kekhasan daerah yang bersangkutan endogenous development dengan menggunakan potensi sumberdaya manusia, kelembagaan, dan sumberdaya fisik
secara local daerah. Orientasi ini mengarahkan kita kepada pengambilan inisitif-inisiatif yang berasal dari daerah tersebut dalam proses pembangunan
untuk menciptakan kesempatan kerja baru dan merangsang peningkatan kegiatan ekonomi.
Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah.
Dalam upaya untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah daerah dan masyarakatnya harus secara bersama-sama mengambil inisiatif pembangunan
daerah. Oleh karena itu, pemerintah daerah beserta partisipasi masyarakat dan dengan menggunakan sumberdaya-sumberdaya yang ada harus mampu menaksir
potensi sumberdaya- sumberdaya yang diperlukan untuk merancang dan membangun perekonomian daerah.
4. Pembangunan Perdesaan
Pembangunan desa dalam pelaksanaannya dikenal dengan konsep pembangunan masyarakat desa PMD. Tujuan dari pembangunan desa adalah
membantu kesulitan-kesulitan yang melilit masyarakat desa, meningkatkan taraf hidup serta membentuk kemandirian masyarakat desa. Dari sudut modernisasi
desa, dapat dikemukakan lima tujuan pembangunan desa yaitu : Bintoro
Universitas Sumatera Utara
dalam Sartono, 2002:35 a.
Memberi gairah dan semangat hidup baru serta menghilangkan monotoni dari kehidupan masyarakat desa, sehingga warga desa tidak merasa jemu
dengan lingkungannya. b.
Meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi warga desa, sehingga dapat menahan arus urbanisasi.
c. Meningkatkan pelayanan bidang pendidikan secara merata sehingga
dapat mengurangi arus para pelajar ke kota dan tenaga terdidik akan tetap tinggal di desa membimbing warga desa lain yang belum maju.
d. Modernisasi di bidang pengangkutan akan secara berangsur angsur
menghilangkan sifat isolasi desa. e.
Modernisasi merupakan tumpuan bagi pengembangan teknologi pedesaan dan dalam proses pengembangannya warga desa dapat
diikutsertakan. Berdasarkan Louis Helling, dkk 2005, bahwa elemen dari rencana
pembangunan lokal adalah: a.
Empowerment pemberdayaan, yaitu meningkatkan kesempatan dan kemampuan masyarakat dalam membuat dan memutuskan langkah yang
akan diambil dalam mencapai tujuan pembangunan sesuai dengan potensi dan masalah yang ada.
b. Local Government pemerintah lokal, sebagai pemilik otoritas yang
Universitas Sumatera Utara
mempunyai kewenangan dalam merencanakan, pembuat keputusan, dan pelaksana peraturan. Pemerintah lokal disini bukan hanya pemerintah lokal
secara struktur kenegaraan, tetapi juga institusi yang tumbuh dari masyarakat itu sendiri.
c. Local Service Provision System peraturan lokal, yang mengatur sumber
daya hasil dan jasa serta fasilitas publik sebagai sumber dana pembiayaan pembangunan yang berkelanjutan.
d. Enabling Local Private Sector Growth dukungan bagi pertumbuhan sektor
swasta, dimana terdapat kesempatan bagi pihak swasta untuk berperan aktif dalam perekonomian.
Pemberdayaan masyarakat PM merupakan komponen pokok dalam penentuan kebijakan pembangunan nasional untuk mencapai peningkatan
kapasitas dan sumber daya. Agar kebijakan yang diambil sesuai dengan kondisi riil yang terjadi, diperlukan masyarakat yang mengerti akan potensi dan masalah
pada lingkungannya. Disamping itu, juga diperlukan unsur lainnya untuk menentukan arah kebijakan pembangunan lokal.
2.2.Kemiskinan
Mudrajad 2000:103 mendefinisikan kemiskinan sebagai seseorang atau sekelompok orang yang tidak mampu mencukupi tingkat kemakmuran
ekonomi yang dianggap sebagai kebutuhan minimal standar hidup tertentu.
Universitas Sumatera Utara
Beberapa ahli lain mendefinisikan kemiskinan sebagai keadaan yang serba kekurangan dalam mendapatkan sumber pendapatan untuk hidup minimum dan
kekurangan dalam memenuhi kebutuhan hidup yang paling mendasar Tumanggor, Suparlan dalam Misbach, 2004:4.
Kemiskinan dapat dikatakan sebagai suatu hambatan dalam pembangunan, karena kemiskinan merupakan masalah keterbelakangan ekonomi
suatu negara M.L Jhingan, 1996:42. Kemiskinan dapat mengakibatkan masyarakat di suatu negara terutama di negara sedang berkembang tidak
mempunyai akses yang cukup untuk memasuki sektor riil, baik sebagai pekerja maupun sebagai pelaku bisnis lainnya. Karena itu sangat diperlukan suatu upaya
penanggulangan agar seluruh masyarakat dapat memasuki pasar kerja. Kemiskinan merupakan masalah sosial yang telah mengakar dari tahun
ke tahun di Indonesia. Kemiskinan menjadi suatu hal yang sangat menarik bagi kalangan akademisi maupun praktisi. Ilmu kemiskinan dari hari kehari
berkembang sesuai dengan perkembangan permasalahan yang terkait dengannya. Kemiskinan pada dasarnya adalah suatu permasalahan yang kompleks dan tidak
hanya berurusan dengan kepemilikan harta benda, kemiskinan bukan saja berurusan dengan ekonomi, tetapi bersifat multidimensional karena berurusan
dengan persoalan-persoalan non ekonomi sosial, budaya, dan politik. Karena bersifat multidimensional tersebut maka kemiskinan tidak hanya berurusan
dengan kesejahteraan sosial. Menurut Suharto 2005, kemiskinan memiliki
Universitas Sumatera Utara
beberapa ciri, diantaranya: a.
Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar pangan, sandang dan papan b.
Ketiadaaan akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya kesehatan, pendidikan dan keluarga
c. Ketiadaan jaminan masa depan karena tiadanya investasi untuk pendidikan
dan keluarga. d.
Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun massal e.
Rendahnya kualitas sumber daya manusia dan dan keterbatasan sumber daya alam.
f. Ketidakterlibatan dalam kegiatan sosial masyarakat.
g. Ketiadaan akses terhadap lapangan pekerjaan dan mata pencaharian yang
berkesinambungan. h.
Ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupun mental. i.
Ketidakmampuan dan ketidakberuntungan sosial anak terlantar, wanita korban tindak kekerasan rumah tangga, janda miskin, kelompok marjinal
dan terpencil. Soemardjan 1994, menyebutkan bahwa kemiskinan yang diakibatkan
oleh struktur sosial yang ada, menjadikan masyarakat itu tidak dapat memperoleh pendapatan yang sebenarnya tersedia bagi mereka. Untuk mengatasi
hal ini, maka salah satu jalan keluarnya adalah dengan pembangunan kualitas sumber daya manusia. Secara lebih tegas Koentjaraningrat 1990, menekankan
akan perlunya mentalitas pembangunan pada setiap diri manusia dan untuk
Universitas Sumatera Utara
menstimulir mentalitas tersebut dapat dicapai melalui pendidikan.
1. Ukuran Kemiskinan