sebesar 37 persen, 30 persen, dan 16 persen. Sedangkan untuk sektor lain memberikan sumbangan sebesar 17 persen.
Data pada table 4.6 menunjukkan bahwa meskipun sektor pertanian memberikan kontribusi terbesar bagi PDRB Kabupaten Asahan, tapi pada
kenyataannya sektor pertanianlah yang memiliki angka pertumbuhan paling kecil diantara semua sektor yang memberi kontribusi terhadap PDRB Kabupaten
Asahan. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah daerah harus lebih memperhatikan sector pertanian didalam pelaksanaan program pembangunan di
daerah sebagai penyumbang terbesar bagi PDRB Kabupaten Asahan.
Table.4.6. PDRB Kabupaten Asahan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut
Sektor Tahun 2007 sd 2009 No
Sektor 2007
juta rupiah 2008
juta rupiah 2009
juta rupiah 1 Pertanian
2.052.281,93 3.591.628,50
3.886.148,17 2 Pertambangan dan Penggalian
19.210,95 21.085,66
23.247,37 3 Industri
2.485.398,22 2.834.481,50
3.114.140,61 4 Listrik, Gas dan Air Minum
117.290,19 132.883,61
152.624,72 5 Bangunan
201.178,98 233.356,46
267.693,55 6
Perdagangan, Hotel dan Restoran
1.222.853,26 1.452.317,92
1.618.722,91 7 Pengangkutan dan Komunikasi
374.489,13 437.791,06
474.682,55 8 Keuangan, Usaha Persewaan
225.623,34 245.205,60
275.975,14 dan Jasa Perusahaan
9 Jasa-jasa 475.799,39
556.852,71 622.700,62
Jumlah 8.174.125,38
9.505.603,03 10.435.935,63
Sumber : BPS, PDRB Kabupaten Asahan Tahun 2005-2009
3. PDRB antar Kecamatan
Universitas Sumatera Utara
Keadaan umum perekonomian wilayah Kabupaten Asahan dapat dilihat dari keadaan umum perekonomian masing-masing kecamatan secara makro. Hal
ini dapat digambarkan melalui perbandingan PDRB antar kecamatan, struktur ekonomi, laju pertumbuhan ekonomi dan PDRB perkapita.
PDRB yang dihasilkan oleh masing-masing kecamatan sangat tergantung dari potensi sumberdaya alam dan factor produksi di daerah tersebut.
Keterbatasan sumberdaya alam dan factor produksi menyebabkan besaran PDRB disetiap daerah sangat bervariasi.
Pada tahun 2009, kecamatan yang mendominasi terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Asahan adalah Kecamatan Kisaran Barat. Kecamatan Kisaran
Barat menyumbang PDRB sebesar 1,35 Triliun Rupiah atau 12,96 persen terhadap total PDRB Kabupaten Asahan. PDRB Kecamatan Kisaran Barat ini
sebagai besar didukung sektor perdagangan dan jasa.
Tabel. 4.7. PDRB per-Kecamatan Asahan Atas Dasar Harga Berlaku Thn
2009. No
Kecamatan PDRB
Juta Rp Persentase
Thd Total 1
2 3
4 1
Bandar Pasir Mandoge 924.305,90
8,84 2
Bandar Pulau 348.558,10
3,34 3
Aek songsoongan 188.132,99
1,80 4
Rahuning 900.708,52
8,63 5
Pulau Rakyat 629.310,61
6,03 6
Aek Kuasan 676.418,97
6,48 7
Aek Ledong 128.629,15
1,23 8
Sei Kepayang 253.851,75
2,43 9
Sei Kepayang Barat 87.281,70
0,84 10
Sei Kepayang Timur 56.299,22
0,54
Universitas Sumatera Utara
11 Tanjung Balai
170.100,36 1,63
12 Simpang Empat
366.464,33 3,51
13 Teluk Dalam
523.748,71 5,02
14 Air Batu
684.594,12 6,56
15 Sei Dadap
276.148,26 2,64
16 Buntu Pane
565.373,54 5,42
17 Tinggi Raja
355.365,96 3,40
18 Setia Janji
164.8996,64 1,58
19 Meranti
140.438,40 1,35
20 Pulau Bandring
127.698,73 1,22
21 Rawang Panca Arga
119.625,40 1,15
22 Air Joman
415.350,84 3,98
23 Silau Laut
277.275,04 2,66
24 Kisaran Barat
1.352.686,32 12,96
25 Kisaran Timur
707.217,90 6,77
Sumber : PDRB Kab.Asahan Menurut Kecamatan Thn 2009
Penyumbang terbesar kedua terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Asahan adalah Kecamata Bandar Pasir Mandoge ini merupakan daerah penghasil
perkebunan dan pengolahan hasil perkebunan. Jika dilihat dari struktur ekonominya Asahan adalah merupakan daerah
agraris yang di topang oleh industri, hal ini dapat di lihat bahwa struktur ekonomi Kabupaten Asahan masih didominasi oleh sektor pertanian dan industri.
Sektor pertanian memegang peranan hampir di seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Asahan kecuali Kecamatan Kisaran Barat dan Kisaran Timur.
4. Laju Pertumbuhan PDRB Kecamatan