program Sekolah Demokrasi PLaCIDS, Malang, 2008.
organisasi, seperti efisiensi dan iklim organisasi. Adapun indikator-indikatornya adalah komunikasi, desentralisasi, pengambilan keputusan, dan sebagainya.
4. Pendekatan Integratif Integrative Approach
Pendekatan ini merupakan gabungan dari ketiga pendekatan di atas yang muncul sebagai akibat adanya kelemahan dan kelebihan masing-masing pendekatan.
Berdasarkan pengertian-pengertian yang telah dipaparkan di atas, ada 4 hal yang merupakan unsur-unsur efektivitas yaitu sebagai berikut:
1. Pencapaian tujuan, suatu kegiatan dikatakan efektif apabila dapat mencapai
tujuan atau sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. 2.
Ketepatan waktu, suatu kegiatan dikatakan efektif apabila penyelesaian atau tercapai tujuan sesuai atau bertepatan dengan waktu yang telah ditentukan.
3. Manfaat, suatu kegiataan dikatakan efektif apabila tujuan itu memberikan
manfaat bagi masyaraakat sesuai dengan kebutuhannya. 4.
Hasil, suatu kegiatan dikataakan efektif apabila kegiatan apabila kegiatan itu memberikan hasil.
Dengan demikian, yang dimaksud dengan efektivitas pelaksanaan Program Pinjaman Lunak Nduma adalah tercapainya tujuan atau sasaran program tersebut,
dimana pelaksanaan program tersebut dapat diselesaikan dengan waktu yang telah ditentukan dan memberikan manfaat nyata sesuai dengan kebutuhan dari
masyarakat.
1.5.2.2 Pelaksanaan Program Merupakan konsekuensi logis dari suatu pembuatan kebijakan policy-
making untuk mengimplementasikan kebijakan yang telah dibuat. Implementasi kebijakan sesungguhnya tidak hanya bersangkut paut dengan mekanisme
penjabaran keputusan-keputusan politik ke dalam prosedur-prosedur rutin lewat saluran-saluran birokrasi, melainkan lebih dari itu. Implementasi kebijakan
menyangkut masalah konflik, keputusan dan siapa yang memperoleh hasil dari suatu kebijakan. Oleh sebab itu, tidak terlalu salah jika dikatakan implementasi
kebijakan merupakan aspek yang penting dalam suatu kebijakan. Pelaksanaan kebijakan adalah suatu yang penting, bahkan mungkin jauh
lebih penting dari pada pembuat kebijakan. Kebijakan-kebijakan hanya akan sekedar impian atau rencana bagus yang tersimpan rapi dalam arsip kalau tidak
diimplementasikan. Implementasi dapat dirumuskan sebagai suatu proses atau keluaran, atau juga sebagai suatu hasil akhir. Dilihat sebagai proses, implementasi
akan mengacu pada serangkaian keputusan dan tindakan pemerintah yang dimaksudkan untuk segera mungkin menghasilkan akibat-akibat tertentu yang
dikehendaki. Untuk konsep keluaran output implementasi mengacu pada cara- cara atau sarana yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu yang telah
diprogramkan. Pressman dan Wildavsky menyatakan bahwa “Implementasi diartikan
sebagai interaksi diantara penyusunan tujuan dengan sasarana-sarana tindakan
dalam mencapai tujuan tersebut, atau kemampuan untuk menghubungkan dalam hubungan kausal antara yang diinginkan dengan cara untuk mencapainya”.
13
Adapun fungsi dari implementasi kebijakan adalah untuk membentuk suatu hubungan yang memungkinkan tujuan-tujuan ataupun sasaran-sasaran
kebijakan publik diwujudkan sebagai outcome hasil akhir dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah.
14
1. Adanya tujuan yang ingin dicapai
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa program merupakan unsur pertama yang harus ada demi tercapainya kegiatan implementasi. Program akan
menunjang implementasi karena dalam program tersebut telah dimuat berbagai aspek, antara lain:
2. Adanya kebijaksanaan-kebijaksanaan yang harus dipegang dan prosedur yang
harus dilaalui 3.
Adanya aturan-aturan yang harus dipegang dan prosedur yang harus dilalui 4.
Adanya perkiraan anggaran yang dibutuhkan 5.
Adanya strategi yang harus dilaksanakan Dengan adanya program, maka segala bentuk rencana akan lebih
terorganisir dan lebih mudah untuk dioperasionalkan. Unsur kedua yang harus dipenuhi dalam proses implementasi yaitu adanya
kelompok masyarakat yang menjadi sasaran program sehingga masyarakat tersebut akan menerima manfaat dari program yang dijalankan serta terjadinya
13
Tangkilisan. Kebijakan Publik Yang Membumi, Lukman Offset dan YPAPI, Yogyakarta, 2003. p.17.
14
Wahab, Solichin Abdul. Pengantar Analisis Kebijakan Publik, UMM Press, Malang, 2008. p. 175.
perubahan dan peningkatan dalam kehidupan masyarakat. Tanpa memberikan manfaat kepada masyarakat, maka bisa dikatakan bahwa program tersebut gagal
dilaksanakan. Berhasil atau tidaknya suatu program diimplementasikan, tergantung dari
unsur pelaksanaanya yang merupakan unsur ketiga. Pelaksanaan memiliki arti penting baik di dalam organisasi maupun perorangan karena pelaksanaan
bertanggugjawab dalam pengelolaan maupun pengawasan dalam proses implementasi.
Kegagalan atau keberhasilan implementasi juga dapat dilihat dari kemampuan pembuat kebijakan dalam mengoperasionalkan program-program.
Kebijakan yang telah direkomendasikan untuk dipilih bukanlah jaminan bahwa kebijakan tersebut pasti berhasil dalam pelaksaannya. Ada banyak faktor yang
mempengaruhi keberhasilan implementasi kebijakan. Implementasi dari suatu program melibatkan upaya-upaya pembuat kebijakan untuk mempengaruhi
perilaku birokrat pelaksana agar bersedia memberikan pelayanan dan mengatur perilaku kelompok sasaran.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa implementasi atau pelaksanaan program adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu-
individu atau pejabat-pejabat terhadap suatu objek atau sasaran yang diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
1.5.3 Kesejahteraan Masyarakat
Istilah kesejahteraan sosial masyarakat bukanlah hal yang baru, baik dalam wacana global maupun nasional. Persatuan Bangsa-Bangsa, misalnya, telah
lama mengatur masalah ini sebagai salah satu bidang kegiatan masyarakat internasional. Sedangkan di Indonesia sesuai dengan tujuan nasional,
pembangunan bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur baik materiil maupun spiritual berdasarkan Pancasila dalam wadah Negara
Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu dalam suasana kehidupan berbangsa yang tertib, aman dan dinamis.
15
Secara umum, istilah kesejahteraan sosial sering diartikan sebagai kondisi sejahtera konsepsi Pertama, yaitu suatu keadaan diman terpenuhinya segala
bentuk kebutuhan hidup, khususnya yang bersifat mendasar seperti makanan, pakaian, perumahan, pendidikan dan perawatan kesehatan. Pengertian seperti ini
menempatkan kesejahteraan sosial masyarakat sebagai tujuan end dari suatu Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem
semi tertutup atau semi terbuka, dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Lebih abstraknya,
sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas- entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen saling
tergantung satu sama lain. Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang
teratur.
15
Suharto, Edi. Pembangunan, Kebijakan Sosial Dan Pekerjaan Sosial, LPS-STKS, Bandung, 1997.
kegiatan pembangunan yang dilakukan. Misalnya, tujuan pembangunan adalah untuk meningkatkan taraf kesejahteraan sosial masyarakat. Kesejahteraan sosial
dapat juga didefinisikan sebagai arena atau domain utama tempat berkiprahnya pekerjaan sosial. Sebagai analogi, kesehatan adalah arena dimana seorang dokter
berperan atau pendidikan adalah wilayah dimana seorang guru melaksanakan tugas-tugas profesionalnya. Pemaknaan kesejahteraan sosial sebagai sarana atau
wahana atau alat means untuk mencapai tujuan pemangunan.
16
Kesejahteraan sosial adalah keseluruhan usaha sosial yang terorganisir dan mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat
berdasarkan konteks sosialnya. Di dalamnya tercakup pula unsur kebijakan dan pelayanan dalam arti luas yang terkait dengan berbagai arti kehidupan dalam
masyarakat, seperti pendapatan, jaminan sosial, kesehatan, perumahan, pendidikan, rekreasi, tradisi budaya, dan lain sebagainya.
17
16
Suharto, Edi. Paradigma Baru Pembangunan Kesejahteraan Sosial, PT. Erika Aditama, Bandung, 2004. p. 3.
17
Adi, Isbandi Rukminto. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas, Lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 2003. p. 47.
Pada Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 mengenai kesejahteraan sosial, antara lain menyebutkan bahwa kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan,
bukan kemakmuran perorangan. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan usaha kekeluargaan. Kesajahteraan rakyat berarti kesejahteraan lahir-
batin dari rakyat. Dari hal tersebut berarti kita tahu bahwa kesejahteraan rakyat tidak hanya sekedar kesejahteraan fisiknya saja, tetapi juga secara batiniah juga
harus tercukupi.
Menurut Adi, kesejahteraan sosisal sebagai suatu keadaan, kesejahteraan sosail dapat dilihat dari rumusan UU No. 6 tahun 1974 bahwa:
18
Menurut Segel dan Bruzy 1998:8, “Kesejahteraan sosial adalah kondisi sejahtera dari suatu masyarakat. Mereka lebih melihaat suatu masyarakat yang
sejahtera merupakan masyarakat yang sudah mendapatkan kesehatan yang baik, keadaan ekonomi yang mencukupi, kebahagiaan, dan kualitas hidup
masyarakat”. Kesejahteraan sosial ialah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial
yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman lahir dan batin, yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan
usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga serta masyarakat dengan
menjungjung tinggi hak-hak asasi serta masyarakat dengan menjungjung tinggi hak-hak asasi serta kewajiban sesuai dengan pancasila.
19
Walter A. Friedlander dalam Introduction to Social Welfare mengemukakan sebuah konsep dan istilah tentang kesejahteraan sosial, dimana
dalam program yang ilmiah baru saja dikembangkan sehubungan dengan masalah sosial masyarakat yang industrial. Konsepnya tersebut dikemukakan sebagai
berikut: kesejahteraan sosial adalah suatu sistem yang terorganisasi dari pelayanan-pelayanan dan lembaga-lembaga yang bermaksud untuk mencapai
standar-standar kehidupan dan kesehatan yang memuaskan, serta hubungan- hubungan perorangan dan sosial yang memungkinkan mereka mengembangkan
18
Ibid, hal. 41.
19
Teguhaditya. http:blogs.unpad.ac.idteguhadityascript.phpreadpengertiankesejahteraa
n-sosial . Diakses Pada Tanggal 3 Januari 2011, Pukul: 20:10 WIB
segenap kemampuan dan meningkatkan kesejahteraan mereka dengan kebutuhan- kebutuhan keluarga dan juga masyarakat.
20
Sedangkan menurut Midgley 1995 menjelaskan bahwa kesejahteraan sosial adalah suatu keadaan sejahtera secara sosial tersusun dari tiga unsur sebagai
berikut. Pertama, setinggi apa masalah-masalah sosial dikendalikan, kedua, seluas apa kebutuhan-kebutuhan dipenuhi dan ketiga, setinggi apa kesempatan-
kesempatan untuk maju tersedia. Tiga unsur ini berlaku bagi individu-individu, keluarga,-keluarga, komunitas-komunitas, dan bahkan seluruh masyarakat.
Dapat kita lihat dari penjabaran kesejahteraan sosial menurut Friedlander, bahwa ia lebih mengedepankan tujuan dari kesejahteraan sosial untuk menjamin
kebutuhan dari manusia berdasarkan kebutuhan ekonominya, standar kesehatan, mendapatkan kesempatan yang sama dengan warga lain lainnya, peningkatan
derajat harga diri, kebebasa berpikir melakukan kegiatan tanpa adanya hambatan sesuai dengan hak-hak azasi manusia. Apa yang disampaikan oleh Friedlander ini
lebih mengarah kepada idealnya tipe tujuan yang hakiki dari sebuah kesejahteraan sosial. Dan jika dikaitkan dengan perkembangan masyarakat pada jaman sekarang
ini, kesejahteraan bagi seluruh masyarakat merupakan sesuatu yang diidamkan.
21
Wilensky dan Lebeaux 1965:138 merumuskan kesejahteraan sosial sebagai sistem yang terorganisasi dari pelayanan-pelayanan dan lembaga-lembaga
sosial, yang dirancang untuk membantu individu-individu dan kelompok- kelompok agar mencapai tingkat hidup dan kesehatan yang memuaskan.
Maksudnya agar tercipta hubungan-hubungan personal dan sosial yang memberi
20
Effendy, Muhadjir. Beberapa Pemikiran Tentang Pembangunan Kesejahteraan Sosial, UMM Press, Malang, 2007. p. 119.
21
Ibid, hal. 3.
kesempatan kepada individu-individu pengembangan kemampuan-kemampuan mereka seluas-luasnya dan meningkatkan kesejahteraan mereka sesua dengan
kebutuhan-kebutuhan masyarakat.
22
1. Kondisi kehidupan atau keadaan sejahtera, yakni terpenuhinya kebutuhan-
kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial. Dengan demikian, kesejahteraan sosial memiliki beberapa makna yang
relative berbeda, meskipun substansinya tetap sama. Kesejahteraan sosial pada intinya mencakup tiga konsepsi, yaitu:
2. Institusi, arena bidang kegiatan yang melibatkan lembaga kesejahteraan sosial
dan bernagai profesi kemanusiaan yang meyelenggarakan usaha kesejahteraan sosial dan pelayanan sosial.
3. Aktivitas, yaitu suatu kegiatan-kegiatan atau usaha yang terencana dan
terorganisir untuk mencapai kondisi masyarakat yang sejahtera. Adapun tujuan dari peningkatan kesejahteraan masyarakat adalah untuk
meningkatkan kualitas manusia secara menyeluruh yang mencakup :
23
1. peningkatan standar hidup, melalui seperangkat pelayanan sosial dan jaminan
sosial segenap lapisan masyarakat. 2.
Peningkatan keberdayaan melalui penetapan sistem dan kelembagaan ekonomi, sosial dan politik yang menjunjung tinggi harga diri dan martabat
masyarakatkemanusiaan.
3. Penyempurnaan kebebasan melalui perluasan aksesilitas dan pilihan-pilihan
kesempatan sesuai aspirasi, kemampuan dan standar kemanusiaankemasyarakatan.
22
Teguhhaditya. http:blogs.unpad.ac.idteguhadityascript.phpreadpengertiankesejahtera
an-sosial
.
Diakses Pada Tangga 3 Januari 2011, Pukul: 20:10 WIB
23
Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat. PT. Refika Aditama, Bandung, 2009. p. 4.
1.6 Definisi Konsep
Konsep adalah istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat
perhatian ilmu sosial. Tujuannya adalah untuk mendapatkan pembatasan yang jelas dari setiap konsep yang diteliti.
24
1. Program Pinjaman Lunak Nduma
Adapun yang menjadi definisi konsep dalam penelitian ini adalah :
KNPB adalah suatu fasilitas pinjamankredit tanpa bunga dengan angsuran tetap berjangka waktu maksimum 2 dua tahun yang diberikan kepada perorangan dan
koperasi untuk memberdayakan usaha sektor pertanian, sektor industri kecil, sektor kerajinan rakyat, sektor perdagangan dan koperasi dalam rangka
meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan usahanya. Program KNPB ini merupakan program Kerjasama Chanelling Antara Pemerintah Kabupaten
Pakapak Bharat dengan PT. Bank Sumut.
2. Efektivitas
Yang dimaksud dengan efektivitas adalah derajat kepuasan ataupun unkuran keberhasilan akan suatu kegiatan yang ditinjau dari segi :
a. Pencapaian tujuan, adanya tujuan yang akan dicapai dari pelaksanaan program
Pinjaman Lunak Nduma di desa Boangmanalu serta upaya untuk mencapai tujuan tersebut.
24
Singarimbun. Metode Penelitian Survey. LP3ES, Jakarta 2006. p. 33.
b. Ketepatan waktu, adanya kesesuaian waktu pelaksanaan program hingga
berakhirnya program sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan sebelumya.
c. Manfaat, adanya manfaat yang dirasakan bagi penerima program dalam hal ini
masyarakat program Pinjaman Lunak Nduma di desa Boangmanalu Kecamatan Salak.
d. Hasil, adanya hasil dari program Pinjaman Lunak Nduma yang telah
terlaksana sasuai dengan harapan masyarakat.
3. Kesejahteraan Masyarakat
Kesejahteraan masyarakat adalah terpenuhinya kebutuhan hidup masyarakat, khususnya yang bersifat mendasar yaitu kebutuhan pokok yang dibutuhkan untuk
menunjang kehidupan masyarakat seperti makanan, kesehatan, dan pendidikan.
I.7 Sistematika Penulisan