BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Gaya Kepemimpinan
2.1.1.1 Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan suatu kemampuan yang melekat pada diri seorang yang memimpin, yang dapat dilihat dari berbagai faktor, baik faktor-faktor intern
maupun faktor-faktor ekstern. Setiap pemimpin harus memiliki keterampilan dalam pemimpin, antara lain memiliki kelenturan budaya, keterampilan berkomunikasi,
kreatif dan memiliki motivasi untuk belajar dan memiliki keingintahuan yang besar terhadap pengetahuan dan keterampilan Luthan, 1995:52. Kepemimpinan
merupakan inti dari manajemen, ini berarti bahwa manajer akan dapat mencapai sasaran apabila dapat memimpin. Menurut Ordway Teod dalam bukunya ”The Art Of
Leadership” Kartono 1998:65, kepemimpinan merupakan kegiatan mempengaruhi orang-orang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan.
Kepemimpinan dapat terjadi dimana saja, asalkan seseorang menunjukkan kemampuannya mempengaruhi perilaku orang lain ke arah tercapainya suatu tujuan
tertentu yang diharapkan. Young dalam Kartono 1998:68 mendefinisikan bahwa kepemimpinan adalah
bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu, berdasarkan akseptasi atau
penerimaan oleh kelompoknya dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi
Universitas Sumatera Utara
khusus “The Right Man In The Right Place” akan terpenuhi jika pemimpin tersebut berhasil dalam menjalankan tugas kepemimpinannya sedangkan “The Right Man In
The Wrong Place” merupakan salah satu penghambat bagi perkembangan kepemimpinan. Faktor-faktor penting yang terdapat dalam pengertian kepemimpinan:
1 Pendayagunaan pengaruh, 2 Hubungan antar manusia, 3 Proses komunikasi, dan 4 pencapaian suatu tujuan. Kepemimpinan tergantung pada kuatnya pengaruh
yang diberikan serta intensitas hubungan antara pemimpin dengan pengikut Rivai, 2004:2. Menurut Kartono 1998:31 konsep mengenai kepemimpinan harus dikaitan
dengan tiga hal penting yaitu: 1. Kekuasaan
Kekuasaan adalah kekuatan, otoritas, dan legalitas yang memberikan wewenang kepada pemimpin untuk mempengaruhi dan mengerakkan
bawahan untuk berbuat sesuatu. 2. Kewibawaan
Kewibawaan adalah kelebihan, keunggulan, keutamaan, sehingga orang mampu mengatur orang lain, sehingga orang tersebut patuh pada
pemimpin, dan bersedia melakukan perbuatan-perbuatan tertentu. 3. Kemampuan
Kemampuan adalah segala daya, kesanggupan, kekuatan, dan kecakapan ketrampilan teknis maupun sosial yang dianggap melebihi dari
kemampuan anggota biasa.
Universitas Sumatera Utara
Ada dua peran utama seorang pemimpin, yaitu: menyelasaikan tugas dan menjaga hubungan yang efektif. Kemudian ke dua peran utama tersebut dibagi ke
dalam tiga tuntutan yang harus dipenuhi oleh pemimpin, antara lain: 1 tuntutan tugas yakni menyelesaikan pekerjaan, 2 tuntutan kelompok yakni membangun dan
menjaga semangat kelompok, 3 tuntutan individu yakni menyelaraskan tuntutan individu, tugas dan kelompok Sunarto, 2005:105.
Locke 1997:20 melukiskan kepemimpinan sebagai suatu proses membujuk inducing orang-orang lain menuju sasaran bersama. Definisi tersebut mencakup tiga
elemen berikut: 1. Kepemimpinan merupakan suatu konsep relasi relational concept.
Kepemimpinan hanya ada dalam proses relasi dengan orang lain para pengikut. Apabila tidak ada pengikut, maka tidak ada pemimpin. Tersirat dalam definisi ini
adalah premis bahwa para pemimpin yang efektif harus mengetahui bagaimana membangkitkan inspirasi dan berelasi dengan para pengikut mereka.
2. Kepemimpinan merupakan suatu proses. Agar bisa memimpin, pemimpin harus melakukan sesuatu. Seperti telah diobservasi oleh John Gardner 1986-1988
kepemimpinan lebih dari sekedar menduduki suatu otoritas. Kendati posisi otoritas yang diformalkan mungkin sangat mendorong proses kepemimpinan,
namun sekedar menduduki posisi itu tidak menandai seseorang untuk menjadi pemimpin.
3. Kepemimpinan harus membujuk orang-orang lain untuk mengambil tindakan. Pemimpin membujuk pengikutnya melalui berbagai cara, seperti menggunakan
Universitas Sumatera Utara
otoritas yang terlegitimasi, menciptakan model menjadi teladan, penetapan sasaran, memberi imbalan dan hukum, restrukturisasi organisasi dan
mengkomunikasikan visi.
2.1.1.2 Pola Dasar Kepemimpinan