Jadi iklim organisasi merupakan harapan-harapan serta cara pandang individu terhadap organisasi.” Menurut teori yang dikemukakan Higgins, dapat dikatakan
iklim organisasi terbentuk karena adanya persepsi karyawan mengenai pengaturan karyawan, keinginan organisasi dan lingkungan sosialnya, atau dengan kata lain iklim
organisasi adalah cara pandang karyawan terhadap organisasi. Simamora 2001 : 31 menyatakan bahwa iklim organisasi terdiri dari
hubungan antar karyawan dan kombinasi antara nilai dan tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan. Iklim organisasi mempengaruhi praktik dan kebijakan SDM yang
diterima oleh anggota organisasi. Perlu diketahui bahwa setiap organisasi akan memiliki iklim organisasi yang berbeda, keanekaragaman pekerjaan yang dirancang
di dalam organisasi, atau sifat individu yang ada akan menggambarkan perbedaan tersebut. Iklim organisasi yang terbuka memacu karyawan untuk mengutarakan
kepentingan dan ketidakpuasan tanpa adanya rasa takut akan tindakan balasan dan perhatian. Jadi iklim organisasi merupakan harapan-harapan serta cara pandang
individu terhadap organisasi.
2.1.2.2 Sifat Iklim Organisasi
Gibson 2003: 127 menyatakan bahwa, ada 4 sifat iklim organisasi, antara lain:
a. Iklim baik secara organisasi Individu maupun kelompok, secara keseluruhan bersifat psikologis dan
persepsi. Individu yaitu persepsi yang diperoleh oleh seluruh anggota dari satuan unit sosial.
Universitas Sumatera Utara
b. Semua iklim adalah abstrak Orang-orang biasanya memanfaatkan informasi tentang barang lain dan
berbagai kegiatan yang terjadi dalam organisasi tersebut untuk membentuk suatu rangkuman persepsi mengenai iklim. Setelah itu digabungkan hasil dari
pengamatan mereka dan pengalaman pribadi orang lain untuk dibuat peta kognitif dari orang tersebut.
c. Iklim bersifat abstrak dan perceptual Maka orang-orang memiliki prinsip-prinsip yang sama dengan persepsi seperti
konsep psikologis yang lainnya. Ketika prinsip ini digunakan dalam pengamatan lingkungan kerja maka sebuah deskripsi yang bersifat
multidimensi akan dihasilkan. d. Iklim itu sendiri
Didasari lebih dekriptif daripada evaluatif, jadi peneliti lebih banyak menanyakan apa yang mereka lihat dalam lingkungan kerja mereka pada
seseorang dibandingkan menanyakan kepada mereka untuk menyatakan apakah itu baik atau buruk.
2.1.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Iklim Organisasi
Iklim organisasi dapat berada di salah satu tempat pada keadaan yang bergerak dari yang menyenangkan ke yang netral sampai dengan tidak
menyenangkan. Pimpinan dan karyawan menginginkan iklim yang lebih menyenangkan karena dapat menciptakan kinerja yang lebih baik dan kepuasan kerja
serta semangat kerja. Unsur-unsur yang mengkontribusi terciptanya iklim organisasi
Universitas Sumatera Utara
yang menyenangkan adalah kualitas kepemimpinan, kadar kepercayaan, komunikasi ke atas dan ke bawah, perasaan melakukan pekerjaan yang bermanfaat, tanggung
jawab, imbalan yang adil, tekanan pekerjaan yang nalar, kesempatan, pengendalian, keterlibatan karyawan Handoko, 2003.
Gibson 2003: 129, menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi iklim organisasi antara lain, esprit semangat, consideration pertimbangan,
production produksi, dan aloofness menjauhkan diri.
2.1.2.4 Dimensi – dimensi Iklim Organisasi