C. Unsur-Unsur Dalam Perjanjian Kerja
Seorang pakar hukum perburuhan dan hukum mengatakan bahwa perjanjian kerja mengandung empat unsur, yaitu:
28
1. Adanya unsur pekerjaan
Suatu pekerjaan yang diperjanjikan dan di kerjakan sendiri oleh pekerja yang membuat pekerjaan merupakan unsur penting dalam
perjanjian kerja. Pekerjaan yang dikerjakan oleh pekrja itu sendiri, haruslah berdasarkan dan berpedoman pada perjanjian kerja.
Pekerja yang melaksanakan pekerjaan atas dasar perjanjian kerja tersebut pada pokoknya wajib untuk melaksanakannya sendiri. sebab,
apabila para pihak itu bebas untuk melaksanakan pekerjaannya, untuk dilakukan sendiri atau menyuruh orang lain untuk melakukannya,
akibatnya hal tersebut akan sulit dikatakan sebagai pelaksanaan perjanjian kerja.
Menurut Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1981 tentang Perliindungan upah, menyatakan bahwa upah tidak dibayar bila tidak
melakukan pekerjaan When do not work, do not get pay no work no pay. Maksud dari kalimat tersebut adalah jika seorang tidak mau bekerja, maka
berarti orang tersebut tidak berkehendak untuk mendapatkan upah. Walau demikian, didalam pelaksanaannya jika pekerja sewaktu akan
melakukan pekerjaan berhalangan, maka pekerja bisa diwakili atau
28
Husni, Lalu, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Cet kedua, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001, hal 10
digantikan oleh orang lain, sepanjang sebelumnya telah diberitahukan dan mendapat persetujuan terlebih dahulu dari pihak majikan.Ketentuan
mengenai hal ini terdapat pada Pasal 1383 KUH Perdata jo pasall 1603a KUH Perdata jo Pasal 5 ayat 1 PP nomor 8 Tahun 1981.
Pasal 1383 KUH Perdata berbunyi demikian; “Sesuai perikatan untuk berbuat sesuatu ztak dapat dipenuhi oleh seorang
pihak ketiga berlawanan dengan kemauan si berpiutang, jika si berpiutang ini mempunyai kepentingan supaya perbuatannya dilakukan sendiri oleh si
berutang” Pasal 1603a KUH Perdata menyatakan:
“Buruh wajib melakukan sendiri pekerjaannya hanyalah dengan izin majikan ia dapat menyuuruh seorang ketiga menggantikannya”.
Sifat pekerjaan yang dilakukan oleh pekrja itu sangat pribadi karena bersangkutan dengan keahliannya, karena itu menurut hukum jika pekerja
meninggal dunia, maka perjanjian kerja tersebut putus demi hukum. 2.
Adanya unsur pelayananperintah Menurut Lalu Husni, manifestasi dari pekerjaan yang diberikan
kepada pekerja oleh pengusaha adalah pekerja yang bersangkutan harus tunduk pada perintah pengusaha untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan
yang di perjanjikan. Berbeda dengan Rood, Lalu husni menyatakan unsur pelayanan ini adalah unsur perintah.
Dengan adanya ketentuan tersebut maka seorang dokter dalam melaksanakan tugasnya, yaitu memeriksa atau mendiagnosa pasiennya
atau seorang notaris yang melayani kliennya, mereka dalam melakukan pekerjaan -nya tidak dapat disamakan dengan pengertian melaksanakan
perjanjian kerja. Sebab mereka dalam melakukan pekerjaannya, tidak tunduk dan dibawah perintah orang lain.
29
Adrian sutedi menyatakan, unsur perintah merupakan unsur yang paling khas dari hubungan kerja, maksudnya pekerjaan yang dilakukan
oleh pekerjaburuh berada dibawah perintah pengusaha. Dalam prakteknya, unsur perintah ini misalnya dalam perusahaan yang
mempunyai banyak pekerjaburuh, yaitu adanya peraturan tata tertib yang harus di patuhi oleh pekerjaburuh.
Berdasarkan hal tersebut jelaslah bahwa prinsip dalam unsur ini adalah suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh sipekerja dan harus
ber manfaat bagi sipemberi kerja.
30
3. Adanya unsur waktu
Pengertian waktu disini yaitu bahwa dalam melakukan hubungan kerja tersebut haruslah disesuaikan dengan waktu yang telah ditentukan dalam
perjanjian kerja atau dalam peraturan perundang-undangan. 4.
Adanya unsur upah Unsur upah harus ada dalam setiap hubungan kerja. Jika seorang
bekerja bertujuan untuk mendapatkan manfaat bagi diri si pekerja dan bukan bertujuan untuk mencari upah, maka unsur upah dalam suatu
perjanjian kerja tidak terpenuhi.
29
Djumadi, Perjanjian Kerja, Rajawali Pers, Jakarta Cet.III,1995, hal 60
30
Adrian Sutedi, Op.cit, hal 48
Suatu perjanjian kerja yang dibuat tetapi tujuan utamanya bukan mendapatkan upah, maka hubungan hukum didalamnya bukan merupakan
hubungan kerja. Istilah perjanjian kerja harus dibedakan dengan hubungan kerja. Jadi tidak akan ada hubungan kerja, apabila tidak dilakukan
perjanjian kerja. Upah adalah hak pekerjaburuh yang diterima dan dinyatakan
dalam bentuk lain sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerjaburuh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu
perjanjian, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerjaburuh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan
atau jasa yang telah dilakukan.
31
Ketentuan mengenai upah diatur dalam Pasal 1601p KUH perdata dan lebih lanjut terdapat dalam Undang-undang
No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
31
Ibid, hal 47
BAB IV ASPEK HUKUM PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA
PERUSAHAAN PENYEDIA JASA PEKERJA DENGAN PERUSAHAN PENGGUNA JASA TENAGA KERJA di PT GUNUNG
STEEL GROUP
A. Proses Pembuatan Perjanjian Kerjasama Di PT Gunung Garuda Group