Kesejahteraan Masyarakat Kerangka Teori

1.5.3 Kesejahteraan Masyarakat

Istilah kesejahteraan sosial masyarakat bukanlah hal yang baru, baik dalam wacana global maupun nasional. Persatuan Bangsa-Bangsa, misalnya, telah lama mengatur masalah ini sebagai salah satu bidang kegiatan masyarakat internasional. Sedangkan di Indonesia sesuai dengan tujuan nasional, pembangunan bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur baik materiil maupun spiritual berdasarkan Pancasila dalam wadah Negara Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu dalam suasana kehidupan berbangsa yang tertib, aman dan dinamis. 15 Secara umum, istilah kesejahteraan sosial sering diartikan sebagai kondisi sejahtera konsepsi Pertama, yaitu suatu keadaan diman terpenuhinya segala bentuk kebutuhan hidup, khususnya yang bersifat mendasar seperti makanan, pakaian, perumahan, pendidikan dan perawatan kesehatan. Pengertian seperti ini menempatkan kesejahteraan sosial masyarakat sebagai tujuan end dari suatu Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup atau semi terbuka, dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas- entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen saling tergantung satu sama lain. Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur. 15 Suharto, Edi. Pembangunan, Kebijakan Sosial Dan Pekerjaan Sosial, LPS-STKS, Bandung, 1997. kegiatan pembangunan yang dilakukan. Misalnya, tujuan pembangunan adalah untuk meningkatkan taraf kesejahteraan sosial masyarakat. Kesejahteraan sosial dapat juga didefinisikan sebagai arena atau domain utama tempat berkiprahnya pekerjaan sosial. Sebagai analogi, kesehatan adalah arena dimana seorang dokter berperan atau pendidikan adalah wilayah dimana seorang guru melaksanakan tugas-tugas profesionalnya. Pemaknaan kesejahteraan sosial sebagai sarana atau wahana atau alat means untuk mencapai tujuan pemangunan. 16 Kesejahteraan sosial adalah keseluruhan usaha sosial yang terorganisir dan mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat berdasarkan konteks sosialnya. Di dalamnya tercakup pula unsur kebijakan dan pelayanan dalam arti luas yang terkait dengan berbagai arti kehidupan dalam masyarakat, seperti pendapatan, jaminan sosial, kesehatan, perumahan, pendidikan, rekreasi, tradisi budaya, dan lain sebagainya. 17 16 Suharto, Edi. Paradigma Baru Pembangunan Kesejahteraan Sosial, PT. Erika Aditama, Bandung, 2004. p. 3. 17 Adi, Isbandi Rukminto. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas, Lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 2003. p. 47. Pada Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 mengenai kesejahteraan sosial, antara lain menyebutkan bahwa kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan, bukan kemakmuran perorangan. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan usaha kekeluargaan. Kesajahteraan rakyat berarti kesejahteraan lahir- batin dari rakyat. Dari hal tersebut berarti kita tahu bahwa kesejahteraan rakyat tidak hanya sekedar kesejahteraan fisiknya saja, tetapi juga secara batiniah juga harus tercukupi. Menurut Adi, kesejahteraan sosisal sebagai suatu keadaan, kesejahteraan sosail dapat dilihat dari rumusan UU No. 6 tahun 1974 bahwa: 18 Menurut Segel dan Bruzy 1998:8, “Kesejahteraan sosial adalah kondisi sejahtera dari suatu masyarakat. Mereka lebih melihaat suatu masyarakat yang sejahtera merupakan masyarakat yang sudah mendapatkan kesehatan yang baik, keadaan ekonomi yang mencukupi, kebahagiaan, dan kualitas hidup masyarakat”. Kesejahteraan sosial ialah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman lahir dan batin, yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga serta masyarakat dengan menjungjung tinggi hak-hak asasi serta masyarakat dengan menjungjung tinggi hak-hak asasi serta kewajiban sesuai dengan pancasila. 19 Walter A. Friedlander dalam Introduction to Social Welfare mengemukakan sebuah konsep dan istilah tentang kesejahteraan sosial, dimana dalam program yang ilmiah baru saja dikembangkan sehubungan dengan masalah sosial masyarakat yang industrial. Konsepnya tersebut dikemukakan sebagai berikut: kesejahteraan sosial adalah suatu sistem yang terorganisasi dari pelayanan-pelayanan dan lembaga-lembaga yang bermaksud untuk mencapai standar-standar kehidupan dan kesehatan yang memuaskan, serta hubungan- hubungan perorangan dan sosial yang memungkinkan mereka mengembangkan 18 Ibid, hal. 41. 19 Teguhaditya. http:blogs.unpad.ac.idteguhadityascript.phpreadpengertiankesejahteraa n-sosial . Diakses Pada Tanggal 3 Januari 2011, Pukul: 20:10 WIB segenap kemampuan dan meningkatkan kesejahteraan mereka dengan kebutuhan- kebutuhan keluarga dan juga masyarakat. 20 Sedangkan menurut Midgley 1995 menjelaskan bahwa kesejahteraan sosial adalah suatu keadaan sejahtera secara sosial tersusun dari tiga unsur sebagai berikut. Pertama, setinggi apa masalah-masalah sosial dikendalikan, kedua, seluas apa kebutuhan-kebutuhan dipenuhi dan ketiga, setinggi apa kesempatan- kesempatan untuk maju tersedia. Tiga unsur ini berlaku bagi individu-individu, keluarga,-keluarga, komunitas-komunitas, dan bahkan seluruh masyarakat. Dapat kita lihat dari penjabaran kesejahteraan sosial menurut Friedlander, bahwa ia lebih mengedepankan tujuan dari kesejahteraan sosial untuk menjamin kebutuhan dari manusia berdasarkan kebutuhan ekonominya, standar kesehatan, mendapatkan kesempatan yang sama dengan warga lain lainnya, peningkatan derajat harga diri, kebebasa berpikir melakukan kegiatan tanpa adanya hambatan sesuai dengan hak-hak azasi manusia. Apa yang disampaikan oleh Friedlander ini lebih mengarah kepada idealnya tipe tujuan yang hakiki dari sebuah kesejahteraan sosial. Dan jika dikaitkan dengan perkembangan masyarakat pada jaman sekarang ini, kesejahteraan bagi seluruh masyarakat merupakan sesuatu yang diidamkan. 21 Wilensky dan Lebeaux 1965:138 merumuskan kesejahteraan sosial sebagai sistem yang terorganisasi dari pelayanan-pelayanan dan lembaga-lembaga sosial, yang dirancang untuk membantu individu-individu dan kelompok- kelompok agar mencapai tingkat hidup dan kesehatan yang memuaskan. Maksudnya agar tercipta hubungan-hubungan personal dan sosial yang memberi 20 Effendy, Muhadjir. Beberapa Pemikiran Tentang Pembangunan Kesejahteraan Sosial, UMM Press, Malang, 2007. p. 119. 21 Ibid, hal. 3. kesempatan kepada individu-individu pengembangan kemampuan-kemampuan mereka seluas-luasnya dan meningkatkan kesejahteraan mereka sesua dengan kebutuhan-kebutuhan masyarakat. 22 1. Kondisi kehidupan atau keadaan sejahtera, yakni terpenuhinya kebutuhan- kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial. Dengan demikian, kesejahteraan sosial memiliki beberapa makna yang relative berbeda, meskipun substansinya tetap sama. Kesejahteraan sosial pada intinya mencakup tiga konsepsi, yaitu: 2. Institusi, arena bidang kegiatan yang melibatkan lembaga kesejahteraan sosial dan bernagai profesi kemanusiaan yang meyelenggarakan usaha kesejahteraan sosial dan pelayanan sosial. 3. Aktivitas, yaitu suatu kegiatan-kegiatan atau usaha yang terencana dan terorganisir untuk mencapai kondisi masyarakat yang sejahtera. Adapun tujuan dari peningkatan kesejahteraan masyarakat adalah untuk meningkatkan kualitas manusia secara menyeluruh yang mencakup : 23 1. peningkatan standar hidup, melalui seperangkat pelayanan sosial dan jaminan sosial segenap lapisan masyarakat. 2. Peningkatan keberdayaan melalui penetapan sistem dan kelembagaan ekonomi, sosial dan politik yang menjunjung tinggi harga diri dan martabat masyarakatkemanusiaan. 3. Penyempurnaan kebebasan melalui perluasan aksesilitas dan pilihan-pilihan kesempatan sesuai aspirasi, kemampuan dan standar kemanusiaankemasyarakatan. 22 Teguhhaditya. http:blogs.unpad.ac.idteguhadityascript.phpreadpengertiankesejahtera an-sosial . Diakses Pada Tangga 3 Januari 2011, Pukul: 20:10 WIB 23 Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat. PT. Refika Aditama, Bandung, 2009. p. 4.

1.6 Definisi Konsep