Maka jumlah sampel dalam penelitian ini dibulatkan menjadi 98 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode Accidental
Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan kebetulan. Siapa saja yang bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang
orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data Ginting dan Situmornag, 2008:141.
3.7 Metode Pengumpulan Data
Adapun metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
a. Daftar Pertanyaan Questionaire
Penelitian dilakukan dengan mengajukan daftar pertanyaan Quistionaire secara tertulis untuk diisi oleh responden yang terpilih.
b. Wawancara Interview
Penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan wawancara interview secara langsung kepada pihak perusahaan mengenai strategi promosi yang
diterapkan. c.
Studi dokumentasi Mengumpulkan dan mempelajari informasi dan data-data yang diperoleh
melalui jurnal, situs internet yang menjadi referensi.
3.8 Jenis dan Sumber Data
a. Data primer, data yang diperoleh dari :
1. Pihak perusahaan atau Manager perusahaan yaitu dengan melakukan wawancara mengenai kegiatan promosi yang dilakukan oleh perusahaan
2. Responden penelitian yaitu dengan memberikan daftar pertanyaan ataupun pernyataan kepada responden terpilih.
b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui studi dokumentasi.
3.9 Uji Validitas Dan Reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk menguji apakah daftar pertanyaan layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Validitas berhubungan
dengan ketepatan alat ukur melakukan tugasnya mencapai sasaran. Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya dengan nyata dan benar. Dikatakan
konsisten jika beberapa pengukuran terhadap subjek yang sama diperoleh hasil yang tidak berbeda Sugiyono, 2005:109. Uji validitas dilakukan terlebih dahulu
dengan memberikan daftar pertanyaan kepada 30 orang responden yang diambil di luar sampel. Uji reliabilitas dilakukan untuk melihat apakah alat ukur yang
digunakan daftar pertanyaan menunjukkan konsistensi dalam mengukur gejala yang sama. Uji validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan
bantuan Software SPSS Versi 16,00 For Windows.
3.9.1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur Ginting dan Situmorang,
2008:172. Instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data mengukur itu valid Sugiyono, 2005:109.
Uji validitas dilakukan dengan dengan menggunakan software SPSS 16.0 for windows dengan ketentuan apabila nilai r
hitung
r
tabel
berarti data empiric dari variable penelitian adalah valid. Penyebaran daftar pertanyaan dalam uji validitas
dan reliabilitas diberikan kepada 30 orang diluar sampel, yaitu nasabah dari asuransi Aspan Medan diluar sampel. Nilai r
tabel
dengan ketentuan N jumlah sampel = 30 dan taraf signifikasi 5, maka angka yang diperoleh = 0,361.
Tabel 3.2 Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation Cronbachs
Alpha if Item Deleted
VAR00001 53.5667
74.599 .695
.910 VAR00002
53.8000 74.510
.706 .910
VAR00003 53.9333
76.478 .558
.914 VAR00004
53.2667 74.340
.686 .910
VAR00005 53.4333
75.564 .584
.914 VAR00006
53.5000 79.776
.456 .917
VAR00007 53.8000
74.924 .641
.912 VAR00008
53.7333 74.892
.671 .911
VAR00009 53.3000
75.321 .577
.914 VAR00010
53.4000 75.145
.620 .912
VAR00011 53.7667
75.220 .617
.913 VAR00012
53.2667 75.030
.638 .912
VAR00013 53.1667
75.937 .586
.913 VAR00014
53.7667 76.806
.607 .913
VAR00015 53.8667
76.878 .517
.916 VAR00016
53.9333 74.823
.642 .912
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS
Berdasarkan hasil pengolahan SPSS pada tabel 3.2 dapat dilihat bahwa semua variable valid, dimana r
hitun
g r
tabel
. 16 daftar pertanyaan yang diberikan kepada 30 orang responden dalam penelitian, diperoleh item total statistic yang
menerangkan beberapa hal berikut:
1. Scale mean if item deleted menunjukkan nilai rata-rata total jika variable
tersebut dihapus, misalnya jika variable 1 dihapus maka rata-rata totalnya bernilai 53,5667, dan seterusnya.
2. Scale variance if item deleted menunjukkan besarnya variance total jika
variable tersebut dihapus, misalnya jika variable 1 dihapus maka nilai variance adalah 74.599, dan seterusnya.
3. Corrected item total correlation menunjukkan korelasi antara skor item
dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Nilai pada kolom corrected item total correlation merupakan
nilai r
hitung
yang dibandingkan dengan r
tabel
untuk mengetahui validitas pada setiap variable pertanyaan. Adapun taraf signifikansi adalah 5 dan
nilai N jumlah sampel = 30, sehingga r0,05;30, diperoleh r
tabel
adalah 0,361.
Tabel 3.2 menunjukkan bahwa 16 daftar pertanyaan adalah valid, dapat dilihat dari r
hitung
pada corrected item-total correlation yang pada 16 daftar pertanyaan lebih besar dari r
tabel
0,361, sehingga 16 daftar pertanyaan dapat digunakan untuk penelitian, seperti pada tabel 3.3.
Tabel 3.3 Validitas Instrument
Corrected Item-Total Correlation r
hitung
r
tabel
Validitas
Variabel1 .695 0,361
Valid Variabel 2
.706 0,361 Valid
Variable 3 .558 0,361
Valid Variable 4
.686 0,361 Valid
Variable 5 .584 0,361
Valid Variable 6
.456 0,361 Valid
Variable 7 .641 0,361
Valid Variable 8
.671 0,361 Valid
Variable 9 .577 0,361
Valid Variable 10
.620 0,361 Valid
Variable 11 .617 0,361
Valid Variable 12
.638 0,361 Valid
Variable 13 .586 0,361
Valid Variable 14
.607 0,361 Valid
Variable 15 .517 0,361
Valid Variable 16
.642 0,361 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, diolah
4.2.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Uji reliabiilitas menggunakan
software SPSS 16,0 for windows, dengan ketentuan apabila r
alpha
positif r
tabel
, maka pertanyaan adalah reliable atau handal.
Menurut Koncoro Situmorang et al, 2010:80 suatu konstruk atau variable dinyatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha 0,80, sedangkan
menurut Ghozali suatu konstruk atau variable dinyatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha 0,60.
Tabel 3.4 Uji Reliabilitas
Cronbach’s Alpha If Item Deleted
Ghozali Kuncoro
Reliabilitas
Variable 1 .910
.60 .80
Reliable Variable 2
.910 .60
.80 Reliable
Variable 3 .914
.60 .80
Reliable Variable 4
.910 .60
.80 Reliable
Variable 5 .914
.60 .80
Reliable Variable 6
.917 .60
.80 Reliable
Variable 7 .912
.60 .80
Reliable Variable 8
.911 .60
.80 Reliable
Variable 9 .914
.60 .80
Reliable Variable 10
.912 .60
.80 Reliable
Variable 11 .913
.60 .80
Reliable Variable 12
.912 .60
.80 Reliable
Variable 13 .913
.60 .80
Reliable Variable 14
.913 .60
.80 Reliable
Variable 15 .916
.60 .80
Reliable Variable 16
.912 .60
.80 Reliable
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, diolah Tabel 3.4 menunjukkan bahwa semua daftar pertanyaan dinyatakan
reliable karena nilai Cronbach Apha diatas 0,80 dan 0,60.
Reliabilitas instrument dapat dilihat pada tabel 3.5
Tabel 3.5 Reliability Statistics
Cronbachs Alpha
N of Items .918
16 Sumber : Hasil Pengolahan SPSS
Tabel 3.5 menunjukkan seluruh daftar pertanyaan reliable karena nilai Cronbach Alpha sebesar 0,918 lebih besar dari 0,80.
3.10 Teknik Analisis Data 3.10.1 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan sebelum melakukan analisis regresi, agar diperoleh perkiraan yang tidak bias dan efisiensi. Ada beberapa kriteria
persyaratan asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu: a.
Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data
mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dalam bentuk lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi
normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan Situmorang, 2008:62.
b. Multikolineritas
Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable bebas, jika terdapat kkorelasi anatara variable bebas
maka dapat dikatakan terdapat masalah multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variable bebas. Uji multikolinieritas
menggunakan criteria Variance Inflation Factor VIF dengan ketentuan: a.
Bila VIF5 terdapat masalah multikolinieritas yang serius b.
Bila VIF5 tidak terdapat masalah multikolinieritas yang serius c.
Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah sebuah grup
mempunyai varians yang sama diantara grup tersebut. Jika sebuah varianas sama, maka dikatakan homoskedastisitas. Apabila varians berbeda, maka dikatakan
terjadi heteroskedastisitas. Alat untuk mengujinya terbagi dua yaitu, dengan alat analisis grafik dan analisis residual yang berupa statistic Situmorang, 2008:104
3.10.2. Metode analisis Deskriptif
Metode Analisis Deskriptif merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai persepsi
konsumen tentang strategi promosi yang mempengaruhi minat konsumen untuk menggunakan jasa asuransi PT. ASPAN
3.10.3. Metode Analisis Regresi Berganda
Metode Analisis Regresi Berganda adalah metode analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas yang terdiri dari periklanan,
promosi penjualan, dan penjualan pribadi, terhadap variabel terikat yaitu minat
konsumen. Untuk memperoleh hasil yang lebih terarah, maka peneliti menggunakan bantuan program software SPSS versi 16.00 for windows.
Persamaan Regresi Linier Berganda yang digunakan adalah sebagai berikut :
Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ e Keterangan :
Y = minat konsumen
a = konstanta
b
1
- b
3
= koefisien regresi berganda X
1
= variabel periklanan X
2
= variabel promosi penjualan X
3
= variabel penjualan pribadi e
= standard error
3.10.4 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Uji F
hitung
Uji Serentak Uji F
hitung
dilakukan untuk melihat secara bersama-sama apakah terdapat pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Model hipotesis yang digunakan dalam uji F
hitung
ini adalah: H
: b
i
= 0 artinya tidak terdapat pengaruh secara bersama-sama dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
H
a
: b
i
≠ 0 artinya terdapat pengaruh secara bersama-sama dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Nilai F
hitung
akan dibandingkan dengan nilai F
tabel
. Kriteria pengambilan keputusan yaitu:
H diterima bila F
hitung
F
tabel
, pada α = 5
H
a
diterima bila F
hitung
F
tabel
, pada α = 5
b. Uji Parsial Uji
t
Uji t
hitung
bertujuan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Model hipotesis yang digunakan dalam uji t
hitung
ini adalah: H
: b
i
= 0 variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
H
a
: b
i
≠ 0 variabel bebas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
variabel terikat. Nilai t
hitung
akan dibandingkan dengan nilai t
tabel
. Kriteria pengambilan keputusan, yaitu:
H diterima jika t
hitung
t
tabel
, pada α2=0,025
H
a
diterima jika t
hitung
t
tabel
, pada α2= 0,025
c. Koefisien Determinan R
2
Koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui signifikansi variabel, maka harus dicari koefisien determinasi. Koefisien determinasi menunjukkan besarnya
kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat.
Koefisien determinan R
2
berkisar antara nol sampai dengan satu 0 ≤ R
2
≤ 1 . Bila R
2
mendekati nol, maka pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat adalah kecil, dan bila R
2
mendekati satu, maka pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat adalah besar. Hasil pengujian koefisien
determinasi dalam penelitian ini menggunakan bantuan program software SPSS versi 16.00 for Windows.
BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI
4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan
Pada tanggal 30 oktober 2009, Asuransi Purna Arthanugraha ASPAN meresmikan kantor cabangnya yang baru dengan mengambil lokasi Kantor di Jl.
Sultan Iskandar Muda no.20-B Medan, Sumatera Utara. Ini merupakan kantor cabang yang ke 10 , hadirnya cabang Medan memberikan kesempatan yang lebih
luas bagi masyarakat untuk memperoleh pelayanan kepada nasabah tertanggung hal ini sekaligus memperluas dan memperkuat jaringan Aspan di Indonesia
khususnya Sumatera.
Aspan akan lebih memfokuskan bisnis ritel asuransi yang mencakup antara lain asuransi Marine cargo, asuransi kebakaran, asuransi kendaraan bermotor serta
memungkinkan beberapa sumber bisnis yang belum tergarap untuk dikembangkan seperti surety bond, aset pemda, BPD medan dan perkebunan.
Sebelum membuka kantor cabang, pihak perusahaan tentu sudah melakukan kajian yang mendalam, dan nyatanya daerah ini cukup potensial,
seperti dikatakan oleh Suprapto Ismail Dirut Aspan. Meski nasabah yang dibidik adalah pasar retail , namun ia tetap optimistis mampu bersaing dengan asuransi-
asuransi lainnya yang sudah terlebih dahulu beroperasi di kota Medan.
Dengan kondisi ini Asuransi Purna Arthanugraha berkomitmen untuk responsif terhadap kebutuhan pangsa pasar, dan menjalin kerjasama yang baik
dengan Tertanggung. Keamanan dan kenyamanan dalam berinvestasi, adalah hal utama yang ingin kami tawarkan kepada nasabahtertanggung.
Asuransi ASPAN dalam perjalannya telah bertumbuh dan berkembang dengan baik dan selalu komitmen dalam memberikan kepuasan kepada pelanggan
serta melaksanakan visi dan misi kedepan. Pertumbuhan asuransi Aspan sampai dengan saat ini ditunjang dengan langkah-langkah yang sistematis, kreatif dan
inofatif dengan mengemas produk-produk yang punya nilai tambah dan mampu meemberikan pelayanan terbaik yang mampu memberikan solusi terbaik untuk
kebutuhan, permasalahan dan harapan para nasabahnya. Upaya untuk memberikan pelayanan terbaik tersebut dilakukan dengan
berbagai usaha diantaranya dengan bertambahnya tenaga ahli melalui peningkatan pendidikan yang menjadi sumber daya manusia yang ada menjadi lebih
professional dan berkompeten dalam melaksanakan bisnis secara prudent dan mempercepat penyelesaian klain dan menerapkan system tata kelola perusahaan
yang baik. Berbagai langkah strategis dilakukan perusahaan asuransi ASPAN secara
berkesinambungan dan terprogram, yaitu memperluas jaringan distribusi dengan menambah kantor cabang, menambah system permodalan, meningkatkan kualitas
teknologi informasi dengan pelayanan on-line system dan strategi financial yang berorientasi profit perusahaan.
Asuransi ASPAN sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa pengelola resiko selalu dituntut kinerja professional guna meningkatkan
pertumbuhan yang mengacu kepada kepuasan pelanggan. Dalam menghadapai berbagai tantangan, baik dlaam perekonomian dunia, perubahan pola hidup
masyarakat, tingkat persaingan yang semakin ketat maupun tingkat kepuasan pelanggan manajemen asuransi aspan telah melakukan kebijakan global, strategis
dan dilaksanakan secara prudent dan berkesinambungan. Komitmen yang tingi dalam pengelolaan perusahaan yang mengedepankan
tata kelola yang baik serta meningkatkan kreatifitas dan inovasi guna memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan, telah mengantarkan asuransi aspan menjadi
mitra yang baik bagi para pelanggan dan dapat tumbuh dan berkembang menjadi asuransi umum yang tangguh di Indonesia.
Seiring dengan berjalannya waktu dan semakin tingginya tingkat kompetisi, asuransi ASPAN senantiasa meningkatkan pelayanan yang terbaik
untuk para nasabahnya, meningkatkan setiap lini sumberdaya manusia, permodalan maupun perluasan jaringan antara lain merekrut lebih banyak tenaga
ahli serta melakukan pengembengan potensi bagi sumberdaya manusia yang ada dan menambah pemodalan.
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan Visi
Menjadi perusahaan asuransi umum pilihan utama masyarakat dan juga memiliki jaringan internasional.
Misi :
1. Menjadi Market Leader dalam Marine Insurance yang mampu
mempertahankan underwriting. 2.
Prima dalam pengembangan produk, prima dalam layanan, dan prima dalam pengelolaan sumber daya.
3. Menjadi perusahaan yang mampu bertumbuh secara
berkesinambungan. 4.
Menyelenggarakan perusahaan denan menerapkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik.
5. Menyelenggarakan risk manajemen yang prudent.
6. Memberikan kontribusi kepada Stakeholders.
4.1.3 Budaya Perusahaan Awareness Kewaspadaan
Insan ASPAN menjunjung tinggi kewaspadaan akan tingkat persaingan dan mampu mengetahui kebutuhan masyarakat dalam berasuransi.
Sincerity Ketulusan
Insan ASPAN menghargai semangat kebersamaan dalam memberikan pelayanan yang tulus kepada masyarakat pengguna asuransi.
Professionalism Profesionalisme
Insan ASPAN wajib memiliki komitmen dalam pengelolaan perusahaan dengan mengedepankan tata kelola perusahaan yang baik, yang dilaksanakan
secara prudent.
Acceptable Dapat Diterima
Insan ASPAN senantiasa melakukan pengelolaan perusahaan secara kreatif, inovatif dan kompetitif agar dapat diterima oleh masyarakat pengguna
asuransi.
Number One Choice Pilihan Utama
Insan ASPAN senantiasa menjunjung tinggi keunggulan Excellence dalam segala bidang, agar dapat menjadi pilihan utama masyrakat dalam
berasuransi.
4.1.4 Struktur Organisasi COMMISIONER
PRESIDENT DIRECTOR
INTERNAL AUDITOR
TECHNICAL DIRECTOR
FINANCE DIRECTOR
LEGAL
MARKETIN G DIVISION
ACCOUNTIN G DIVISION
OPERATION AL
DEPT R D
DEPT MARINE
CALAIM DEPT
NONMARIN E CLAIM
DEPT
ACCOUNTING
DEPT FINANCE
DEPT
UNDERWRITING DIVISION
MARINE UNDERWRITIN
G NON MARINE
UNDERWRITI NG
REINSURANCE DEPARTEMEN
T
INFORMATION TECHNOLOGY
DEPT.
HRD GENERAL
AFFAIR DEPT.
BRANCH OFFICE
4.1.5 Kegiatan Promosi pada Asuransi ASPAN
Kegiatan yang paling efektif untuk memperkenalkan barang atau jasa yang akan ditawarkan kepada konsumen adalah melalui kegiatan promosi. Aktifitas
pemasaran tanpa melalui kegiatan promosi akan memberikan hasil yang sangat terbatas, untuk itu perusahaan memutuskan untuk mengadakan kegiatan promosi.
Aktifitas promosi yang dijalankan oleh PT. ASPAN Cabang Medan dalam memasarkan produknya dilakukan melalui bauran promosi sebagai berikut:
1. Periklanan
2. Promosi Penjualan
3. Penjualan Pribadi
Ketiga peralatan ini digunakan dengan tujuan saling membantu guna mencapai sasaran yang efektif, karena masing-masing peralatan mempunyai pengaruh yang
berbeda, maka dibutuhkan keterpaduan dan kombinasi yang tepat dalam penggunaannya sebagai sarana promosi.
1. Periklanan
Iklan bertujuan sebagai media pemberian informasi kepada pelanggan, membujuk atau mengingatkan produk kepada pelanggan . bagi PT.ASPAN
Cabang Medan, tujuan periklanan diartikan sebagai media pemberi informasi, yaitu memberitahukan kepada pasar tentang kehadiran asuransi ASPAN dan
juga jenis produk yang ditawarkan. Media periklanan yang digunakan oleh PT.ASPAN cabang Medan adalah
melalui : a.
Radio, misalnya pada radio Narwastu FM
b. Papan Reklame billboard dan juga Spanduk yang terletak di pinggir
jalan yang strategis dan juga di depan kantor Cabang Medan. c.
Brosur-brosur yang disebarkan kepada masyarakat pada tempat-tempat tertentu seperti pusat perbelanjaan.
2. Promosi Penjualan
PT. ASPAN Cabang Medan menggunakan promosi penjulan untuk mencari, merangsang dan juga meenjaga kesetiaan konsumen. Kegiatan ini
dilakukan tergantung pada situasi pasar dan tingkat penjualan pada waktu- waktu tertentu. Bentuk promosi yang dilakukan perusahaan kepada
konsumen misalnya pemberian hadiah seperti jacket dan juga payung atau tas.
Kegiatan promosi lain yang dilakukan perusahaan adalah mengadakan pameran atau stan yaitu untuk mencari dan merangsang konsumen untuk
memakai jasa asuransi Aspan, pada kesempatan ini biasanya juga sekaligus menawarkan diskon khusus yang diberikan kepada nasabah.
Kegiatan ini biasanya dilakukan di pusat perbelanjaan yaitu Plaza Medan Fair dan juga Mall Palladium.
3. Penjualan Pribadi
PT. ASPAN Cabang Medan melakukan kegiatan penjualan pribadi untuk mencari nasabah dan melayani nasabah tersebut secara langsung.
Komunikasi langsung yang dilakukan para tenaga penjual pribadi dapat memberikan solusi atau tanggapan kepada pelanggan. Awal perekrutan
karyawan tenaga penjual pribadi sama dengan perekrutan karyawan
lainnya, dan mereka kemudian di beri training dan mereka mulai memasarkan produk kepada orang-orang yang mereka kenal sampai
masyarakat luas.
4.1.6 Jenis-Jenis Produk Asuransi
Adapun jenis-jenis produk asuransi yang ditawarkan antara lain: 1.
Asuransi Kebakaran, dimana asuransi ini menjamin kerugian atau kerusakan pada harta benda dan atau kepentingan yang dipertanggunagkan
yang secara langsung disebabkan oleh resiko kebakaran, petir, ledakan, asap dan dapat diperluas dengan resiko-resiko seperti banjir, huru-hara dan
lain sebagainya. 2.
Asuransi Kenderaan Bermotor, dimana asuransi memberikan perlindungan kepada tertanggung atas kerusakan atau kehilangan kenderaan bermotor
yang disebabkan oleh resiko tabrakan, benturan, terbalik, tergelincir, terperosok, pencurian, tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga.
Jaminan asuransi ini dapat diperluas dengan jaminan kecelakaan diri pengemudi dan penumpang .
3. Asuransi Rekayasa, dimana asuransi memberikan perlindungan atas
pembangunan gedung berupa pekerjaan teknik sipil dan pemasangan mesininstalasi yang disebabkan oleh resiko-resiko yang dijamin polis
seperti kebakaran, petir, ledakan kimia, gempa bumi. Asuransi ini juga menjamin kjerugian atau kerusakan harta benda dan cedera badan pihak
ketiga.
4. Asuransi Kecelakaan Diri, asuransi yang memberikan santunan sejumlah
uang kepada diri tertanggung atau ahli warisnya atas resiko kecelakaan diri tertanggung yang disebabkan oleh kekerasan yang datangnya tiba-tiba,
tidak terduga, dating dari luar tubuh. 5.
Asuransi Tanggung Gugat, asuransi yang memberikan jaminan kepada tertanggung terhadap tuntutan hukum pihak ketiga yang menderita secara
badan atau kerusakan harta bendanya yang diakibatkan oleh kecelakaan yang dideskripsikan dalam schedule polis. Perusahaan asuransi juga
memberikan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh tertanggung guna melakukan upaya hukum atas dirinya.
6. Surety Bond, merupakan kontrak tambahan antara pemberi pekerjaan
Obligee dan pihak koontraktor dimana perusahaan asuransi akan memberikan ganti rugi kepada obligee bila principal melakukan cidera
janji atau wanprestasi terhadap isi kontrak. Surety bond ini meliputi mulai dari jaminan tender, jaminan pelaksanaan pekerjaan, jaminan uang muka,
dan jaminan pemeliharaan. 7.
Asuransi Peralatan Elektronik, asuransi yang memberikan jaminan atas kehilangan atau kerusakan barang elektronik yang disebabkan oleh resiko-
resiko yang tidak dikecualikan oleh polis seperti kesalahan pengoperasian, kelalaian, perampokan, kebakaran, petir, arus pendek, banjir, dan oleh
resiko lainnya yang dijamin oleh polis. 8.
Asuransi Penyimpanan Uang, asuransi yang menberikan perindungan terhadap kehilangan atau kerugian uang atau yang dapat disamakan
dengannya miliki tertanggung yang tersimpan dalam tempat penyimpanan yang aman atas resiko pencurian, pembongkaran atau perampokan dimana
pelaku memasuki ruang penyimpanan dengan cara paksa atau merusak. 9.
Asuransi Kerusakan Mesin, memberikan jaminan terhadap kerusakan atas mesin-mesinselama dalam pengoperasian yang disebabkan oleh resiko-
resiko yang tidak terduga dan tiba-tiba seperti salah pengoperasian, arus pendek, ledakan, kelalaian dan oleh resiko lainnya yang disebutkan dalam
polis. 10.
Asuransi Pengangkutan, asuransi yang menjamin kerusakan atau kerugian atas harta benda tertanggung selama dalam pengangkutan terhadap resiko-
resiko yang dijamin dalam polis. Resiko-resiko yang dijamin diantaranya adalah kebakaran atas peledakan, kapal kandas, tenggelam, alat angkut
terbalik, tabrakan kapal, masuknya air laut ke dalam alat angkut.
4.1.7 Penghargaan dan Sertifikat
1. Platinum Trophy Award dari Majalah Info Bank sebagai satu-satunya
perusahaan asuransi umum berpredikat sangat bagus atas kinerja keuangan
selama 11 tahun berturut-turut.
2. Asuransi Umum terbaik dengan modal Rp. 50 sampai dengan Rp. 100
Miliar dari Media Asuransi Insurance Award 2010.
3. Nominasi Asuransi umum terbaik dari Bisnis Indonesia Award 2007.
4.2 Teknik Analisis Data 4.2.1 Uji Asumsi Klasik
A. Normalitas
Tujuan Uji Normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi distribusi data
dengan bentuk lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau
menceng ke kanan. Hasil dari output SPSS terlihat seperti Gambar 4.2 dan Gambar 4.3.
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Gambar 4.2 : Histogram
Pada grafik histogram terlihat bahwa variabael berdistribusi normal hal ini ditunjukkan oleh distribusi data tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan.
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Gambar 4.3 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Pada scatter plot terlihat titik yang mengikuti data di sepanjang garis
diagonal. Hal ini berarti data berdistribusi normal.
b. Multikolineritas
Uji Multikolineritas bertujuan untuk menguji adanya korelasi antara variable independen. Jika terjadi korelasi maka dinamakan multiko, yaitu adanya
problem multikolineritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variable independennya.
Tabel 4.1
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant 1.117
1.277 .875
.384 periklanan
.191 .099
.213 1.929
.057 .522
1.917 promosipenjualan
.270 .107
.291 2.518
.013 .477
2.098 penjualanpribadi
.163 .078
.225 2.092
.039 .552
1.812 a. Dependent Variable: minat
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa variable X
1
,X
2
,X
3
, memiliki VIF 5, ini menunjukkan bahwa tidak terdapat masalah multiko pada analisis regresi. Nilai
tolerance juga tidak menunjukkan adanya masalah karena nilainya mendekati satu.
C. Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lainnya. Jika variance dari satu residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap maka terjadi homoskedastisitas jika berbeda maka
disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heroskedstisitas.
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Gambar 4.4 Scatterplot
Model regresi yang digunakan dalam penelitian ini tidak mengalami
heteroskedastisitas. Hal ini dapat dilihat pada gambar Scatterplot yang titik- titiknya menyebar secara acak tidak membentuk pola tertentu dan tersebar baik di
atas maupun di bawah sumbu Y. Gambar Scatterplot menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai
untuk memprediksi minat konsumen pada asuransai ASPAN berdasarkan masukan variable-variabel dari bauran promosi yang digunakan periklanan,
promosi penjulaan, dan penjualan pribadi. Ini berarti model regresi bersifat homoskedastisitas.
4.2.2 Metode Analisis Deskriptif
Metode Analisis Deskriptif merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai persepsi
konsumen. Data diperoleh berupa data primer yaitu yang diperoleh langsung dari responden terpilih dalam penelitian dalam hal ini nasabah asuransi asuransi
ASPAN.
4.2.2.1 Analisis Deskriptif Responden
Adapun responden dalam penelitian ini adalah nasabah dari asuransi ASPAN yang telah menjadi nasabah lebih dari 6 bulan.
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia tahun Jumlah
35 27
27,5 35-45
21 21,4
45-55 33
33,6 55
17 17,4
Total 98
100 Sumber : Data Primer Diolah
Tabel 4.2 Menunjukkan bahwa dari 98 responden 27 27,5 nasabah berusia kurang dari 35 tahun, 21 21,4 nasabah berusia 35-45 tahun, 33 33,6
nasabah berusia 45-55 tahun, dan 17 17,4 nasabah berusia lebih dari 55 tahun. Nasabah dengan usia antara 45 sampai dengan 55 tahun merupakan jumlah
terbanyak dalam penelitian ini.
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan Jumlan
SLTA 18
18,4 D-3
31 31,6
S-1 35
35,7 S-2
14 14,3
Total 98
100 Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer
Tabel 4.3 Menunjukkan bahwa dari 98 responden 18 18,4 nasabah jenjang pendidikannya yaitu sampai tingakat SLTA, 31 31,6 nasabah jenjang
pendidikannya yaitu sampai tingkat D-3, 35 35,7 nasabah jenjang pendidikanya sampai dengan S-1, dan 14 14,3 nasabah jenjang pendidikannya
sampai dengan S-2. Nasabah dengan jenjang pendidikan sampai dengan S-1 merupakan jumlah terbanyak dalam penelitian ini.
c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan