1.326.229,51,- dan nilai pendapatan rumah tangga setelah program Rp. 1.751.619,67,-. Peserta program infrastruktur yang termasuk sasaran RTM
sebanyak 21,31. Dengan menggunakan indeks harga sebesar 1,1378 diperoleh hasil perhitungan income indicator program infrastruktur sebesar 0,0343.
Nilai ini menggambarkan terjadinya peningkatan pendapatan rumah tangga peserta program infrastruktur sebesar 3,43. Begitu juga pendapatan
pemanfaat yang naik sebesar 2,80 setelah pelaksanaan program. Akan tetapi kenaikan pendapatan peserta program infrastruktur dirasakan sangat kecil sekali,
hal ini disebabkan karena periode kerja program infrastruktur sangat singkat rata- rata 1-2 minggu sehingga hasilnya tidak signifikan dalam kenaikan pendapatan
rumah tangga. Selain itu dari data yang didapat kenaikan pendapatan para peserta program bukan dikarenakan keberhasilan mereka setelah mengikuti program
infrastruktur, tetapi lebih dikarenakan adanya faktor lain, seperti kenaikan pendapatan dari pekerjaan lain atau sumber lain, seperti bertambahnya jumlah
anggota keluarga yang bekerja.
c. Indikator Pengurangan Kemiskinan Poverty Reduction
Metode perhitungan indicator ini sama dengan metode perhitungan dalam program kerja mandiri, yaitu dengan membandingkan
jumlah orang miskin peserta program infrstruktur selama sebelum dan sesudah mengikuti program.
Berdasarkan perhitungan responden sampel diperoleh data pengurangan kemiskinan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel.4.29.
Pengurangan Kemiskinan Poverty Reduction Program Infrastruktur
Variabel Nilai
jumlah orang miskin tahun program 2011 HCR1 jumlah orang miskin tahun dasar 2008 HCR0
Pengurangan kemiskinanPoverty Reduction PR Garis kemiskinan Rpkapitabulan 2008
20102011 0,1967
0,2131 0,0769
174.787 224.417
HCRo – HCR1 PR = -------------------------
HCRo
Sumber : data diolah Berdasarkan data responden sampel diperoleh nilai Head Count Ratio
pada tahun dasar 2008 sebesar 0,2131 dan nilai Head Count Ratio pada tahun 2011 senilai 0,1967. Artinya ada perubahan jumlah peserta program
infrastruktur yang dikategorikan miskin sebesar 0,0769. Sehingga berdasarkan data tersebut diketahui pengurangan kemiskinan program
infrastruktur sebesar 7,69. Kecilnya pengurangan kemiskinan ini sebahagian disebabkan oleh kurang tepatnya sasaran 21,31, dan masih
banyaknya masyarakat yang tidak tergolong miskin 78,69 yang menjadi peserta program. Dan dari data dapat dilihat juga adanya rumah tangga pada
saat sebelum program 2008 tidak tergolong miskin, tetapi setelah program 2011 bergeser menjadi RTM. Hal ini disebabkan masih banyaknya
masyarakat yang hidup dengan pendapatan sangat dekat dengan garis
Universitas Sumatera Utara
kemiskinan. Sehingga apabila terjadi sedikit saja goncangan dalam perekonomian berpotensi menjadi miskin.
Dari data ditemukan pula bahwa pengurangan kemiskinan dalam program infrastruktur bukanlah dikarenakan keberhasilan peserta program
setelah mengikuti program infrastruktur tersebut, tetapi lebih dikarenakan adanya tambahan pendapatan rumah tangga dari sumber lain atau dari
anggota keluarga lain. Dalam hal ini ada anggota keluarga lain yang mendapatkan pekerjaan baru atau membuka usaha baru yang berkontribusi
dalam meningkatkan pendapatan keluarga, sehingga keluarga tersebut dapat keluar dari kemiskinan.
4.6. Dampak PNPM Mandiri Perdesaan terhadap Pengembangan Ekonomi Lokal.