Ruang lingkup Penelitian Lokasi dan waktu Penelitian Jenis dan teknik Pengumpulan Data Decomposition

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Ruang lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk menganalisa hal apa saja yang dijadikan keputusan menabung di bank sumut, objek penelitian ini ditujukan pada nasabah Bank Sumut Cabang USU Medan.

3.2 Lokasi dan waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bank Sumut Cabang USU Medan dengan kurun waktu penelitian selama 3 bulan yang berlangsung dari bulan Mei sampai dengan Juli 2012

3.3 Jenis dan teknik Pengumpulan Data

Universitas Sumatera Utara Untuk memdapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini maka jenis data yang digunakan adalah : 1. Data Primer Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari pihak pertama yang menjadi objek penelitian. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari wawancara dan juga pengisian kuisioner kepada nasabah Bank Sumut. 2. Data Sekunder adalah data primer yang telah dilakukan pengolahan lebih lanjut. Data ini dapat berbentuk tulisan atau dalam bentuk angka-angka yang mendukung penelitian ini. Sedangkan teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah : 1. Kuisioner Kuisioner adalah metode pengumpulan data dengan memberikan daftar pertayaan yang akan diisi oleh responden, dalam hal ini adalah masyarakat yang menjadi nasabah di Bank Sumut Cabang USU 2. Wawancara Teknik wawancara yang dilakukan ialah masyarakat yang menjadi nasabah di Bank Sumut yang menjadi sampel penelitian untuk menggali informasi lebih lanjut terhadap faktor-faktor keputusan menabung di Bank Sumut.

3.4 Metode Analisis Data

Universitas Sumatera Utara Metode Analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu dengan , pengumpulan data melalui program Analytical Hierarchy Process AHP dan analisis deskriptif. Secara jelasnya , metode yang digunakan antara lain sebagai berikut :

3.4.1 Analisis Deskriptif

Analisis ini memberikan gambaran tentang karakteristik tertentu dari data yang telah dikumpulkan. Data tersebut akan dianalisis sehingga menghasilkan gambaran mengenai apa saja yang menjadi faktor-faktor untuk menjadi nasabah di Bank Sumut. Analisis data disajikan dalam bentuk tabulasi, gambarchart dan diagram.

3.4.2 Analytical Hierarchy Process

Metode Analytical Hierarchy Process AHP merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Prof. Thomas L. Saaty . Model pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah multi faktor dan multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki, menurut Saaty 1993, hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, criteria, sub criteria dan seterusnya kebawah hingga level terakhir dari alternative. Dengan hirarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis. Universitas Sumatera Utara Analytical Hierarchy Process AHP sering digunakan sebagai metode pemecahan masalah disbanding dengan metode yang lain karena alasan-alasan sebagai berikut : 1. Struktur yang berhirarki 2. Memperhitungkan Validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria dan alternative yang dipilih oleh pengambil keputusan 3. Memperhitungkan Daya tahan output analisis sensivitas pengambilan keputusan Analytical Hierarchy Process AHP mempunyai landasan aksiomatik yang terdiri dari : 1. Resiprocal Comparison yang mengandung arti bahwa matriks perbandingan berpasangan yang terbentuk harus bersifat kebalikan. Misalnya , jika A adalah k kali lebih penting dari pada B maka B adalah 1k kali lebih penting dari A. 2. Homogenity , yaitu mengandung arti kesamaan dalam melaksanakan perbandingan , misalnya , tidak dimungkinkan membandingkan jeruk dengan bola tenis dalam hal rasa, akan tetapi lebih relevan jika membandingkan dengan hal berat. 3. Dependence yang berarti setiap level mempunyai kaitan complete hierarchy walaupun mungkin saja terjadi hubungan yang tidak sempurna incomplete hierarchy Universitas Sumatera Utara 4. Expectation yang berarti menonjolkan penilaian yang bersifat ekspektasi dan preferensi dari pengambilan keputusan. Penilaian dapat merupakan data kuantitatif maupun yang bersifat kualitatif. Secara umum pengambilan keputusan dengan metode AHP di dasarkan pada langkah langkah berikut : 1. Mendefinisikan masalah dan menetukan solusi yang diinginkan 2. Membuat struktur hierarki yang diawali dengan tujuan utama dilanjutkan dengan kriteria- kriteria dan alternative pilihan yang ingin di rangking. 3. Membentuk matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi relative atau pengaruh setiap elemen terhadap masing masing tujuan atau kriteria yang setingkat di atasnya. 4. Menormalkan data yaitu dengan membagi nilai dari setiap elemen di dalam matriks yang berpasangan dengan nilai total dari setiap kolom. 5. Menghitung nilai eigen vector dan menguji konsistensinya 6. Mengulangi langkah 3, 4 dan untuk seluruh tingkat hirarki 7. Menghitung eigen vector dari setiap matriks perbandingan berpasangan nilai eigen vector merupakan bobot setiap elemen. Langkah ini untuk mensintesis pilihan dalam penentuan prioritas elemen – elemen pada tingkat hirarki terendah sampai pencapaian tujuan 8. Menguji Konsistensi hirarki, jika tidak memenuhi CR 0,5 maka penilaian harus diulang kembali. Universitas Sumatera Utara Prioritas alternative terbaik dari total rangking yang diperoleh merupakan rangking yang dicari dalam Analytical Hierarchy Process AHP ada beberapa prinsip dasar yang harus dipahami antara lain :

a. Decomposition

Dengan prinsip ini struktur masalah yang kompleks dibagi menjadi bagian bagian –bagian secara hirarki. Tujuan didefenisikan dari yang umum sampai khusus. Dalam bentuk yang palingsederhana struktur akan dibandingkan tujuan, kriteria dan level alternative. Tiap himpunan alternative mungkin akan dibagi lebih jauh menjadi tingkatan yang lebih detail, mencakup lebih banyak kriteria yang lain, level paling atas dari hirarki merupakan tujuan yang terdiri atas elemen ,di mana elemen-elemen tersebut bisa dibandingkan , memiliki kepentingan yang hamper sama dan tidak memiliki perbedaan yang terlalu mencolok jika perbedaan terlalu besar harus dibuatkan level yang baru. Gambar 3.1 Struktur hierarki keputusan menabung produk alternatif lokasi alternatif keamanan alternatif Promosi alternatif kredibilitas alternatif Universitas Sumatera Utara b. Comparative judgment Prinsip ini berarti membuat penilaian tentang kepentingan relative dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan kriteria diatasnya penilaian ini merupakan inti dari AHP, karena ia akan berpengaruh dalam menentukan prioritas dari elemen-elemen yang ada sebaai dasar pengambilan keputusan. Hasil dari penilaian ini disajikan dalam bentuk matriks yang dinamakan matriks pairwise comparison. Misalkan terdapat suatu sub system hirarki dengan kriteria C dan sejumlah n alternative dibawahnya A 1 sampai A n . perbandingan antar alternative untuk sub sitem hirarki dapat dibuat dalam bentuk matriks n x n seperti pada table 3.1 Tabel 3.1 Matriks perbandingan berpasangan C A 1 A2 A3 ….. AN A1 A 11 A 12 A 13 …. A 1N A2 A 21 A 22 A 23 …. A 2N A3 A 31 A 32 A 33 ….. A 3N ….. ….. ….. ….. ….. …. A n A n1 A n2 A n3 ….. A nn Universitas Sumatera Utara Nilai numeric yang dikenakan untuk seluruh perbandingan diperoleh dari skala perbandingan yang disebut saaty pada table 3.2 apabila bobot kriteria A 1 dan Wi dan bobot Wjmaka skla dasar 1-9 yang disusun Saaty mewakili perbandingan WiWj1. Angka- angka absolute pada skala tersebut merupakan pendekatan yang amat baik terhadap perbandingan bobot elemen Ai terhadap An. Table 3.2 Skala Penilaian Perbandingan Skala tingkat kepentingan defenisi keterangan 1 Sama pentingnya Kedua elemen mempunyai pengaruh yang sama 3 Sedikit lebih penting Pengalaman dan penilaian sedikit memihak satu elemen dibandingkan dengan pasangannya 5 Lebih penting Pengalaman dan penilaian sangat memihak satu elemen dibandingkan dengan pasangannya 7 Sangat penting Satu elemen sangat disukai dan secara praktis dominasinya sangat nyata dibandingkan dengan pasangannya, pada tingkat keyakinan yang tertinggi 9 Mutlak lebih penting Satu elemen terbukti mutlak lebih disukai dibandingkan dengan pasangannya, pada tingkat keyakinan tertinggi 2, 4,6,8 Nilai tengah Diberikan bila terdapat keraguan penilaian antara dua penilaian yang berdekatan kebalikan Aij= 1Aji Bila aktivitas I memperoleh suatu angka bila dibandingkan dengan aktivitas j maka j memiliki nilai kebalikannya bila Universitas Sumatera Utara dibandingkan i

c. Synthesis of priority

Dokumen yang terkait

Implementasi Perbandingan Algoritma Analytic Hierarchy Process (AHP) dengan Algoritma Simple Additive Weighting (SAW) dalam Pemilihan Website Hosting

6 80 130

Analisis Metode Fuzzy Analytic Hierarchy Process (Fahp) Dalam Menentukan Posisi Jabatan

12 131 82

Perbandingan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Metode Preference Ranking Organization Method For Enrichment Evaluation (PROMETHEE) untuk Pemilihan Hardisk Eksternal

19 131 147

Implementasi Metode Profile Matching dan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) pada Perekrutan Tenaga Kurir (Studi Kasus PT. JNE Cabang Medan)

16 91 137

Analisis Metode AHP (Analytical Hierarchy Process) Berdasarkan Nilai Consistency Ratio

2 46 123

Penentuan Komoditas Unggulan Pertanian Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) (Studi Kasus: Pertanian Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi)

18 117 72

Implementasi Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (Fuzzy MADM) dalam Penentuan Prioritas Pengerjaan Order di PT. Sumatera Wood Industry

6 138 175

Analisis Pemilihan Supplier Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) di PT. Indo CafCo

12 57 78

Studi Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Dan Metode Technique For Order Preference By Similarity To Ideal Solution (TOPSIS) Untuk Peningkatan Kualitas Layanan Di Rumah Sakit Bina Kasih Medan-Sunggal

4 41 149

Pendekatan Analytic Hierarchy Process (AHP) Dalam Pemilihan Supplier (Pemasok)

0 35 51